Anda di halaman 1dari 7

Nilai:

PAPER PRAKTIKUM
LINGKUNGAN PERTANIAN DAN BIOSISTEM
(1. Identifikasi Elemen Lingkungan)

Oleh:
Kelompok/Shift : 2 (Dua)/ Pasca Panen & SMMP
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu/13 Maret 2019
Nama (NPM) : Dimas Suryo Bintoro (240110160024)
Asisten Praktikum : 1. Ade Sylvia Rosman
2. Albert Afandi Jr.
3. Alfi Khoiru Nisa
4. Dimas Habibie Achsyan
5. Imam Fauzan
6. Meisha Athaya Thifalny
7. N. Putri Purnasamasari K.
8. Nahda Balqis Salma
9. Rizal Hadyan Fadhlillah
10. Tiara Putri Dwi D.

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan yang kita tinggali merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari
semua benda beserta manusia didalamnya. Semua benda tersebut biasanya
dikelompokan menjadi 2 unsur yaitu unsur hayati dan unsur abiotik. Unsur-unsur
tersebut akan saling berinteraksi demi keberlangsungan hidup, seperti tanaman
yang membutuhkan sinar matahari dan manusia yang membutuhkan air. Unsur air
ataupun sinar matahari biasa disebut elemen. Elemen sendiri sangat berpengaruh
bagi pertumbuhan tanaman. Untuk itu biasanya manusia melakukan perubahan
lingkungan agar dapat dikendalikan sehingga memaksimalkan pertumbuhan
tanaman.
Lingkungan sendiri bisa berubah seiring berjalannya waktu, bisa terjadi
secara alamiah ataupun campur tangan manusia. Perubahan lingkungan oleh
manusia bertujuan agar menciptakan kondisi yang nyaman untuk ditinggali dan
juga agar bisa dikontrol dengan baik demi keberlangsungan hidup. Contoh
lingkungan terkendali yang diciptakan oleh manusia adalah greenhouse, danau
buatan, dan perternakan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian lingkungan hidup
2. Mengetahui unsur-unsur lingkungan hidup
3. Mengetahui elemen yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Terkendali


Lingkungan terkendali adalah salah satu dari bentuk yang paling menuntut
dan intens dari semua perusahaan pertanian. Dalam kombinasi dengan rumah kaca,
budidaya hidroponik menjadi semakin populer. Lingkungan terkendali bisa
menjadi sangat produktif, konservatif air dan tanah dan juga untuk melindungi
lingkungan hidup. Ada banyak jenis sistem lingkungan terkendali, tetapi tidak
setiap sistem efektif. (Jensen, 2010).
Lingkungan terkendali adalah modifikasi lingkungan alam untuk mencapai
pertumbuhan tanaman yang optimal. Modifikasi dapat dilakukan untuk lingkungan
udara dan akar untuk meningkatkan hasil panen dan memperpanjang musim tanam.
Semua aspek lingkungan alam dapat dimodifikasi untuk pertumbuhan tanaman
maksimum dan pengembalian secara ekonomi. Elemen lingkungan terkendali
seperti udara dan akar, suhu, cahaya, air, kelembaban, karbon dioksida, dan nutrisi
tanaman. (Jensen, 2010).
Yang sama pentingnya dalam lingkungan terkendali adalah desain
struktural, kontrol lingkungan dan sistem kultur tumbuh atau tanaman. Kebanyakn
yang terjadi, kepentingan diberikan hanya pada satu atau dua komponen kunci
tetapi gagal karena kurangnya perhatian untuk salah satu komponen. (Jensen,
2010).
Salah satu contoh lingkungan terkendali yaitu pada greenhouse.
Greenhouse secara umum dapat didefinisikan sebagai bangunan konstruksi yang
berfungsi untuk menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta
kondisi lingkungan yang dikendaki dalam pemeliharaan tanaman. Greenhouse
disebut juga rumah kaca, karena kebanyakan greenhouse dibuat dari bahan yang
tembus cahaya seperti kaca, achrilic, plastik dan sejenisnya. Banyak industri
pertanian besar memanfaatkan greenhouse sebagai sarana peningkatan produksi
hasil pertaniannya. Karena mereka menyadari arti penting greenhouse dalam
menciptakan kondisi lingkungan seperti yang di kehendaki. (Sukamto, 2015).
Budidaya tanaman di dalam greenhouse memiliki keunggulan berupa
lingkungan mikro yang lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap
tanaman. Berbeda dengan fungsi greenhouse di daerah iklim subtropis yang
digunakan untuk mengendalikan lingkungan mikro, keberadaan greenhouse di
daerah tropis lebih cenderung untuk perlindungan tanaman. Greenhouse di daerah
tropis digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan menahan air
hujan yang jatuh secara langsung ke tanaman sehingga dapat merusak tanaman.
Oleh karena itu, rancangan greenhouse di daerah tropis lebih sederhana dibanding
di daerah subtropis. (Sukamto, 2015).
Menurut Sukamto (2015), hal-hal penting yang termasuk ke dalam elemen
lingkungan terkendali seperti contohnya:
1. Kelembaban
Kelembaban adalah tingkat kebasahan udara (jumlah air yang terkandung
di udara) yang dinyatakan dengan persentase nisbi atau relatif terhadap titik
jenuhnya. Satuan kelembaban yang umum digunakan adalah RH, yaitu
Relative Humidity atau kelembaban relatif. RH adalah satuan pengukuran
yang merepresentasikan jumlah titik-titik air di udara pada suhu tertentu
yang dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-titik air yang dapat
dikandung di udara pada suhu tersebut. Semakin tinggi nilai RH maka
semakin tinggi terjadinya pengembunan.
2. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu
tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Hal ini sudah
termasuk di dalamnya lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar
dalam satu hari, karena satuan waktunya menggunakan hari. Intensitas
cahaya dan lamanya penyinaran memengaruhi sifat tanaman.
3. pH
pH (Potensial Hydrogen) adalah skala ukuran yang digunakan untuk
mengukur aktivitas ion hidrogen (pembentuk asam) dalam tanah atau media
tanam. Skala ukuran ini mengekspresikan derajat keasaman atau alkalinitas
(basa) dalam bentuk nilai pH, sangat mirip dengan panas dan dingin yang
diekspresikan dalam derajat Celcius atau Fahrenheit. Skala ukuran
keasaman atau alkalinitas terbagi menjadi 14 bagian yang dikenal sebagai
unit pH. Titik pusat ukuran berada pada unit pH adalah 7 yang berarti netral.
Nilai di bawah 7 merupakan area untuk ukuran skala keasaman dan nilai di
atas 7 merupakan area untuk ukuran skala alkalin (basa).
4. Suhu
Suhu memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Karena suhu berpengaruh terhadap laju metabolisme,
fotosintesis, respirasi, dan transpirasi tumbuhan. Suhu tinggi merusakkan
enzim sehingga metabolisme tidak berjalan baik. Suhu rendah pun
menyebabkan enzim tidak aktif dan metabolisme terhenti. Oleh karena itu,
tumbuhan memiliki suhu optimum antara 10-38°C. Adapun tumbuhan
tidak akan bertahan pada suhu di bawah 0°C dan di atas 40°C.

