Seperti di era sekarang ini listrik sudah menjadi bagian vital dalam menunjang
keberlangsungan hidup manusia. Hal tersebut tidak lepas dari hantaran elektrolit yang mana
menjadi contoh sederhana untuk menjelaskan proses aliran arus listrik. Dalam kehidupan
sehari-hari tentu ada beberapa fenomena yang menjadi perhatian kita sebagai mahasiswa
seperti fenomena tersengat listrik yang kemudian menjadi masalah yang serius dan
memerlukan cara untuk mencegahnya.
Rumusan masalah
Daftar pustaka: Harizon, dkk. 2016. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make-A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan
Nonelektrolit Di Sma Pgri 2 Kota Jambi”. J. Indo. Soc. Integ. Chem. 8(2). 48.
Ion (+) bergerak menuju katoda, sedangkan ion (-) bergerak menuju anoda
A : H2O 2H+ + ½ O2 + 2e
a. Elektrolisis
Peristiwa elektrolisis terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik
dan senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Larutan elektrolit dapat menghantar
listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang
menghantarkan arus listrik melalui larutan. Hantaran listrik melalui larutan elektrolit
terjadi sebagai berikut, sumber arus searah memberi muatan yang berbeda pada kedua
elektroda. Katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) bermuatan
negatif, sedangkan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif)
bermuatan positif. Spesi (ion, molekul atau atom) tertentu dalam larutan akan
mengambil elektron dari katoda, sementara spesi lainnya melepas elektron ke anoda.
Selanjutnya elektron akan dialirkan ke katoda melalui sumber arus searah. Elektrolit
kuat mempunyai daya hantar yang relatif baik meskipun konsentrasinya relatif kecil,
sedangkan elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif buruk meskipun
konsentrasinya relatif besar. Pada proses elektrolisis selain jenis larutan, jenis elektroda
juga mempengaruhi hasil elektrolisis.
b. Elektrolisis air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya
arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi
dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-).
Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2),
melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan pada persamaan (i) sebagai berikut.
Anoda : H2O → 2H+ + ½ O2 + 2e-
Katoda : H2O → ½ H2 + OH-
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk
gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan
untuk menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
hidrogen.
c. Sifat Logam
Unsur-unsur logam memperlihatkan sifat-sifat yang spesifik, yaitu mengkilap,
menghantarkan listrik dan panas, dapat ditempa serta dapat direntang menjadi benang
logam yang halus. Sifat-sifat diatas tidak dimiliki oleh unsur-unsur bukan logam.
Ditinjau dari konfigurasi electron, unsur logam cenderung melepaskan electron
(memiliki energy ionisasi yang kecil). Sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung
menangkap electron (memiliki keelektronegatifan yang besar). Dalam system periodic
terlihat bahwa sifat logam bertambah dari atas ke bawah, dan sifat logam berkurang
dalam satu periode dari kiri ke kanan. Atom-atom logam mempunyai electron valensi
yang kecil, sehingga electron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah
dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu
ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi
Kristal logam. Dapat dikatakan bahwa electron valensi dalam logam terdelokalisasi,
membaur membentuk awan electron yang menyelimuti ionion positif logam yang telah
melepaskan sebagian electron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua
muatan (electron bermuatan negative dengan ion logam yang bermuatan positif) yang
berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga
pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:
a) Jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah.
b) Jumlah elektron valensi, semakin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin
kuat.
c) Jenis unsur (golongan utama atau transisi) ikatan logam unsur transisi lebih kuat dari
pada ikatan logam-logam golongan utama (suyuty, 2010: 2-3).
Daftar pustaka: Achmad Suyuty. 2010. Studi Eksperimen Konfigurasi Komponen Sel
Elektrolisis untuk Memaksimalkan pH larutan dan Gas Hasil Elektrolisis Dalam
Rangka Peningkatan Performa dan Reduksi SOx - NOx Motor Diesel
Daftar pustaka: Khairiah & Rita. 2017. “Analisis Pengaruh Penambahan Massa Ragi Dan
Lama Waktu Proses Fermentasi Terhadap Nilai Tegangan Listrik Pasta Limbah Kulit Durian
(Durio Zibethinus)”. Fisitek: Jurnal Ilmu Fisika Dan Teknologi. 1(2). 17-18.
Cu+2 + 2e Cu
Zn+2 + 2e Zn
Artinya : Serah terima elektron terjadi secara langsung dan bolak balik, karena
reaksi setimbang, maka mata tidak mampu melihatnya.
Percobaan II
Percobaan I dibalik, batang Zn dilarutkan dengan CuSO4 dan batang Cu
dilarutkan dalam larutan ZnSO4. Dengan seketika permukaan logam Zn akan
ditutupi lapisan tembaga dan sedikit demi sedikit logam Zn larut. Hal ini disebabkan
karena ion Cu+2 dapat tereduksi dengan merampas elektron logam Zn, sehingga Zn
teroksidasi. Reaksinya: Zn + Cu+2 → Zn+2 + Cu
Ini merupakan contoh reaksi redoks spontan yaitu reaksi yang terjadi dengan
sendirinya. Reaksi ini disertai dengan pembebasan energi berupa panas yang
ditandai dengan naiknya suhu larutan. Reaksi redoks spontan dapat digunakan
sebagai sumber listrik. Arus listrik adalah aliran elektron, tiap elektron membawa
muatan listrik sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb.
Sementara logam Cu dalam ZnSO4 tidak bereaksi karena Zn+2 tidak dapat
merampas elektron dari logam Cu.
Pada reaksi redoks terjadi perpindahan elektron dari reduktor ke oksidator.
Pada contoh II elektron berpindah dari Zn ke Cu+2. Ion Cu+2 datang ke permukaan
logam Zn, menyerap elektron lalu mengendap. Sementara atom Zn setelah melepas
elektron larut sebagai ion Zn+2.
Percobaan III
Dalam sel tersebut logam seng dicelupkan dalam larutan yang mengandung
ion Zn+2 (larutan ZnSO4) dan logam tembaga di dicelupkan dalam larutan yang
mengandung ion Cu+2 (larutan CuSO4). Logam Zn akan larut melepaskan 2 elektron.
Zn → Zn+2 + 2e
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan, tetapi tertinggal pada
logam Zn. Elektron tersebut akan mengalir ke logam tembaga melalui kawat
penghantar. Ion Cu+2 akan menangkap elektron dari logam tembaga kemudian
mengendap.
Cu+2 + 2e → Cu
Dengan demikian rangkaian tersebut akan menghasilkan aliran elektron
(listrik). Dengan melarutnya logam Zn, labu A menjadi bermuatan positif dan akan
menghambat pelarutan logam Zn. Sementara labu B akan bermuatan negatif seiring
dengan mengendapnya ion Cu+2. Sehingga menahan pengendapan ion Cu+2. Aliran
tersebut tidak akan berkelanjutan. Untuk menentralkan muatan listrik di kedua labu,
dihubungkan dengan jembatan garam.
Logam seng dan tembaga menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian sel
elektrokimia yang disebut elektrode. Elektrode tempat terjadinya oksidasi disebut
anode (bermuatan negatif), sedang elektrode tempat terjadinya reduksi disebut
katode (bermuatan positif).
Daftar pustaka: Khairiah & Rita. 2017. “Analisis Pengaruh Penambahan Massa Ragi Dan
Lama Waktu Proses Fermentasi Terhadap Nilai Tegangan Listrik Pasta Limbah Kulit Durian
(Durio Zibethinus)”. Fisitek: Jurnal Ilmu Fisika Dan Teknologi. 1(2). 17-18.
DAPUS: https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/01/alasan-kenapa-larutan-elektrolit-
menghantarkan-arus-listrik.html?m=0 diakses pada tanggal 20 agustus 2019
5. ELEKTROKIMIA
Reaksi redoks ada yang berlangsung spontan dan ada yang tidak. Reaksi redoks
yang berlangsung spontan contohnya reaksi pembakaran dan perkaratan logam. Reaksi
redoks spontan digunakan sebagai sumber listrik misalnya pada aki dan baterai.
Sebaliknya arus listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak spontan yaitu
proses elektrolisis. Reaksi elektrolisis digunakan pada penyepuhan dan pada pemurnian
berbagai jenis logam.
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Hal tersebut
dapat dijelaskan sesuai pada persamaan ii & iii dengan mudah sebagai berikut:
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Oxidant + e- → Product ………..(ii)
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reductant → Product + e- ………. (iii)
Daftar pustaka: Achmad Suyuty. 2010. Studi Eksperimen Konfigurasi Komponen Sel
Elektrolisis untuk Memaksimalkan pH larutan dan Gas Hasil Elektrolisis Dalam Rangka
Peningkatan Performa dan Reduksi SOx - NOx Motor Diesel
a. Pengertian elektrokimia
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi
listrik dengan reaksi kimia. Listrik sebenarnya adalah aliran elektron dalam medium
konduktor. Terjadi karena adanya perbedaan potensial diantara dua titik dalam
konduktor tersebut. Beda potensial dapat dibuat bila dihubungkan dengan sumber arus.
b. Proses Elektrokimia
Hantaran listrik dalam logam hanyalah perpindahan elektron secara fisika.
Sedangkan dalam larutan disamping perpindahan ion juga disertai dengan reaksi kimia
dikedua elektroda. Salah satu elektroda akan menerima elektron dari larutan dan
elektroda lain memberikan elektron ke larutan. Alat untuk membuat interaksi energi
kimia dengan energi listrik disebut sel elektrokimia. Sel elektrokimia terbagi 2 yaitu :
1) Sel Galvani atau sel volta
Adalah alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik seperti
baterai dan aki. Pada kedua elektrodanya terjadi reaksi kimia (yang satu tereduksi
dan yang lain teroksidasi). Reaksi terjadi bila keduanya dihubungkan dengan kawat
logam.
Daftar pustaka : http://kimiabersamamamivivi.blogspot.com/2017/02/elektrokimia.html?m=1
diakses pada tanggal 27 agustus 2019
Daftar pustaka: Achmad Suyuty. 2010. Studi Eksperimen Konfigurasi Komponen Sel
Elektrolisis untuk Memaksimalkan pH larutan dan Gas Hasil Elektrolisis Dalam Rangka
Peningkatan Performa dan Reduksi SOx - NOx Motor Diesel.
Zn / Zn+2 // Cu+2 / Cu
2) Sel Elektrolisis
Adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Contoh :
membuat gas oksigen atau hidrogen dengan mengelektrolisis air, membuat logam
aluminium dari oksidanya.