Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEMATIKA TUMBUHAN TINGGI

OLEH :

1. EFRIN N. RAMBU ROKU (2101040066)


2. ERMENILDA JAIMAN (2101040067)
3. ETHELDRIDA SABU TANA TUKAN (2101040068)
4. EUFRASIA BULE (2101040069)
5. FALEN ROHI KARI (2101040070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sistematika Tumbuhan
Tinggi ini dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih kepada anggota kelompok yang
telah bekerja sama dan juga dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan kami
arahan serta masukan untuk menyusun makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Sistematika
Tumbuhan Tinggi.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan
membacanya terkhususnya bagi para sivitas akademika Universitas Nusa Cendana. Kami
juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Kupang, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB 11 METODE PENGAMBILAN DATA....................................................................
BAB III: PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Famili Solanaceae.............................................................................................
B. Famili Asteraceae..............................................................................................
C. Famili Apocynaceae..........................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan istilah


yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk
variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam. Dengan demikian
keanekaragamn hayati mencakup keragaman ekosistem (habitat), jenis (spesies) dan
genetik (varietas/ras) (Dahuri, 2003). Salah satu potensi sumber daya alam hayati jenis
flora diantaranya adalah tumbuhan tinggi.

Loveless (1989) menyatakan bahwa keanekaragaman tumbuhan tinggi sudah


dikenal manusia sejak berada di bumi dan sampai saat ini kajian tentang keanekaragaman
tumbuhan masih terus dipelajari dan dikembangkan. Oleh karena itu, keanekaragaman
tumbuhan merupakan salah satu potensi yang patut untuk digali dan dikembangkan demi
kemajuan ilmu pengetahuan.

Tumbuhan tingkat tinggi adalah golongan tumbuhan dengan tingkat


perkembangan filogenik tertinggi. Ciri khas tumbuhan tingkat tinggi adanya suatu organ
yang berupa biji (dalam bahasa Yunani biji = Sperma). Tumbuhan tingkat tinggi yang
dikenal dengan Divisi Tumbuhan biji (Spermatophyta) dapat dibedakan dalam dua kelas
yaitu tumbuhan gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan tumbuhan angiospermae
(tumbuhan biji tertutup). Dikatakan sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena tubuhnya
sudah dapat jelas dibedakan antara akar, batang, dan daun sejati. Selain itu tumbuhan
tingkat tinggi ( Spermatophyta) juga mempunyai alat perkembangbiakan berupa bunga.
Bunga merupakan alat perkembangbiakan secara generative (kawin) pada tumbuhan
tingkat tinggi. Hasil dari perkembangbiakan secara kawin adalah zigot yang selanjutnya
akan berkembang menjadi embrio. Perkembangbiakan pada kelas Gymnospermae
(tumbuhan biji terbuka) hanya terjadi satu kali pembuahan saja, yaitu pembuahan yang
menghasilkan biji. Namun pada kelas Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
perkembangbiakan nya terjadi dua kali pembuahan, dimana pada pembuahan pertama
akan menghasilkan biji lalu diikuti pembuahan kedua menghasilkan buah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja spesies tumbuhan tingkat tinggi dari famili solanaceae?


2. Apa saja spesies tumbuhan tingkat tinggi dari famili asteraceae?
3. Apa saja spesies tumbuhan tingkat tinggi dari family Apocynaceae?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui spesies tumbuhan tingkat tinggi dari famili solanaceae


2. Untuk mengetahui spesies tumbuhan tingkat tinggi dari famili asteraceae
3. Untuk mengetahui spesies tumbuhan tingkat tinggi dari famili Apocynaceae
BAB II

METODE PENGUMPULAN DATA

Pengamatan ini telah dilakukan di Kos Charitas Madre (Jln. Prof.Dr. Herman Yohanes,
Penfui Timur), Jln. Petra Penfui Timur, Eltari (samping Transmart), Manulai II Tabun, Area
Undana (samping gedung FKIP), belakang Fioreti, belakang kampus Undana, RSS Baumata
(depan asrama TNI), depan aula FKIP. Waktu pengamatan pertama pada tanggal 5 – 21 Februari
2023, dilanjutkan pengamatan kedua pada tanggal 27 Februari – 8 Maret 2023.

Sampel pada pengamatan ini adalah tumbuhan tingkat tinggi dari famili solanaceae,
asteraceae, dan apocynaceae. Pengambilan sampel tumbuhan yang ditemukan kemudian
diidentifikasi. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi atau metode jelajah secara
langsung.

