LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Dielektrik : Pengukuran Konduktivitas Listrik Bahan Hasil
Pertanian)
Oleh:
2.3 Konduktivitimeter
Konduktivitimeter adalah alat untuk mengukur nilai konduktivitas listrik
(specificelectric conductivity) suatu larutan atau cairan. Sebuah sistem
konduktivitimeter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan dengan sumber
tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga
memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat pengukuran,
kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi tegangan dengan
besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih
lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan. Prinsip kerja
konduktivitimeter dimana besar tegangan listrik (V) ditentukan oleh sistem, besar
arus listrik (I) adalah parameter yang diukur, serta konstanta (C) didapatkan
sebelumnya dari proses kalibrasi konduktivitimeter dengan menggunakan larutan
yang diketahui nilai konduktivitas spesifiknya (Onny, 2011).
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Larutan CMC 150 mL dengan konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.3%
2. Larutan garam 150 mL dengan konsentrasi 0.3%, 0.5%, dan 0.7%
3. Larutan jeruk 150 mL dengan konsentrasi 10%, 25%, dan 50%
4. Susu ready to drink (Susu UHT dan Susu Segar) 150 mL dengan
konsentrasi 100% dan 100%
2
y = 3.66x + 0.777
2.5
Konduktivitas Listrik (s/m)
y = 0.0407x + 0.9434
2 R² = 0.6727
1.5 Tawal
y = 0.0141x + 1.2413 Takhir
1
R² = 0.2988
Linear (Tawal)
0.5 Linear (Takhir)
0
0 10 20 30
Konsentrasi Larutan (%)
2 1.795
Konduktivitas Listrik (s/m)
1.8
1.6 1.398
1.392
1.4
1.2 Tawal
1 1.173
0.8 Takhir
0.6 Linear (Tawal)
0.4 Linear (Takhir)
0.2
0
0% 50% 100% 150%
Konsentrasi Larutan (%)
3
2.5
Konduktivitas Listrik (s/m)
2.5
2 1.838
1.78
1.468
1.5 1.168 5%
0.942 12.50%
1
25%
0.5
0
0 20 40 60
Suhu (°C)
2 1.795
1.8
Konduktivitas Listrik (s/m)
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Konduktivitas listrik merupakan kemampuan suatu bahan dalam
menghantakan arus litrik.
2. Nilai konduktivitas listrik perlu diketahui untuk mengetahui kemampuan
larutan tersebut dapat mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar
yang lain, Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi, mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi
kimia.
3. Pemanasan ohmic pada prinsipnya yaitu ketika suatu bahan (cair, padatan,
atau campuran antara keduanya) dipanasi secara simultan dengan
mengalirkan arus listrik maka bahan yang dialiri arus listrik akan memberi
respon berupa pembangkitan panas secara internal akibat adanya tahanan
listrik dalam bahan tersebut.
4. Semakin tinggi suhu pada bahan tersebut maka nilai konduktivitas
listriknya semakin besar.
5. Semakin besar konsentrasi terlarutnya maka akan semakin banyak ion
yang terkandung nya sehingga dapat meningkatkan nilai konduktivitas
listriknya
6. Faktor yang mempengaruhi hasil akhir pengukuran seperti suhu bahan,
jenis larutan, konsentrasi larutan, alat dengan keaadaan kurang baik,
kurang meratanya proses pemanasan, kesalahan praktikan dalam
membaca hasil percobaan dan sebagainya.
7. Larutan CMC digolongkan menjadi golongan non elektrolit dikarenakan
selulosa merupakan rantai panjang dari gula. Larutan jeruk, garam dan
susu digolongkan menjadi larutan elektrolit karena dapat menghasilkan
listrik.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya ketika bahan dikeluarkan dari microwave bahan tersebut
langsung diukur suhu dan konduktivitas listriknya sehingga hasil yang
didapat lebih akurat mengingat terdapat proses penyesuaian bahan dengan
suhu lingkungan.
2. Seharusnya mencatat nilai yang diperoleh pada display dicatat saat nilai
yang tertera stabil.
5. Sebaiknya menggulung kabel pada alat konduktivitimeter dikarenakan
kondisi alat yang kurang baik sehingga perlu menggulungnya agar hasil
yang didapat sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Asep Jamal. 2004. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jakarta.
Boyd, T. 1998. Introduction of Water and Piping Engineering. CRC Press: New
York
Elih, M., 2002.Aplikasi Metoda Ohmic Heating Untuk Ekstraksi Minyak Lemon.
ITB. Bogor.
Juansah, Jajang dan Irmansyah. 2008. Kajian Sifat Dielektrik Buah Semangka
dengan Pemanfaatan Sinyal Listrik Frekuensi Rendah. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Kurniawan, A., Nugroho, A.T., Hermawan, A., Ari, Y.P., dan Wibowo, A.W. 2009.
Identifikasi Kualitas Air Berdasarkan Nilai Resistivitas Air Studi Kasus : Kali
Gajahwong. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sastry, S. K., and Barach. 2002. Ohmic Heating and Moderate Electric Field
(MEF) Processing. Journal of Engineering and Food for The 21st Century
(47): 785-791.
Dokumentasi Praktikum