Anda di halaman 1dari 5

EUGLENOPHYTA

Secara keseluruhan, filum ini mencakup berbagai organisme heterogen. Kebanyakan memiliki
flagella atau struktur whiplike yang melayani untuk penggerak (sampai 300 mikron per detik) meskipun
beberapa kehilangan struktur flagella dalam pengembangan awal dan bergerak dalam mode
amoeboid. Euglenoid (Euglenophyta) adalah organisme uniseluler yang menunjukkan kombinasi
karakteristik seperti tanaman dan seperti hewan. Mereka memiliki ciri seperti tanaman karena
kebanyakan spesies memiliki klorofil dan berfotosintesis. Mereka memiliki ciri seperti hewan karena
dinding selnya menjadi sangat motil, dan spesiesnya yang tidak memiliki klorofil yang heterotrofik
seperti binatang.
Ahli zoologi secara tradisional menganggap Euglenoid (Euglenophyta) sebagai hewan dan
menempatkan mereka di antara protozoa dan flagellata. Ahli botani di sisi lain telah menganggap
Euglenoid (Euglenophyta) sebagai tanaman dan menempatkan mereka di antara ganggang. Mereka
tampaknya tidak memiliki kekerabatan yang dekat di antara ganggang lainnya, bagaimanapun, dan
untuk alasan ini klasifikasi botani biasanya menempatkan mereka di divisi sendiri.
Spesies Euglenoid (Euglenophyta) yang tidak memiliki klorofil yang heterotrof obligat. Spesies
yang memiliki klorofil yang heterotrof dan dapat bertahan hidup dalam keadaan gelap jika mereka
memiliki sumber nutrisi organik. Reproduksi Euglenoid (Euglenophyta) adalah dengan pembelahan sel
miotik longitudinal.

Hampir setiap jenis nutrisi dikenal dapat ditemukan di Euglenoid (Euglenophyta). Beberapa
holofitik membawa pada fotosintesis, dan lainnya adalah holozoik dengan mengkonsumsi partikulat
makanan. Banyak yang saprofitik, menyerap produk pembusukan melalui permukaan sel dan cukup
sebagai parasit. Flagelata tertentu mampu membuat makanan sendiri. Euglena, misalnya, bisa
fotosintesis atau bersifat saprofit.

Klasifikasi Euglenoid (Euglenophyta)


Dalam divisi Euglenoid (Euglenophyta) terdapat tiga kelas yakni Kelas Phytomastigina, Kelas
Dynoflagellata dan Kelas Zoomastigina.

Kelas Phytomastigina
Jumlah flagelata yang berfotosintesis, beberapa diantaranya adalah non fotosintetik, dan lain-lain yang
mungkin baik ditempatkan di kelas phytomastigina. Lumping ini ke dalam satu kelas sebagian besar
didasarkan pada biokimia dan morfologi kesamaan.

Secara ekologis, kontribusi dari para spesies kelas ini bervariasi. Bentuk fotosintesis seperti Euglena,
Cryptomonas dan lain-lain yang penting dalam siklus gas pernapasan. Beberapa memiliki peran bantuan
saprophytes dalam pemecahan senyawa organik kompleks. Banyak berfungsi sebagai makanan bagi
organisme yang lebih besar dan dengan demikian masuk ke dalam rantai makanan dalam struktur
ekosistemnya. Spesies dari kelas dynoflagellata yang dapat berfotosintesis mempunyai beberapa peran
dasar sebagai produsen dalam siklus makanan.