Analisis data dengan deskriptif kualitatif, yaitu : pengambilan sampel, didokumentasikan,


dicatat, diidentifikasi jenis tumbuhannya, dideskripsikan, dan dibuatkan fitografi dari salah satu
spesises pada masing-masing family yang ditemukan.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Famili Solanaceae

1. Terong Ungu (Solanum melongena L.)


Terong ungu adalah jenis tanaman perdu setahun (tumbuhan anual), dengan ciri-
ciri memiliki akar tunggang yang dangkal, cabang-cabang akar yang dapat menembus ke
dalam tanah dan bertekstur kasar. Batangnya berkayu dan bercabang dengan jenis
percabangan menggarpu (dikotom), yaitu cara percabangan dimana dari batang pokok
akan keluar cabang batang yang sama besarnya. Tinggi batang tanaman bervariasi antara
50-150 cm. Batang berwarna hijau dan semakin ke ujung akan berwarna hijau keunguan,
dengan permukaan kulit batang tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya adalah jenis daun
tidak lengkap yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun atau disebut daun
bertangkai. Termasuk daun tunggal dan letak daunnya tersebar. Daunnya besar berwarna
hijau, bertekstur kasar karena ditutupi oleh bulu-bulu halus, pangkal daun tumpul, ujung
daun runcing, tepi daun bertoreh dengan jenis torehan yang mempengaruhi bangun asli
daun yaitu berlekuk (lobatus), dan tulang daun menyirip.
Bunganya merupakan bunga banci yaitu berkelamin dua. termasuk bunga tunggal,
bunga muncul di ketiak daun (flos axillaris), berwarna ungu, mahkota bunga berjumlah 5
yang saling berlekatan dengan bentuk seperti bintang, kelopak kelopak berwarna hijau.
Benang sari berwarna kuning dan berjumlah 5, serta kedudukan putik lebih tinggi
daripada benag sari. Buahnya berbentuk lonjong dengan warna ungu hingga mengkilap,
tekstur buahnya lunak seperti gabus, merupakan buah sejati tunggal yang berdaging. Biji-
biji terung terdapat bebas dalam daging buah, berukuran kecil, berbentuk pipih dan
berwarna coklat muda.

2. Terong Asam (Solanum ferox L.)


Terung Asam jarang ditanam melainkan tumbuh liar. Sama seperti terong ungu,
teruong asam juga berakar tunggang. Keseluruhan batang tanaman ini terdapat duri dan
ditutupi bulu-bulu halus. Batangnya berkayu dan bercabang dengan jenis percabangan
menggarpu (dikotom), batang berwarna hijau dan semakin ke ujung akan berwarna hijau
keunguan. Jenis daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai, daun tunggal dan letak
daunnya tersebar. Daunnya besar berwarna hijau dengan permukaan bawah daun lebih
pucat dan sepanjang tangkai hingga urat daun memiliki duri. Pangkal daun tumpul, ujung
daun runcing, tepi daun bertoreh dengan jenis torehan yang mempengaruhi bangun asli
daun yaitu berlekuk (lobatus), dan tulang daun menyirip.
kelopak bunga puting dan berdebu. Buah terong lebar bulat 2-3 cm berwarna
hijau ketika masih muda dan ketika masak warnanya akan menjadi kuning kulitnya
diselaputi debu tebal tapi mudah ditanggalkan.

3. Rimbang (Solanum torvum Sw.)


Tanaman ini termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 3
m. Berakar tunggang menjalar di dalam tanah. Batang bulat, berkayu, bercabang dengan
jenis percabangan menggarpu (dikotom), dan berduri. Daunnya tunggal, berwarna hijau,
ujung meruncing dengan panjang sekitar 27 - 30 cm dan lebar 20 - 24 cm, tangkai
daunnya terdapat duri. Bunga majemuk, berwarna putih, bentuk bintang, berbulu,
bertajuk lima, dan runcing. Buah rimbang merupakan buah buni dengan bentuk yang
bulat, licin dan berwarna hijau. Bijinya pipih, kecil, licin dan berwarna putih kekuningan.
Masyarakat sering mengunakan Tumbuhan takokak dengan di masak atau
mentahnya untuk dijadikan sebagai sayur. Selain itu, Tanaman takokak seperti buah,
bunga dan daun juga digunakan sebagai obat darah tinggi, dan penambah nafsu makan.
Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai obat sakit lambung, sakit gigi, tidak datang
haid, dan batuk kronis obat sakit pinggang kaku, bisul, koreng, darah tinggi, penambah
nafsu makan, gatalgatal, mata kering, buta malam, penghilang rasa sakit, anti radang, dan
alat kontrasepsi.

4. Tomat (Solanum lycopersicum)


Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang
berwarna keputih-putihan. Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada
buku-buku. Bagian yang masih muda berambut biasa, mudah patah karena merupakan
batang basah, warna batang hijau. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut
halus terutama di bagian yang berwarna hijau. Daun majemuk tersusun spiral
mengelilingi batangnya, berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang
menyirip. Bunganya berwarna kuning. Buahnya bulat berwarnah hijau saat masih muda,
dan berwarnah merak saat sudah matang. Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan
berwarna putih kekuningan dan coklat muda. Biji saling melekat, diselimuti daging buah,
dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.

5. Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)


Cabai rawit masuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan
tanaman yang mudah ditanam didataran rendah ataupun didataran tinggi. Akar cabai 
merupakan akar tunggang  yang kuat  dan bercabang‐ cabang ke  samping membentuk
akar serabut. Batang utama berkayu dan berwarna  coklat kehijauan. Bentuk percabangan
menggarpu (dikotom) dengan posisi daun berselang-seling, daun  cabai  berwarna hijau,
ditopang oleh  tangkai daun. (daun bertangkai), tulang daun berbentuk menyirip.  Secara
keseluruhan bentuk daun  cabai  adalah lonjong dengan  ujung daun meruncing, tepi daun
bergelombang. Bunga cabai tergolong bunga yang lengkap  karena  terdiri  dari  kelopak
bunga  (calyx), mahkota bunga  (corolla), benang  sari  (stamen), dan putik (pistilum).
Alat  kelamin jantan (benang  sari)  dan alat  kelamin betina  (putik)  pada cabai terletak
dalam satu  bunga sehiingga  disebut berkelamin dua (hermaprodit). Bunga berebentuk
seperti bintang. Bunga  cabai biasanya menggantung, terdiri dari 6 helai kelopak bunga
berwarna kehijauan dan Bunga keluar dari ketiak daun . Bunga berbentuk bintang dengan
kelopak berjumlah 5 berlekatan dan berwarna putih. Buah berbentuk lonjong berwarna
hijau saat masih muda dan berwarna merah saat sudah matang.
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung
atsiri kapsaisin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan bila
digunakan untuk bumbu dapur.

6. Cabai Besar (Capsicum annum L.)


Mempunyai akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar lateral
(sekunder). Akar lateral mengeluarkan serabut-serabut akar yang disebut akar tersier.
Batang cabai umumnya berwarna hijau tua, berkayu, bercabang lebar dengan jumlah
cabang yang banyak.Daun yang berbentuk bulat telur, warna permukaan atas hijau terang
dan permukaan bawah hijau pudar. Bunga cabai besar merupakan bunga tunggal dan
muncul di bagian ujung ruas tunas, mahkota bunga berwarna putih. Bunga cabai
berbentuk seperti bintang dengan kelopak seperti lonceng. Alat kelamin jantan dan betina
terletak di satu bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Pada umumnya daging buah
cabai besar renyah. Ukuran buahnya lebih besar dari cabe rawit serta panjang dengan
ujung tumpul.
Cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein,
Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk
keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

7. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)


Tanaman tembakau memiliki akar tunggang. Selain akar tunggang terdapat bulu-
bulu akar dan serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan
karna dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati. Tanaman Tembakau
memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,ditutupu bulu-bulu halus,
makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi
daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Daun tembakau berbentuk
lonjong dengan ujung bulat runcing. Tulang daun menyirip, bagian tepi daun agak
bergelombang dan licin. Daun tumbuh berselangseling mengelilingi batang tanaman.
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam beberapa
tandan. Bunga berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga merah muda pada bagian
atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga tembakau akan mekar secara
berurutan dari yang paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan
penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang.
Bunga ini berfungsi sebagai alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji
perkembangbiakan.
Selain pemanfaatan daun tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok,
manfaat lainnya yaitu dapat dimanfaatkan menjadi membran ultrafiltrasi yang digunakan
untuk biofilter air sungai sebagai solusi permasalahan masyarakat, yaitu minimnya
ketersediaan air bersih. Batang tembakau memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi
yaitu mencapai 44%. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biopestisida nabati
karena mengandung nikotin yang dapat membasmi hama lingkungan, dan asap cair dari
batang tembakau dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan daging ikan
gurami.

B. Famili Asteraceae

1. Tridax procumbent
Tridax procumbens merupakan tumbuhan yang kebanyakan ditemukan liar pada
daerah perkebunan. Tridax procumbens termasuk kedalam golongan gulma daun lebar
yang biasanya ditemukan di tempat yang kering dan memiliki sinar matahari penuh.
Tumbuh di daerah tropis, dan akan mendominasi pada saat musim hujan.
Herba manahun, dengan akar tunggang dan menjalar pada pangkalnya. Batang
tegak serong ke atas, bercabang, bulat, sering keunguan, berambut panjang. Daun
oppositus, bertangkai, helaian lanceolatus sampai ovatus, tepi bergerigi kasar hingga
berlekuk menyirip dan permukaan berambut. Bunga letaknya terminalis (di ujung).
Termasuk bunga inflorescentia cymosa (majemuk berbatas) dengan tipe dichasium (anak
payung menggarpu). Tangkai bunga berambut. Buah keras bersegi, coklat tua atau hitam.
Menurut Holm et al.(1996) T.Procumberns muncul sepanjang daerah tropis dan
subtropis di dunia dan sering ditemukan dalam panen tahunan, tepi jalan, padang rumput,
tanah yang dibajak dan lahan pembuangan, dan kadang-kadang pada tanaman hias.
Tumbuhan ini sebenarnya dapat beradaptasi dengan baik pada tekstur 3 tanah di daerah
tropikal dan ditemukan di atas permukaan laut sampai 1000 m. Distribusinya secara luas
dan penting sebagai gulma karena penyebaran batangnya dan kelimpahan produksi
benihnya.

