Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh :

Adit Surya Pratama - XI Sains


Akmal Ikram Khairullah - XI MIA
Bilal Bahrul Ulum Rohmatulloh - XI Teknik
Efandy Dzakwan - XI MIA

SMA SMART Ekselensia Indonesia


Lembaga Pengembangan Insani-Dompet Dhuafa
Bogor
2024
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang Praktikum


Pada awal pembelajaran di semester genap tahun ajaran 2023/2024, mata pelajaran
kimia memasuki bab baru, yaitu Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Materi ini secara
singkat membahas tentang mengapa air dapat menghantarkan aliran listrik. Selama ini yang
kita ketahui tentang aliran listrik, listrik hanya lazim disambungkan oleh kabel yang berbahan
dasar tembaga. Namun, hal itu ada karena memang tembaga lah yang memiliki daya hantar
terbaik diantara semua senyawa untuk menghantarkan arus listrik.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali terjadi bencana banjir di beberapa wilayah.
Air yang menggenang dan menutupi permukaan tanah hingga ketinggian tertentu dapat
mengakibatkan adanya kerusakan dan bencana lainnya. Salah satunya dalam hal kelistrikan.
Oleh karena itu, hal pertama yang dilakukan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) adalah
mematikan arus listrik dari pusatnya agar tidak terjadi konsleting dan menghindari setruman
listrik yang merambat dalam banjir.
Air (H₂O) adalah senyawa yang sebenarnya hanya mampu menghantarkan listrik
dengan skala kecil. Tetapi, dengan adanya campuran lain seperti mineral akan membuatnya
mampu menghantarkan arus listrik dengan skala yang lebih besar lagi. Bersamaan dengan itu,
kita perlu mengetahui larutan mana saja yang bisa menghantarkan listrik dengan skala yang
lebih besar dan mineral apa saja yang berpengaruh terhadap hal ini.
Dengan tujuan untuk memahami hal ini dengan menyeluruh dan intensif, maka
dilakukanlah sebuah praktikum percobaan untuk mengukur daya hantar listrik dari beberapa
mineral yang dicampurkan dengan sebuah larutan aquades. Praktikum dilakukan dengan
komposisi setiap bahan yang telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat mudah dilakukan
oleh para peserta didik dan mengikuti aturan dasar dalam sebuah eksperimen. Hingga, ke
depannya diharapkan para peserta didik mampu mengetahui bagaimana sebuah mineral
(campuran) dapat mempengaruhi daya hantar listrik cairan, dan mineral apa saja yang
menjadikan cairan menjadi larutan elektrolit.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Membantu para peserta didik dalam memahami konsep dasar larutan elektrolit dan
non elektrolit.
b. Mengetahui cara kerja ilmiah mineral (campuran) yang mempengaruhi daya hantar
listrik suatu cairan.
c. Memahami gejala hantaran listrik berbagai larutan dengan pelarut air.
BAB 2
Landasan Teori

A. Daya Hantar Listrik Larutan


DHL ( Daya Hantar Listrik ) adalah mengukur kemampuan air untuk menghantar arus
listrik dan besarnya tergantung pada konsentrasi ion dan dapat diukur di lapangan dengan alat
conductivity meter. Juga terdapat pengertian lainnya yang mengatakan daya hantar listrik
larutan adalah kekuatan suatu larutan dalam menghantarkan arus listrik.
1. Ciri-ciri larutan
Ukuran partikel zat yang bercampur berukuran molekul, partikel-partikel zat yang
bercampur akan tercampur secara merata, campuran tidak akan mengendap jika didiamkan
atau tidak diaduk.
2. Sifat daya hantar listrik
Daya hantar listrik berkaitan erat dengan keberadaan partikel bermuatan di dalam
suatu bahan. Bahan dengan banyak partikel bermuatan seperti ion atau elektron bebas yang
memiliki daya hantar listrik tinggi. Mobilitas partikel bermuatan memainkan peran kunci
dalam menentukan daya hantar listrik. Semakin cepat partikel bermuatan bergerak, semakin
tinggi daya hantar listrik
3. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
elektrolit dan nonelektrolit

a. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat membentuk ion-ion di dalam proses
pelarutannya, dengan begitu larutan tersebut memiliki kemampuan untuk menghantarkan
listrik. Contohnya, dalam sebuah percobaan, larutan ini dapat digunakan untuk menyalakan
sebuah lampu dan menghasilkan gelembung gas pada elektrodanya.
Senyawa pembentuk elektrolit ini ada dua, yaitu senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Senyawa ion merupakan zat elektrolit yang kalau larut dalam air hasilnya adalah ion-ion,
contohnya NaCl dan garam lainnya.

b. kovalen polar merupakan senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan


kovalen. Terbentuknya senyawa kovalen diakibatkan oleh dua atom yang bergabung
mempunyai perbedaan keelektronegatifan. Contoh senyawa kovalen polar diantaranya asam
klorida, larutan amonia, dan asam cuka murni.

c. Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang nggak bisa membentuk ion-ion


dalam pelarutnya, dengan demikian tentunya nggak bisa menghantarkan listrik. Hal ini
dibuktikan dengan suatu percobaan yaitu larutan ini nggak memiliki kemampuan untuk
menyalakan lampu dan juga nggak bisa menghasilkan gas pada kedua elektrodenya. Larutan
yang demikian disebut non-elektrolit. Senyawa yang termasuk dalam kelompok ini adalah
urea, gula (glukosa atau sukrosa), alkohol dan senyawa-senyawa kovalen non polar.

4. Penggolongan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit


A. Larutan elektrolit kuat merupakan elektrolit yang punya kekuatan daya hantar
listrik besar, yang disebabkan oleh seluruh molekulnya dapat terionisasi dengan sempurna.
Larutan ini memiliki nilai α = 1 atau mendekati 1. Ada beberapa ciri yang bisa kita gunakan
untuk menandainya, yaitu lampu menyala dengan terang, terdapat banyak gelembung gas,
dan persamaan reaksi ditandai dengan satu arah panah ke kanan. Contoh elektrolit kuat
adalah asam sulfat (air aki) dan natrium klorida (garam dapur).

B. Larutan elektrolit lemah, merupakan elektrolit yang punya kekuatan daya hantar
listrik lemah, hal ini disebabkan karena hanya sebagian kecil molekulnya saja yang terurai
menjadi ion-ion. Nilai α pada larutan ini berada diantara 0 dan 1 (0 < α < 1). Ciri-cirinya
adalah lampu menyala redup atau tidak menyala, gelembung gas relatif sedikit, dan
persamaan reaksi ditandai dengan dua arah panah ke kanan dan ke kiri. Contoh elektrolit
lemah adalah cuka dapur (CH3COOH), semua jenis air (H2O), amonium hidroksida
(NH4OH).

B. Ionisasi dan Derajat Disosiasi

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Sedangkan ionisasi adalah penguraian suatu senyawa menjadi ion-ion penyusunnya. Secara
umum, perbandingan jumlah mol zat terlarut yang terurai terhadap jumlah mol zat terlarut
awal sebelum terurai disebut derajat disosiasi atau derajat ionisasi. Derajat disosiasi adalah
perbandingan mol zat yang terdisosiasi dengan mol zat mula-mula sebelum disosiasi.
Semakin besar derajat ionisasi, semakin besar harga tetapan keseimbangan asam atau basa

1. Ionisasi
Menjadi jelas bahwa ionisasi itu proses menghasilkan satu ion atau lebih yang terjadi
melalui: pelepasan elektron dari molekul netral; pemecahan molekul tunggal menjadi dua
atau lebih ion dengan muatan positif dan negatif atau pemecahan melalui reaksi substitusi
yang melibatkan molekul netral sehingga menjadi ion dengan muatan positif dan negatif.
Contoh reaksi ionisasi:
Mg merupakan atom netral mengalami ionisasi dengan melepaskan elektron.
Mg → Mg+ + e–
HCl merupakan senyawa kovalen polar, netral. HCl dalam bentuk larutan mengalami
ionisasi seperti reaksi berikut:
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)

CH3COOH merupakan senyawa kovalen polar netral. CH3COOH dalam bentuk


larutan mengalami ionisasi seperti reaksi berikut:
CH3COOH(aq) + H2O(aq) → CH3COO–(aq) + H3O+(aq)

2. Disosiasi
Tidak hanya membatasi proses pemisahan ion-ion dalam senyawa ion ketika
dilarutkan dalam pelarutnya. Pemisahan entitas (zat) molekul menjadi dua molekul lebih
sederhana atau lebih. Pemisahan ini biasanya dari molekul-molekul poliatom. Termasuk di
dalamnya juga pemisahan/peruraian molekul tunggal secara heterolisis maupun homolisis,
dan pemisahan konstituen dari pasangan ion menjadi ion bebas.
Contoh Reaksi Disosiasi:
2HI ⇌ H2 + I2
NH4Cl ⇌ NH3 + HCl
CaCO3 ⇌ CaO + CO2
N2O4 ⇌ 2NO2
PCl5 ⇌ PCl3 + Cl2

C. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, di dalam
larutan ini juga berisi molekul-molekul yang terurai atau terdisosiasi. Hingga menjadi
partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif, kedua partikel ini disebut dengan ion
positif dan ion negatif. Ion positif yang muncul dinamakan sebagai kation, sementara ion
negatif dinamakan dengan anion. Jenis larutan ini ada yang sifatnya kuat dan lemah.

