Anda di halaman 1dari 11

Reproduksi merupakan proses biologi untuk menghasilkan keturunan berupa spesies

yang sama dengan induknya tujuan reproduksi yaitu sebagai berikut menjaga kelangsungan
kelestarian atau eksistensi makhluk hidup serta meningkatkan variasi genetik.
Sistem reproduksi adalah sebuah rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme (manusia) yang dipergunakan untuk berkembang biak.
A. SISTEM REPRODUKSI PRIA
1. Organ Eksternal
a. Skrotum
Skrotum merupakan kantung yang tersusun oleh kulit dan otot. Skrotum
berfungsi untuk melindungi dan menjaga suhu testis tetap 2 derajat celcius
dibawah suhu tubuh normal. Di dalamnya terdapat dua otot yaitu otot dartos dan
otot kremaster. Jika suhu terlalu dingin otot dartos akan berkontraksi sehingga
skrotum akan mengerut dan otot kremaster juga ikut berkontraksi sehingga
menaikkan testis mendekati tubuh yang lebih hangat. Hal ini bertujuan agar suhu
testis tidak dingin. Sebaliknya jika suhu panas otot dartos akan relaksasi sehingga
skrotum melebar dan otot kremaster juga relaksasi sehingga testis turun menjauhi
tubuh. Hal ini bertujuan supaya suhu testis tidak panas.
b. Penis
Penis berfungsi sebagai alat kopulasi dan pengeluaran semen (air mani). Penis
dapat ereksi saat ada stimulus seksual karena memiliki jaringan erektil berupa
korpus kavernosa dan korpus spongiosum yang akan terisi darah ketika ada
stimulus seksual.
2. Organ Internal
a. Testis
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval dan dilindungi oleh skrotum. Testis
berfungsi sebagai tempat terjadinya produksi sel sperma. Testis tersusun atas
saluran yang berkelok-kelok (tubulus seminiferus) yang mana jika dipotong
melintang di dalamnya terdapat:
 Sel germinal sperma atau calon sel sperma pada berbagai tahap.
 Sel sertoli yang berfungsi menutrisi sel-sel sperma germinal selama
spermatogenesis (pembentukan sel sperma).
 Lumen yang berfungsi untuk menyalurkan sperma menuju saluran reproduksi.
 Di luar tubulus seminiferus juga terdapat sel leydig yang berfungsi
menghasilkan hormon testosteron untuk spermatogenesis.
b. Saluran Reproduksi
1. Epididimis
Epididimis terletak di atas testis berupa saluran berkelok-kelok dan
panjang dengan diameter lebih lebar dibanding tubulus seminiferus.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sel
sperma. Sperma dari tubulus seminiferus testis itu disalurkan ke epididimis
untuk dimatangkan (ditingkatkan motilitas dan pergerakannya) dan juga
terjadi penyempurnaan mitokondria sel sperma.
2. Vas Deferens merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan sperma
dari epididimis ke duktus ejakulatori.
3. Duktus Ejakulatori merupakan duktus atau saluran yang terbentuk dari
gabungan ductus deferens dengan salah satu kelenjar aksesori yaitu vesikula
seminalis. Di duktus ejakulatori ini sperma akan ditambah cairan dari vesikula
seminalis dan kelenjar prostat.
4. Uretra berfungsi sebagai saluran pengeluaran urine dan semen sperma yang
sudah ditambahkan zat-zat dari kelenjar aksesori.
c. Kelenjar Aksesori berfungsi untuk mensekresikan cairan atau getah untuk
kelangsungan hidup sperma.
1. Vesikula Seminalis
 Getah hasil sekresinya lengket, kuning, alkali atau basa, dan kaya fruktosa.
 Berfungsi sebagai sumber energi untuk motilitas sperma.
2. Kelenjar Prostat
 Getah hasil sekresinya encer, putih, alkali atau basa, dan mengandung
enzim enzim anti penggumpalan dan sitrat untuk menutrisi sperma.
3. Kelenjar Cowper (bulbouretral)
 Getah atau cairan hasil sekresinya bening dan berlendir
 Disekresikan tepat sebelum semen diejakulasi fungsinya untuk melumasi
uretra dan menetralkan asam sisa urine di uretra.
PROSES SPERMATOGENESIS
Proses spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus, testis. Hormon-hormon yang
terlibat dalam proses spermatogenesis ini yaitu GnRH , FSH (Follicle Stimulating Hormone),
LH (Luteinizing Hormone), dan testosterone. Kontrol hormonal pada spermatogenesis yaitu
sebagai berikut.
1. Hipotalamus otak mensekresikan GnRH
2. GnRH merangsang atau menstimulasi pituitari atau hipofisis anterior untuk menghasilkan
LH dan FSH.
3. LH akan bekerja pada sel leydig untuk mendorong sel leydig menghasilkan testosteron
untuk menstimulasi spermatogenesis.
4. FSH bekerja di sel sertoli yang berfungsi untuk menstimulasi aktivitas sel sertoli untuk
memfasilitasi spermatogenesis dan tugasnya untuk menutrisi sel germinal sperma.
Jadi, hormon testosteron yang dihasilkan sel leydig memicu sel sperma atau spermatognia
stem sel di tubulus seminiferus untuk membelah secara mitosis, kemudian menghasilkan dua
sel spermatognia (yang satu tetap di dasar satunya lagi bergerak mendekati lumen di tubulus
seminiferous) untuk membelah secara mitosis kemudian menghasilkan dua sel spermatognia
yang satu tetap di dasar satunya lagi bergerak mendekati lumen Sal spermatogonia ini
membelah secara mitosis menghasilkan sel spermatosit primer yang diploid kemudian
spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis yaitu meiosis 1 dan menghasilkan dua sel
spermatosit sekunder haploid masing-masing spermatosit sekunder ini mengalami
pembelahan meiosis 2 yang menghasilkan masing-masingnya 2 spermatid 4 sperma tersebut
mengalami sperma spermiogenesis atau diferensiasi menjadi sel sperma fungsional yaitu
yang memiliki kepala materi genetik bagian tengahnya terdapat banyak mitokondria dan ekor
selanjutnya terjadi spermiasi atau lepasnya sel sperma ke lumen tubulus menuju saluran
reproduks
B. ALAT REPRODUKSI WANITA

