Anda di halaman 1dari 10

Laporan Percobaan Uji Daya Hantar Listrik Larutan

Nama :

 Derren Jonathan Wijaya


 Ryan Sempana Jaya

Kelas X IPA
SMA Dian Harapan Lubuklinggau
Tahun Ajaran 2018/2019
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Mengingat bahwa larutan yang akan di uji coba adalah larutan yang
mengandung senyawa ion dan kovalen polar, maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui sifat-sifat senyawa di atas.
Yang pertama adalah senyawa ion. Senyawa ion merupakan gabungan
atom-atom yang mengalami ikatan ion dimana adanya gaya tarik-menarik
elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Senyawa ion mempunyai beberapa
sifat yakni kristalnya keras tapi rapuh, mempunyai titik lebur dan titik didih yang
tinggi, mudah larut di dalam air dan dapat menghantarkan arus listrik.
Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan
listrik. Apabila senyawa ion terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta
dapat bergerak secara leluasa, maka senyawa ion dalam keadaan cair dan larutan
dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya dapat begerak secara bebas. Akan
tetapi, dalam keadaan padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik
karena ion-ionnya tidak dapat bergerak (Sudarmo, 2016).
Senyawa kovalen polar jika dilarutkan ke dalam air, senyawa tersebut
akan terurai menjadi ion-ion. Hal ini disebabkan oleh ikatan kovalen pada
senyawa tersebut mudah terputus dalam pelarut air sehingga menghasilkan ion-
ion. Senyawa kovalen polar terbentuk antara atom-atom yangmempunyai
perbedaan keelektronegatifan (Parning, Horale, & Tiopan, 2006).
Untuk membuktikan sifat-sifat tersebut maka dari itu peneliti melakukan
percobaan uji daya hantar listrik terhadap suatu larutan.

1.2. Rumusan Masalah


i. Bagaimana proses suatu zat dalam menghantarkan arus listrik ?
ii. Apa ciri-ciri larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit ?

1.3. Tujuan
i. Mengetahui bagaimana proses suatu zat dalam menghantarkan arus listrik.
ii. Mengetahui ciri-ciri larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit melalui
percobaan.
Bab II

Dasar Teori
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Perubahan kimia larutan elektrolit
ditandai dengan perubahan warna, timbulnya gelembung gas, atau adanya endapan
(Saputri, 2015). Larutan elektrolit dikelompokkan menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Larutan elektrolit lemah dapat menghantarkan listrik, hanya saja daya
hantar listriknya tidak sekuat larutan elektrolit kuat. Jika dalam percobaan dengan lampu,
elektrolit kuat akan mengakibatkan lampu menyala lebih terang dibandingkan dengan
elektrolit lemah. Selain itu larutan elektrolit kuat menghasilkan lebih banyak gelembung
(Muchtaridi & Justiana, 2007). Sebaliknya larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
disebut larutan non-elektrolit (Sudarmo, 2016).
Dalam larutan elektrolit terdapat ion – ion yang bergerak bebas. Contohnya dalam
NaCl padat yang merupakan senyawa ion terdapat ion – ion Na+ dan Cl-. Namun NaCl
padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion – ion tersebut terikat sangat rapat
dalam kristal sehingga tidak bebas bergerak. Namun dalam keadaan dilarutkan dengan
air, ion – ion Na+ dan Cl- sangat renggang sehingga dapat bergerak dengan bebas untuk
menghantarkan arus listrik. Ini disebabkan karena proses peruraian NaCl menjadi kation
Na+ dan anion Cl- yang disebut dengan disosiasi. Disosiasi merupakan peristiwa
terurainya senyawa menjadi zat-zat yang lebih kecil/sederhana (Salirawati, Meilina, &
Suprihatiningrum, 2007). Disosiasi hanya terjadi pada senyawa ion (Sudarmo, 2016).
Kekuatan suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi/derajat
disosiasi. Peruraian elektrolit menjadi ion-ion (ionisasi) dinyatakan dengan suatu
bilangan antara 0 dan 1, yang disebut derajat ionisasi. Derajat ionisasi didapatkan dari
hasil perbandingan antara jumlah molekul yang terurai/mengion dengan jumlah molekul
mula-mula. Bila derajat ionisasi sama dengan 0, maka tidak terdapat molekul yang terurai
sehinggan larutan termasuk larutan non-elektrolit. Sedangkan apabila larutan elektrolit
sama dengan 1, berarti seluruh molekul terurai menjadi ion-ion sehingga dapat
menghantarkan listrik dan termasuk elektrolit kuat. Namun apabila pengionan hanya
sebagian, derajat ionisasinya lebih besar dari nol dan kurang dari satu. Derajat ionisasi
yang berkisar pada angka 0-0,5 menunjukkan bahwa suatu larutan elektrolit bersifat
lemah sedangkan di atas 0,5 sampai angka 1 termasuk elektrolit kuat (Sumardjo, 2006).
Bab III

Eksperimen
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat

Gelas kimia

Corong Kaca

Spatula

Batang Pengaduk

Jepit Buaya
Elektroda (dari isi baterai)

Kabel

Baterai 9 V

b. Bahan

Air (H2O)
Asam cuka (CH3COOH)

Garam (NaCl)

HCl

Gula
3.2 Langkah Kerja
a. Hubungkan kabel dengan jepit buaya.
b. Hubungkan kabel jepit buaya dengan baterai, bola lampu, dan batang elektroda.
c. Pastikan bola lampu menyala ketika kedua elektroda saling bersentuhan
d. Siapkan larutan gula, HCl, NaCl (garam), dan CH3COOH (asam cuka) di dalam
gelas kimia (masing-masing 100 ml)
e. Uji daya hantar listrik larutan dengan memasukkan kedua batang elektroda pada
setiap larutan
f. Amati dan catat setiap hal yang terjadi
g. Cuci batang elektroda dengan air sebelum dipindahkan ke larutan yang lain

3.3 Data yang diperoleh

No Nama Larutan Nyala Lampu Gelombang Jenis Larutan


1 Larutan gula Tidak hidup Tidak ada Non-elektrolit
2 Larutan garam Terang Banyak Elektrolit
3 Asam cuka Tidak hidup Sedikit Elektrolit lemah
4 HCl Terang sekali Banyak Elektrolit
Bab IV

Analisis Pembahasan
a Apa ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan data hasil
percobaan?
Berdasarkan data hasil percobaan, ciri-ciri larutan elektrolit adalah dapat
menghantarkan arus listrik sehingga lampu menyala, dan menimbulkan
gelembung gas saat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi
dua yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Pada larutan elektrolit lemah daya
hantar listriknya lebih lemah dibandingkan larutan elektrolit kuat sehingga nyala
lampu yang dihasilkan elektrolit lemah redup. Gelembung yang dihasilkan oleh
elektrolit lemah juga lebih sedikit dibandingkan pada larutan elektrolit kuat.
Sedangkan larutan yang tidak dapat menyalakan lampu termasuk larutan non-
elektrolit karena memang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan non-
elektrolit tidak menghasilkan gelembung.
b Apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?
Di dalam larutan elektrolit terdapat ion-ion hasil peruraian zat terlarut baik
ion positif (kation) maupun ion negatif (anion). Gerakan ion yang bebas
memungkinkan adanya daya hantar listrik. Jika senyawa tersebut mudah
melepaskan ion didalam larutan maka termasuk eletrolit kuat.
c Bagaimana proses larutan elektrolit dalam menghantarkan arus listrik? (Jelaskan
dengan menggunakan larutan HCl)
Saat dilarutkan, senyawa HCl akan terurai menjadi kation dan anion
dimana kationnya adalah H+ dan anionnya adalah Cl- . Kutub negatif pada baterai
akan mengalirkan elektron pada elektroda melalui jepit buaya. Elektroda yang
menerima elektron dari baterai akan menjadi katoda yang kemudian akan
menghantarkan elektron kepada kation (H+) sehingga kation menjadi netral.
Kation ini kemudian akan menghantarkan elektron menuju anion dan kemudian
anion akan melepaskan elektron yang akan mengalir menuju anoda (elektroda
bermuatan positif). Semakin banyak elektron yang ditangkap, maka semakin
banyak elektron yang dilepaskan. Maka dari itu terjadi perputaran arus listrik
sehingga lampu menyala.
d Apa yang menyebabkan terjadinya gelembung ketika batang elektroda
dimasukkan ke dalam larutan HCl?
Masing-masing 2 ion H+ yang bergerak bebas menangkap 2 elektron dari
katoda dan akhirnya melepaskan gas hidrogen. Di sisi lain, ion-ion negatif (Cl-)
melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin dengan hasil
reaksinya dengan elektron. Gas hidrogen dan gas klorin inilah yang adalah
gelembungnya.
Bab V

Kesimpulan
Jadi setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit
terbukti dapat menghantarkan arus listrik. Ciri-ciri larutan leketrolit yang dapat dilihat dari
percobaan yaitu dapat menghantarkan arus listrik dengan bukti lampu yang menyala, dan
menghasilkan gelembung. Jika pada larutan elektrolit kuat, arus listrik yang dihasilkan lebih kuat
sehingga nyala lampu lebih terang dibandingkan larutan elektrolit lemah. Begitu juga pada hal
gelembung, larutan elektrolit kuat akan menghasilkan lebih banyak gelembung dibandingkan
pada elektrolit lemah. Sedangkan bila larutan non-elektrolit tidak dapat menghasilkan listrik
sehingga tidak ada juga reaksi yang menghasilkan gelembung.

Proses zat elektrolit dalam menghantarkan arus listrik dibantu dengan elektroda dan
baterai. Diambil contoh larutan HCl. Senyawa kovalen polar, yakni HCl ketika terlarut akan
terurai menjadi ion-ion. Ion positif dan ion negatif inilah yang akan bergerak bebas sehingga
dengan mudah menghantarkan arus listrik. Bermula dari kation yang menangkap elektron dari
elektroda yang bermuatan negatif kemudian kation tersebut menjadi netral dan melepaskan gas
hidrogen sebagai gelembung disekitar katoda. Lalu disisi lain anion akan menyalurkan elektron
kepada anoda yang bermuatan positif dengan reaksi melepaskan gas klorin disekitar anoda dalam
bentuk gelembung gas. Sehingga dengan demikian terjadilah aliran listrik yang yang diteruskan
anoda yang kemudian dapat menyalakan lampu.
Bab VI

Daftar Pustaka

Muchtaridi, & Justiana, S. (2007). Kimia 1. Jakarta: Quadra.

Parning, Horale, & Tiopan. (2006). Kimia 1 B. Jakarta Timur: Yudhistira.

Salirawati, D., Meilina, F., & Suprihatiningrum, J. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik.
Jakarta: Grasindo.

Saputri, L. H. (2015). Pintar Kimia Tanpa Bimbel SMA X, XI, XII. Yogyakarta: PT Bentang
Pustaka.

Sudarmo, U. (2016). KIMIA untuk SMA/MA KELAS X. Surakarta: Penerbit Erlangga.

Sumardjo, D. (2006). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai