Anda di halaman 1dari 20

IKATAN KIMIA

Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik sebanyak 118 unsur, tetapi
jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-
atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang lain membentuk substansi baru yang
disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih atom-atom berikatan dan membentuk ikatan
kimia menghasilkan senyawa yang unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
berbeda dari sifat asalnya ( sifat dari unsur-unsur sebelum bereaksi). Misalnya senyawa gula,
alkohol, NaCl, HCl dan sebagainya. Gula dan alkohol tersusun oleh unsur-unsur yang sama
yakni karbon (C), hidrogen (H) dan Oksigen (O), begitu juga dengan NaCl dan HCl dimana
unsur Na dan H sama-sama mengikat satu atom Cl, tetapi sifat kedua senyawa tersebut sangat
berbeda.

Pertanyaannya adalah bagaimana unsur-unsur tersebut bergabung


membentuk senyawa-senyawa yang berbeda?

Pengertian Ikatan Kimia

Unsur-unsur di alam biasanya ditemukan dalam keadan tidak stabil dan unsur-unsur
cenderung untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Hanya unsur-unsur golongan VIII A
(gas mulia) yang sukar bersenyawa, atau dengan kata lain unsur gas mulia terdapat di alam
dalam bentuk unsur bebas yang stabil. Unsur-unsur lain dalam bentuk senyawa, atom-
atomnya bergabung melalui suatu ikatan yang disebut ikatan kimia. Ikatan kimia adalah gaya
tarik kuat yang mengikat atom-atom bersama-sama dalam senyawa maupun unsur poliatom.

Sendiri Berteman

Gambar 1. Analogi Ikatan Kimia


Berdasarkan analogi gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada kenyataannya di
alam, unsur-unsur tidak selalu dalam keadaan tunggal, melainkan cenderung bergabung
dengan atom unsur lain membentuk ikatan kimia untuk mencapai kondisi stabil.

Ikatan kimia mengajarkan kita nilai peduli


sosial dan bersahabat. Setiap unsur selain gas mulia
ingin memiliki konfigurasi elektron yang stabil
menyerupai gas mulia. Unsur di alam stabil jika mereka
bersenyawa, oleh sebab itu kita sebagai manusia harus
saling menghargai dan tidak berpecah belah agar stabil
seperti senyawa kimia

Peranan Elektron Pada Pembentukan Ikatan

a. Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Kemiripan sifat unsur dalam suatu golongan terkait dengan konfigurasi elektronnya.
Fakta menunjukkan di alam, gas mulia (golongan VIII A) berada sebagai atom tunggal. Hal
ini berarti gas mulia sulit bereaksi dengan atom gas mulia atau unsur lainnya. Dikatakan gas
mulia bersifat stabil. Dasar pemikiran ini digunakan oleh G.N.Lewis dan W.Kossel di tahun
1916 untuk menjelaskan kecenderungan atom-atom unsur di alam untuk bergabung dengan
atom-atom unsur lainnya melalui ikatan kimia membentuk unsur atau senyawa. Menurut
mereka, atom unsur berikatan dengan atom unsur lainnya dalam upaya untuk mendapatkan
konfigurasi elektron yang stabil seperti yang dimiliki gas mulia. Berikut adalah konfigurasi
elektron gas mulia.

Tabel 1. Konfigurasi Elektron Gas Kimia


Dari konfigurasi gas mulia diatas:
 Unsur-unsur gas mulia sangat stabil,memiliki elektron valensi 8 kecuali He. Dengan
demikian, unsur-unsur lain berusaha memperoleh konfigurasu elektron seperti gas
mulia untuk mencapai kestabilan. Hal ini dirumuskan menjadi aturanOktet.
 Unsur gas mulia He memiliki 2 elektron valensi. Unsur-unsur dengan nomor atom
kecil, yakni H dan Li berusaha memiliki konfigurasi elektron gas mulia terdekat yaitu
He. Hal ini dirumuskan menjadi aturanDuplet.

Gambar 2. Aturan Oktet dan Duplet

Nilai religius dapat ditanamkan dengan


menunjukkan kesadaran bahwa keteraturan dalam
alam disebabkan karena Tuhan penciptanya.
Disamping itu nilai rasa ingin tahu dapat
tertanam dengan mencari informasi lebih lanjut
tentang fenomena keteraturan dalam unsur dialam.

b. Simbol dan Struktur Lewis

Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan untuk menggambarkan elektron
valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia dan untuk meyakinkan
bahwa jumlah total elektron yang terlibat tidak mengalami perubahan. Lambang titik Lewis
terdiri dari lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan setiap elektron
valensi dari atom-atom unsur. Lambang titik Lewis beberapa unsur dan gas mulia dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Struktur Lewis Unsur Golongan Utama

Pada penulisan lambang Lewis, penempatan titik-titik secara khusus tidaklah penting.
Contohnya penempatan titik-titik elektron untuk unsur N, yang terletak pada golongan VA
(memiliki elektron valensi 5) dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 4. Simbol Lewis untuk Atom Nitrogen


Ikatan Ion

Ikatan ion adalah ikatan antara dua macam ion, ion positif (kation) dan ion negatif
(anion) oleh gaya elektrostatik. Adanya gaya elektrostatik menyebabkan kation dan anion
terikat dengan kuat dalam ikatan ion. Ikatan ion umumnya terbentuk antara atom unsur logam
dan nonlogam. Hal ini terkait dengan kecenderungan atom unsur logam untuk melepaskan
elektron membentuk ion positif, dan kecenderungan atom unsur nonlogam untuk menerima
elektron membentuk ion negatif. Contohnya ikatan ion yang terbentuk antara atom logam Na
dan atom nonlogam Cl pada senyawa NaCl (narium klorida).
 Atom Na (Z=11) memiliki konfigurasi elektron (2 8 1). Gas mulia yang memiliki
konfigurasi elektron terdekat adalah [Ne] 2 8. Jadi, atom Na akan melepas 1 elektron
membentuk atom Na bermuatan +1, yang disebut ion Na+.
Na (2 8 1) → Na+ (2 8) + e –
 Atom Cl (Z = 17) memiliki konfigurasi elektron (2 8 7). Gas mulia yang memiliki
konfigurasi elektron terdekat adalah Ar (2 8 8). Jadi, atom Cl akan menerima 1
elektron membentuk atom Cl bermuatan -1, yang disebut ionCl-.
Cl (2 8 7) + e –→ Cl- (2 8 8)
Dalam pembentukan ikatan ion, jumlah elektron yang dilepas harus sama dengan
jumlah elektron yang diterima. Pada contoh di atas, atom Na akan melepas 1 elektron
membentuk ion Na+. Elektron tersebut kemudian akan diterima oleh atom Cl sehingga
terbentuk ion Cl-. Adanya muatan Na+ dan Cl- yang berlawanan, menyebabkan timbulnya
suatu gaya tarik-menarik atau gaya elektrostatis yang kuat. Akibatnya, kedua ion tersebut
akan berikatan membentuk senyawa NaCl.

Gambar 5. Pembentukan Ikatan Ion

Ikatan ion dapat dianalogikan seperti gambar berikut ini.

Gambar 6. Animasi Ikatan Kimia

Proses pembentukan ikatan ion memberi


pelajaran kepada kita untuk peduli sosial dengan
saling berbagi dari yang memiliki kelebihan
kepada yang kekurangan. Nilai toleransi dan
saling melengkapi akan menciptakan
persahabatan, seperti unsur yang bersahabat
melalui ikatan ion.
Ikatan Kovalen

Pada ikatan ion diatas dijelaskan bahwa terbentuknya ion positif karena atom
melepaskan elektron dan ion negatif terbentuk karena atom telah menarik elektron. Namun,
pada kasus yang lain di alam ditemukan seperti H2, O2, HCl, H2O, dan lainnya yang
berbentuk molekul netral. Dalam molekul H2, kedua atom H menggunakan elektron yang
dimiliki secara bersama sehingga masing-masing atom H memiliki konfigurasi duplet seperti
helium. Sama halnya pada molekul HCl. Satu elektron pada atom H serta satu elektron pada
atom Cl digunakan bersama membentuk pasangan elektron sehingga atom H memiliki
konfigurasi duplet seperti He dan atom Cl memiliki konfigurasioktet.

Gambar 7. Penulisan Lambang dan Struktur Lewis dari Molekul Cl2

Gambar 8. Pembentukan Ikatan Kovalen Pada Molekul Cl2


Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama (pasangan elektron
ikatan), ikatan kovalen yang terbentuk antara 2 atom unsur dapat berupa ikatan kovalen
tunggal dan ikatan kovalen rangkap.

Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal melibatkan penggunaan bersama 1 pasangan elektron oleh dua
atom yang berikatan. Contoh pada molekul H2O dan CF4

Gambar 9. Ikatan Kovalen Tunggal (-) pada Molekul H2O


Contoh: CF4
6C : 2 4 butuh 4 elektron untuk memenuhi kaidah oktet (diperoleh dari 4 atom F
9F : 2 7 butuh 1 elektron untuk memenuhi kaidah oktet.

ikatan kovalen tunggal


F ikatan kovalen tunggal

F + C F C F

F
ikatan kovalen tunggal

ikatan kovalen tunggal


Gambar 9.1 Ikatan Kovalen Tunggal (-) pada Molekul CF4
Untuk membentuk CF4, masing-masing atom C dan F menyumbangkan 1 elektron untuk dipakai bersama.

Ikatan kovalen rangkap

Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan penggunaan bersama
2 atau lebih pasangan elektron ikatan oleh dua atom yangberikatan.

i. Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan rangkap dua terbentuk jika terjadi penggunaan bersama 2 pasangan


elektron oleh dua atom yang berikatan. Contoh pada molekul O2.
Gambar 10. Ikatan Rangkap Dua (=) pada Molekul

ii. Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan rangkap tiga terebentuk jika terjadi penggunaan bersama 3 pasangan


elektron oleh dua atom yang berikatan.

Gambar 11. Ikatan Rangkap Tiga (≡) pada Molekul N2

Ikatan kovalen mengajarkan nilai yang


lebih dari sekedar memberi dan menerima yaitu
dengan saling berbagi dan menggunakan
bersama elektron untuk mencapai kestabilan.
Dalam kehidupan berbagi dengan sesama dan
peduli sosial perlu dilakukan karena hal ini akan
membentuk suatu ikatan yang erat dan saling
membutuhkan.

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner
sederhana.Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan ternyata gagal dalam
meramalkan rumus kimia senyawa dari unsure-unsur transisi dan postransisisi.
1. Pengecualian Aturan Oktet
A. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Senyawa kovalen biner sederhana dari berilium (Be), boron (B) dan aluminium (Al)
yaitu unsure-unsur yang electron valensinya kurang dari empat, tidak mencapai oktet.
Contoh: BCl3

Cl

Cl Cl

B. Senyawa dengan jumlah electron valensi ganjil


Senyawa yang memiliki electron valensi ganjil, tidak mungkun memehuhi aturan
oktet. Contohnya NO2, yang mempunyai electron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
Kemungkinan rumus lewis untuk NO2 adalah

N
O
C. Senyawa dengan oktet berkembang
Unsure-unsur dari periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan
oktet ( lebih dari 8 elektron pada kulit terluar). Hal ini dapat terjadi karena kulit luarnya ( kulit M,
N danseterusnya) dapat mempunyai 18 elektron. Contohnya PCl5, dan SF6

Cl
Cl F
F F
P Cl S
F F
Cl
Cl F
PCl5 SF6
2. Kegagalan aturan oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa unsure transisi maupun
postransisi.Atom Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya banyak yang terbentuk
dengan melepas 2 elektron.Begitu juga dengan Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi
senyawanya banhyak yang terbentuk dengan melepas 1 atau 3 elektron.Pada umumnya senyawa
unsure transisi maupun postransisi tidak memenuhi aturan oktet.
Ikatan Kovalen Koordinasi

Pada ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga diatas, pasangan elektron
yang digunakan bersama berasal dari kedua atom yang berikatan seperti ikatan antara atom c
dengan atom H pada molekul CH4, satu elektron berasal dari atom C dan satu elektron lagi
berasal dari atom H. Namun, pada beberapa kasus, pasangan elektron yang digunakan bersama
oleh kedua atom hanya berasal dari salah satu atom saja. Sebagai contoh pada ion amonium
(NH4+). Ion amonium terbentuk dari reaksi antara molekul NH3 dengan ion H+.

Ikatan Kovalen
Koordinasi

Gambar 12. Ikatan Kovalen Koordinasi NH4+

Ikatan antara atom N dan ion H+ dalam ion NH4+ dapat terbentuk karena ion H+
mempunyai tempat kosong pada kulit elektronnya. Ion H+ dapat menampung 2 elektron untuk
menampung 2 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia (aturan duplet). Di sisi
lain, atom N mempunyai 1 pasangan elektron bebas. Atom N dapat bertindak sebagai donor
dengan menggunakan pasangan elektronnya bersama dengan ion H+.
Jadi, ikatan kovalen koordinat (biasanya juga disebut ikatan koordinat atau ikatan
kovalen koordinasi atau ikatan dativ) merupakan suatu ikatan kovalen yang pasangan
elektron ikatannya berasal dari sumbangan salah satu atom, sering dinyatakan secara khusus
dengan simbol panah yang berasal dari atom yang menyediakan pasangan elektron (atom
donor) menuju atom yang menerima pasangan elektron tersebut(akseptor).

Pembentukan ikatan kovalen


koordinasi, salah satu unsur yang memiliki
kelebihan elektron akan memberikan
elektronnya untuk dipakai bersama
walaupun unsur yang lain tidak memberikan
apa-apa. Seseorang yang memiliki kelebihan
bertanggung jawab untuk membantu orang
yang kekurangan. Dalam kehidupan harus
saling tolong menolong tanpa pamrih.
Ikatan Kovalen Polar dan Kovalen Nonpolar

Ikatan kovalen, seperti yang diungkapkan diatas, adalah penggunaan bersama


sepasang elektron oleh dua atom. Pada molekul seperti H2, yang kedua atomnya identik,
diharapkan elektron ikatan akan terbagi sama rata dalam hal ini, elektron tersebut
menghabiskan waktu yang sama banyak untuk berada di sekitar kedua inti atom. Keadaan
yang berbeda terjadi pada molekul HF. Walaupun H dan F juga berikatan kovalen, pasangan
elektron ikatan yang digunakan bersama tidak terbagi rata di antara kedua inti atom, karena H
dan F adalah dua atom yang berbeda:

Gambar 13. Ikatan HF


Ikatan kovalen yang terbentuk dalam HF disebut ikatan kovalen polar, atau
singkatnya ikatan polar, karena elektron-elekron menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
berada di dekat salah satu atom. Data percobaan menunjukkan bahwa elektron ikatan dalam
molekul HF menghabiskan lebih banyak waktunya di dekat atom F. Pembagian elektron yang
tidak sama rata ini dapat dipandang sebagai transfer elektron sebagian, atau pergeseran
kerapatan elektron dari H ke F.“ Pembagian yang tak sama” dari elektron ikatan ini
menyebabkan kerapatan elektron yang relatif lebih besar di sekitar atom F dan kerapatan
elektron yang relatif lebih kecil di sekitar atom H.

Pada molekul CCl4, keempat ikatan antara atom C dengan atom Cl (memiliki
perbedaan keelektronegatifan sebesar 0,4) merupakan ikatan kovalen polar. Namun, atom C
yang merupakan atom pusat yang berada di tengah dan mengikat keempat atom Cl secara
sistematis menyebabkan tidak terjadi pemisahan muatan sehingga dipol tidak terbentuk. Jadi
walaupun ikatannya bersifat polar, molekulnya bersifat nonpolar.

Gambar 14. Ikatan CCl4

Satu sifat yang dapat membantu kita dalam membedakan ikatan kovalen nonpolar
dengan ikatan kovalen polar adalah keelektronegatifan, yaitu kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dalam ikatan kimia. Berikut adalah gambar keelektronegatifan unsur dalam
sistem periodik.
Gambar 15. Keelektronegatifan Unsur

Gambar 16. Perbedaan Ikatan Kovalen Polar dan Kovalen Non Polar

Semakin besar perbedaan keelektronegativan antara dua atom, semakin polar ikatan
antara mereka. Ketika perbedaan ini cukup besar (lebih besar dari 1,7- 1,9 unit
elektronegatifitas), ikatan antara dua atom akan ionik (dengan beberapa pengecualian, tentu
saja). Jika perbedaan kurang dari 1,7 unit, ikatan tersebut adalah kovalen. Perbedaan
keelektronegatifan antara atom dapat juga memberi kita petunjuk untuk kekuatan relatif
ikatan kovalen. Perbedaan ini dapat dilihat pada tabelberikut.

Tabel 2. Perbedaan Keelektronegatifan Senyawa Hidrogen Halida

Senyawa Hidrogen Halida Perbedaan Keelektronegatifan


HF 2,0 (H = 2,1 ; F = 4,1)
HCl 0,8 (H = 2,1 ; Cl = 2,9)
HBr 0,7 (H = 2,1 ; Br = 2,8)
HI 0,4 (H = 2,1 ; I = 2,5)
Berdasarkan data pada tabel diatas, urutan tingkat kepolaran pada senyawa hidrogen
halida mulai dari yang paling polar ialah HF, HCl, HBr, dan HI. HF merupakan senyawa
hidrogen halida yang paling polar ditunjukkan dengan perbedaan keelektronegatifan yang
paling besar, yaitu 2,0 , sedangkan HI merupakan senyawa hidrogen halida yang memiliki
tingkat kepolaran terendah yang ditunjukkan dengan perbedaan keelektronegatifan terkecil
yaitu 0,4.
1. Model Polar dan nonpolar
Molekul dengan ikatan kovalen nonpolar, seperti H2, Cl2, dan N2 sudah tentu bersifat
nonpolar. Tetapi, molekul dengan ikatan polar bisa bersifat polar, bisa pula bersifat nonpolar,
bergantung pada geometri (bentuk) molekulnya. Meski ikatan yang bersifat polar, jika
molekul berbentuk simetris, maka secara keseluruhan molekul itu akan bersifat nonpolar.

Perhatikan beberapa molekul berikut.

H2O BeCl2 NH3 BF3


bengkok linear piramida segitiga planar

Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O – H maupun N – H bersifat
polar (ada perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul tidak simetris. Elektron tidak
tersebar merata. Dalam molekul H2O, pusat muatan (pol) negatif terletak pada atom O,
sedangkan pol positif terletak di antara kedua atom H. Dalam molekul NH3 pol negatif
terletak pada atom N (puncak piramida), sedangkan pol positif terletak pada bidang
alasnya. Bagaimana halnya dengan molekul BeCl2 dan BF3? Walaupun ada perbedaan
keelektronegatifan antara Be dengan Cl dan B dengan F, molekul BeCl2 dan BF3 bersifat
nonpolar karena bentuk molekulnya simetris, elektron tersebar merata. Kita tidak dapat
mengatakan sisi sebelah mana lebih positif dan sisi sebelah mana lebih negatif dari kedua
molekul (BeCl2 atau BF3) itu, bukan?
Memeriksa kepolaran dari suatu molekul poliatom dapat dilakukan dengan
menggambarkan ikatan polar sebagai suatu vektor yang arahnya dari atom yang bermuatan
positif ke atom yang bermuatan negatif, jika resultan vektor-vektor dalam suatu molekul
sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat nonpolar. Sebaliknya, jika resultan vektor-
vektor tersebut tidak sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat polar. Perhatikan
beberapa contoh berikut.
H2O BeCl2 NH3 BF3
(Polar) (Nonpolar) (Polar) (Nonpolar)

2. Menunjukkan kepolaran
Kepolaran suatu zat dapat ditentukan dengan mengamati perilaku zat itu dalam medan magnet, zat
polar tertarik ke dalam medan magnet, sedangkan zat nonpolar tidak.

3. Momen Dipol
Kepolaran dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut momen dipol (μ), yaitu hasil kali
antara selisih muatan (Q) dengan jarak (r) antara pusat muatan positif dengan pusat muatan
negatif.
μ=Qxr
Satuan momen dipol adalah debye (D), dimana 1 D = 3,33 x 10-30 C m. Semakin polar suatu
zat, semakin besar momen dipolnya. Zat nonpolar mempunyai momen dipol sama dengan nol.
Sekarang dapatlah diketahui mengapa minyak tidak bercampur dengan air. Hal itu terjadi karena
air bersifat polar, sedangkan minyak bersifat nonpolar. Zat polar cenderung lebih tertarik pada
zat polar, sedangkan zat nonpolar lebih cenderung tertarik pada zat nonpolar. Oleh karena itu,
kedua zat itu tidak saling bercampur. Namun, minyak bisa saja terlarut dalam tetraklorometana
(CCl4).
Ikatan Logam
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam. Salah satu
teori yang sederhana adalah teori lautan elektron. Dalam teori ini, atom logam harus
berikatan dengan banyak atom logam lainnya untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Sebagai
contoh atom Na, tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom Na dapat saling tumpang
tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Na lainnya. Adanya
tumpang tindih memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Na bergerak bebas dalam
ruang di antara ion-ion Na membentuk suatu lautan elektron. Oleh karena muatannya
berlawanan, maka terjadi gaya tarik-menarik (gaya elektrostatis) antara ion-ion Na+ dan
elektron-elektron bebas ini. Akibatnya, terbentuk ikatan kimia yang disebut ikatan logam.

Gambar17. Model kristal Na

Gambar 18. Ilustrasi Ikatan Logam dan Pergerakan Elektronnya


Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Ikatan kimia yang dihasilkan dari daya
tarik antara atom logam dan lautan elektron sekitarnya disebut ikatan logam.

Nilai disiplin dapat ditanamkan dari perilaku


elektron dalam ikatan logam. Jumlah elektron yang
mengelilingi inti atom adalah tetap, artinya elektron
berpindah ke inti atom lain jika ada elektron lain yang
menggantikannya.
Sifat Fisis Senyawa Ion, Senyawa Kovalen, Dan Logam

Sifat fisis suatu zat ditentukan oleh gaya antar partikel penyusun zat. Pada senyawa
ion dan logam, gaya antar partikel tersebut adalah ikatan ion dan ikatan logam itu sendiri.
Sedangkan pada senyawa kovalen, gaya antar partikel tersebut adalah gaya antar molekul.
Tabel 3. Perbedaan pada Senyawa Ion, Kovalen, dan Logam
Karakteristik Senyawa Ion Senyawa Kovalen Logam
Jenis ikatan kimia Ikatan ion Ikatan kovalen Ikatan logam
Molekul-molekul Ion-ion positif yang
Ion-ion positif dikelilingi oleh
Partikel penyusun
dan negatif lautan
elektron
Ikatan ion berupa Gaya lektrostatis Ikatan logam berupa
gaya elektrostatis antar-molekul gaya elektrostatis yang
Gaya antar- yang kuat antar ion- (gaya van der kuat antara ion-ion
partikel ion positif dan Waals) yang logam positif dan
negatif relatif lemah elektron-
elektron bebas
Bentuk pada suhu Gas, cairan, atau
Padatan Padatan
ruang padatan
Keras tetapi lentur/tidak
Kekerasan Keras tetapi rapuh Lunak dan tidak
mudah patah jika ditempa
raouh
Titik leleh dan
Tinggi Rendah Tinggi
titik didih
Pada fase padat
tidak menghantar
Konduktivitas listrik, tetapi Tidak menghantar Menghantar listrik dan
menghantar listrik listrik panas yang baik
pada fase
cair/larut dalam air

Gambar 19. Gaya Antar-Partikel Senyawa Ion, Senyawa Kovalen, dan Logam
A. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Mataram


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester :X/I
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Alokasi Waktu : 3× 3JP (45 menit)

B. Kompetensi Dasar ( KD ) dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan 3.5.1 Memahami susunan elektron valensi atom
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, gas mulia (duplet dan oktet)
dan ikatan logam serta kaitannya 3.5.2 Memahami teori Lewis tentang ikatan
dengan sifat zat dan menuliskan struktur Lewis
3.5.3 Memahami perbedaan sifat senyawa ion
dan senyawa kovalen.
3.5.4 Membandingkan proses pembentukan
ikatan ion dan ikatan kovalen.
3.5.5 Membandingkan proses pembentukan
ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen
rangkap.
3.5.6 Memahami adanya molekul yang tidak
memenuhi aturan oktet.
3.5.7 Memahami proses pembentukan ikatan
kovalen koordinasi.
3.5.8 Memahami ikatan kovalen polar dan
ikatan kovalen nonpolar sertasenyawa
polar dan senyawa nonpolar
4.5 Merancang dan melakukan 4.5.1 Merancang percobaan untuk
percobaan untuk menunjukkan menunjukkan karakteristik senyawa ion
karakteristik senyawa ion atau atau senyawa kovalen berdasarkan
beberapa sifat fisika
senyawa kovalen berdasarkan
4.5.2 Melakukan percobaan untuk
beberapa sifat fisika membandingkan karakteristik senyawa
ion atau senyawa kovalen berdasarkan
beberapa sifat fisika
TUGAS PENGEMBANGANPROGRAM PEMBELAJARAN KIMIA
“BAHAN AJAR IKATAN KIMIA”

DISUSUN OLEH

Aminah (E1M017001)
Ni Luh Gaoura Astari Valentina (E1M017047)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2019

Anda mungkin juga menyukai