1.1 Larutan Elektrolit Kuat


Elektrolit Kuat adalah suatu larutan atau zat terlarut yang sepenuhnya, atau bahkan
hampir sepenuhnya Terionisasi dan Terdisosiasi dalam suatu larutan. Ion-ion ini adalah
sekumpulan konduktor arus listrik yang baik dalam larutan. Larutan elektrolit kuat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Larutannya mampu menghantarkan arus listrik dengan baik dan kuat.
b. Ditandai dengan lampu yang menyala, serta banyak mengandung gelembung
gas ketika diuji dengan alat penguji elektrolit.
c. Elektrolit kuat dalam air, akan terionisasi sempurna sehingga derajat ionisasi
(𝛼 ) = 1. 𝛼 = jumlah mol yang terionisasi : jumlah mol zat mula-mula
d. Larutan elektrolit kuat terdiri atas kelompok larutan-larutan basa kuat, asam
kuat, dan garam (kecuali garam merkuri). Pada larutan elektrolit kuat,
senyawa dalam air akan terionisasi sempurna dan menghasilkan ion-ion yang
banyak.
Contoh-contoh larutan elektrolit kuat :
a. Basa = KOH, NaOH, radium (Ra), dan basa dari golongan I A dan II A lainya
(kecuali Be(OH)₂ dan Mg(OH)₂)
b. Asam = HCL, HBr, HI, HNO₃, HCIO₃, HCIO₄
c. Garam = NaCL, K₂SO₄, CaCI₂, AICI₃

1.2 Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang masih bisa menghantarkan listrik, tapi
sifatnya lemah sehingga lampu tidak terlalu bisa menyala dengan terang. ciri-ciri dari larutan
elektrolit lemah adalah sebagai berikut :
a. Senyawa dalam air terionisasi yang sebagiannya akan menghasilkan ion-ion
yang sedikit.
b. Larutan elektrolit lemah terdiri atas larutan basa lemah dan asam lemah.
c. Menghantarkan jumlah listrik sedikit atau lemah
d. Derajat ionisasi (𝛼), 0 < (𝛼) < 1.
Contoh larutan elektrolit lemah:
a. Basa = Be(OH)₂, Mg(OH)₂, dan beberapa basa dari logam transisi.
b. Asam = HNO₂, H₃PO₃, H₃PO₄, H₂SO₃, HCN, H₂CO₃, HF

2. Larutan Non Elektrolit


Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena
tidak memiliki bentuk ionik dalam larutannya. Artinya, larutan non elektrolit tidak
mengandung ion-ion (kation atau anion) yang dapat menghantarkan muatan listrik.
2.1 Ciri-Ciri Larutan Non Elektrolit

a. Tidak dapat terionisasi


b. Tidak dapat menghantarkan arus listrik atau isolator
c. Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 0
d. Jika diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak menyala dan tidak muncul gelembung
gas.

2.2 Contoh Larutan Non Elektrolit

a. Urea = CO (NH2)2
b. Glukosa = C6H12O6
c. Sukrosa = C12H22O11
d. Etanol = C2H2OH

3. Jenis Ikatan dalam Senyawa Elektrolit dan Non-elektrolit


Senyawa akan terbentuk apabila suatu unsur saling berikatan dengan satu sama lain.
Cara unsur-unsur yang berikatan dalam membentuk suatu molekul berbeda-beda, yang akan
dipengaruhi oleh sifat-sifatnya.
a. Senyawa ion
Senyawa ion adalah senyawa yang memiliki ion (meliputi basa dan garam),
contohnya adalah NaCl. NaCi terbentuk dari ion Na+ dan ion Cl-. Ikatan ini terbentuk
oleh atom logam dan atom non logam.
b. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen terdiri dari molekul-molekul yang memiliki sifat netral dan
tidak dapat menghantarkan listrik. Namun, mengapa pada senyawa kovalen HCl
mampu menghantarkan listrik? Senyawa kovalen bersifat polar yang terdapat gaya
tarik menarik untuk memutuskan ikatan-ikatan tertentu antar molekul.
BAB 3
Metode Praktikum

A. Metode Praktikum
Penyusunan praktikum ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian sebagai
pedoman agar kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan baik. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:

1. Jenis Praktikum
Praktikum ini memakai metode eksperimen dimana kami mengeksperimenkan beberapa
senyawa untuk menguji keberadaan aliran listrik pada didalamnya.

2. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam rincian sebagai berikut :
Tempat Praktikum : Laboratorium SMART Ekselensia Indonesia
Waktu Praktikum : Jumat, 19 Januari 2024

3. Alat dan Bahan Praktikum


Praktikum ini menggunakan beberapa alat dan membutuhkan beberapa bahan praktikum.
Alat dan bahan yang dimaksud yakni:

A. Alat:
1. Bohlam
2. Multitester
3. Gelas kimia
4. Baterai
5. Kabel dan catu buaya
6. Tisu
7. Sudip

B. Bahan:
1. Larutan NaCl
2. Larutan KCl
3. Larutan CaCO3
4. Larutan NaOH
5.. Larutan gula
6. Akuades
7. Larutan cuka
8. Etanol

4. Langkah - Langkah Praktikum


Adapun langkah - langkah dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Rangkailah alat - alat dengan cara menyambungkan baterai dengan kabel.
2. Siapkan beberapa larutan yang akan diujicobakan ( 3-5 sudip dalam 25 ml
aquades)
3. Pastikan setiap rangkaian terhubung satu sama lain, yaitu antara baterai,
multitester, larutan, dan bohlam.
4. Celupkan kabel yang disambungkan pada baterai ke dalam larutan.
5. Amati kejadian tersebut. Lihat pada monitor multitester yang menunjukkan
angka voltase daya hantar listrik.
6. Catat dalam lembar kerja peserta didik yang telah disiapkan.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang dilakukan dengan menggunakan beberapa larutan, maka hasil
yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Jarum pada
multitester
Nyala Gelembung
No. Larutan Tidak Voltase
Lampu gas
Bergerak Bergera
k
1 Larutan NaCl ✔ x ✔ 0,9 volt
2 Larutan KCl ✔ x ✔ 0,4 volt
3 Larutan CaCO3 ✔ x ✔ 0,9 volt
4 Larutan NaOH ✔ x x 1 volt
5 Larutan gula - - - -
6 Akuades ✔ x x 1,1 volt
7 Larutan cuka ✔ x x 1 volt
8 Etanol ✔ x x 0,1 volt

2. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada ketujuh larutan yang diuji, dapat diambil
hasil percobaan sementara yaitu semua larutan yang dicampurkan ke dalam akuades dalam
komposisi yang sama dapat mempengaruhi aquades dalam menghantarkan listrik. Hal ini
dibuktikan dengan semua jarum pada monitor multitester bergerak ketika dilakukan
percobaan.
Yang membedakan hanyalah besarnya voltase dari setiap larutan. Sebagai
perbandingan, jika alat percobaan dicelupkan ke aquades murni tanpa ada campuran yang
lain menghasilkan voltase sebesar 1,1 volt. Namun ketika sudah dicampurkan dengan larutan
larutan yang lain, seperti NaCl, KCl, CaCO3, NaOH, cuka, dan etanol voltasenya berubah
menjadi lebih kecil.
Hasil percobaan juga membuktikan bahwa etanol bukanlah larutan elektrolit, namun
sebaliknya yaitu non elektrolit. Hal ini dibuktikan dengan angka voltase yang hampir
menyentuh nol dan nyaris tidak ada.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran di pembahasan, dapat disimpulkan bahwa larutan lain dapat
mempengaruhi daya hantar listrik dari sebuah cairan. Entah itu semakin menguat atau pun
semakin menguat. Namun, dalam percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini yang
menggunakan larutan tambahan berupa NaCl, KCl, CaCO3, NaOH, cuka, dan etanol hanya
membuat daya hantar listrik dari aquades semakin mengecil. Yang asalnya larutan aquades
tanpa larutan apapun dapat menghantarkan listrik hingga angka 1,1 voltase, dengan tambahan
campuran larutan lain, angka tersebut mengecil. Hal ini daya hantar listriknya pun semakin
kecil.
Dalam beberapa larutan juga terdapat sebuah reaksi ionik yang menghasilkan adanya
gelembung-gelembung kecil pada saat kabel dicelupkan ke dalam campuran larutan.

Anda mungkin juga menyukai