Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh:
Kelompok 4
Adi Putra Ramadhan (211FI04001)
Devina Apria Putri Garnida (211FI04007)
Meta Aryani (211FI04005)
Tazkia Agistni (211FI04009)

Dosen:
Dr. Ferry Kadarusman, M. Kes

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Anatomi Fisiologi Sistem
Reproduksi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Ferry Kadarusman, M. Kes dengan mata kuliah Dasar Biomedik I. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Anatomi Fisiologi Sistem Integumen bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ferry Kadarusman, M. Kes selaku dosen
pada mata kuliah Dasar Biomedik I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1 Pengertian Sistem Reproduksi...................................................................................5
2.2 Tujuan Reproduksi....................................................................................................5
2.3 Istilah-Istilah dalam Sistem Reproduksi....................................................................5
2.4 Organ Reproduksi Pria..............................................................................................6
2.5 Organ Reproduksi Wanita.........................................................................................8
2.6 Kelainan pada Sistem Reproduksi............................................................................14
BAB III PENUTUP............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan semua makhluk hidup
yang berada di dalam kehidupan tersebut termasuk kehidupan masa lampau dan masa kini
biologi mempelajari semua objek mulai dari tingkatan paling sederhana yaitu molekul
sampai dengan biosfer.
Objek kajian biologi sangat objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua
makhluk hidup, karenanya dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri
pada setiap kelompok organisme seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai
aspek kehidupan digali. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam
fisiologi. Perilaku dipelajari dalam sosiologi, interaksi antar sesama makhluk hidup
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Di mana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk
mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua
yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, dan kelenjar
kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi
dalam proses melanjutkan keturunan bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya akan
menghambat atau mengganggu fungsi reproduksi wanita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem reproduksi?
2. Apa tujuan makhluk hidup bereproduksi?
3. Apa saja istilah-istilah yang terdapat dalam sistem reproduksi?
4. Bagaimana sistem kerja pada reproduksi manusia?
5. Sebutkan macam-macam kelainan yang ada pada sistem reproduksi manusia!
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian sistem reproduksi manusia.
2. Untuk mengetahui tujuan makhluk hidup bereproduksi.
3. Untuk mengetahui istilah-istilah dalam reproduksi manusia.
4. Untuk mengetahui nama organ yang ada pada sistem reproduksi manusia.
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja pada reproduksi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI
.......................................................... Reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan
membuat produk atau memproduksi. Reproduksi adalah proses biologi untuk
menghasilkan keturunan berupa spesies yang sama dengan induknya. Sistem reproduksi
yaitu sekumpulan organ yang bekerja sama menjalankan fungsi reproduksi.
2.2 TUJUAN REPRODUKSI
Tujuan makhluk hidup melakukan reproduksi yaitu sebagai berikut.
1. Untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup atau eksistensi suatu makhluk
hidup. Jika tidak ada reproduksi makhluk hidup itu bisa punah karena tidak ada yang
melestarikan jenisnya.
2. Meningkatkan variasi genetik. Dengan melakukan reproduksi, akan dihasilkan
keturunan yang merupakan kombinasi genetik kedua orang tuanya, sehingga dengan
adanya reproduksi akan meningkatkan variasi genetik antar individu
2.3 ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM REPRODUKSI
Istilah-istilah dalam system reproduksi yaitu sebagai berikut.
1. Gonad adalah salah satu kelenjar endokrin yang menghasilkan sel kelamin atau gamet
pada suatu organisme. Gonad pada pria berupa sepasang testis sedangkan gonad pada
wanita berupa ovarium. Gonad-gonad ini baik testis maupun ovarium masing-masing
akan menghasilkan gamet.
2. Gamet adalah sel kelamin yang haploid yang akan berfungsi satu sama lain saat
fertilisasi. Gamet yang dihasilkan dari testis itu adalah berupa sel sperma, sementara
ovarium akan menghasilkan gamet berupa sel telur. Gamet itu dihasilkan melalui ya
kan melalui pembelahan sel bernama pembelahan meiosis.
3. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang tujuannya itu untuk menghasilkan
sel anak yang memiliki satu kromosom yang sama dengan sel induk, contoh
pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh dalam proses pertumbuhan ataupun untuk
perbaikan sel yang rusak.
4. Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang mengurangi jumlah set
kromosom, contohnya terjadi pada saat pembelahan sel saat pembentukan gamet baik
sel sperma maupun sel telur.
5. Kromosom adalah struktur pengemasan DNA. Di dalam kromosom terdapat DNA
yang panjang yang digulung oleh suatu protein. Sel sperma dan sel telur itu masing-
masing zat kromosomnya adalah haploid haploid karena telah mengalami atau telah
melalui yang namanya pembelahan meiosis yang mengurangi jumlah set kromosom.
6. Haploid (n) dan Diploid (2n)
Haploid:
 Memiliki satu set kromosom dan kromosomnya tidak berpasangan.
 Contohnya sel sperma dan sel telur yang masing-masing itu memiliki 23 buah
kromosom.
Diploid:
 Memiliki 2 set kromosom atau kromosomnya berpasangan.
 Contoh: sel tubuh manusia itu punya kromosom diploid yaitu 23 pasang
kromosom atau 46 buah kromosom ini dalam keadaan diploid.
7. Fusi sel yaitu proses meleburnya sel contohnya fusi sel sperma dan sel telur saat
fertilisasi untuk membentuk zigot yang diploid.
2.4 Organ Reproduksi Pria

1. Organ Eksternal
a. Skrotum
Skrotum merupakan kantung yang tersusun oleh kulit dan otot. Skrotum
berfungsi untuk melindungi dan menjaga suhu testis tetap 2 derajat celcius
dibawah suhu tubuh normal. Di dalamnya terdapat dua otot yaitu otot dartos
dan otot kremaster. Jika suhu terlalu dingin otot dartos akan berkontraksi
sehingga skrotum akan mengerut dan otot kremaster juga ikut berkontraksi
sehingga menaikkan testis mendekati tubuh yang lebih hangat. Hal ini
bertujuan agar suhu testis tidak dingin. Sebaliknya jika suhu panas otot dartos
akan relaksasi sehingga skrotum melebar dan otot kremaster juga relaksasi
sehingga testis turun menjauhi tubuh. Hal ini bertujuan supaya suhu testis
tidak panas.
b. Penis
Penis berfungsi sebagai alat kopulasi dan pengeluaran semen (air mani).
Penis dapat ereksi saat ada stimulus seksual karena memiliki jaringan erektil
berupa korpus kavernosa dan korpus spongiosum yang akan terisi darah ketika
ada stimulus seksual.
2. Organ Internal
a. Testis
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval dan dilindungi oleh skrotum.
Testis berfungsi sebagai tempat terjadinya produksi sel sperma. Testis tersusun
atas saluran yang berkelok-kelok (tubulus seminiferus) yang mana jika
dipotong melintang di dalamnya terdapat:
 Sel germinal sperma atau calon sel sperma pada berbagai tahap.
 Sel sertoli yang berfungsi menutrisi sel-sel sperma germinal selama
spermatogenesis (pembentukan sel sperma).
 Lumen yang berfungsi untuk menyalurkan sperma menuju saluran
reproduksi.
 Di luar tubulus seminiferus juga terdapat sel leydig yang berfungsi
menghasilkan hormon testosteron untuk spermatogenesis.
b. Saluran Reproduksi
1. Epididimis
Epididimis terletak di atas testis berupa saluran berkelok-kelok dan
panjang dengan diameter lebih lebar dibanding tubulus seminiferus.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sel
sperma. Sperma dari tubulus seminiferus testis itu disalurkan ke epididimis
untuk dimatangkan (ditingkatkan motilitas dan pergerakannya) dan juga
terjadi penyempurnaan mitokondria sel sperma.
2. Vas Deferens merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma dari epididimis ke duktus ejakulatori.
3. Duktus Ejakulatori merupakan duktus atau saluran yang terbentuk dari
gabungan ductus deferens dengan salah satu kelenjar aksesori yaitu
vesikula seminalis. Di duktus ejakulatori ini sperma akan ditambah cairan
dari vesikula seminalis dan kelenjar prostat.
4. Uretra berfungsi sebagai saluran pengeluaran urine dan semen sperma
yang sudah ditambahkan zat-zat dari kelenjar aksesori.
c. Kelenjar Aksesori berfungsi untuk mensekresikan cairan atau getah untuk
kelangsungan hidup sperma.
1. Vesikula Seminalis
 Getah hasil sekresinya lengket, kuning, alkali atau basa, dan kaya
fruktosa.
 Berfungsi sebagai sumber energi untuk motilitas sperma.
2. Kelenjar Prostat
 Getah hasil sekresinya encer, putih, alkali atau basa, dan mengandung
enzim enzim anti penggumpalan dan sitrat untuk menutrisi sperma.
3. Kelenjar Cowper (bulbouretral)
 Getah atau cairan hasil sekresinya bening dan berlendir
 Disekresikan tepat sebelum semen diejakulasi fungsinya untuk
melumasi uretra dan menetralkan asam sisa urine di uretra.
PROSES SPERMATOGENESIS
Proses spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus, testis. Hormon-hormon
yang terlibat dalam proses spermatogenesis ini yaitu GnRH , FSH (Follicle
Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), dan testosterone. Kontrol
hormonal pada spermatogenesis yaitu sebagai berikut.
1. Hipotalamus otak mensekresikan GnRH
2. GnRH merangsang atau menstimulasi pituitari atau hipofisis anterior untuk
menghasilkan LH dan FSH.
3. LH akan bekerja pada sel leydig untuk mendorong sel leydig menghasilkan
testosteron untuk menstimulasi spermatogenesis.
4. FSH bekerja di sel sertoli yang berfungsi untuk menstimulasi aktivitas sel sertoli
untuk memfasilitasi spermatogenesis dan tugasnya untuk menutrisi sel germinal
sperma.
2.5 ORGAN REPRODUKSI WANITA

1. Organ Eksternal
a. Lubang vagina
Lubang vagina berfungsi sebagai alat kopulasi pada perempuan, jalan lahir
bayi waktu melahirkan, dan saluran tempat keluarnya menstruasi.
b. Labia mayora
Labia mayora (bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi
vulva (terdiri atas labia mayora, labia minora dan klitoris), berfungsi untuk
melindungi struktur alat kelamin yang berada di dalam.
c. Labia minora
Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil dari kulit di antara
bagian atas labia mayora. Bisa dibilang labia minora merupakan lapis kedua
pelindung vagina.
d. Mons pubis
Mons pubis merupakan bagian menonjol yang berisi lemak. Saat pubertas,
kulit mons pubis ditutupi oleh rambut-rambut.
e. Klitoris
Klitoris terletak di ujung atas kedua labia minora. Klitoris banyak dialiri
pembuluh darah dan urat saraf, sehingga klitoris merupakan daerah yang
sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.
2. Organ Internal
a. Ovarium (indung telur)
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel
telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.
b. Tuba fallopi (oviduk/saluran telur)
Tuba fallopi atau oviduk berjumlah sepasang, merupakan saluran yang
menghubungkan ovarium dengan uterus. Sel telur yang dilepaskan dari
ovarium diterima oleh ujung tuba falopii yang berbentuk corong (disebut
infundibulum). Dari tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Tuba
falopii juga berfungsi sebagai tempat pembuahan sel telur (fertilisasi).
c. Uterus (rahim)
Uterus atau rahim adalah tempat melekatnya sel telur yang telah dibuahi
oleh sperma. Uterus berupa rongga berotot yang mampu mengembang
mengikuti perkembangan embrio.
d. Vagina merupakan saluran akhir dari alat kelamin dalam.
PROSES OOGENESIS
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Adapun tahapan
oogenesis menurut bagan di atas sebagai berikut:
1. Oogonium diploid akan melakukan mitosis membentuk oosit primer yang diploid.
2. Oosit primer akan membelah secara meiosis I menjadi 1 oosit sekunder dan satu
badan polar 1.
3. Oosit sekunder akan melanjutkan dengan meiosis II
4. Badan polar I akan melanjutkan dengan meiosis II
5. Ootid akan berdifernsiasi membentuk ovum.
6. Badan polar II yang berkembang dari oosit sekunder akan terdegenerasi.
7. Ovum fungsional
8. Badan polar II yang berkembang dari badan polar I akan terdegenerasispace space

FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIO


Jika sesaat setelah ovulasi ada sperma yang masuk ke sel telur, maka akan
terjadi pembuahan (fertilisasi) di tuba fallopi. Saat fertilisasi berlangsung, hanya
kepala sperma yang mengandung inti sel yang masuk ke dalam dinding sel telur,
sedangkan ekornya tertinggal di luar. Sel telur yang telah dibuahi sperma disebut
zigot. Kemudian zigot berkembang menjadi embrio yang kemudian menempel pada
dinding rahim. Beberapa hari setelah zigot menempel di dinding rahim, akan
terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh darah di dinding rahim yang disebut
plasenta. Kebutuhan janin akan disalurkan ibu melalui plasenta dengan perantara tali
pusat atau ari-ari. Kemudian janin terus berkembang di dalam rahim sekitar 266 hari
atau 9 bulan lebih 10 hari. Setelah kehamilan mencapai usia tersebut, tibalah saatnya
untuk proses persalinan atau kelahiran bayi.Pematangan ovum dan penebalan dinding
rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang
selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak
tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi.
Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang
sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio
mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi
sebagai berikut.
 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
Siklus Menstruasi
Pada umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium menghasilkan sebuah sel telur
(ovum). Peristiwa ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding rahim
mengalami penebalan sehingga menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan zigot. Namun, jika tidak terjadi pembuahan di tuba falopii, sel telur
yang sudah matang akan menuju rahim. Setelah beberapa hari, jika sel telur di rahim
tidak dibuahi oleh sperma, sel telur mati dan dikeluarkan dari uterus bersama dengan
dinding rahim yang meluruh bersama darah dan dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa
ini disebut menstruasi.
Siklus menstruasi adalah sebuah siklus kompleks yang merupakan hasil
interaksi antara sistem reproduksi dan sistem endokrin yang menyebabkan adanya
perubahan pada endometrium uterus. Perubahan tersebut menghasilkan efek lain
yakni terjadinya peristiwa menstruasi yang terjadi setiap bulan siklus menstruasi
sendiri akan berlangsung secara terus-menerus bermula sejak seorang perempuan
memasuki usia pubertas nya dan berhenti saat ia memasuki usia menopause secara
umum siklus menstruasi memiliki rentang waktu sepanjang 28 hari Namun ada pula
rentang waktu yang lebih pendek serta lebih panjang itu 18 dan 40 hari. Siklus ini
terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus
luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar
selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon
pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon.
FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan
hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan
lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada
vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari
ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian
hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar
LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14
hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon
progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium
untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan
yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian
seterusnya.

2.6 KELAINAN PADA ORGAN REPRODUKSI


Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan.
1. HIV/AIDS
Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan
tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak
dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa
terserang berbagai penyakit.
Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat
menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan
semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui
transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada
janinnya.
Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1. Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2. Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3. Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan
darahnya.
4. Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan
oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan kehamilan.
Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan.
Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan
pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha.
Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut,
muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonorrhoe
Penyakit gonorrhoe disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan
dapat menular melalui hubungan seksual. Gonorrhoe menyerang selaput lendir uretra,
leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air
dan keluar nanah dari uretra.
Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat
kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga
penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi.
Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita)
dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan
radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika
tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga
mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui
ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Gangguan Menstruasi.
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Amenore
Primer dan Amenore Sekunder. Amenore Primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Sedangkan
amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih
pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
7. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya bisa dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limpa panggul.
8. Kanker Ovarium
Gejala kanker ovarium dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan
dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
9. Endometriosis
Pada penderita Endometriosis, jaringan endometrium terdapat di luar uterus.
Jaringan endometrium dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di luar
uterus. Gejalanya antara lain nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada masa
menstruasi.
10. Infeksi Vagina
Infeksi vagina juga termasuk ke dalam gangguan sistem reproduksi wanita.
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Penyebabnya
antara lain infeksi, jamur, atau bakteri.
11. Sifilis
Sifilis atau disebut juga raja singa, merupakan infeksi organ kelamin luar.
Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum.
12. Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testosteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan penderita penyakit ini dapat dilakukan dengan terapi hormon.
13. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
testosteron.
14. Uretritis
Uretritis merupakan peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada alat
kelamin pria dan ingin sering buang air kecil. Uretritis disebabkan oleh organisme
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
15. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada bagian prostat. Biasanya disebabkan oleh
bakteri, misalnya E. Coli.
16. Epididimitis
Epididimitis yaitu infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi pria. Gangguan
ini disebabkan oleh E. Coli dan Chlamydia.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Reproduksi adalah proses biologi untuk menghasilkan keturunan berupa spesies yang
sama dengan induknya yang bertujuan untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan
hidup atau eksistensi suatu makhluk hidup serta untuk meningkatkan variasi genetik.
Dengan melakukan reproduksi, akan dihasilkan keturunan yang merupakan kombinasi
genetik kedua orang tuanya, sehingga dengan adanya reproduksi akan meningkatkan
variasi genetik antar individu.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu
untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual
IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Zubaidah, S, Mahanal, S, dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX
Kurikulum 2013. Kemdikbud.
Irnaningtyas & Istiadi, Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikullum 2013
Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-reproduksi-pada-
manusia-3696/
https://www.kibrispdr.org/pre-1/gambar-alat-reproduksi-wanita-dan-fungsinya.html
Ruang Belajar, Biologi, Ruang Guru.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/sistem-reproduksi-siklus-bulanan-
perempuan/

Anda mungkin juga menyukai