2. Helianthus annuus
Bunga matahari (Helianthus annuus) merupakan bunga semusim dari suku
Asteraceae yang popular baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak.
Bunganya selalu menghadap kearah matahari sehingga disebut tanaman heliotropisme.
Bunga matahari (Helianthus annuus) Dapat tumbuh dengan baik didaerah pegunungan,
daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari
langsung.
Morfologi bunga matahari
1. Batang
Sebagai tanaman perdu, maka petumbuhan bunga matahari tidak terlalu tinggi.
Umunya bunga ini memiliki tinggi batang antara satu sampai tiga meter. Batangnya
berbentuk bulat dan memiliki tekstur buluh halus. Meski termasuk batang perdu,
namun batang tersebut cukup kuat. Pertumbuhan batang cenderung membengkok
mengikuti arah datangnya cahaya matahari. Pembengkokan batang terjadi karena
adanya pengaruh hormone auksin atau hormone pemanjangan pada batang. Batang
bungah mata hari tidak bercabang dan jika ditemukan ada percabangan kondisinya
jarang di temukan. Ketinggian bungah mata hari tergantung pada jenis spesiesnya.
2. Akar
Tidak jauh berbeda dengan ukuran batangnya, ukuran akar bungah ini tidak begitu
besar namun kuat. Akar bunga mata hari memiliki tekstur halus dan tebal. System
perakaranya mampu menembus tanah dengan sangat dalam. Pertumbuhan akarnya
mendatar dam mampu tumbuh mencapai kedalaman tiga sampai dengan empat meter.
3. Daun
Tumbuhan bunga matahari memilki daun berjenis tunggal yang berbentuk
menyerupai jantung. Ukuran daunya rata-rata sepanjang 15 cm dan lebar 12 cm.daun
tersebut tumbuh pada pokok batang yang agak keras dan mempunyai tangkai sebagai
penghubung. Ukuran tangkainya cukup panjang dan terletak sama seperti tangkai
tempat tumbuhnya bungah.
4. Bunga
Bunga yang dimiliki tanaman ini masuk kedalam kelompok bunga majemuk dengan
kelopak bunga berukuran besar berjumlah puluha. Selain itu juga ada kelopak bunga
yangbberukuran kecil yang letaknya berada di bagian dalam dan jumlahnya mencapai
angka ribuan. Kedua kelopak tersebut berwarna kuning terang dan berbentuk seperti
pita.. Dia meter bunga matahari biasanya mencapai 30 cm dengan bentuk
mengelilingi lingkaran seperti cawan. Ukuran lingkaran tersebut berkisar antara 10
sampai 15 cm. tepat dibagian tengah bunga terdapat bagian yang berukuran lebih
kecil dengan bentuk seperti tabung berwarna coklat. Bungah kecil tersebut nantinya
akan menjadi biji setelah melalui proses pembuahan. Pertumbuhan bunga terjadi
saling berhadapan antara setiap kelopak. Atas dasar ciri tersebut, maka bungah
matahari dibagai menjadi dua jenis, yaitu bunga tepi dan bunga tabung sebagai
berikut:
 Bunga tepi disebut sebagai bunga lidah. Jenis bunga ini merupakan bunga
yang terletak di bagian luar dengan kelopak berukuran besar dan berwarna
kuning terang.
 Bunga tabung adalah bagian bunga yang mengalami fertilisasi dan akan
berubah menjadi biji. Bagian bunga ini berwarna cokelat dan bentuknya
seperti tabung. Jumlah bunga tabung dalam satu bunga sekitar 2000 helai. Biji
Biji bunga matahari memiliki tekstur kulit keras. Bagian luarnya berbentuk
pipih dan memanjang dengan warna abu-abu hingga agak kehitaman.
Semenata itu pada bagian dalamnya terdapat biji yang dapat dikondumsi. Biji
inilah yang nantinya di olah menjadi cemilan kuaci. Tumbuhan ini termasuk
tumbuhan semusim yang berasal dari amerika tropik (meksiko).

3. Melampodium divaricatum
Melampodium divaricatum adalah bunga amata hari kecil yang berasal dari
meksiko, Amerika Tengah, Amerika Utara dan Selatan, Karbia, Brasil, Burma
(Myanmar), Kuba, Filipina. Diketahui bahwa masyarakat Indonesia menggunakan
tumbuhan ini untuk mengobati luka. Dengan cara daunya di haluska lalu di tempelkan
pada bagian tubuh yang luka. Sedangkan di Guatemala untuk mengobati malaria dan
sakit perut dan seluru tanaman digunakan untuk melawan influenza. Tanaman ini juga
digunakan sebagai tanaman hias di taman atau di pot.
Bunga ini juga mudah tumbuh di semua jenis tanah, lebih menyukai tana
lempung, lembap merata, berdrainase baik, di bawah sinar matahari penuh. Membutukan
kelembapan yang konsisten, tetapi lebih menyukai bagian tanah yang kering. Tanaman
ini cukup toleran terhadap cuaca musim panas yang panas dan lembap, tetapi batang yang
lebih tinggi cenderung jatuh di musim panas.
Morfologi Melampodium divaricatum (bunga amata hari kecil)
1. Batang
Batang bercabang dikotomis, ramping, bertangkai, berbintik ungu, pulvinous pada
node, tidak berbulu atau bulu halus pada cabang muda, sedikit beralur dengan node
dan ruas yang berbeda.
2. Daun
Daun sederhana, berlawanan, biasanya pada batang dikotomi, utuh, elips, lonjong
atau lonjong-lanset, kira-kira 2,5-7 x 0,5-3,5 cm, hispit pada kedua permukaan,
bercang tiga, sessile atau runcing menjadi tangkai daun kecil; tangkai daun dengan
panjang 2-8 mm.
3. Bunga
Bunga heterogamous, bongkol bercabang dua atau lebih, bunga pita kuning cerah,
bunga cakram kuning hingga agak gelap tersusun mengerucut atau cembung.
4. Buah
Buah achenes sering tertutup dalam bract involucral subtending, sedikit di kompresi,
melengkung, ornament kuat, kira-kira 3,5 x 2 mm, epappose.

4. Gulma Synedrella Nodifora


Synedrella Nodiflora merupakan gulma darai family Asteraceae. Syndrella
dikenal dengan berbagai nama di berbagai negara. Sindrella awalnya berkembang di
daerah mexico, Amerika Serikat, Caribbia dan Amerika Selatan kemudian perlahan
memyebar hingga kawasan Australia bagian utara dan Hawai.
Morfologi Synedrella nodiflora
Synedrella nodiflora adalah sejenis gulma partanian anggota suku Ateraceae.
Berbau agak keras, sedikit menyerupai bau kambing, tumbuhan ini juga di kenal sebagai
babadotan lelaki, jukut berak kambing atau jukut gendreng (Sd), burawan, gletang warak,
krasuk, atau serunen. Serta gofumakeang (ternate). Bersal dari amerika tropis, jatong
kuda kini telah menjadi tumbuhan pengganggu khususnya di tempat-tempat sedikit
terlindung.
Gulma ini termasuk kedalam terna semusim, tegak atau berbaring pada
pangkalnya, bercabang menggarpu berulang-ulang, tinggi hingga 1,5 m. daun daun
berhadapan, dengan tangkai bentuk talang 0,5-5,5 cm, tangkai dari pasangan daun yang
sama di hubungkan dengan tepi yang sempit, dengan banyak rambut di sekitarnya. Helai
daun bundar telur memanjang 2,5-15 x 1-9 cm; pangkal daun menyempit sepanjang
tangkai, ujung daun runcing, sementara tepinya bergerigi lemah, dan berambut di kedua
permukaanya.
Mempunyai bunga majemuk dalam bongkol kecil, panjang 8-10 mm, duduk atau
bertangkai pendek berisi 10-20 bunga yang berjejal-jejal, terletak terminal atau di ketiak
daun, 1-7 bongkol bersama-sama. Daun pelindung bundar telur memanjang, berujung
runcing, berambut kaku. Bunga tepi 4-8 buah, kuning mudah dengan tajuk kuning cerah.
Tabung kepala sari coklat kehitaman. Buah keras dengan dua macam bentuk: buah dari
bunga tepi sangat pipih, bersayap dan bergerigi runcing di tepi daun ujungnya, sementara
bua darai bunga cakram sempit panjang, 2-4 jarum di ujungnya. Panjang buah 0,5 cm.

