Air hujan relatif lebih murni dibandingkan air sungai, air danau, apalagi air dari luapan
banjir. Hal ini karena air hujan telah berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga banyak
partikel-partikel yang larut di dalamnya membentuk larutan atau campuran. Larutan adalah
sistem homogen (serba sama) yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Sedangkan campuran
adalah sistem heterogen (tidak serba sama) yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pada
umumnya sebagai pelarut adalah air (pelarut universal).
Partikel-partikel terlarut dalam air ada yang berbentuk partikel bermuatan (ion), baik ion
positif (kation) maupun ion negatif (anion). Ion-ion inilah yang mampu menghantarkan listrik
dalam larutan. Arus listrik dalam cairan atau larutan disebabkan oleh adanya ion-ion yang
bergerak. Semakin banyak jumlah ion-ion yang bergerak maka semakin kuat daya hantar
listriknya. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut dengan larutan elektrolit. Di
pihak lain, ada juga partikel terlarut dalam air tidak membentuk ion, tetapi berbentuk molekul
netral (tidak bermuatan). Larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik yang disebut dengan
larutan non elektrolit.
3. Uji Daya Hantar Listrik Larutan
Daya hantar listrik larutan dapat diuji dengan alat uji larutan elektrolit. Berikut ini
beberapa gambar alat uji larutan elektrolit.
Alat uji larutan elektrolit tersebut dapat dibuat oleh siswa sebagai produk hasil
pembelajaran dengan segala modifikasi dan inovasi. Selanjutnya, alat tersebut dapat digunakan
untuk melakukan percobaan menguji larutan elektrolit di sekolah atau di rumah.
Produk:
Buatlah alat uji larutan elektrolit secara berkelompok! Selanjutnya, alat tersebut digunakan
untuk melakukan percobaan uji larutan elektrolit di sekolah. Adapun kriteria penilaian
produk, meliputi: 1) tampilan produk, 2) keberfungsian produk, dan 3) Keamanan produk.
Sedangkan skornya adalah 4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, dan 1=kurang. Nilai akhir produk
menggunakan rumus: Nilai = (Jml_Skor/12) x 4
Berikut adalah gambar hasil percobaan pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit
Daya hantar listrik larutan disebabkan karena adanya ion-ion dalam larutan. Senyawa ion
dalam air akan mengalami ionisasi (pembentukan ion). Sehingga larutan dari senyawa ion selalu
bersifat elektrolit (menghantarkan listrik). Senyawa ion terbentuk dari unsur yang elektropositif
(mudah membentuk ion positif) yang berikatan dengan unsur yang elektronegatif (mudah
membentuk ion negatif). Pada umumnya unsur logam bersifat elektropositif sedangkan unsur
non logam bersifat elektronegatif. Sehingga jika unsur logam berikatan dengan unsur non logam
akan terjadi ikatan ion dan terbentuk senyawa ion.
Jika senyawa ion dilarutkan dalam air, akan mengalami ionisasi sempurna. Misalnya,
Kristal magnesium klorida dilarutkan dalam air, reaksi ionisasinya ditulis:
Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan kovalen dan
memiliki dua kutub (dipolar), yakni kutub positif dan negatif pada molekulnya. Kondisi ini
menyebabkan senyawa kovalen polar memiliki muatan pada molekulnya yang menyebabkan
mampu menghantarkan listrik (elektrolit).
Jika senyawa kovalen polar dilarutkan dalam air, ada yang terionisasi hampir sempurna
tetapi ada juga yang terionisasi sebagian (kecil). Senyawa kovalen polar yang terioniasi hampir
sempurna dapat menghantarkan listrik dengan baik (elektrolit kuat). Sedangkan senyawa kovalen
polar yang terioniasi sebagian juga dapat menghantarkan listrik, tetapi kurang baik (elektrolit
lemah).
Sedangkan senyawa kovalen non polar adalah senyawa kovalen yang tidak memiliki
muatan. Sehingga, jika dilarutkan dalam air tetap dalam bentuk molekul netral. Akibatnya,
larutan dari senyawa kovalen non polar tidak dapat menghantarkan listrik (non elektrolit).
1) Judul
2) Landasan Teori
3) Tujuan Percobaan
4) Alat dan Bahan
5) Prosedur Percobaan
6) Data Hasil Percobaan
7) Analisis Hasil Percobaan dan Pembahasan
8) Simpulan
9) Daftar Pustaka
http://putradnyanagede.blogspot.co.id/2015/01/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html