Anda di halaman 1dari 8

A. Apakah Larutan Itu? Masih ingatkah Anda, apakah larutan itu?

Tentunya Anda masih ingat


bukan? Larutan adalah campuran yang bersifat homogen atau serbasama. Jika Anda melarutkan
2 sendok makan gula putih (pasir) ke dalam segelas air, maka Anda telah mendapatkan larutan
gula. Cobalah Anda ingat kembali, manakah dari gula dan air yang berperan sebagai zat terlarut
dan zat pelarut. Di SMP atau bahkan di SD Anda pernah membedakan benda-benda yang dapat
menghantarkan listrik atau tidak dapat menghantarkan listrik, melalui percobaan berikut. Gambar
1. Percobaan daya hantar listrik suatu benda Setelah diamati percobaan seperti di atas, kita dapat
membedakan benda yang dapat menghantarkan listrik dengan lampu menyala. Sedangkan benda
yang tidak menghantarkan listrik lampunya padam. Ternyata paku dapat menghantarkan listrik
sedangkan plastik tidak menghantarkan listrik. Bagaimanakah seandainya rangkaian uji elektrolit
pada percobaan di atas, dapatkah kita gunakan untuk uji coba berbagai larutan. Marilah kita
lakukan percobaannya sesuai petunjuk percobaan berikut: a. Alat dan bahan yang harus
disediakan Tabel 1. Alat dan bahan Alat dan bahan Ukuran/satuan Jumlah Gelas kimia Alat
penguji elektrolit Baterai 1 Air suling Larutan HCl Larutan asam cuka (CH3COOH) Larutan
NaOH Larutan ammonia (NH3) Larutan gula Larutan NaCl (garam dapur) Etanol (alcohol) Air
ledeng Air sumur 100 ml – 9 volt – 1 M 1 M 1 M 1 M – 1 M 70% – – 10 1 set 1 50 mL 50 mL
50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL b. Cara Kerja 1. Rangkaian alat penguji
elektrolit seperti gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Pengisi elektrolit 1. batu baterai 2. kabel
penghubung 3. bola lampu 4. elektroda karbon 5. elektroda karbon 6. larutan yang diuji 7. gelas
kimia 2.3. Masukkan kira-kira 50 ml air kran ke dalam gelas kimia dan uji daya hantar listriknya.
Catat apakah lampu menyala atau timbul pada elektroda. Bersihkan elektroda dengan air dan
keringkan, kemudian dengan cara yangs ama uji daya hantar listrik larutan di bawah ini. Catatlah
di tabel 2 pengamatan. Tabel 2. Pengamatan Bahan yang Diuji Rumus zat Terlarut Lampu
Menyala/ Lampu Tidak Menyala Pengamatan Lain Air suling Air ledeng Air sumur Larutan HCl
Asam cuka Larutan NaOH Larutan amonia Larutan gula Larutan NaCl Alkohol – – – HCl
CH3COOH NaOH NH3 C12H22O11 NaCl C2H5OH ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. c. Setelah melakukan percobaan Cobalah Anda
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut dan jangan lupa berdiskusi dengan teman-temanmu ini.
Cobalah amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda, adakah
perubahan? Diantara bahan yang diuji, zat manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan
yang tidak dapat menghantarkan listrik. Buatlah definisi tentang larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit. Diantara larutan elektrolit di atas, manakah zat terlarutnya yang tergolong: (a)
ikatan ion (b) ikatan kovalen Cobalah Anda bandingkan dengan jawaban di bawah ini. Pada saat
melakukan percobaan dapat diamati yang terjadi pada lampu dan elektroda (batang karbon).
Pada lampu ada yang menyala terang, redup dan tidak menyala. Sedangkan pada batang karbon
terdapat gelembung gas dan ada pula yang tidak ada gelembungnya. Zat-zat yang dapat
menghantarkan listrik adalah HCl, CH3COOH, NaOH, NH4OH dan NaCl. Sedangkan yang
tidak menghantarkan listrik : C12H22O11 dan C2H5OH. Dari hasil pengamatan, larutan-larutan
yang dapat memberikan nyala pada lampu, baik terang, redup ataupun tidak menyala, tetapi ada
gelembung gas disebut larutan elektrolit. Sedangkan sebaliknya disebut larutan non elektrolit jika
tidak terdapat nyala lampu ataupun gelembung gas pada elektrodanya Pada saat Anda melakukan
percobaan ternyata didapatkan larutan yang memberikan nyala terang, redup dan bahkan tidak
menyala, ataupun pada elektrodanya, ada yang bergelembung gas ada pula yang tidak.
Bagaimanakah hal ini dapat dijelaskan? Mengapa suatu larutan dapat menghantarkan listrik
sementara yang lainnya tidak? Untuk dapat memahami keanekaragaman larutan ditinjau dari
daya hantar listriknya, cobalah Anda pelajari dan pahami uraian materi berikutnya. Berdasarkan
daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan ini dibedakan atas : 1. ELEKTROLIT KUAT Larutan elektrolit kuat adalah
larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut
(umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1). Yang tergolong elektrolit kuat
adalah: Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa-basa kuat,
yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan
lain-lain. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain 2.
ELEKTROLIT LEMAH Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong elektrolit lemah: a.
Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah
seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl,
CaCrO4, PbI2 dan lain-lain Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-
ion (tidak mengion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: - Larutan urea – Larutan sukrosa –
Larutan glukosa – Larutan alkohol dan lain-lain RANGKAIAN ALAT UJI LARUTAN
ELEKTROLIT Laporan praktikum - Judul praktikum : Menguji larutan elektrolit dan non
elektrolit. - Tujuan praktikum : Memperhatikan ada tidaknya gejala yang timbul pada larutan
elektrolit dan non elektrolit. - Dasar teori : Larutan elektrolit dan non elektrolit. Alat dan bahan
Alat: - 2 baterai bekas berukuran besar, dan ambil batang karbonnya. - 3 baterai baru berukuran
besar. - 1 buah lampu berukuran lampu senter. - Kabel berukuran 2 meter di bagi menjadi 2
bagian. - 8 buah gelas pelastik. - 8 buah sendok pelastik. - Tisu/ kain pembersih. Bahan: - Garam
2 sdm - Gula 2 sdm - Sabun cuci 2 sdm - Sabun mandi cair 2 sdm - Pembersih wajah/ penyegar 3
sdm - Cuka 20ml (10 sdm) - Shampo 1 sachet - Alkohol 20ml Cara kerja: Rangkailah alat
penguji larutan elektrolit dan non elektrolit seperti gambar. Masukkan bahan – bahan yang akan
di uji ke dalam masing – masing gelas pelastik. Celupkan 2 batang karbon ke dalam masing –
masing larutan, amati dan catatlah gejala – gejala yang terjadi pada batang karbon dan lampu.
Hasil pengamatan: gula: Gelembung tidak ada pada saat kedua batang baterai di pisah. sabun
mandi: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas. shampo: jika di pisah tidak
menyalah dan ada gelembung gas. pembersih wajah: jika di pisah tidak menyalah dan tidak ada
gelembung gas cuka: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas. garam: jika di pisah
tidak menyalah dan ada gelembung gas. alkohol: jika di pisah tidak menyalah dan ada
gelembung gas. detergen: ada gelmbung gas, jika di pisah tidak menyalah. Kesimpulan: - Garam
dapat menghantarkan listrik, sehingga lampu dapat menyala dan adanya gelembung gas. Tapi
pada saat kedua barang baterai di pisah lampu menjadi redup, bahkan lampu tidak menyala. -
Sifat garam = sifat alcohol. - Sifat shampoo = sifat sabun mandi. contoh gambar sebuah
rangkaian Isilah titik-titik di bawah ini. Apa yang dimaksud dengan : a. larutan b. zat terlarut
(solute) c. zat pelarut (solvent) 2. Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dan non
elektrolit, jelaskan! Mengapa larutan elektrolit dapat menghantar listrik sedangkan non elektrolit
tidak? Kelompokkan zat-zat berikut ke dalam larutan elektrolit atau larutan non elektrolit. a.
larutan urea f. larutan asam klorida b. larutan garam g. air accu (H2SO4) c. larutan gula h. air
kali d. larutan cuka dapur i. air sumur e. larutan alcohol 70% j. air hujan Data percobaan apa saja
yang membedakan larutan elektrolit kuat dengan elektrolit lemah. Jawaban Anda pasti benar,
karena Anda rajin dantekun. Cobalah bandingkan dengan jawaban di bawah ini. larutan yang
bersifat homogen (serba sama) dari 2 buah zat atau lebih b. solute (zat terlarut): zat yang
berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit c. solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai
pelarut dalam jumlah banyak Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala,
redup dan tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit.
Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung
gas. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan
larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau reaksi kimia : proses
terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat yang dilarutkan ke dalam air). Kelompok
larutan elektrolit : larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air
sumur. Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan alkohol. Adanya
larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala terang.
Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala
KONSEP REAKSI REDOKS DALAM ELEKTROKIMIA Merupakan ukuran terhadap
besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan elektron Elektroda
Hidrogen - E° H2 diukur pada 25° C, 1 atm dan {H+} = 1 molar - E° H2 = 0.00 volt Elektroda
Logam - E° logam diukur terhadap E° H2 - Logam sebelah kiri H : E° elektroda < 0 Cara
Menghitung Potensial Elektroda Sel 1. E° sel = E° red – E° oks 2. E sel = E°sel – RT/nF lnC
Pada 25° C : E sel = E°sel – 0.059/n log C Elektroda tergantung pada : • Jenis Elektroda • Suhu •
Konsentrasi ionnya Catatan : E° = potensial reduksi standar (volt) R = tetapan gas-
volt.coulomb/mol.°K] = 8.314 T = suhu mutlak (°K) n = jumlah elektron F = 96.500 coulomb C
= [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi] Hukum Faraday Banyaknya zat yang dihasilkan dari reaksi
elektrolisis sebanding dengan banyaknya arus listrik yang dialirkan kedalam larutan. Hal ini
dapat digambarkan dengan hukum faraday 1 W =massazat yang dihasilkan i = arus dalam
ampere t = waktu dalam satuan detik F = tetapan Farady, 1 F = 96500 C i.t = Q = arus dalam
satuan C Mol elektron dari suatu reaksi sama dengan perubahan biloks 1 mol zat. Dari rumusan
diatas diperoleh : Jumlah Faraday = mol elektron = perubahan bil.oksidasi 1 mol zat Dalam
penentuanmassazat yang dihasilkan dalam reaksi elektrolisis, biasanya data yang diketahui
adalah Ar bukan e, sedangkan sehingga rumusan Hukum Faraday 1 menjadi : n = valensi atau
banyaknya mol elektron untuk setiap mol zat. ELEKTROKIMIA Elektrokimia : Hubungan
Reaksi kimia dengan daya gerak listrik (aliran elektron) Reaksi kimia menghasil-kandaya gerak
listrik (sel galvani) Daya gerak listrik menghasilkan reaksi kimia (sel elektrolisa) Sel
elektrokimia : sistem yang terdiri dari elektroda yang tercelup pada larutan elektrolit. Sel
Volta/Gavalni a. Prinsip-prinsip selvoltaatau sel galvani : Gerakan elektron dalam sirkuit
eksternal akibat adanya reaksi redoks. Aturan selvolta: - Terjadi perubahan : energi kimia →
energi listrik - Pada anoda, elektron adalah produk dari reaksi oksidasi; anoda kutub negatif -
Pada katoda, elektron adalah reaktan dari reaksi reduksi; katoda = kutub positif - Elektron
mengalir dari anoda ke katoda b. Konsep-konsep Sel Volta Sel Volta: Deret Volta/Nerst a. Li, K,
Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au b. Makin ke kanan, mudah
direduksi dan sukar dioksidasi. Makin ke kiri, mudah dioksidasi, makin aktif, dan sukar
direduksi. Prinsip: Anoda terjadi reaksi oksidasi ; katoda terjadi reaksi reduksi Arus elektron :
anoda → katoda ; arus listrik : katoda → anoda Jembatan garam : menyetimbangkan ion-ion
dalam larutan Contoh dari sel galvani : Notasi sel : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu / = potensial ½ sel // =
potensial sambungan Sel (cell junction potential; jembatan garam) c. Macam-macam selvolta Sel
Kering atau Sel Leclance Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.
Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk grafit) yang terlindungi
oleh pasta karbon, MnO2 dan NH4Cl2 Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan
muncul dibagian bawah baterai sebagai terminal negatif. Elektrolit : Campuran berupa pasta :
MnO2 + NH4Cl + sedikit Air Reaksi anoda adalah oksidasi dari seng Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-
Reaksi katodanya berlangsung lebih rumit dan suatu campuran hasil akan terbentuk. Salah satu
reaksi yang paling penting adalah : 2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) +
H2O Amonia yang terjadi pada katoda akan bereaksi dengan Zn2+ yang dihasilkan pada anoda
dan membentuk ion Zn(NH3)42+. 2. Sel Aki Katoda: PbO2 Anoda : Pb Elektrolit: Larutan
H2SO4 Reaksinya adalah : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2H2O (katoda) Pb
(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e- (anoda) PbO2(s) + Pb (s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) →
2PbSO4(s) + 2H2O (total) Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang
karena ia terlibat dalam reaksi tersebut. Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat
diisi ulang (recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses elektrolisis,
dengan reaksi : 2PbSO4(s) + 2H2O → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)
Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan lagi ia mengandung
asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika dipindah-pindahkan. 3. Sel Bahan Bakar Elektroda :
Ni Elektrolit : Larutan KOH Bahan Bakar : H2 dan O2 4. Baterai Ni – Cd Disebut juga baterai
ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang umum dipakai pada alat-alat elektronik peka.
Potensialnya adalah 1,4 Volt. Katoda : NiO2 dengan sedikit air Anoda : Cd Reaksinya : Cd(s) +
2OH- (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e- 2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq) Baterai ini
lebih mahal dari baterai biasa. ELEKTROKIMIA Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia
adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan
oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia.
Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang
menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan di dalamnya di sebut sel galvani.
Sedangkan sel elektrokimia di mana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya di sebut sel
elektrolisis. Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda -umumnya konduktor
logam- yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun
cairan) dan sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan
dalam metode ini adalah elektron yang di pasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi
yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda,
yakni elektroda di mana reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung dan anoda di mana reaksi
oksidasi (reaksi anodik) berlangsung. Aplikasi metode elektrokimia untuk lingkungan dan
laboratorium pada umumnya didasarkan pada proses elektrolisis, yakni terjadinya reaksi kimia
dalam suatu sistem elektrokimia akibat pemberian arus listrik dari suatu sumber luar. Proses ini
merupakan kebalikan dari proses Galvani, di mana reaksi kimia yang berlangsung dalam suatu
sistem elektrokimia dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik, misalnya dalam sel bahan
bakar (fuel-cell). Aplikasi lainnya dari metode elektrokimia selain pemurnian logam dan
elektroplating adalah elektroanalitik, elektrokoagulasi, elektrokatalis, elektrodialisis dan
elektrorefining. Sedangkan aplikasi lain yang tidak kalah pentingnya dari metode elektrokimia
dan sekarang sedang marak dikembangkan oleh para peneliti adalah elektrosintesis.
Teknik/metode elektrosintesis adalah suatu cara untuk mensintesis/membuat dan atau
memproduksi suatu bahan yang didasarkan pada teknik elektrokimia. Pada metode ini terjadi
perubahan unsur/senyawa kimia menjadi senyawa yang sesuai dengan yang diinginkan.
Penggunaan metode ini oleh para peneliti dalam mensintesis bahan didasarkan oleh berbagai
keuntungan yang ditawarkan seperti peralatan yang diperlukan sangat sederhana, yakni terdiri
dari dua/tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik, potensial elektroda
dan rapat arusnya dapat diatur sehingga selektivitas dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan
pada batas-batas yang diinginkan melalui pengaturan besarnya potensial listrik serta tingkat
polusi sangat rendah dan mudah dikontrol. Dari keuntungan yang ditawarkan menyebabkan
teknik elektrosintesis lebih menguntungkan dibandingkan metode sintesis secara konvensional,
yang sangat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, katalis dan konsentrasi. Selain itu proses
elektrosintesis juga dimungkinkan untuk dilakukan pada tekanan atmosfer dan pada suhu antara
100-900oC terutama untuk sintesis senyawa organik, sehingga memungkinkan penggunaan
materi yang murah. Prinsip Elektrosintesis Prinsip dari metode elektrosintesis didasarkan pada
penerapan teori-teori elektrokimia biasa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Baik teknik
elektrosintesis maupun metode sintesis secara konvensional, mempunyai variabel-variabel yang
sama seperti suhu, pelarut, pH, konsentrasi reaktan, metode pencampuran dan waktu. Akan tetapi
perbedaannya, jika di elektrosintesis mempunyai variabel tambahan yakni variabel listrik dan
fisik seperti elektroda, jenis elektrolit, lapisan listrik ganda, materi/jenis elektroda, jenis sel
elektrolisis yang digunakan, media elektrolisis dan derajat pengadukan. Pada dasarnya semua
jenis sel elektrolisis termasuk elektrosintesis selalu berlaku hukum Faraday yakni: Jumlah
perubahan kimia yang terjadi dalam sel elektrolisis, sebanding dengan muatan listrik yang
dilewatkan di dalam sel tersebut Jumlah muatan listrik sebanyak 96.500 coulomb akan
menyebabkan perubahan suatu senyawa sebanyak 1,0 gramekivalen (grek) Sebelum
melaksanakan elektrosintesis, sangatlah penting untuk memahami reaksi yang terjadi pada
elektroda. Di dalam sel elektrolisis akan terjadi perubahan kimia pada daerah sekitar elektroda,
karena adanya aliran listrik. Jika tidak terjadi reaksi kimia, maka elektroda hanya akan
terpolarisasi, akibat potensial listrik yang diberikan. Reaksi kimia hanya akan terjadi apabila ada
perpindahan elektron dari larutan menuju ke elektroda (proses oksidasi), sedangkan pada katoda
akan terjadi aliran elektron dari katoda menuju ke larutan (proses reduksi). Proses perpindahan
elektron dibedakan atas perpindahan elektron primer, artinya materi pokok bereaksi secara
langsung pada permukaan elektroda, sedangkan pada perpindahan elektron secara sekunder,
elektron akan bereaksi dengan elektrolit penunjang, sehingga akan dihasilkan suatu reaktan
antara (intermediate reactan), yang akan bereaksi lebih lanjut dengan materi pokok di dalam
larutan. Reaktan antara ini dapat dihasilkan secara internal maupun eksternal: Perpindahan
elektron secara primer : O + ne → P Perpindahan elektron secara sekunder : X + ne → I, O + I
→ P Perlu diketahui juga dalam mengelektrosintesis terutama sintesis senyawa organik bahwa
reaksi pada elektroda dapat saja berubah bila kondisi berubah. Salah satu parameter yang penting
untuk memahami reaksi yang terjadi adalah dengan mengetahui potensial elektrolisis untuk
reaksi oksidasi dan reduksi. Tabel 1 dan 2 berikut ini memperlihatkan potensial reduksi dan
oksidasi beberapa senyawa organik: Senyawa E1/2 (Volt) Phenacyl Bromide - 0.16 Kloroform -
1.67 Methylen Klorida - 2.33 Benzoquinon + 0.44 Benzoquinon - 0.40 Mesityl oxide - 1.6
Camphor Anil - 2.6 Benzalanin - 1.83 Anthracene - 1.94 Phenantherene - 2.46 Napthalene - 2.47
Tabel . Potensial reduksi senyawa organik Senyawa E1/2 (Volt) Anthracene 1.20 Phenantherene
1.68 Napthalene 1.72 Phenol 1.35 Anisol 1.67 Thioanisol 1.82 Bitropyl 1.29 Tropylidiine 1.39
Thiopene 1.91 Tabel. Potensial oksidasi senyawa organik Sumber: Buchori 2003 Pengaturan
potensial juga amat penting dilakukan terutama bila reaksi melibatkan molekul bergugus fungsi
banyak (kompleks polyfunctional molecule). Sebagai contoh reaksi reduksi kromida aromatik
pada kondisi katon dan alkil klorida tidak aktif dan alpha-kromoketon yang lebih mudah
tereduksi dari pada arilkromida. Reaksi reduksi selektif ini dapat diramalkan berjalan sesuai
dengan arah yang diinginkan melalui pengaturan potensial. Pengaturan potensial juga berguna
untuk suatu reaksi transformasi pembuatan suatu senyawa organik yang melibatkan iodikal,
karbanion ataupun korbonium, yang secara kimia biasa tidak dapat dilakukan ternyata dapat
dilaksanakan secara elektrokimia. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
sebenarnya dasar dari terjadinya reaksi elektrosintesis adalah : Pemutusan ikatan tunggal
Beberapa jenis ikatan tunggal yang elektroaktif antara lain : alkil halida, ikatan karbon-oksigen,
ikatan karbon-nitrogen, ikatan karbon-belerang, ikatan karbon-fosfor dan ikatan oksigen-
oksigen. Reduksi Ikatan rangkap (rangkap dua dan rangkap tiga) Beberapa kelompok ikatan
rangkap yang elektroaktif, antara lain gugusan karbonil (aldehida, keton, karboksilat dan
turunannya), ikatan ganda karbon nitrogen (Irium, turunan karbonil lainnya), gugus nitro
(senyawa nitro aromatik, nitro alifatik), ikatan rangkap lainnya (senyawa azo dan nitrozo, diazo
dan diazinum). Sel Elektrolisis Terjadi perubahan : energi listrik → energi kimia Elektrolisa
adalah reaksi non-spontan yang berjalan akibat adanya arus (aliran elektron) eksternal yang
dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik Pada sel elektrolitik – Katoda bermuatan negatif atau
disebut elektroda – – Terjadi reaksi reduksi Jenis logam tidak diperhatikan, kecuali logam Alkali
(IA) dengan Alkali tanah(IIA), Al dan Mn - Reaksi : 2 H+(aq) + 2e- →H2(g) ion golongan
IA/IIA tidak direduksi; dan penggantinya air 2 H2O(l) + 2 e- → basa + H2(g) ion-ion lain
direduksi – Anoda bermuatan positif (+) atau disebut elektroda + - Terjadi reaksi oksidasi - Jenis
logam diperhatikan a. Anoda : Pt atau C (elektroda inert) reaksi : # 4OH- (aq) → 2H2O(l) +
O2(g) + 4e- # gugus asam beroksigen tidak teroksidasi, diganti oleh 2 H2O(l) → asam + O2(g) #
golongan VIIA (halogen) → gas b. Anoda bukan : Pt atau C reaksi : bereaksi dengan anoda
membentuk garam atau senyawa lain. Korosi Korosi adalah peristiwa perusakan logam akibat
terjadinya reaksi kimia dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan.
Lingkungan dapat berupa asam, basa, oksigen dari udara, oksigen didalam air atau zat kimia lain.
Perkaratan besi adalah peristiwa elektrilisis sebagai berikut : - Besi dioksidasi oleh H2O atau ion
hydrogen Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- (oksidasi) 2H+ (aq) → 2H(aq) ( reduksi ) - Atom-atom H
bergabung menghasilkan H2 2H(aq) → H2(g) - Atom-atom H bergabung dengan oksigen 2H(aq)
+ ½ O2(aq) → H2 O(l) - Jika konsentrasi H+ cukup tinggi (pH rendah), maka reaksi Fe + 2H+
(aq) → 2H(aq) + Fe2+ (aq) 2H(aq) → H2(g) - Ion Fe2+ juga bereaksi dengan oksigen dan
membentuk karat (coklat keerah-merahan ) dengan menghasilkan ion H+ yang selanjutnya
direduksi menjadi H2- 4Fe2+ (aq) + O2(aq) + 4H2 O(l) + 2xH2 O(l) → 2Fe2O3H2O)x(s) + 8H+
Reaksi totalnya menjadi 4Fe(s) + 3O2(aq) + 2x H2 O(l) → 2Fe2O3H2O)x(s) Korosi dapat
dihambat dengan beberapa cara, misalnya : Pemakaian logam alloy dengan cara Pembentukan
lapisan pelindung Menaikkan tegangan elektrode 2. Pemakaian lapisan pelindung dengan cara:
Pengecatan Pelapisan senyawa organik (pelumas) Pelapisan dengan gelas Pelapisan dengan
logam Dilapisi logam yang lebih mulia Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi Menanam
batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi dan dihubungkan Dicampur dengan
logam lain 3. Elektrokimiawi dengan cara eliminasi perbedaan tegangan: Menaikkan kemurnian
logam Mencegah kontak 2 logam Memakai inhibitor Isolasi logam dari larutan, dan lain-lain.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi Kelembaban udara Elektrolit Zat terlarut pembentuk
asam (CO2, SO2) Adanya O2 Lapisan pada permukaan logam Letak logam dalam deret
potensial reduksi KESIMPULAN Elektrolisis. pada sel elektrolisis, aliran listrik menyebabkan
reduksi pada muatan negatif di katoda dan oksidasi pada muatan positif di anoda. Aplikasi
elektrolisis. Elektroplatting, produksi Aluminium dan Magnesium, pemurnian tembaga, dan
elektrolisis dari pelelehan NaCl. Korosi logam adalah salah satu masalah yang paling penting
yang dihadapi oleh kelompok industri maju. pengaruh korosi dapat terlihat (pembentukan karat
pada permukaan besi) dan tidak terlihat (keretakan serta terjadinya pengurangan kekuatan logam
di bawah permukaan).

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu


BAB II
DASAR TEORI
A. LARUTAN
Larutan merupakan system homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Terlarut
merupakan larutan yang dilarutkan oleh pelarut sedangkan pelarut merupakan zat yang
melarutkan terlarut.
Menurut Ilmuwan Svante August Arrhenius dari Swedia menerangkan teori ion tentang
hantaran listrik melalui larutan. Arrhenius berpendapat bahwa zat-zat elektrolit yang dilarutkan
dalam air akan terurai (terionisasi) menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion-ion
tersebut dapat bergerak bebas sehingga menghantarkan listrik melalui larutan.

B. LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Hal tersebut disebabkan
adanya ion-ion positif dan ion-ion negative yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai
dalam larutan. Hantaran listrik melalui larutan dapat ditunjukkan dengan alat penguji elektrolit.
Adanya aliran listrik melalui larutan ditandai oleh menyalanya lampu pijar pada rangkaian itu
dan/atau adanya suatu perubahan (missal timbul gelembung) pada salah satu atau kedua
elektrodenya.
Contoh ionisasi larutan elektrolit :
a) HCl → H⁺ + Cl⁻ (asam)
b) KOH → K⁺ + OH⁻ (basa)
c) NaCl → Na⁺ + Cl⁻ (garam)
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua sebagai berikut:
Larutan elektrolit ada dua macam, yaitu:
1. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Senyawa elektrolit kuat terbentuk dari ikatan ionik. Contoh: air aki (asam sulfat), asam klorida,
air garam, dll.
2. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan
lemah.Senyawa elektrolit lemah terbentuk dari ikatan kovalen polar. Contoh: air cuka, amonium
hidroksida,air,dan lain-lain.
3

C. LARUTAN NONELEKTROLIT
Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali dikarenakan zat-zat tersebut tetap
berwujud molekul-molekul netral (tidak terurai menjadi ion-ion) yang tidak bermuatan
listrik.Senyawa nonelektrolit terbentuk dari ikatan kovalen nonpolar. Contoh: minyak goreng,
bensin, oli, dll.
D. ALAT UJI
Untuk membedakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit dapat dilakukan
pengujian dengan electrolyte tester (alat uji elektrolit), dengan kriteria sebagai berikut:
- Larutan elektrolit kuat Lampu menyala dan muncul gelembung gas pada elektroda.
- Larutan elektrolit lemah Lampu tidak menyala dan muncul gelembung gas pada elektroda.
- Larutan non elektrolit Lampu tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas pada
elektroda.

Anda mungkin juga menyukai