KIMIA ANORGANIK II
GOLONGAN ALKALI
DISUSUN OLEH :
AMINAH : E1M017001
ANNISA MUJRIATI : E1M017003
ASNIWATI : E1M017005
A. Latar Belakang
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.Kata alkali ini
menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk basa.Alkali
merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam golongan IA yang
terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium
(Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki sifat, yakni suatu reduktor, pembentuk basa, dan
mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang api.Semua unsur
pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk
tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium
minyak.Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam bumi
beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang sangat reaktif.
Pembuatan alkali dapat dilakukan dengan mengelektrolisis larutan NaCl menjadi padatan.
Logam alkali memiliki peran yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
bidang industri maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1.Unsur-unsur apa saja yang termasuk golongan alkali?
2.Bagaimana keberadaan unsur golongan alkali dialam?
3.Apa saja sifat-sifat kimia dan sifat fisika unsur golongan alkali?
4.Bagaimana kereaktifan unsur golongan alkali?
5.Apa kegunaaan dari unsur golongan alkali?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui unsur apa saja yang termasuk unsur golongan alkali
2. untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana keberadaan unsur golongan alkali di alam
3. untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika unsur golongan alkali
4. untuk mengetahui bagaimana kereaktifan unsur golongan alkali
5. untuk mengetahui apa kegunaan dari unsur golongan alkali
BAB II
PEMBAHASAN
Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan elektron valensinya yang berjumlah satu dan
mudah lepas. Kereaktifan itu bertambah seiring dengan semakin besarnya jari-jari logam
alkali. Jadi, dari litium ke fransium makin reaktif. Berdasarkan tabel di atas, dalam satu
golongan jari-jari atom dan massa jenis logam alkali bertambah, sedangkan titik didih,
titik leleh, energi ionisasi, dan keelektronegatifan berkurang. Selain litium,potensial
reduksi alkali dari atas ke bawah cenderung bertambah (negatif). Litium merupakan
unsur yang memiliki potensial reduksi yang paling besar. Hal ini disebabkan volume
atom litium sangat kecil sehingga terletak pada periode kedua.
Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum
emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan
sejumlah energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi
menuju kulit yang lebih tinggi dengan tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang
tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar atau mengimisi dengan memancarkan
sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ)
tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar menggunakan nyala
bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya.
2. Sifat Kimia Unsur golongan Alkali
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam
golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan
energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari
atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor
atom.
Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan
logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin
kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling
kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebagai
berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi
dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat,
sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada
jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk
peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula
membentuk membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya :
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa
hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki
bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L = logam alkali)
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui
proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh
karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur
garam halidanya.
1. Elektrolisis Litium
Sumber logam, litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu
o
100 C kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang
terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3.
Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh
garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun
karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li
adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju
katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li
yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik,
dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan
bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
2. Elektrolisis Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl2
menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari
801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan
katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak
menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk
gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda : Na+ + e ―→ Na
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2
3. Metode Reduksi
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena
logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang
digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui
metode reduksi.Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar kemudian
dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena
jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya
hingga semua logam L habis bereaksi.
1. Logam alkali
Logam alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut :
- Manfaat Logam Alkali Jenis Litium
Logam alkali yang diberi kode Li ini termasuk logam paling ringan dan sangat
reaktif. Warnanya yang putih keperakan dan termasuk logam yang lunak. Jangan harap
anda bisa mendapatkan logam ini dalam bentuk unsur bebas di alam, harus dilakukan
serangkaian proses untuk mendapatkan litium murni karena litium yang tersedia di alam
selalu dalam bentuk senyawa dengan unsur-unsur lain. Logam alkali yang termasuk
mudah terbakar ini sangat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri diantaranya
pembuatan keramik tahan panas, produksi besi, baja, dan alumunium, pelumas gemuk
litium, kaca tahan panas, serta baterai litium.
Dan yang terakhir ada unsur fransium yang merupakan salah satu unsur yang
cukup jarang terdengar. Ketersediaannya di alam dalam jumlah yang sangat kecil
menyebabkan para ilmuan harus memproduksi sendiri unsur ini dengan cara-cara tertentu
agar dapat mempelajarinya. Oleh karena itu logam alkali ini hanya dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian ilmiah.
2. Senyawa Alkali
Senyawa alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut :
- NaCl. Senyawa alkali NaCI bisa digunakan sebagai garam dapur dan pengawet makanan.
- NaOH. senyawa alkali NaOH bisa digunakan pada pembuatan sabun, kertas, dan tekstil.
- Na2C03. Senyawa alkali Na2CO3 bisa digunakan sebaqai pembersih peralatan rumah
tangga.
- NaHCO3. Senyawa alkali NaHC03 bisa digunakan sebagai bahan pembuat kue dan
campuran pada minuman yang menghasilkan C02.
- Na-Benzoat. Senyawa Na-benzoat bisa digunakan sebagai pengawet makanan dalam
kaleng.
- Na-Glutamat. Senyawa alkali Na-glutamat bisa digunakan pada pembuatan penyedap rasa
(vetsin).
- Na-Salisilat. Senyawa alkali Na-salisilat, dalam bidang farmasi, bisa digunakan sebagai
obat penurun panas.
- KCI. Senyawa alkali KCI, dalam bidang pertanian, bisa digunakan sebagai pupuk
tanaman.
- KOH. Senyawa alkali KOH bisa digunakan pada pembuatan sabun mandi.
- KCIO3. Senyawa alkali KC1O3 bisa digunakan sebagai bahan korek api dan zat peledak.
- KIO3. Senyawa alkali KIO3 bisa digunakarl sebagai campuran garam dapur, yakni sebagaj
sumber iodin.
Itulah diantara manfaat logam-logam alkali dalam kehidupan manusia. Beberapa
diantaranya sangat diperlukan oleh tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya serta
berperan penting dalam dunia industri. Sementara beberapa lainnya dimanfaatkan secara
terbatas atau bahkan hanya untuk tujuan penelitian ilmiah saja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dalam
sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut dengan
”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium
(Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan
listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam
harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain. Logam alkali juga memiliki kelimpahan di
alam yang berbeda-beda, misalnya natrium yang merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.
Logam alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk logam alkali,
dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki benyak peran dalam
kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di laboraratorium sebagai ilmu
pengetahuan.
B. SARAN
1. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2. Sebaiknya mencari ilmu lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur.
3. Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.