5. Chromolaena odorata
Kirinyu (Chromolaena odorata) adalah gulma berbentuk semakberkayu yang
dapat berkembang cepat sehingga sulit dikendalikan. Gulma ini diperkirakan sudah
tersebar di Indonesia sejak tahun 1910-an dan tidak hanya terdapat di lahan kering atau
pegunungan tetapi juga banyak terdapat di lahan rawa dan lahan basah lainnya. Kirinyu
adalah gulma yang awalnya diketahui berasal dari Amerika Selatan dan Tengah,
kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik, dimana ia digolongkan
sebagai gulma invasif.
Gulma ini dicirikan sebagai semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat,
juga dikenal sebagai gulma siam, berdiri membentuk padat yang dapat mencegah
pembentukan jenis tumbuhan lainnya. Gulma ini juga sangat merugikan karena dapat
mengurangi kapasitas tampung padang penggembalaan, menyebabkan keracunan, bahkan
mungkin sekali mengakibatkan kematian bagi ternak serta dapat menimbulkan bahaya
kebakaran . Jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan

Morfologi krinyuh(Chromolaena odorata)


1. Akar
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki sususnan akar berupa akar tunggang,
besar dan dalam. Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang, serta warna akar
kekuning-kuningan.

2. Batang
Chromolaena odorata memiliki batang berbentuk bulat (teres), arah tumbuh batang
tegak lurus (erectus), pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus), percabangan
pada batang merupakan cara percabangan monopodial, dimana batang po koktampak
lebih jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari
padacabang-cabangnya. Batang kurinyuh memiliki permukaan berbulu atau berambut

3. Daun
Chromolaena odorata memiliki struktur daun tidak lengkap karena hanyaterdiri atas
tangkai dan helaian saja. Helaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata) memiliki
bagian bawahyang terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga. Bentuk
tulang-tulang daun yaitu mencapai tepi daun dan bentuk susunan tulangnya yaitu daun
bertulang melengkung. Dimana satu tulang di tengah paling besar dan yang lain
mengikuti tepi daun (melengkung). Bentuk ujung daun yaitu runcing dimana kedua
tepi daundikanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan membentuk
sudut lancip. Bentuk tepi daun yaitu toreh bergerigi.

6. Tagetes erecta L.
Tagetes erecta L.atau seringkali disebut dengan tanaman gumitir, tahi kotok,
kenikir, danranda kencana. Tagetes erecta L. berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah
seringkali dijulukiAfrican Marigold. Di Indonesia khususnya di Bali, tanaman ini banyak
12 dimanfaat bunganya sebagai sarana persembahyangan.
Morfologi Tagetes erectal
1. Batang
Tagetes erecta L.Memiliki Akar tunggang serta mempunyai batang yang berdiritegak
dan kuat. Tingginya dapat mencapai ", meter. Batangnya bercabang ke arah
atar.Ber0arna putih kehijauan ketika masih muda dan akan menjadi hijau ketika tua.
2. Daun
Tagetes erecta L.t u ng g al tu mb uh a b e rse l a ng -s el in g d an me n yi ri p p ad a
cabang daun yang sama. Panjang daun sekitar 5-10 cm. Anak daun menyirip seperti
daunmajemuk, tepian daunnya bergerigi.
3. Bunga
Tagetes erecta L. merupakan bunga hermaprodit dan majemuk. Tangkai bunganya
panjang, bunganya berwarna jingga atau kuning. sedangkan tipe buahnya berjenis
kurung (achene).

7. Zinnia Elegans
Zinia anggun atau lebih dikenal dengan nama ilmiah Zinnia elegans adalah salah
satu tumbuhan berbunga semusim paling terkenal dari genus Zinia. Tanaman ini berasal
dari Meksiko, tetapi tumbuh sebagai tanaman hias di banyak tempat dan menyebar di
beberapa tempat, termasuk di Amerika Tengah dan Selatan, Hindia Barat, Amerika
Serikat, Australia dan Italia. Bentuk bunga zinnia ini melingkar dari susunan kelopak
bunganya menjadi satu. Memiliki daun kecil dan adanya bulu-bulu halus di
permukaannya.
Morfologi Bunga Zinnia Elegans
1. Akar
Akar dari tumbuhan ini berbentuk vertikal dan lebar. Akar bunga ini termasuk akar
yang berserabut. Panjang akar berkisar 50 cm sampai 80 cm.
2. Batang
Batang yang dimiliki oleh bunga zinnia ini berkisar 2 m sampai 3 m. Memiliki
permukaan batang yang halus dan ada juga yang kasar berwarna coklat. Rata-rata
batang yang dimiliki berduri kecil jadi harus hati-hati ketika memegang batang
bunga ini.
3. Daun
Daun yang berbentuk oval dan menyirip dengan permukaan rata berwarna hijau,
memiliki panjang 1 cm sampai 4 cm.
4. Bunga
5. Warna bunga yang bermacam-macam seperti kuning, orange, merah muda dan
lainnya. Namun bunga zinnia ini tidak memiliki serbuk sari. Untuk persilangan
diperlukan proses menyambung bunga.

8. Sintrong (Crassocephalum crepidioides)


Sintrong (Crassocephalum crepidioides) adalah sejenis tumbuhan anggota suku
Asteraceae. Terna ini umumnya ditemukan liar sebagai gulma di tepi jalan, di kebun-
kebun pekarangan, atau pada lahan-lahan telantar; pada ketinggian di atas 200 m dpl.
Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ebolo, thickhead, redflower ragleaf,
atau fireweed. Di Indonesia, biasa tumbuhan ini disebut junggul, bagini, jambrong,
tespong, jombloh, mandurung-mandurung, puyung, taplek, kejelengot, dan kepotpot.

Morfologi Sintrong
Tanaman sintrong merupakan jenis tanaman herba yang tumbuh musiman biasanya
berumur 3-4 bulan. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga satu meter dan jika diremas
menghasilkan bau harum aromatis. Daunnya berwarna hijau, letak daunnya tersebar,
memiliki panjang 8-20 cm serta Iebar 3-10 cm, helaian daunnya berbentuk buIat teIur
terbaIik, berujung runcing, tuIang daunnya menyirip, dan tepi daun bergerigi. Batang
tumbuhan sintrong tegak, lunak, berair, dan berwarna hijau. Memiliki bunga majemuk
berbentuk bongkol dengan warna hijau dan ujungnya berwarna jingga coklat hingga
merah bata, serta kelopak bunganya tertutup, kemudian tegak seteIah menjadi buah. Saat
bunga mekar menyebar berbentuk Iingkaran dengan buIu-buIu haIus dan akar serabut
berwarna putih.

9. Bunga kenikir
Kenikir merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika kemudian menyebar ke
daerah tropis. Kenikir dapat ditemui di pembatas sawah, tepi ladang dan semak belukar.
Kenikir tahan terhadap cuaca panas dan dapat tumbuh di tempat yang terkena sinar
matahari langsung dengan tanah berpasir, berbatu, berlempung, dan liat bepasir dengan
kelembapan sedang atau lebih.

Morfologi bunga kenikir


Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau khas. Batang tegak, segi empat, beralur
membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan. Daunnya majemuk,
bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm,
berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25
cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, panjang ± 1 cm, merah, benang sari bentuk
tabung, kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah. Buahnya
keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda berwarna hijau setelah tua coklat. Biji
keras, kecil, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang dan berwarna
putih.

10. Bandotan (Ageratum conyzoides)


Tanaman bandotan yang memiliki nama ilmiah Ageratum conyzoides L masuk ke
dalam family Asteraceae dan salah satu dari genus Ageratum. Tanaman ini bisa
ditemukan didaerah tropis dan subtropik seperti Indonesia. Keberadaan tanaman ini di
Indonesia cukup mudah untuk ditemukan khususnya di daerah Jawa dan Sumatera.
Tanaman ini mempunyai beberapa sebutan di berbagai daerah seperti bandotan sering
digunakan di pulau Jawa dan Dus Wedusan di pulau Madura.

Morfologi Bandotan (Ageratum conyzoides)


Tumbuhan ini dapat tumbuh tegak mencapai 30 – 90 cm, bandotan termasuk jenis
tanaman gulma, sehingga kamu dapat mudah menemukan tanaman ini di beberapa tempat
seperti sawah, kebun, pekarangan rumah, pinggir jalan dan tempat terbuka lainnya.
Mereka dapat berkembang biak menggunakan bijinya, dan uniknya tanaman ini seperti
memiliki sistem adaptasi diri yang membuat bandotan berkembang ditempat-tempat baru.
1. Morfologi Akar
Tanaman Bandotan Akar milik tanaman bandotan adalah tunggang dan memiliki
cabang serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Akar keluar dari pangkal batang dan
biasanya memiliki warna coklat keputih-putihan. Sering ditemui akar tidak akan jauh
tumbuh dari permukaan tanah atau bisa dibilang dangkal, karakter akarnya tidak
begitu kokoh sehingga tanaman bandotan sangat mudah dicabut. Bagian akar ini
memiliki khasiat yang dapat digunakan sebagai pengobatan batu ginjal.
2. Morfologi Batang
Tanaman Bandotan Batang tanaman ini memiliki bentuk silindris, bercabang, bagian
pangkal batang ditumbuhi akar. Uniknya batang seperti memiliki bulu panjang yang
jika sampai menyentuh permukaan tanah maka akan membentuk struktur akar baru.
Sedangkan bagian batang yang masih muda ditumbuhi semacam rambut halus.
3. Morfologi Daun
Tanaman Bandotan Daun tanaman bandontan memiliki tangkai, biasanya posisi daun
berhadapan atau bersilang, bentuk pangkalnya tumpul serta membulat sedangkan
bagian ujung daun meruncing. Tepian daun tidak rata, sering kali berbentuk seperti
gerigi. Dari hasil penelitian, umumnya daun memiliki ukuran panjang 1 – 10 cm
sedangkan lebarnya mencapai 0,5 – 6 cm. Warna daun dominan hijau, dibagian
permukaan terdapat rambut plus kelenjar dibagian bawahnya.
4. Morfologi Bunga
Tanaman Bandotan Bunga membentuk seperti malai rata, berjenis majemuk, dalam
satu kelopak terdapat tiga sampai empat kepala bunga. Kepala bunga tumbuh di
tangkainya masing-masing, dalam satu pembalut bunga terdiri dari 60 hingga 75
bunga yang terbungkus.
5. Morfologi Buah
Tanaman Bandotan Bentuk buahnya sulit dilihat, selain ukurannya kecil letak buah
ini menempel dengan biji, 18 warna buah putih kehitam-hitaman.

