Anda di halaman 1dari 9

Bahan ajar

Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

KOMPETENSI DASAR

3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat
elektrolit beberapa larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di
laboratorium serta melaporkan hasil percobaan
2. Peserta didik dapat membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui
perancangan dan pelaksanaan percobaan
3. Peserta didik mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
4. Peserta didik dapat menganalisis sifat elektrolit suatu zat berdasarkan jenis ikatan (ion
dan kovalen polar).
5. Peserta didik dapat menyimpulkan fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusia serta
cara mengatasi kekurangan elektrolit dalam tubuh.
Apakah larutan itu ? TAHUKAH KAMU
Kenapa ya, ibu melarang
Larutan adalah campuran homogen antara dua kita untuk tidak menyentuh
sumber arus listrik jika
atom atau lebih zat. Dalam larutan, zat cair dinamakan tangan sedang basah?
pelarut (yang jumlahnya lebih banyak) dan zat lain
dinamakan zat terlarut (yang jumlahnya lebih sedikit).
Jika zat terlarut lebih banyak dibandingkan dengan zat
pelarut, maka larutan itu disebut larutan pekat. Pelarut
yang paling banyak digunakan adalah air. Oleh karena
itu air sering disebut sebagai pelarut universal. Dalam
larutan, zat terlarut dapat berada dalam bentuk ion-ion
atau molekul. Senyawa ion tersusun atas ion positif dan
ion negatif dengan gaya tarik-menarik elektrostatis.

A. Pengertian Larutan Eektrolit dan Larutan Non Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan
gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan
yang menunjukkan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Senyawa yang dapat membentuk larutan elektrolit adalah senyawa yang dilarutkan dalam air dan
dapat mengalami ionisasi. Umumnya senyawa elektrolit berupa garam senyawa ion dan senyawa
kovalen polar yang terdiri dari ion positif dan ion negatif pada saat pembentukannya. Contoh: larutan
NaCl, larutan KCl, larutan CaCl2, HCl, dan H2SO4

Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat
uji. Larutan yang menunjukkan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan
nonelektrolit. Senyawa yang memebntuk larutan non-elektrolit adalah senyawa yang dilarutkan
dalam air dan tidak dapat terionisasi. Dalam larutan, senyawa tersebut tetap berupa molekul yang
tidak bermuatan listrik. Umumnya senyawa non elekrolit berupa senyawa karbon yang berikatan
kovalen non polar. misalnya larutan gula, larutan urea, larutan glukosa, dan minyak. Tabel berikut
menunjukkan perbandingan sifat larutan elektrolit dan non elektrolit :
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi 2 golongan yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Sedangkan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi larutan
elektrolit kuat dan elektrolit lemah sesuai skema penggolongan berikut:

B. Penyebab Larutan Elektrolit dapat Menghantarkan Listrik

Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa larutan elektrolit
dalam air terionisasi ke dalam partikel-partikel yang bermuatan positif (kation) dan negatif (anion)
yang disebut ion. Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik dalam  larutan elektrolit
tersebut.

Selanjutnya Arrhenius mengemukakan bahwa larutan elektrolit tidak selalu terdisosiasi secara
sempurna dan terjadi untuk suatu elektrolit pada konsentrasi tertentu hanya sebagian kecil saja
terionisasi (terdisosiasi) menjadi ion. Besar kecilnya ionisasi disebut derajat disosiasi yang bergantung
pada harga konsentrasi larutan elektrolit dan jenis elektrolit.
Adapun mekanisme daya hantar listrik dalam larutan elektrolit dalam suatu larutan dari dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H +) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran
listrik pada larutan HCl disebabkan ion H + menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan
gas Hidrogen (H2). Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas
klorin (Cl2). Larutan HCl tergolong elektrolit kuat karena HCl dalam larutan dapat terurai atau
mengalami ionisasi sempurna sedangkan larutan asam cuka tergolong elektrolit lemah karena
mengalami ionisasi sebagian, sehingga cuma sedikit ion yang bergerak bebas untuk menghantarkan
arus listrik.

Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat
disosiasi (α), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
mol zat yang terurai
α = mol zat mula−mula

Keterangan :
Jika α = 0 maka zatnya tidak terurai
Jika 0 < α < 1 maka zatnya terurai sebagian
Jika α = 1 maka zatnya teruarai sempurna

Pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke
kanan. sedangkan elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik), artinya tidak semua
molekul terurai.

Contoh :
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
KI(aq) → K+(aq) + I-(aq)
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)
Senyawa yang dalam larutannya tergolong elektrolit kuat adalah :
a. Asam-asam kuat
Contoh : HCl, HClO3, H2SO4, dan HNO3
b. Basa-basa kuat
Contoh : NaOH, KOH, Ca(OH)2 dan Ba(OH)2
c. Garam-garam yang mudah larut
Contoh : NaCl, KI, Al2(SO4)3
Senyawa yang dalam larutannya tergolong elektrolit lemah adalah :
1. Asam-asam lemah
Contoh : CH3COOH, HCN, H2CO3, dan H2S
2. Basa-basa lemah
Contoh : NH4OH dan Ni(OH)2
3. Garam-garam yang sukar larut
Contoh : AgCl, CaCrO4 dan PbI2
Agar lebih mudah menentukan perbedaan larutan elektrolit kuat dan lemah perhatikan tabel di
bawah ini :

C. Elektrolit Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar

 Elektrolit senyawa ion


Perhatikan gambar berikut untuk memahami perbedaan daya hantar senyawa ion dalam
bentuk padatan, lelehan dan larutan.
Gambar 3. Daya hantar senyawa NaCl padatan

Senyawa NaCl dalam bentuk padatan terikat kuat sehingga tidak dapat menghantar arus listrik,
karena tidak ada ion yang bergerak bebas. Pada gambar 5 terlihat sebelum dipanaskan, padatan NaCl
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Setelah padatan senyawa ionik tersebut dipanaskan, didapat
lelehan yang menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas sehingga menyebabkan terjadinya
penangkapan dan pelepasan elektron pada elektroda, yang ditandai dengan lampu menyala.

Gambar 4. Daya hantar lelehan NaCl

Gambar 5. Daya hantar larutan NaCl


Ketika padatan NaCl dilarutkan dalam air, akan terjadi gaya tarik menarik antara molekul air
dengan partikel NaCl sehingga dalam air partikel NaCl akan terurai menjadi ion-ionnya. Ion-ion
tersebut yang akan menghantarkan arus listrik dalam larutan.
Dari ke tiga gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang berbentuk padatan tidak
dapat menghantarkan arus listrik disebabkan karena tidak ada ion yang bergerak bebas. Apabila
senyawa padatan ini dilelehkan atau dilarutkan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga
lelehan dan larutan senyawa ion dapat menghantar listrik.

 Elektrolit senyawa kovalen polar


Umumnya senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen
polar, meski tidak semua senyawa kovalen polar dapat bertindak sebagai elektrolit. Perhatikan
gambar berikut!
Gambar 6. Daya hantar larutan HCl
Berbagai zat dengan molekul polar, seperti HCl, jika dilarutkan dalam air, dapat mengalami
ionisasi sehingga larutannya dapat menghantar listrik. Hal itu terjadi karena antarmolekul polar
tersebut terdapat suatu gaya tarik menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan tertentu dalam
molekul tersebut. Senyawa kovalen yang bersifat non polar tidak larut dalam air, karena itu senyawa
kovalen non polar bukan senyawa elektrolit.
Contoh senyawa kovalen polar adalah HCl, NH3 dan CH3COOH.
 Kekuatan Larutan Elektrolit
Kekuatan suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan Derajat ionisasi atau derajat
disosiasi (α ). Derajat ionisasi larutan elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati satu, elektrolit lemah
jauh lebih kecil dari satu, dan non elektrolit adalah 0. Nilai ini menunjukkan sempurna atau tidaknya
suatu reaksi ionisasi. Jika dua elektrolit α nya sama maka daya hantar listrik dipengaruhi oleh
Konsentrasi larutan dan jumlah ion dalam larutan. contoh:
K2SO4→ 2K+ + SO42-
Jumlah ion k+ adalah 2 dan jumlah ion SO42- adalah 1 maka jumlah ion adalah 3.

Oralit adalah larutan untuk mengobati diare


contoh diapet. Oralit diminum penderita diare
supaya tidak mengalami dehidrasi atau
kekurangan cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung komponen larutan elektrolit
untuk memungkinkan terjadinya daya hantar
listrik yang diperlukan impuls saraf bekerja.
Larutan ini mempunyai komposisi campuran
Natrium klorida, kalium klorida, glukosa
anhidrat, dan natrium bikarbonat.

Salah satu pemanfaatan prinsip larutan elektrolit


dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan aki pada kendaraan
bermotor. Dalam hal ini larutan elektrolit yang
digunakan adalah H2SO4 (asam sulfat) sebagai
sumber listrik.
PENUTUP

Rangkuman di bawah ini ada baiknya Anda baca dan ingat kembali sebagai persiapan untuk
menjawab tugas akhir modul.

1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit) dan
zat pelarut (jumlahnya banyak).

2. Berdasarkan daya hantar listrik, larutan terbagi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.

3. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena terjadi proses ionisasi
(penguraian zat menjadi ion-ion yang bergerak bebas pada larutannya. Sedangkan larutan non
elektrolit tidak terjadi proses ionisasi.

4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang berikatan dan senyawa kovalen
polar yang berikatan kovalen polar.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Raharjo, Sentot. 2014. Kimia berbasis eksperimen untuk Kelas X SMA dan
MA. Platinum. Jakarta.
Rahayu Ningsih, Sri dkk. 2015. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA.
Bailmu. Jakarta.
Purba, Michael, 2006, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta; Penerbit Erlangga.
Sunardi, 2011, Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI, Bandung; Penerbit
Yrama widya.

Anda mungkin juga menyukai