Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT

Oleh:

Nama Anggota : 1. Nurhalizah auliya_06101282227029


2. Attorika Laura Dwi Putri_06101182227007
3. Aprina Azzahra_06101282227021
4. Dwi Melani Putri_06101282227041
5. Irma Amelia_06101282227051
6. Febrina Kammilya_06101182227003

Fakultas/Jurusan : FKIP/ Pendidikan Kimia

Dosen Pengajar : Dr. Sofia, S. Pd, M. Si

KELOMPOK II (DUA) KELAS A INDRALAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB I
a. Judul
Laporan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

b. Tujuan
1. Dapat mengetahui macam macam larutan elektrolit kuat dan lemah.
2. Dapat mengetahui macam macam larutan non elektrolit.
3. Dapat mengetahui sifat sifat daya hantar listrik.
4. Dapat mengelompokkan beberapa macam larutan kedalam larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan non elektrolit
5. Dapat memahami pengaruh larutan dalam sistem elektrolisis
BAB II
Landasan Teori
Senyawa yang larut dalam air diklasifikasikan sebagai elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit adalah senyawa yang menghantarkan listrik ketika dilarutkan dalam air karena
menghasilkan ion. Senyawa elektrolit yang menghasilkan sejumlah ion dalam larutan (Asam
kuat, basa kuat, dan garam larut air) sehingga dapat menghantarkan listrik dengan baik
diklasifikasikan sebagai elektrolit kuat. Senyawa yang menghasilkan sejumlah kecil ion di
dominasi oleh larutan asam lemah dan basa lemah, dan bersifat lemah dalam menghantarkan
listrik disebut sebagai elektrolit lemah. Sedangkan zat yang tidak menghantarkan listrik saat
dilarutkan dalam air tidak menghasilkan ion, disebut sebagai non elektrolit.
Berdasarkan data hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat, dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan data hantar yang besar.
Contohnya larutan asam kuat, basa kuat, dan garam. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan
dengan data hantar yang lemah. Pada tahun 1887, seorang ilmuwan swedia yang bernama
Svante August Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Hal tersebut dikarenakan dalam larutan elektrolit
tersebut terdapat ion. Ion ion tersebut dapat bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan arus
listrik.
Ion ion yang timbul dalam elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan
senyawa kovalen polar. Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam bentuk padat.
Tetapi dalam keadaan padat, tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion terikat
dengan kuat sedangkan dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air maka senyawa ionik adalah
suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas
kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak. Senyawa
kovalen baik polar maupun nonpolar tidak dapat menghantarkan arus listrik jika tidak
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai akan
mampu membentuk ion-ion.

1. Elektrolit kuat
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna) karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya
kuat. Pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke
kanan, dengan harga derajat ionisasinya adalah satu (a = 1)
Ciri-ciri larutan elektrolit kuat :
 Nyala lampu terang
 Menghasilkan banyak ion
 Molekul netral pada larutan hanya sedikit / tidak ada sama sekali
 Penghantar listrik baik
 Gelembung gas banyak.
 larutan Elektrolit lemah larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat
2. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang memberikan nyala redup ataupun tidak
menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak
semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna). Sehingga dalam larutan hanya ada
sedikit ion-ion menghantarkan arus listrik.
Ciri-ciri larutan elektrolit lemah:
 Nyala lampu redup
 Menghasilkan sedikit ion
 Terionisasi hanya sebagian kecil
 Penghantar listrik yang buruk
 Gelembung gas sedikit .
3. Larutan Non Elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak
menyala pada alat uji.
Elektrolit dapat berupa senyawa garam, asam ataupun amfoter. Beberapa gas tertentu
dapat berfungsi sebagai elektrolit, hal ini terjadi karena pada kondisi tertentu misalnya pada
suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen
polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit, sebagai contoh adalah
garam dapur atau NaCl. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuk larutan dalam sistem
aqueous dan lelehan, sedangkan dalam bentuk padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi
sebagai elektrolit.
Jenis-jenis senyawa yang dapat membentuk larutan elektrolit adalah senyawa ion dan
kovalen polar. Namun tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit, karena sebagian
senyawa kovalen polar tidak dapat terionisasi dalam air.
Berdasarkan jenis ikatannya, yang dapat menghantarkan listrik adalah:
1. Larutan ion: yaitu senyawa yang terbentuk dari unsur logam dan non logam yang
berikatan ion. Senyawa ionik dalam keadaan padat (solid) tidak dapat menghantarkan
arus listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas disebabkan terperangkap
dalam bentuk padatan atau kristal yang terikat kuat dan rapat. sedangkan dalam bentuk
lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik karena ion yang bergerak bebas
contoh senyawa ion adalah NaOH, Ca(OH)2, NaCl, CaSO4, MgCl2 dan sebagainya.
2. Larutan kovalen non polar: adalah senyawa yang terbentuk dari ikatan antara unsur
non logam dan non logam yang berikatan kovalen baik padatan lelehan maupun larutan
senyawa ini tidak dapat menghantarkan listrik karena senyawa kovalen non polar terdiri
dari molekul-molekul netral yang tidak bermuatan contohnya CH4 dan CCl4.
3. Larutan kovalen polar: adalah senyawa yang terbentuk dari ikatan antara unsur non
logam dan non logam yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dan mengalami
pengutupan muatan di dalam air molekul molekulnya dapat terhidrolisis sehingga ion-
ionnya bergerak bebas dan dapat menghantarkan arus listrik contohnya HCl dan
H2SO4 dan sebagainya.
Untuk membedakan larutan elektrolit kuat elektrolit lemah dan non elektrolit dapat
dihitung derajat ionisasi zat atau dalam larutan dengan rumus: a=mol zat terionisasi/mol zat
mula-mula. Dimana harga a diantara 0<a>1, a<0 artinya tidak terjadi ionisasi, a>1 artinya
terjadi ionisasi sempurna.
BAB III
a. Alat dan Bahan
1. Alat uji elektrolit
2. Botol semprot (aquades)
3. Gelas kimia
4. Elektroda karbon (paku beton)
5. Larutan NaCl 5 M
6. Larutan HCl 0,05 M
7. Larutan NaOH 0,05 M
8. Larutan urea I M, dan
9. Larutan BaCl2 0.05 M
10. Larutan air aki
11. Minuman sprite
12. Larutan deterjen
13. Larutan gula merah
14. susu.

Alat uji elektroit

b. Prosedur Percobaan
1. Rangkailah alat uji elektrolit sehingga bisa bekerja dengan baik.
2. Isilah gelas kimia dengan bahan bahan yang akan diuji.
3. Celupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji.
4. Hubungkan elektroda dengan baterai dan amati nyala lampu.
5. Catatah pengamatan yang terjadi.
6. Lakukanlah langkah 1 sampai 5 untuk bahan selanjutnya.
BAB IV
a. Hasil Pengamatan
No Bahan yang Lampu Lampu Tidak Ada Tidak Ada
diuji Menyala Menyala Gelembung Gelembung
Gas Gas
1. Larutan NaCl 5 Z ✔
M
2. Larutan air aki X ✔
3. Larutan sprite 0 ✔
4. Larutan Gula 0 ✔
merah
5. Larutan Deterjen 0 ✔
6. Larutan Urea 1 M 0 ✔
7. Larutan HCl 0,05 M 0 ✔
8. Larutan NaOH 0,05 M 0 ✔
9. Larutan BaCl2 0,05 M 0 ✔
10. Larutan Susu 0 ✔

b. Analisis Data
c. Pembahasan
Percobaan mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit ini dimaksudkan untuk
melakukan pengujian daya hantar listrik dari beberapa larutan yang digunakan baik yang
bersifat alami ataupun bahan kimia dalam percobaan ini alat yang digunakan untuk menguji
yaitu alat uji elektrolit sederhana dari yang terdiri dari satu lampu dan 2 Batang paku yang
disambungkan pada 4 buah baterai alat tersebut dibuat untuk menguji dan mengetahui mana
larutan elektrolit dan mana yang larutan non elektrolit.
Pada pengujian beberapa larutan dapat diamati bahwa larutan yang sedang diuji adalah
larutan yang dapat menyalakan lampu dengan terang disertai dengan gelembung yang banyak
dan ada pula larutan yang menyebabkan lampu dengan cahaya redup atau tidak ada nyala
lampu sama sekali namun ada gelembung pada batang paku.
Maka larutan yang menghantarkan listrik dengan baik dan menghasilkan nyala lampu
terang digolongkan ke dalam larutan elektrolit kuat. Sedangkan larutan yang menghantarkan
listrik kurang baik ditunjukkan dengan nyala lampu produk dan ada yang tidak menyala sama
sekali namun gelembung yang masih ada digolongkan ke dalam elektrolit lemah. Kemudian
ada juga larutan yang tidak dapat menyalakan lampu sama sekali dan tidak adanya gelembung
yang dihasilkan artinya larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga
digolongkan ke dalam larutan non elektrolit. Maka secara keseluruhan dari percobaan tersebut
larutan larutan tersebut digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu larutan elektrolit kuat elektrolit
lemah dan non elektrolit.
Dalam percobaan ini digunakan beberapa bahan atau sampel alami yaitu susu garam air
aki gula merah dan ada beberapa bahan kimia seperti bacl2 HCL NaOH dan sebagainya. Dari
bahan-bahan tersebut akan diuji berdasarkan sifat larutannya Apakah bisa menghantarkan
listrik atau tidak.
Pada pengujian elektrolit ini larutan pertama yang diuji adalah air aki titik yang pertama
dilakukan yakni memasukkan larutan air aki ke dalam gelas kimia sebanyak 25 ML.
Selanjutnya, alat uji dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan air aki, dan ternyata
didapatkan bahwa larutan air aki menghasilkan nyala lampu yang terang dan gelembung yang
banyak. Hal ini berarti air aki tergolong ke dalam elektrolit kuat dikarenakan air aki
mengandung asam sulfat. Artinya ion-ion asam sulfat mengalami disosiasi sempurna. Sehingga
air aki tersebut dapat menghantarkan arus listrik.
Selain air aki tergolong sebagai elektrolit kuat air aki rupanya mengalami reaksi
elektrolisis. Elektrolisis merupakan reaksi yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit yang dalam hal ini
adalah air aki titik dalam reaksi elektrolisis ini terjadi yang namanya Reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi. Elektron pada asam sulfat akan mengalir dari katoda menuju ke anoda. Ion-ion positif
akan tertarik ke katoda dan tereduksi sedangkan ion-ion negatifnya tertarik ke anoda dan
teroksidasi. Berdasarkan literatur elektrolisis dibagi menjadi dua yaitu elektrolisis lelehan dan
elektrolisis larutan dan dalam hal ini elektrolisis yang terjadi adalah elektrolisis larutan. Pada
elektrolisis larutan elektrolit terjadi persaingan yakni antara kation elektrolit dengan molekul
pelarut atau air untuk menangkap elektron.
Pada percobaan kedua yaitu menggunakan larutan Sprite dan ternyata pada saat diuji
lampunya tidak menyala namun untuk paku yang dicelupkan menimbulkan gelembung titik
sehingga Minuman Sprite digolongkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Karena ion-ion
penyusun senyawanya hanya terurai sebagian titik kemudian percobaan ketiga bahan yang
diujikan yaitu larutan urea dengan konsentrasi 0,1 m. Dan ternyata saat diuji lampunya mati
yang tidak menyala dan gelembung yang ditimbulkan juga tidak ada sama sekali titik oleh
karena itu maka larutan urea tergolong ke dalam larutan non elektrolit yang disebabkan karena
ion yang penyusun senyawanya tidak dapat terurai sehingga tidak dapat mengalirkan arus
listrik hal yang sama juga terjadi saat larutan gula merah diujikan titik hasilnya bahwa lampu
tidak menyala dan tidak adanya gelembung. Maka dapat dikatakan bahwa gula merah
digolongkan ke dalam larutan non elektrolit.
Adapun pada percobaan selanjutnya yaitu pengujian larutan bacl2 atau barium klorida
dengan konsentrasi 0,05 m ternyata didapatkan hasil bahwa tidak ada nyala lampu dan hanya
menimbulkan banyak gelembung titik menurut literatur, bacl2 termasuk larutan elektrolit kuat
namun dalam percobaan hanya terdapat gelembung saja. Hal ini mungkin dikarenakan
konsentrasi pada larutan terbilang kecil sehingga ion-ion yang bergerak bebas hanya sedikit
sehingga tidak kuat dalam menghantarkan listrik. Karena semakin tinggi atau besar konsentrasi
larutan maka semakin banyak pula ion-ion yang terionisasi dan bebas untuk bisa
menghantarkan listrik.
Pada Percobaan Urea 0,1 M, larutan susu, dan juga larutan gula merah. Pada saat paku
dicelupkan di dalam larutan tersebut lampunya tidak menyala, dan juga tidak ada gelmbung.
Ini menandakan bahwasannya larutan tersebut tergolong ke dalam non elektrolit.
Pada percobaan larutan garam, NaCl 5 M, dan juga larutan air aki. Pada saat paku
dicelupkan ke dalam larutan tersebut lampunya menyala terang, dan juga ada gelembung. Ini
termasuk ke dalam golongan elektrolit kuat.
BAB V
a. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa
larutan elektrolit kuat memiliki sifat mampu menghantarkan listrik dengan baik, menyalakan
lampu dengan terang, dan menghasilkan banyak gelembung gas. Untuk larutan elektrolit lemah
memiliki sifat mampu menghantarkan listrik tapi lemah sehingga tidak mampu membuat
lampu menyala dan hanya mampu menimbulkan gelembung gas. Sedangkan untuk larutan non
elektrolit memiliki sifat tidak mampu menghantarkan listrik sehingga tidak membuat lampu
menyala dan tidak adanya gelembung gas yang terbentuk. Adapun larutan yang termasuk
elektrolit kuat adalah NaCl dan air aki, elektrolit lemah adalah NaOH, Bacl2, HCl, deterjen
dan sprite, serta non elektrolit adalah susu, urea dan gula merah. Konsentrasi suatu larutan
menjadi faktor yang mempengaruhi kuat atau tidaknya larutan elektrolit jika semakin besar
konsentrasinya maka akan semakin kuat.

b. Daftar Pustaka
Keenan et al. (1989). “Kimia Untuk Univeristas I”. (alih Bahasa A.Hadyana Pudja Atmaka).
Jakarta : Erlangga
Macap, et al., (2016-2017). “Laporan Praktikum kimia dasar 1 Larutan elektrolit dan Non
Elektrolit:.
Hein, M., Arena, S. (2014). “Foundations of college chemistry”. Wiley.
c. Lampiran Praktikum

Anda mungkin juga menyukai