Anda di halaman 1dari 3

Strategi pembelajaran berasal dari bahasa Latin yakni “Strategia” yang artinya seni penggunaan rencana

dalam meraih suatu tujuan. Pada mulanya, istilah itu sering digunakan dalam dunia militer tetapi
sekarang istilah ini sudah sering dipakai pada berbagai bidang termasuk pembelajaran.

Strategi pembelajaran didefinisikan dengan sebuah perencanaan yang mengandung rangkaian kegiatn
yang dibentuk dalam sebuah tindakan (rangkaian kegiatan) yang dirancan untuk meraih tujuan
pendidikan tertentu.

Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, metode dan perangkat aktivitas yang terencana untuk
meraih tujuan pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran yaitu suatu rencana rangkaian
kegiatan yang pada pemakaian metode dan penggunaan akan semua sumber daya atau kekuatan demi
adanya pembelajaran yang disusun untuk meraih tujuan tertentu.

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.[1]

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to
achieves a particular aducational goal (J.R. David, 1976). Jadi dengan demikian, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.[2]

Kemp (1995) menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada
dengan pendapat diatas, Dick and Carrey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah sutu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.[3]

Dari beberapa pengertian diatas, ada dua hal yang patut kita cermati, yakni : pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu
strategi baru sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan, berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah ruh dari implementasi sautu strategi.[4]

B. Tujuan strategi pembelajaran


Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan dalam proses
pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Peranan tujuan ini sangat
penting, karena merupakan sasaran dari proses pembelajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan
rumusan perilaku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan
kegiatan belajar dalam proses pembelajaran.[5]

Dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran, terdapat sejumlah ciri yang menunjukan baik tidaknya
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang baik menurut Cooper :

a. Berorientasi pada siswa

b. Mendeskripsikan perilaku sebagai hasil belajar

c. Jelas dan dapat dipahami

d. Dapat diamati

Menurut Soekamto bahwa tujuan pembelajaran hendaknya :

a. Mencerminkan penampilan atau perilaku yang hendak dicapai

b. Kondisi dimana perilaku tersebut terjadi

c. Memiliki patokan atau standar yang menyatakan perilaku tersebut dianggap memadai.

Dengan demikian, jelas bahwa penetapan tujuan dalam suatu proses pembelajaran merupakan aspek
penting yang akan menentukan terhadap kualitas dan keberhasilan pembelajaran.

Aspek penting yang harus diperhatikan dalam menyusun bahan pelajaran menurut Ibrahim dan Syaodih
mengatakan bahwa bahan pembelajaran hendaknya :

a. Sesuai dengan/menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Sesuai dengan tingkat perkembangan para siswa pada umumnya.

c. Terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.

d. Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.

Urutan kegiatan pembelajaran mencakup berbagai kegiatan, seperti :

a. Kegiatan pendahuluan yang meliputi kegiatan berupa pemberian motivasi kepada siswa,
menjelaskan tujuan pemeblajaran, menginformasikan materi pelajaran dan sebagainya.

b. Kegiatan penyajian, meliputi kegiatan utama, yaitu uraian bahan pelajaran, pemberian contoh-
contoh untuk meningkatkan pemahaman sisiwa terhadap bahan pelajaran, tugas-tugas atau latihan agar
siswa mampu menerapkan atau memecahkan bahan pelajaran, tanya jawab, diskusi dan presentasi atau
laporan tugas untuk mengecek pemahaman siswa terhadap bahan yang diberikan.
c. Kegiatan penutup, meliputi kegiatan merangkum, evaluasi terhadap proses dan hasil belajar,
beberapa catatan dari guru untuk penguatan serta informasi bahan pelajaran selanjutnya.[6]

1. Tujuan pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Menurut Taksonomi Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori, yaitu
(a) tujuan pembelajaran ranah kognitif, (b) tujuan pembelajaran ranah afektif dan (c) tujuan
pembelajaran ranah psikomotorik.[7]

Dalam strategi pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa,
mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, sebab
mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat
ditentukan dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Guru yang senang
berceramah, hampir setiap tujuan pembelajaran menggunakan strategi pencapaian menggunakan
ceramah. Hal ini tentu saja tidak pas atau keliru. Apabila guru menginginkan siswa terampil
mengemukakan pendapat, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian (ceramah). Untuk
mencapai tujuan yang demikian, maka strategi pemecahan masalah (diskusi). Demikian halnya manakala
guru menginginkan agar siswa dapat menyebutkan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu negara, tidak
akan efektif kalau menggunakan strategi pemecahan masalah (diskusi). Untuk mencapai yang demikian
guru cukup menggunakan strategi ceramah atau pembelajaran langsung (direct instructional).[8]

Anda mungkin juga menyukai