Kelas Dynoflagellata
Kelas dynoflagellata termasuk bentuk yang holozoik, holofitik, dan saprofitik. Dynoflagellata biasanya
memiliki satu atau lebih flagella . Dynaflagellates fotosintetik memiliki klorofil A, klorofil C, karoten,
empat kantolfil dan pigmen kuning coklat lainnya. Sebagian besar dynoflagellates unisel, beberapa
memiliki piringan yang meliputi selulosa sementara. Peridinium dan Ceratium adalah contoh dari Kelas
Dynoflagellata. Di perairan segar, Peridinium dapat menimbulkan bau amis ke waduk atau danau.
Kelimpahan Ceratium pun dapat menghasilkan bau yang sangat menyengat.
Kelas Zoomastigina
Kelas ini ditandai dengan bentuk flagellata yang hidup bebas atau telah memasuki berbagai hubungan
simbiosis. Karena nutrisi merek ini sering ditempatkan dengan Protozoa. Mereka biasanya mewakili
tahap suksesi dalam serangkaian perubahan populasi, dan di perairan alami sering menunjukkan
kelimpahan siklus musiman

Berdasarkan Ordo dibagi tiga yaitu :

1. Euglenales

2. Paranemales/Eutreptiales

3. Rhabdomonadales

Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta

a) Euglena (berwarna hijau)

Termasuk semua anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel

dan dapat bergerak.Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni.Kloroplast berbentuk cakram

sampai bentuk pita. Spesies tertentu dari Euglena yang mempunyai khloroplast juga menghasilkan

pigmen merah (euglenarhodone), yang jumlahnya dapat demikian banyak sehingga mengaburkan isi

selnya.Euglenarhodone adalah suatu keton karetenoid.

Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup. Cytostoma Euglena dapat

digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.

Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang,

tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat

menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna

meskipun ada cahaya.Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena dengan

streptomysin dalam cahaya.

Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya

dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar.Paramylum

berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan

tes pati.Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak. Banyak

dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik.Dalam bentuk

kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat pada tempat-

tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan). Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang

tepi sungai, estuarine, atau payau-payau bergaram.Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup

memberi warna pada lumpur. Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan

kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa jam.

Kingdom : Excavata

Divisi : Eugnelophycota

Class : Euglenoidea

Ordo : Euglenales

Family : Euglenaceae

Genus : Euglena

Species : Euglena Viridis

b) Astasia (tidak berwarna)

Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas,

sehingga bersifat heterotrof.

Ordo : Peranemales/Eutreptiales

Famili : Eutreptiaceae

Genus : Astacia

c) Phacus

Phacus mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel, kloroplast

discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan terletak di tengah sel.

Partamylum bodi Lepocinclis berbentu cincin tetapi di kedua sisi anterior.

Tubuhnya yang memanjang dengan suatu evaginasi (reservoir) di bagian ujung

anterior.Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari dinding tersebut.Sebuah

pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di area dasar flagella yang panjang yang

berfungsi untuk fotoreseptif.Pada Peranema yang tidak berwarna, kedua flagella panjang yang muncul

dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah belakang. Tubuh tertutup oleh pelicle dan bersifat fleksibel

dan punggung yang longitudinal akan tampak dengan mikroskop elektron.


d) Paranema

Paranema bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara detail.Bagian akhir

anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya berdekatan dengan

reservoir.Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma yang berhubungan dengan reservoir. Pada

proses makannya, organ rod ditonjolkan keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya

menangkap mangsanya untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat

digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di dalam vacuola

makanan.

e) Colacium

Colacium calvum bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya.

Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada

inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel

manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak khloroplast berbentuk cakram, dengan atau

tanpa pirenoid.

Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah)

sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata.Pada koloni bentuk pohon,

protoplastnya tidak mempunyai flagella.

Protoplast dari Colacium juga dapat berkembang membentuk stadium telanjang yang

amoeboid, dan berkembang secara vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang amoeboid

dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu inti dan kemudian

mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.

Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai yang

tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan menghasilkan koloni

yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon berbentuk bulat telur atau

lonjong.

Sel dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan satu

flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini berenang beberapa saat sebelum

menanggalkan flagellanya dan menghasilkan dinding.

Ordo : Rhabdomonadales

Famili : Rhabdomonadaceae

Genus : Colacium

Anda mungkin juga menyukai