C. Famili Apocynaceae

1. Plumeria acuminate 
Tumbuhan Kamboja atau nama latinnya Plumeria acuminate merupakan
tumbuhan kelompok Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang
namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga
merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota
bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib. Kamboja atau
plumeria memiliki ciri tanaman yang berbeda dengan bunga lainnya. Tanaman kamboja
berbentuk pohon dengan tinggi sekitar 1,5 sampai 6 meter dan memiliki berbagai macam
warna bunga seperti merah, kuning, dan putih, tergantung jenis kultivar plumeria.
Kamboja memiliki berbagai macam jenis spesies yang memiliki berbagai warna bunga
dan nama latin yang berbeda namun masih dalam satu keluarga, yaitu keluarga apocynacecae.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada suhu tropis atau sub tropis. Kamboja juga tumbuh
dengan cepat, berikut ciri-ciri tanaman kamboja.
a. Akar. Tanaman kamboja memiliki akar tunggang, bercabang dan berwarna
kecoklatan. Akar tanaman ini memiliki fungi untuk menyerap mineral dan unsur air
yang ada di dalam tanah dengan kedalaman 1,5 -2 meter bahkan lebih tergantung
dengan pertumbuhan tanaman.
b. Batang. Tanaman kamboja memiliki batang yang keras, bulat memanjang, memiliki
cabang yang banyak, bekas dudukan daun terlihat jelas, dan berwarna putih kehijauan.
Selain itu, batang tanaman ini mampu tumbuh dengan cepat, dan kebal terhadap hama
dan penyakit yang menyerang. Batang tanaman ini memilik ketinggian sekitar 1,5 – 6
meter bahkan lebih tergantung dari jenis yang di tanam.
c. Daun. Tanaman kamboja memiliki daun tunggal, memiliki panjang 10-25 cm bahkan
lebih, runcing di bagian pangkal, memiliki bagian tepi merata, tebal dan memiliki
bentuk lonjong. Daun kamboja berwarna hijau muda dan hijau tua. Selain itu, daun
tanaman ini memerlukan matahari yang cukup untuk memasak, menyimpan dan
membuat cadangan makanan yang baru.
d. Bunga tanaman kamboja berbentuk menyerupai terompet dan berkumpul di ujung
ranting. Bagian dalam bunga ada yang berbulu dan tidak berbulu dan memiliki
berbagai macam warna. Tangkai putiknya berukuran pendek, tumpul, dan melebar.
e. Buah. Buah pada tanaman kamboja berbentuk lonjong kebulatan berwarna kehijauan
dan kehitaman bila sudah tua. Selain itu, buah kamboja memiliki panjang sekitar 18-
20 cm dengan lebar sekitar 1-2 cm, berongga dua, dan berbiji banyak.

2. Catharanthus roseus 
Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar, tetapi telah
menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.).
Perdu kecil tahunan, berasal dari Madagaskar. Tumbuh baik mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai
tempat-tempat yang terbuka, tetapi tak menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat
yang agak terlindung pula. Habitus perdu tumbuh menyamping, Tinggi tanaman bisa
mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip
berselingan. Panjang daun sekitar 2–6 cm, lebar 1–3 cm, dan tangkai daunnya sangat
pendek. Batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.
Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk paku.
Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah
jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya berbentuk gilig (silinder), ujung
lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ciri yang sering muncul pada famili solanaceae adalah daun bergelombang
(berlekuk), mahkota bunga berbentuk terompet atau bintang yang berjumlah lima buah,
memiliki kelopak, satu putik, dan lima benang sari, serta buahnya terletak di atas dasar
bunga dengan permukaan buah yang licin. Contohnya yaitu terong ungu (Solanum
melongena L.), terong asam (Solanum ferox L.), rimbang (Solanum torvum Sw.), tomat
(Solanum lycopersicum), cabai rawit (Capsicum frutescens L.), cabai besar (Capsicum
annum L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.).

Ciri yang sering muncul pada famili asteraceae memiliki bunga yang khas yang
menjadikan ciri utamanya yaitu bunga berbentuk tabung. Contohnya Tridax procumbent,
helianthus annuus, Melampodium divaricatum, gulma Synedrella Nodifora, Chromolaena
odorata, Tagetes erecta L., Zinnia Elegans, Sintrong (Crassocephalum crepidioides), bunga
kenikir, