Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PISANG


(Musa paradisiaca)

WIDIA NAZARI
190310043

MATA KULIAH : TBT HORTIKULTURA


DOSEN PENGAMPUH : DR. ISMADI, S.P., M.P.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sanjung sajikan kepada
Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah membawa umatnya dari
alam kegelapan menuju alam yang penuh cahaya dan ilmu pengetahuan. Penulis
bersyukur dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Panen Dan Pasca
Panen Tanaman Pisang (Musa paradisiaca.)”.
Dengan terselesaikannya Makalah ini, diharapkan dapat memberi suatu
pengetahuan dan informasi mengenai Panen Dan Pasca Panen Tanaman Pisang
pada mata kuliah TBT Hortikultura. Semoga Makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ismadi, S.P., M.Si. yang
telah banyak memberi penjelasan dan materi tentang TBT Hortikultura, sehingga
penulis dapat memahami dan membuat Makalah ini dengan baik dan benar. Akhir
kata, semoga tulisan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi para
pembaca.

Aceh Utara, 28 Desember 2021


Penulis,

Widia Nazari
190310043

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3.Tujuan..............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Taksonomi Tanaman Pisang...........................................................................3
2.2. Morfologi Tanaman Pisang............................................................................3
2.3. Kandungan Gizi Tanaman Pisang..................................................................5
2.4. Syarat Tumbuh dan Standart Operasional Budidaya Tanaman Pisang……..5
2.5 Teknik Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Pisang………………5
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................7
5.2. Saran...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,
karena semua orang perlu makan setiap hari.
Pisang merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara yang kini
keberadaannya telah menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, sebagian besar
pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil.
Standar internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Tanah dan iklim
di Indonesia sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis
pendirian perkebunan pisang di Indonesia sangat mungkin untuk dilakukan
(Pujaratno, 2010).
Produksi buah pisang di Indonesia memiliki potensi sebaran yang tergolong
luas, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang, yang
ditanam di pekarangan atau di ladang, dan sebagian sudah ada dalam  bentuk
perkebunan. Indonesia merupakan salah satu sentra primer keragaman  pisang,
baik pisang segar, olahan dan pisang liar. Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di
Indonesia. Tingginya keragaman ini, memberikan peluang pada Indonesia untuk
dapat memanfaatkan dan memilih jenis pisang komersial yang dibutuhkan oleh
konsumen.
Pisang juga merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai permintaan
cukup tinggi dan terus meningkat baik di luar negeri maupun domestik. Dan juga
diikuti dengan perkembangan pengetahuan tentang kandungan gizi pisang yang
baik bagi konsumen, menyebabkan permintaan  buah pisang juga akan semakin
meningkat.
Dalam perdagangan komoditas pertanian khususnya hortikultura, kesegaran
merupakan salah satu kriteria mutu. Konsumen menghendaki buah yang dibeli
dalam keadaan segar dan tepat matang. Di sisi lain, kematangan buah merupakan
satu tahap perkembangan buah sebelum mencapai tahap kelayuan. Buah yang laju
respirasinya tinggi umumnya lebih cepat rusak, sedang buah yang laju
respirasinya rendah mempunyai umur simpan yang lebih lama. Penghambatan
respirasi ini, dapat dilakukan apabila diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang

1
berpengaruh terhadap laju respirasi yaitu suhu, etilen, oksigen yang tersedia,
karbon dioksida, uap air, zat-zat pengatur pertumbuhan dan kerusakan buah
(Pantastico, 1989).
Untuk mengurangi kerugian dalam hal tersebut dan juga dalam proses
pengembangan budidayanya kemudian juga menghindari penurunan kualitas
harga jual pisang maka diperlukan kemampuan khusus dan keterampilan untuk
menangani teknik panen dan pasca panen yang baik.
Sehingga penulis melakukan penyusunan makalah ini agar menambah
pengetahuan dan wawasan petani khususnya penulis sendiri dalam menangani
tanaman pisang yang baik saat panen dan pasca panen. Kemudian juga dengan
keberadaan pusat centra industri produksi tanaman pisang di Indonesia juga akan
diulas sedemikian rupa oleh penulis dalam makalah ini

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengetahui botani dan budidaya tanaman pisang?
2. Bagaimana proses penanganan panen tanaman pisang?
3. Bagaimana proses penanganan pasca panen tanaman pisang?

1.3. Tujuan
1.3.1 Mengetahui botani dan budidaya tanaman pisang.
1.3.2 Mengetahui teknik penanganan panen tanaman pisang yang baik.
1.3.3 Mengetahui teknik penanganan pasca panen tanaman pisang yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi Tanaman Pisang
Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara
dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,
2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).
Menurut Tjitrosoepomo (2001) dalam sistematika (taksonomi) tanaman
pisang diklasifikasian sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp
Menurut Prihatman (2000), pisang sendiri dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan jenis dan pemanfaatannya yakni: 1) pisang yang dimakan buahnya
tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var sapientum, M. nana atau disebut juga M.
cavendishii, M. sinensis, misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendis, barangan
dan mas; 2) pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca
forma typica atau disebut juga M. paradisiaca normalis misalnya pisang nagka,
tanduk, dan kepok; 3) pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia
dimanfaatkan daunnya, misalnya pisang batu dan klutuk; 4) pisang yang diambil
seratnya misal pisang manila.
2.2 Morfologi Tanaman Pisang
1. Akar
Akar pisang cavendish berupa akar serabut. Akar keluar pada bagian
bonggol yang berbatasan dengan batang semu. Akar terdiri atas akar primer, akar
sekunder dan akar tersier. Massa akar terakumulasi pada kedalaman 0-40 cm
sekitar 70%. Produktifitas pisang berkaitan dengan kondisi fisik, biologi dan
kimia tanah sebagai media tumbuh akar dan berkorelasi dengan iklim dan tehnik
budidaya yang diterapkan, kesuburan bagian tanaman di atas tanah mencerminkan
banyak dan sehatnya keadaan akar (Turner, 2003).

3
2. Bonggol/Corm
Bonggol pisang merupakan organ batang yang sesungguhnya dari tanaman
pisang. Bonggol pisang terdiri atas dua bagian yaitu sentral silinder pada bagian
dalam dan korteks merupakan bagian luar yang bersentuhan dengan tanah.
Bonggol pisang terus membesar sesuai dengan pertambahan umur tanaman,
pada tanaman pisang dewasa besar bonggol lebarnya mencapai ± 30 cm (Stover
dan Simmonds, 1987). Bonggol pisang yang terpendam di dalam tanah
merupakan tempat keluarnya akar dan anakan (Nakasone dan Paull, 1999).
3. Batang Semu/Pseudostem
Batang pisang yang umum dikenal sebenarnya adalah susunan tangkai daun
atau pelepah yang berpangkal pada bonggol dan berujung sebagai lamina daun.
Susunan pelepah sangat rapi, saling overlap dari bagian dalam sampai terluar
(Nakasone dan Paull, 1999). Pertambahan tinggi batang sejalan dengan
bertambahnya daun, dan tinggi tanaman maksimum terjadi pada saat tanaman
mengeluarkan jantung pisang.
Batang pisang umumnya mampu memikul beban tandan pisang seberat 50
kg, akan tetapi batang tersebut 95% tersusun dari air, sehingga dibutuhkan
penopangan untuk mencegah roboh akibat hembusan angin kencang (Robinson
dan Sauco, 2010).
4. Daun
Daun pisang diproduksi oleh tanaman mulai dari awal tanam hingga
keluarnya jantung pisang, daun keluar dari bagian sentral meristem bonggol
pisang (Robinson, 1995). Semakin cepat pertumbuhan tanaman, maka akan
semakin cepat pula jumlah daun yang diproduksi. Umur daun berkisar 130-180
hari (Stover dan Simmonds, 1987). Jumlah daun saat keluar jantung antara 10-15
helai. Jumlah daun pada saat keluar jantung berkorelasi positif dengan berat
tandan pada saat dipanen (Nakasone dan Paull, 1999).
5. Bunga dan Tandan/Buah
Bunga terdiri dari kumpulan dua baris bunga pertama adalah bunga betina
dan disusul bunga jantan. Braktea membuka secara sekuen sekitar satu per hari.
Tangkai bunga terus memanjang sampai 1,5 m. Buah kemungkinan berkembang
dari ovari interior dan eksokarp disusun pada lapisan epidermis dan aerenkim,
dengan daging menjadi mesokarp. Endokarp terdiri atas lapisan hampir rongga
ovarian. Masing-masing node memiliki dua baris pada bunga yang membentuk

4
tandan pada buah dan secara umum disebut sisir dengan buah individual yang
disebut Finger. Untuk pisang cavendish mempunyai 16 sisir per tandan dengan 30
finger persisir dan potensial berat tandan buah hingga 70 kg. Buah matang pada
daerah tropik sekitar 85-110 hari setelah muncul inflorescence (antesis) dan dari
perkembangan buah pada daerah subtropik tersebut atau dibawah suatu kondisi
mendung sekitar 210 hari (Nakasone dan Paull, 1999).
2.3 Kandungan Gizi Tanaman Pisang
Pisang sudah dikenal sebagai buah yang lezat dan berkhasiat bagi kesehatan
karena pisang mengandung gizi yang baik antara lain menyediakan energi cukup
tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain dan harganya juga relatif murah
namun memiliki manfaat yang cukup besar.
2.4 Syarat Tumbuh dan Standart Operasional Budidaya Tanaman Pisang
Munadjim (1988:4) mengatakan bahwa “Sejak mulai ditanam sampai
berbuah dan dipetik, tanaman pisang memerlukan waktu kira-kira satu tahun.
Rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan 5-10 kg buah.” Setelah pohon induk
berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4 bulan baru
pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya
jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-
lain. Banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung dari letak sisirnya.
2.5 Teknik Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Pisang
Secara umum teknik penanganan panen tanaman pisang ini sudah
disinggung dalam standart operasional budidaya tanaman pisang, diketahui
bahwa hasil yang diinginkan dari tanaman pisang yang dipanen ialah buahnya,
artinya untuk memanen dengan cara yang baik perlu diperhatikan terlebih dahulu
dari segi karakteristik, fisiologis buah pisang ini, bagaimana buah yang layak
untuk dipanen sehingga hasil panen yang didapat berkualitas tinggi, terutama pada
buah pisang segar atau buah meja yang perlu lebih diperhatikan agar hasil
panennya membuat konsumen tertarik mengkonsumsinya.
Perubahan fisik dan kimia buah yang terjadi setelah panen menentukan
kualitas buah yang dikonsumsi. Perubahan fisik yang te rjadi diantaranya adalah
perubahan warna kulit buah, ukuran buah, morfologi dan struktur  permukaan,
serta kekerasan buah.

5
Proses pematangan juga menyebabkan  perubahan kimia seperti perubahan
komposisi karbohidrat, asam organik serta aroma yang disebabkan oleh senyawa
volatil (Diennazola, 2008).
Mutu buah merupakan ukuran kelayakan buah tersebut untuk dikonsumsi
serta berhubungan dengan preferensi konsumen. Tingkat kesukaan konsumen
terhadap buah tersebut ditentukan oleh kandungan kimia buah yang dapat
mempengaruhi rasa buah, yaitu kadar kemanisan dan kemasaman buah, serta
jumlah bagian yang dapat dimakan pada buah (Santoso & Purwoko, 1995).
Kemanisan buah terus meningkat selama pematangan dipengaruhi oleh
pemecahan polimer karbohidrat menjadi gula seperti sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Bagian buah yang dapat dimakan dipengaruhi oleh kandungan air  buah.
Proses respirasi yang terjadi selama proses pematangan menyebabkan terjadinya
perpindahan air dari kulit buah ke daging buah secara osmosis sehingga
kandungan air pada daging buah menjadi meningkat (Diennazola, 2008).

6
BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini yaitu :
1. Secara umum tanaman pisang merupakan suatu jenis buah klimakterik yang
mengalami kenaikan respirasi dan produksi etilen yang sangat tinggi selama
penyimpanan..
2. Untuk memanen dengan cara yang baik perlu diperhatikan terlebih dahulu dari
segi karakteristik, fisiologis buah pisang ini, bagaimana buah yang layak untuk
dipanen sehingga hasil panen yang didapat berkualitas tinggi, terutama pada
buah pisang segar atau buah meja yang perlu lebih diperhatikan agar hasil
panennya membuat konsumen tertarik mengkonsumsinya.

5.2. Saran
Dalam penanganan buah pisang yang baik, petani memang diharuskan untuk
mempelajari karakterisik buah yang akan dipanen sehingga petanipun akan
memetik hasil yang lebih melimpah karena menjaga kualitas dari buah  pisang
yang akan dijual dan akan mengurangi kerugian yang bisa terjadi pada usaha tani
tanaman pisang.

7
DAFTAR PUSTAKA

BPPT. 2000. Budidaya Pertanian Pisang. BPPT-press, Jakarta.


Burg, PS. 2004. Postharvest Physiology and Hypobaric Storage of Fresh Produce.
CABI Publishing, London.
Chace W, Er.B Pantastico. 1986. Asas-Asas Pengangkutan dan Operasi
Pengangkutan Komersial. Dalam Er. B. Pantastico (ed). Fisilogi Pascapanen
Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan
Subtropika terjemahan. Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Depertemen Pertanian. 2009. Abstrak Hasil Penelitian Pertanian Komoditas
Pisang. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Diennazola, R. 2008. Pengaruh Sekat Dalam Kemasan terhadap Umur Simpan
dan Mutu Buah Pisang Raja Bulu. Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 49 hal.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., 1996. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta
Farber JM and Dodds KL. 1995. Principle of Modified Atmosphere and Sousvide
Product Packaging. Technomic Publishing Company Inc. Pennsylvania USA.
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian
Bogor.
Pantastico, E. R. B. 1975. Post Harvest Technology Handling and Utilization of
Tropical and Subtropical Fruits and Vegetables. The AVI Publishing Co.
Westport, conn Pantastico, E. R. B. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Terjemahan.
Penerbit Universsitas Gajah Mada. Yogyakarta.Connecticut.

Anda mungkin juga menyukai