1. Organ Eksternal
a. Lubang vagina
Lubang vagina berfungsi sebagai alat kopulasi pada perempuan, jalan lahir
bayi waktu melahirkan, dan saluran tempat keluarnya menstruasi.
b. Labia mayora
Labia mayora (bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi
vulva (terdiri atas labia mayora, labia minora dan klitoris), berfungsi untuk
melindungi struktur alat kelamin yang berada di dalam.
c. Labia minora
Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil dari kulit di antara bagian
atas labia mayora. Bisa dibilang labia minora merupakan lapis kedua pelindung
vagina.
d. Mons pubis
Mons pubis merupakan bagian menonjol yang berisi lemak. Saat pubertas,
kulit mons pubis ditutupi oleh rambut-rambut.
e. Klitoris
Klitoris terletak di ujung atas kedua labia minora. Klitoris banyak dialiri
pembuluh darah dan urat saraf, sehingga klitoris merupakan daerah yang sangat
sensitif terhadap rangsangan seksual.
2. Organ Internal
a. Ovarium (indung telur)
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel telur
(ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.
b. Tuba fallopi (oviduk/saluran telur)
Tuba fallopi atau oviduk berjumlah sepasang, merupakan saluran yang
menghubungkan ovarium dengan uterus. Sel telur yang dilepaskan dari ovarium
diterima oleh ujung tuba falopii yang berbentuk corong (disebut infundibulum).
Dari tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Tuba falopii juga berfungsi
sebagai tempat pembuahan sel telur (fertilisasi).
c. Uterus (rahim)
Uterus atau rahim adalah tempat melekatnya sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma. Uterus berupa rongga berotot yang mampu mengembang mengikuti
perkembangan embrio.
d. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari alat kelamin dalam.