2.2 Lingkungan Tak Terkendali


Lingkungan tak terkendali merupakan kesatuan ruang dengan semua benda
atau kesatuan makhluk hidup berupa lahan terbuka bebas yang berada di sekitar kita
dan siap dimanfaatkan kapan saja dengan teknik budidaya yang beragam. Dalam
perencanaan pengelolaan lahan, informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah
tentang potensi lahan dan kesesuaiannya untuk jenis tanaman tertentu. Informasi ini
diperlukan terutama untuk menentukan kegiatan atau jenis konservasi tanah yang
harus dilakukan (Kendarto, 2018).
Menurut Arsyad 2016 parameter di lapangan yang akan digunakan pada
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan diantaranya:
• Aspek Lahan: –Bentuk lahan –Kemiringan dan arah lereng –Kondisi
drainase –Kondisi permukaan
• Aspek Tanah –Jenis tanah –Tipe batuan dan kedalaman regolit –Kedalaman
tanah –Sifat fisik tanah –Keasaman tanah (pH tanah)
• Kondisi Erosi –Jenis dan tingkat erosi –Prosentase lahan tererosi dalam satu
satuan lahan.
• Aspek Tanaman
• Aspek Iklim –Rata-rata hujan setahun (dari rekaman data 10 tahun terakhir)
–Jumlah bulan basah dalam setahun –Jumlah bulan kering dalam setahun
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2016. Kesesuaian dan kemampuan Lahan. Terdapat pada:


https://edoc.tips/download/kesesuaian-dan-kemampuan-lahan_pdf
(Diakses pada Selasa, 19 Maret 2019)
Jensen, M. 2010. Controlled Environment Agriculture in Deserts, Tropics and
Temperate Regions – A World Review. Terdapat pada :
https://pdfs.semanticscholar.org/0aab/d349a9011acaa2881f7867abcd7960c9
38b6.pdf (Diakses pada Selasa, 19 Maret 2019)

Kendarto, Dwi Rustam. 2018. Modul Praktikum Lingkungan Pertanian dan


Biosistem, Universitas Padjadjaran : Jatinangor

Sukamto, A. 2015. Manfaat dan Tujuan Greenhouse. Available at


(https://www.academia.edu/6340421/Manfaat_dan_tujuan_Green_house)
Diakses pada Selasa, 19 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai