EVALUASI PEMBELAJARAN
KELAS :A/V
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melakukan penilaian merupakan salah satu tugas guru selain menyusun program
pembelajaran dan mengimplementasikannya didalam kelas. Guru juga harus dapat
menetapkan apa yang dapat diperoleh atau dicapai dari proses pembelajaran yang telah
diselenggarakan. Selanjutnya guru harus dapat menetapkan apakah program yang ia
rencanakan dapat terlaksana sesuai harapan, dalam arti bahwa kompetensi yang
dikembangkan pada diri siswa sesuai dengan harapan. Semua ini dapat diketahui dan
terjawab, jika guru melakukan asesmen dan evaluasi dengan baik. Asesmen sangat
berperan dalam menentukan arah pembelajaran dan kualitas pendidikan.
Penilaian ini tidak hanya menitikberatkan pada kemampuan kognitif, tetapi juga
mencakup ranah afektif dan psikomotorik. Guru umumnya merasa sudah aman dan selesai
tugasnya jika telah melaksanakan semua kewajiban kurikuler meskipun murid-muridnya
tidak memahami apa yang diajarkan. Dengan demikian pendidikan yang tidak
menghasilkan lulusan yang bermutu bukanlah merupakan investasi SDM (sumber daya
manusia), melainkan pemborosan biaya, tenaga dan waktu. Kalau seorang siswa dikatakan
berhasil dalam belajarnya, maka keberhasilan itu haruslah diukur dengan alat ukur yang
sesuai dengan tujuan belajarnya atau kompetensi yang harus dicapainya. Dengan kata lain
informasi yang diperoleh dari asesmen harus komprensif dan telah dilakukan pada saat-
saat yang tepat selama dan setelah siswa belajar. Artinya pengukuran harus dilakukan
disepanjang proses belajar yang dijalani siswa. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan
lebih tentang hubungan asesmen dan evaluasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa perbedaan antara Assesmen, Pengukuran dan Tes?
2. Apa saja aspek dari hasil belajar siswa?
3. Apa saja teknik penilaian dari assesmen dikaitkan dengan kurikulum K13?
4. Apakah fungsi assesmen dalam pembelajaran?
5. Apa pentingnya assismen hasil belajar?
6. Bagaimana karakteristik assesmen pendidikan?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut didapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui perbedaan antara assesmen, pengukuran dan tes.
2. Untuk dapat mengetahui aspek dari hasil belajar siswa.
3. Untuk dapat mengetahui teknik penilaian dari assesmen dikaitkan dengan kurikulum
K13.
4. Untuk dapat mengetahui fungsi assesmen dalam pembelajaran.
5. Untuk dapat mengetahui pentingnya assismen hasil belajar.
6. Untuk dapat mengetahui karakteristik assesmen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Cakupan asesmen terkait dengan ranah hasil belajar dalam konteks Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran
dari stándar isi dan stándar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi
secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran. Muatan dari stándar isi pendidikan adalah
stándar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu stándar kompetensi terdiri dari
beberapa kompetensi dasar dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-
indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masing-masing.
Indikator-indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan. Teknik penilaian yang
digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dasar
dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa
satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat
domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Seperti diuraikan di atas, umumnya tujuan
pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom
pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Benjamin Bloom (1956)
mengelompokkan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu
ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan
secara berjenjang mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
a. Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
Tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek
kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan,
pemahanan,penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
1) Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali
atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harusmengerti atau dapat
menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu: mendefinisikan,
mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan,
menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi.
2) Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau
mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan
dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b)
menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga,
menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.
3) Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: mengubah, menghitung,mendemonstrasikan, menemukan,
memanipulasikan, menghubungkan,menunjukkan, memecahkan, dan
menggunakan.
4) Analisis (analysis adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk
dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis prinsip-
prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya digunakan
antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan, menghubungkan,
memilih, dan memisahkan.
5) Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang
diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang
digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan,
mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan
menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suat situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa
sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk
mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain:
menafsirkan, menentukan, menduga,mempertimbangkan, membenarkan, dan
mengkritik.
b. Ranah Afektif
Menurut Nana (2006: 8), penilaian proses belajar mengajar memiliki karakteristik
yaitu :
1. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum
Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai
acuan apa yang seharusnya dilaksanakan.
2. Keterlaksanaannya oleh guru
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan program yang telah dilaksanakan
oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.
3. Keterlaksanaannya oleh siswa
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar mengajar
dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan
yang berarti, keterlaksaan siswa dapatdilihat dalam hal:
- Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru,
- Semua siswa turut melakukan kegiatan belajar,
- Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya,
- Manfaat semua sumber belajar yang disediakan guru,
- Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.
4. Motivasi belajar siswa
Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang
ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam hal:
- Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
- Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
- Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,
- Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru,
- Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
5. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
6. Interaksi guru siswa
Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan timbal balik
atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar.
7. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar
Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru
yang profesional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah
dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar,
dan sebagainya.
8. Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa
Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain:
- Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya,
- Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa,
- Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah
intrusional yang harus dicapai,
- hasil belajar tahan lama diingat,
- Dalam melakukan penilaian, guru harus berpatokan terhadap kurikulum yang
berlaku dan buku pelajaran yang digunakan.
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan didapatkan kesimpulan, yaitu:
1. Asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah.
2. Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan memberikan
angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran
akan selalu berupa angka.
3. Tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu.
4. Adapun domain pengukuran hasil belajar, yaitu domain kognitif, domain afektif hasil
belajar dan domain psikomotorik.
5. Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang
dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6. Karakteristik adalah acuan-acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian
terhadap peserta didik.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat. Mohon maaf apabila terdapat kesalah dan
kekurangan isi dar makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA