PENDAHULUAN
Pada praktikum karakteristik bahan hasil pertanian kali ini membahas dan
melakukan percobaan mengenai karakteristrik dielektrik tentang konduktivitas
listrik. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat konduktivitas listrik
pada bahan hasil pertanian yang berwujud cair. Menganalisis sifat konduktivitas
listrik ini dapat dimanfaatkan untuk pesiapan data dalam perancangan mesin dan
produksi alat dan mesin prapanen. Pengamatan sifat konduktivitas listrik kali ini
dibantu dengan alat yang bernama konduktivitimeter terhadap bahan- bahan yang
disiapkan yaitu larutan CMC, larutan jeruk, susu segar, susu UHT, dan larutan
garam.
Konduktivitas listrik ini merupakan ukuran pada suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion yang
terkandung di dalamnya. Ion memiliki karakteristik tersendiri dalam
menghantarkan arus listrik. Maka dari itu nilai konduktivitas listrik hanya
menunjukkan konsentrasi ion total dalam larutan. Banyaknya ion di dalam larutan
juga dipengaruhi oleh padatan terlarut di dalamnya. Semakin besar jumlah
padatan terlarut di dalam larutan maka kemungkinan jumlah ion dalam larutan
juga akan semakin besar, sehingga nilai konduktivitas listrik juga akan semakin
besar. Konduktivitemer yang digunakan memiliki sistem yang tersusun dari dua
elektrode yang dirangkai dengan sumber tegangan dan sebuah amperemeter,
dimana ketika elektrode tersebut dicelupkan pada sebuah larutan dan diberi
tegangan maka nilai arus akan terbaca oleh amperemeter. Nilai arus listrik yang
dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai
konduktivitas listrik larutan.
Larutan CMC yang dijadikan sebagai bahan pengamatan dibedakan menjadi
tiga sample, yaitu 0,1%, 0,2%, dan 0,3%. Pada percobaan kali ini menunjukan
bahwa nilai kontuktivitas listrik yang terukur pada larutan CMC bahwa semakin
besar nilai konsentrasinya maka nilai konduktivitas listriknya semakain besar
pula, yang berarti nlai konsentrasi berbanding lurus dengan nilai konduktivitas
listrik. Kemudian dengan terjadinya perubahan suhu, hal tersebut juga dapat
mempengaruhi besarnya nilai konduktivitas listriknya. Hasil yang didapatkan
pada praktikum kali ini adalah perubahan suhu, nilai konduktivitas listrik yang
terbaca semakin naik. Hal tersebut berarti bahwa nilai suhu berbanding lurus
dengan nilai konduktivitas listrik. Semakin naik suhu larutan maka nilai
konduktivitasnya pun semakin bertambah.
Larutan kedua yaitu larutan jeruk 200 mL dengan konsentrasi 5%, 12.5%,
dan 25%. Hasil percobaan menunjukan bahwa ketika nilai konsentrasinya
semakin membesar maka hasil yang didapatkan untuk nilai konduktifitas
listriknyapun semakin besar. Kemudian pada suhu dari larutan jeruk pada
konsentrasi 5% konduktifitas listrik mengalami penurunan disaat suhunya
bertambah. Untuk konsentrasi jeruk 12.5%, dan 25% semakin besar suhunya
maka hasil yang didapatkan untuk nilai konduktifitas listriknya pun semakin
bertambah.
Larutan selanjutnya yang menjadi objek pengamatan adalah larutan garam
200 mL dengan masing-masing konsentrasi 0,3%, 0,5% dan 0,7%. Pada sampel
garam ini semakin besar konsentrasinya maka semakin besar juga nilai
konduktifitasnya. Hasil dari larutan garam untuk konsentrasi 0.3% dan 0.7%
mengalami penurunan konduktifitas ketika suhu meningkat. Kemudian untuk nilai
konduktifitas pada konsentrasi 0.5% mengalami nilai peningkatan ketika suhu
meningkat.
Bahan selanjutnya adalah susu segar 200 mL dengan konsentrasi 100%.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kenaikan suhu pada susu ini akan
menaikan nilai konduktivitas listriknya. Lalu terakhir adalah susu UHT ready to
drink dengan konsentrasi 100%. Hasil yang diperoleh sama dengan hasil pada
susu segar ketika suhu mengalami kenaikan maka nilai konduktifitasnyapun
mengalami kenaikan. Namun jika dibandingkan antara susu segar dengan susu
UHT, pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada susu UHT memiliki
nilai konduktifitas listrik yang lebih besar dibandingkan dengan susu segar.
Praktikum kali ini juga berhubungan erat kaitannya dengan hubungan
anatara konduktivitas listrik dan dengan jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit. Elektrolit itu merupakan sebuah senyawa, apabila
dilarutkan dalam pelarut dalam fokus praktikum kali ini adalah berupa air, akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Suatu elektrolit ini
dapat berupa asam, basa maupun garam. Analisis kimia yang didasarkan pada
daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion
yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Sedangkan
larutan non-elektrolit merupakan suatu larutan yang tidak dapat meghasilkan arus
listrik. Hubungan nilai konduktivitas listrik dengan larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit adalah berbanding terbalik. Nilai konduktivotas listrik untuk larutan
elektrolit akan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan nilai konduktivitas
listrik pada larutan non-elektrolit. Apabila dilihat dari nilai yang dihasilkan pada
praktikum kali ini, semua larutan memiliki nilai konduktivitas listrik.
Kelima larutan pada praktikum kali ini jika menurut literatur yang ada
apabila konsentrasi larutan dan suhu meningkat maka kondutivitas listrik yang
terukur pun seharusnya ikut bertambah. Namun terdapat ketidaksesuaian hasil
yang diperoleh pada beberapa bahan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ketika
proses pengukuran nilai konduktivitas listrik, konduktivitimeter yang telah
dicelupkan pada larutan satu ujunganya tidak sepenuhnya bersih sehingga adanya
kontaminasi antara konsentrasi satu dengan konsentrasi lainnya yang dapat
mempengaruhi nilai konduktivitas listrik yang terbaca. Penggunaan
konduktivitimeter juga tersendat ketika pengukuran untuk larutan garam, nilai
konduktivitas listrik tidak terbaca dikarenakan praktikan tidak mengetahui
bagaimana mengatur range nilai pada konduktivitimeter. Selain itu, ketika proses
menaikkan suhu menggunakan microwave, waktu pemanasan tidak begitu lama
sehingga perubahan suhu pada larutan tidak begitu signifikan sehingga nilai
konduktivitas listrik tidak mengalami perubahan secara drastis.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Konduktivitas listrik merupakan kemampuan suatu bahan dalam
menghantakan arus litrik.
2. Semakin tinggi nilai suhu maka konduktivitas listriknya akan bertambah.
3. Semakin besar konsentrasi terlarutnya maka akan semakin banyak ion yang
terkandung nya sehingga dapat meningkatkan nilai konduktivitas listriknya.
4. Nilai konduktivitas tinggi akan dimiliki oleh larutan elektrolit dan
sebailknya larutan non-elektrolit memiliki nilai konduktivitas rendah bahkan
tidak ada.
5. Larutan elektrolit terdiri diri larutan asam, basa dan garam.
6. Seberapa baik larutan menghantarkan listrik tergantung pada beberapa
faktor yaitu konsentrasi, mobilitas ion, valence ion, dan suhu.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Sebelum praktikum dimulai hendaknya membaca terlebih dahulu modul
praktikum praktikum dapat berjalan lancar.
2. Memeriksa kelayakan alat pengukuran sebelum praktikum berlangsung.
3. Lebih teliti pada saat melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Zaka. 2015. Pengertian Larutan Elektrolit Ciri-Ciri Jenis Contoh. Available at:
http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-larutan-elektrolit-ciri-
ciri-jenis-contoh.html (Diakses pada tanggal 05 Desember 2016, pukul
07.27 WIB)
Sudarma, 2013. Apa Itu Cmc Carboxymethyl Cellulose Dan Fungsi Cmc.
Available at: http://www.caramembuatmu.com/2013/09/apa-itu-cmc-
carboxymethyl-cellulose-dan-fungsi-cmc.html (Diakses pada tanggal 05
Desember 2016, pukul 08.07 WIB)
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum
Gambar 9. Konduktivitimeter