IV Kuliah: PPBA
KELOMPOK III
Tiras Balyo
Penyederhana
Penike Rerei an Konteks
BUKU 1
Oleh:
A. HarisWatoni
Dini KurniaWati
Meta Juniastri
PENERBIT: YRAMA WIDYA
Menurut pakar kimia dari swedia, Svante August Arrhenius (1859-1927), karena larutan mengandung ion-ion (sebagai partikel pengembang
muatan listrik) yang bergerak bebas, maka larutan dapat menghantar arus listrik (larutan elektrolit). Jika larutan ini di hubungkan dengan dengan
sumber listrik dan lampu melalui kawat penghantar, maka lampu akan menyala. Timbulnya nyala lampu menunjukan adanya aliran arus lsistrik yang
diibawa oleh ion-ion dalam larutan dan dipindahkan melalui kawat penghantar yang menghubungkan larutan dengan lampu. Sifat elektolit larutan
juga dapat diuji dengan mengukur daya hantar listrik mengunakan konduktometer.
Berdasarkan besar-kecilnya daya hantar listrik larutan, larutan elektrolit digolongkan jadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Dalam uji daya hantar
listrik, larutan elektrolit kuat dapat menimbulkan nyala lampu yang terang, sedangkan elektrolit lemah hanya menghasilkan nyala lampu yang redup. Hal ini
terkait dengan jumlah ion-ion yang terdapat dalam larutan. Selain itu, dengan jumlah mol zat terlarut yang sama, ada kemungkinan larutan elektrolit kuat akan
menghasilkan gas yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan larutan elektrolit lemah ketika arus listrik dialirkan menuju kedua jenis larutan ini.
Larutan elektrolit kuat diperoleh dengan melarutkan zat-zat terlarut ionic atau kovalen polar yang dapat terdisosiasi dan terionisasi sempurna dalam air
sempurna dalam air. Zat-zat yang demikian memiliki derajat disosiasi ͌ 1. Adapun elektrolit lemah mengandung zat-zat terlarut yang hanya terurai sebagian kecil
menjadi ion-ionnya sehingga derajat disosiasinya jauh lebih rendah dari 1.
Oleh:
Muchtaridi
PENERBIT: YUDHISTIRA