PROSES OOGENESIS
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Adapun tahapan
oogenesis menurut bagan di atas sebagai berikut:
1. Oogonium diploid akan melakukan mitosis membentuk oosit primer yang diploid.
2. Oosit primer akan membelah secara meiosis I menjadi 1 oosit sekunder dan satu badan
polar 1.
3. Oosit sekunder akan melanjutkan dengan meiosis II
4. Badan polar I akan melanjutkan dengan meiosis II
5. Ootid akan berdifernsiasi membentuk ovum.
6. Badan polar II yang berkembang dari oosit sekunder akan terdegenerasi.
7. Ovum fungsional
8. Badan polar II yang berkembang dari badan polar I akan terdegenerasispace space

FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIO


Jika sesaat setelah ovulasi ada sperma yang masuk ke sel telur, maka akan
terjadi pembuahan (fertilisasi) di tuba fallopi. Saat fertilisasi berlangsung, hanya kepala
sperma yang mengandung inti sel yang masuk ke dalam dinding sel telur, sedangkan ekornya
tertinggal di luar. Sel telur yang telah dibuahi sperma disebut zigot. Kemudian zigot
berkembang menjadi embrio yang kemudian menempel pada dinding rahim. Beberapa hari
setelah zigot menempel di dinding rahim, akan terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh
darah di dinding rahim yang disebut plasenta. Kebutuhan janin akan disalurkan ibu melalui
plasenta dengan perantara tali pusat atau ari-ari. Kemudian janin terus berkembang di dalam
rahim sekitar 266 hari atau 9 bulan lebih 10 hari. Setelah kehamilan mencapai usia tersebut,
tibalah saatnya untuk proses persalinan atau kelahiran bayi.Pematangan ovum dan penebalan
dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang
selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari
tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran
kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah
lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio
mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai
berikut.
 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
Siklus Menstruasi
Pada umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium menghasilkan sebuah sel telur (ovum).
Peristiwa ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding rahim mengalami penebalan
sehingga menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan zigot. Namun,
jika tidak terjadi pembuahan di tuba falopii, sel telur yang sudah matang akan menuju rahim.
Setelah beberapa hari, jika sel telur di rahim tidak dibuahi oleh sperma, sel telur mati dan
dikeluarkan dari uterus bersama dengan dinding rahim yang meluruh bersama darah dan
dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa ini disebut menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari
pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas
4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar
selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan
FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon.
FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan
hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir
yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina
sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke
14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut
dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih
mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk
menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan
yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia


Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan.
1. HIV/AIDS
Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan
tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak
dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa
terserang berbagai penyakit.
Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat
menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan
semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui
transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada
janinnya.
Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1. Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2. Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3. Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan
darahnya.
4. Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan
oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan kehamilan.
Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan.
Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala
selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak
menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan
pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha.
Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut,
muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonorrhoe
Penyakit gonorrhoe disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan
dapat menular melalui hubungan seksual. Gonorrhoe menyerang selaput lendir uretra,
leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air
dan keluar nanah dari uretra.
Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat
kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga
penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi.
Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita)
dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan
radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika
tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga
mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui
ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang
menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit,
lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran.
Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga.
7. Gangguan Menstruasi.
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Amenore
Primer dan Amenore Sekunder. Amenore Primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Sedangkan
amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih
pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
8. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya bisa dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limpa panggul.
9. Kanker Ovarium
Gejala kanker ovarium dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan
dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
10. Endometriosis
Pada penderita Endometriosis, jaringan endometrium terdapat di luar uterus.
Jaringan endometrium dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di luar
uterus. Gejalanya antara lain nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada masa
menstruasi.
11. Infeksi Vagina
Infeksi vagina juga termasuk ke dalam gangguan sistem reproduksi wanita.
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Penyebabnya
antara lain infeksi, jamur, atau bakteri.
12. Sifilis
Sifilis atau disebut juga raja singa, merupakan infeksi organ kelamin luar.
Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum.
13. Hipogonadisme
Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testosteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan penderita penyakit ini dapat dilakukan dengan terapi hormon.
14. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
testosteron.
15. Uretritis
Uretritis merupakan peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada alat
kelamin pria dan ingin sering buang air kecil. Uretritis disebabkan oleh organisme
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
16. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada bagian prostat. Biasanya disebabkan oleh
bakteri, misalnya E. Coli.
17. Epididimitis
Epididimitis yaitu infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi pria. Gangguan
ini disebabkan oleh E. Coli dan Chlamydia.

Anda mungkin juga menyukai