Anda di halaman 1dari 9

PENGGABUN

GAN

Oleh:
BUKU 1
BUKU

A. HarisWatoni
Dini KurniaWati
Meta Juniastri
PENERBIT: YRAMA WIDYA

A. Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit


Istilah larutan tentunya tidak asing lagi bagi anda. Ketika Ananda melarutkan gula.
Namun, tahu anda bahwa ada larutan yang bersifat menghantar listrik? Larutan seperti ini
disebut larutan Elektrolit. Seperti apakah larutan elektrolit itu?
Tidak perlu jauh-jauh untuk mencari contoh larutan elektrolit. Ya, karena larutan
elektrolit ada di dalam tubuh kita sendiri. Darah dan cairan sel di tubuh manusia
membentuk system larutan elektrolit yang sangat diperlukan dalam metabolisme tubuh.
Buktinya, keringat yang keluar dari tubuh manusia mengandung garam hasil ekskresi.
Larutan garam tersebut merupakan larutan elektrolit. Itu lah sebabnya kita sering
mendengar ada orang yang tersengat aliran listrik. Hal itu terjadi akibat adanya larutan
elektrolit dalam tubuh manusia.
Apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Apa saja manfaat larutan
elektrolit dalam kehidupan? Anda dapat mengetahuinya dalam bab ini.

B. Pengantar Mengenai Daya Hantar Listrik


Larutan merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi setiap orang. Namun demikian,
faktor-faktor yang menentukan sifat-sifat khas yang membedakan antara satu larutan
dengan larutan dengan larutan yang lain belum banyak dipahami. Dengan memahami
sifat-sifat khas larutan, peranan dan manfaat larutan dalam berbagai aspek dapat
dimengerti. Sebagai contoh, metabolisme dalam sel-sel tubuh terjadi dalam cairan tubuh
yang mengandung ion-ion. Tubuh memerlukan asupan cairan isotonic setelah kegiatan-
kegiatan fisik yang banyak mengeluarkan cairan tubuh. Aki memerlukan larutan elektrolit
H2SO4 sebagai sumber ion-ion dalam larutan agar reaksi kimia yang menghasilkan energi
listrik dapat terjadi.
Apa yang dimaksud dengan larutan? Partikel-partikel apa yang terkandung dalam
larutan? Larutan adalah campuran homogen (serbasama) antara partikel-partikel zat
terlarut (solutes) dan partikel-partikel pelarut (solvents) dengan ukuran dari 1 nm (10-9
m. solutes adalah komponen senyawa yang dilarutkan dan solvent adalah komponen yang
melarutkan. Dalam larutan aqueous, air sebagai komponen pelarut. Untuk selanjutnya,
larutan aqueous disebut sebagai larutan saja. Dalam larutan , partikel-partikel zat terlarut
dan pelarut bercampur secara merata di segala ruang sehingga kedua jenis partikel ini
tidak terpisah dan tidak dapat dibedakan. Campuran antara partikel-partikel zat terlarut
dan pelarut tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa. Sebagai contoh, jika gula
dilarutkan kedalam air membentuk larutan gula, campuran gula dan air dalam larutan
gula tidak dapat dipisahkan lagi menjadi gula dan air dengan cara penyaringan.
Perbedaan sifat-sifat larutan ditentukan oleh perbedaan jenis zat terlarut. Salah satu
sifat fisik yang membedakan antara satu larutan dengan larutan yang lain adalah daya
hantar listrik. Berdasarkan daya hantar listrik larutan, dikenal adanya larutan elektrolit
dan non elektrolit. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan non elektrolit? Apa
yang menentukan kuat atau lemahnya daya hantar listrik larutan?
Daya hantar listrik larutan terkait dengan adanya partikel-partikel bermuatan (ion-ion)
yang tersebar dalam larutan. Adapun kuat atau lemahnya daya hantar listrik ditentukan
oleh jumlah partikel bermuatan (ion) yang tersebar dalam larutan. Makin banyak ion
dalam larutan, makin tinggi daya hantar listrik larutan. Ion-ion dalam dalam larutan,
makin tinggi daya hantar listrik larutan. Ion-ion dalam larutan berasal dari zat terlarut
yang terurai (terdisosiasi/terionisasi) dalam pelarut air. Tingkat keteruraian zat terlarut
dalam pelarut air dinyatakan dengan derajat disosiasi/ionisasi.
Dalam bab ini anda akan mempelajari secara khusus hal-hal yang terkait dengan daya
hantar listrik larutan dan percobaan untuk menentukan daya hantar listrik larutan.
C. Faktor penentu daya hantar listrik larutan
Pernahkah anda merasakan sengatan listrik? Mengapa aliran listrik dapat masuk
kedalam tubuh? Cairan dalam tubuh mengandung partikel-partikel bermuatan sehingga
tubuh kita dapat menghantarkan arus listrik.
Apa yang terjadi jika sejumlah serbuk garam dapur, dengan komponen utama NaCl,
larut dalam air? Istilah larut diartikan sebagai terurainya zat terlarut dalam pelarut air
menjadi partikel-partikel penyusunya, yaitu ion-ion atau molekul-molekulnya. Mengacu
pada pendapat Arrhenius, padatan NaCl akan terurai dalam air membentuk ion Na+(aq)
dan ion Cl- (aq) yang bergerak bebas
Karena larutan NaCl mengandung ion-ion Na+dan C-, maka larutan tersebut dapat
menghantar arus listrik. Demikian pula halnya dengan senyawa kovalen polar, misalnya
HNO3. Senyawa ini akan terurai dalam air menjadi ion-ion H+(aq) atau H3O+(aq) dan
ion-ion NO3- (aq) sehingga larutan HNO3 juga dapat menghantarkan arus listrik.
1. Larutan elektrolit
Garam dapur mengandung senyawa utama natrium klorida, NaCl. Apa yang terjadi jika garam
dapur dilarutkan dalam air? Garam NaCl akan larut (terurai) dalam air menjadi ion-ion Na+ dan
ion-ion Cl-

Menurut pakar kimia dari swedia, Svante August Arrhenius (1859-1927), karena larutan
mengandung ion-ion (sebagai partikel pengembang muatan listrik) yang bergerak bebas,
maka larutan dapat menghantar arus listrik (larutan elektrolit). Jika larutan ini di
hubungkan dengan dengan sumber listrik dan lampu melalui kawat penghantar, maka
lampu akan menyala. Timbulnya nyala lampu menunjukan adanya aliran arus lsistrik yang
diibawa oleh ion-ion dalam larutan dan dipindahkan melalui kawat penghantar yang
menghubungkan larutan dengan lampu. Sifat elektolit larutan juga dapat diuji dengan
mengukur daya hantar listrik mengunakan konduktometer.

Berdasarkan besar-kecilnya daya hantar listrik larutan, larutan elektrolit digolongkan jadi dua,
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Dalam uji daya hantar listrik, larutan elektrolit kuat
dapat menimbulkan nyala lampu yang terang, sedangkan elektrolit lemah hanya menghasilkan
nyala lampu yang redup. Hal ini terkait dengan jumlah ion-ion yang terdapat dalam larutan. Selain
itu, dengan jumlah mol zat terlarut yang sama, ada kemungkinan larutan elektrolit kuat akan
menghasilkan gas yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan larutan elektrolit lemah ketika
arus listrik dialirkan menuju kedua jenis larutan ini.

Larutan elektrolit kuat diperoleh dengan melarutkan zat-zat terlarut ionic atau kovalen polar
yang dapat terdisosiasi dan terionisasi sempurna dalam air sempurna dalam air. Zat-zat yang
demikian memiliki derajat disosiasi ͌ 1. Adapun elektrolit lemah mengandung zat-zat terlarut yang
hanya terurai sebagian kecil menjadi ion-ionnya sehingga derajat disosiasinya jauh lebih rendah
dari 1.

2. Larutan non elektrolit


Apa yang terjadi jika gula (C12H22O11) dilarutkan dalam air? Molekul gula memiliki
gugus hidroksil, -OH. Gugus ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom O maupun
H dari molekul-molekul air sehingga mudah larut dalam air. Namun demikian, gula tidak
terurai menjadi ion-ion dalam air, namun demikian, gula tidak terurai menjadi ion-ion
dalam air, tetapi terurai menjadi molekul-molekul netral. Karena gula tidak terionisasi,
maka gula tidak terionisasi, maka gula memiliki derajat ionisasi sama dengan 0, Oleh
karena itu, larutan gula tidak menghantarkan arus listrik (elektrolit).
Seperti halnya gula, semua zat yang tidak terdisosiasi dan terionisasi dalam air memiliki
derajat disosiasi 0 dan larutannya bersifat nonelektrolit. Larutan yang demikian tidak
menimbulkan nyala lampu bila dihubungkan dengan lampu melalui rangkaian arus listrik
dari suatu sumber listrik. Selain itu, dalam larutan juga dimungkinkan tidak muncul
gelembung-gelembung gas karena gas karena tidak ada partikel dari zat terlarut yang
berubah ketika dialiri arus listrik. Andaikan ada gelembung-gelembung gas, gas-gas ini
adalah gas H2 dan gas O2 yang terbentuk dari reaksi penguraian air
Perbandingan daya hantar listrik antara larutan nonelektrolit, elektrolit lemah, dan
elektrolit kuat dapat ditunjukan oleh intensitas cahaya lampu yang dipasang pada rangkaian
listrik pada ketiga larutan.
3. Aliran listrik dalam sirkuit
Arus listrik adalah perpindahan partikel-partikel bermuatan. Dalam kawat logam,
partikel-partikel yang berpindah adalah elekton-elektron. Adapun dalam larutan, partikel-
partikel yang berpindah adalah ion-ion negatif dan ion-ion positif.
Untuk memahami bagaimana aliran perpindahan partikel-partikel bermuatan dalam
larutan elektrolit dan timbulnya nyala lampu, anggaplah bahwa larutan elektrolit yang
digunakan adalah larutan HCl, dalam larutan ini akan tersebar ion-ion H+(H3O+) dan
ion=ion Cl- yang terus menerus berpindah-pindah secara bebas. Elektron-elektron yang
berasal dari sumber listrik mengalir menuju larutan melalui terminal negative. Oleh karena
itu, electrode yang terhubung dengan terminal ini menjadi bermuatan negatif dan disebut
sebagai katode. Sebaliknya, elektrode yang terhubung dengan lampu dan diteruskan ke
terminal positif pada sumber listrik disebut sebagai elektrode positif (anode).
D. Senyawa-senyawa pembentuk elektrolit dan non elektrolit
Daya hantar listrik larutan terkait dengan kemampuan zat terlarut untuk larut dalam air
membentuk ion-ion. Senyawa-senyawa ionik terdisosiasi dalam air membentuk larutan
elektrolit. Senyawa kovalen polar juga sebagian dapat membentuk elektrolit kuat dan
sebagian yang lain membentuk larutan nonelektrolit. Oleh karena itu, penggolongan larutan
berdasarkan jenis-jenis zat terlarut yang terurai dalam air.

Buku 3
Oleh:
Muchtaridi
PENERBIT: YUDHISTIRA

A. Larutan elektrolit dan nonelektrolit


Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sementara itu, berdasarkan kekuatan
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai kemampuan
menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elektrolit lemah.
1. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dilakukan dengan pengujian
menggunakan rangkaian listrik sederhana.
Jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala.
Lampu menyala merupakan ciri bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik
atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan tetapi, jika elektroda dicelupkan kedalam
larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit
menyalakan lampu merupakan ciri bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya menggunakan rangkaian
listrik. Pada larutan elektrolit muncul gelembung gas, sedangkan larutan non elektrolit
tidak menghasilkan gelembung gas.
Contoh larutan elektrolit adalah larutan natrium klorida (NaCl), larutan kalium
hidroksida (KOH), larutan magnesium klorida (MgCl2), larutan asam sulfat (H2SO4),
larutan ammonia (NH3), dan larutan asam cuka (CH3COOH). Adapun contoh larutan non
elektrolit adalah larutan etanol (C2H5OH0), larutan gula (C12H22O11), dan larutan urea
(CO(NH2)2.
2. Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit
Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah juga dapat dilakukan dengan
pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana.
Senyawa yang termasuk elektrolit kuat adalah asam kuat, basa kuat, dan garam dari
asam kuat dan basa kuat. Contohnya H2SO4, KOH, NaCl, dan MgCl2. Sementara itu,
senyawa yang termasuk elektrolit lemah adalah halide logam berat, asam dan basa organik
dan H2O. Contohnya CH3COOH, NH3, AgCl, PbCl2, dan H2O.
B. Sifat hantar listrik larutan elektrolit
Pada saat senyawa-senyawa seperti NaCl, HCL, dan H2SO4 dilarutkan dalam air,
senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi membentuk ion-ion. Adanya ion-ion yang
bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik.
Semakin banyak jumlah ion yang terkandung dalam larutan elektrolit, maka akan
semakin tinggi pila daya hantar listriknya. Sumber larutan elektrolit adalah senyawa ion
dan senyawa kovalen polar.
Bagaimana reaksi ionisasi dari senyawa-senyawa elektrolit tersebut?
1. Reaksi ionisasi pada senyawa ion
Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi. Senyawa ion tersusun
atas ion positif (kation) dan ion negative (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-
ionnya ketika dilarutkan dalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas. Amati contoh-
contoh reaksi ionisasi!
K2Cl (s) -> 2K+ (aq) + SO42-(aq)
Ion-ion tidak selalu bebas sama sekali ketika senyawa ion terdisosiasi dalam air. Ion-
ion tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga dikatakan akan terhidrasi.
Hal tersebut ditandai dengan tulisan (aq) dibelakan lambing ion-ion tersebut. Misalnya,
ionisasi padatan natrium klorida dalam air dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut
NaCl (s) -> Na+ (aq) + Cl- (aq)
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat
menghantarkan listrik pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya
yang bergerak bebas. Adapun padatan senyawa ion tidak dapat menghatrakn listrik karena
ion-ion yang menyusunnya tidak dapat terurai. Dalam bentuk padatan, ion-ion tidak dapat
bergerak bebas.
2. Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen
Ionisasi atau terbentuknya ion-ion dalam larutan tidak tidak terbatas untuk senyawa
ion saja. Zat yang merupakan molekul kovalen yang bereaksi dengan air juga akan
menghasilkan ion-ion sehingga senyawa kovalen juga merupakan suatu elektrolit,
contohnya adalah HCl. Jika gas HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi sebagai
berikut.
HCl (aq) + H 2 O (aq) -> H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen terjadi karena adanya perpindahan proton atau
ion hydrogen (H+) molekul HCl ke molekul air sehingga menghasilkan ion hidronium
(H3O+) dan ion klorida (Cl-). Jika HCl dilarutkan dalam air, akan menjadi reaksi kimia dan
terurai menjadi ion-ion walaupun HCl merupakan molekul netral. Berikut contoh contoh
reaksi ionisasi senyawa kovalen lainya:
H3PO4 -> 3H+ + PO43-

H2SO4 -> 2H+ SO42-

3. Kekuatan larutan elektrolit


Kekuatan ionisasi suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi
atau derajat disosiasi (a). Nilai derajat ionisasi merupakan perbandingan antara jumlah mol
yang terionisasi dengan jumlah mol yang dilarutkan.
Derajat ionisasi elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati 1, derajat ionisasi elektrolit
lemah antara 0-1, sedangkan derajat ionisasi non elektrolit adalah 0. Nilai tersebut
menggambarkan sempurna atau tidaknya suatu reaksi ionisasi. Pada elektrolit kuat, ion-ion
akan terionisasi sempurna. Elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian, sedangkan non
elektrolit tidak terionisasi.
Sebagai contoh, larutan asam asetat merupakan elektrolit lemah. Hanya sebagian kecil
dari molekul asam asetat yang terurai membentuk ion. Misalnya, dalam larutan
CH3COOH 1,0 mhanya sekitar 0,42% yang bereaksi. Sisanya masih tetap berbentuk
molekul yang tidak bermuatan.
CH3COOH (aq)+ H2O (aq) -> H3O+(aq) = CH3COO- (aq)
Pada larutan asam asetat, molekul-molekul CH3COOH akan berpindah ke molekul air
dan menghasilkan H3O+ serta CH3COO- akan tetapi, dalam larutan tersebut terjadi
pertemuan antara ion asetat (CH3COO-0ndan ion hidronium (H3O+). Jika kedua ion
tersebut bertemu, kemungkinan besar dari ion H3O+ akan melepaskan protonnya ke ion
CH3COO- untuk membentuk kembali molekul-molekul CH3COOH dan H2o sehingga
dalam larutan tersebut ada dua reaksi yang berjalan bersamaan.
Nilai ionisasi dapat menjelaskan kekuatan nyala dan banyaknya gelembung pada uji
daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit. Elektrolit kuat akan
memberikan daya hantar terbesar Karena mempunyai derajat ionisasi (a) sama dengan 1
atau mendekati 1.
Bagaimana jika ada dua atau lebih elektrolit kuat yang a-nya sama, larutan manakah
yang daya hantarnya terbesar? Ternyata, daya hantar listrik larutan elektrolitjuga
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit dan jumblah ion dalam larutan elektrolit
tersebut. Semakin besar hasilnya kali konsentrasi dan jumblah ion, maka daya hantar akan
semakin besar.
Bagaimana menentukan jumlah ion dari suatu molekul elektrolit yang terionisasi?
Sebagai contoh, jumlah ion dari molekul K2SO4 yang terionisasi adalah sebagai berikut.
K2SO4 -> 2K+ + SO42-
Jimblah ion K+ adalah 2 dan jumlah ion SO42- adalah 1. Jadi, sebuah molekul K2SO4
yang terionisasi akan menghasilkan 3 ion. Elektrolit yang pada saat molekulnya terionisasi
menghasilkan 3 ion disebut elektrolit terner. Semnetara itu jika menghasilkan 2 ion disebut
elektrolit biner, dan jika menghasilkan 4 ion disebut elektrolit kuartener.
4. Bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
Pada saat electrode yang terhubung dengan rangkaian listrik dicelupkan kedalam
larutan elektrolit, ion-ion yang bergerak bebas akan menuju elektrode bermuatan. ion-ion
positif akan menuju electrode negative (katode) dan ion-ion negative akan menuju
electrode positif (anode).
Sebagai contoh, jika larutan dalam bejana diatas adalah larutan CuCl 2, maka dalam
larutan akan terbentuk ion Cu2+ dan ion Cl- dengan reaksi sebagai berikut.
CuCl2 (aq) -> Cu2+(aq) + 2Cl-(aq)
Ion-ion Cu2+ akan menuju katode, sedangkan ion-ion Cl - menuju kadoe. Pada anode,
ion-ion Cl- akan melepaskan elektron sehingga terbentuk gelembung gas Cl2. Reaksinya
disebut reaksi oksidasi yang dapat kita tulis sebagai berikut.
2Cl- (aq) -> Cl2(g) + 2e_
Elektron yang dilepaskan dianode akan mengalir melalui kawat penghantar menuju
katode pada katode, electron-elektron akan ditangkap oleh ion-ion Cu 2+ sehingga ion Cu2+
berubah menjadi atom Cu. Reaksinya disebut reaksi reduksi yang dapat kita tulis sebagai
berikut.
Cu2+(aq) + 2e_ -> Cu(s)
Proses di atas akan terus berjalan sehingga terbentuk aliran elektron (arus listrik) dari
anoda ke katoda. Aliran listrik ini akan terhenti jika semua ion dalam larutan telah berubah
menjadi partikel netral. Artinya, tidak ada lagi ion negatif yang dapat memberikan
elektron dan ion positif yang dapat menerima elektron.

Anda mungkin juga menyukai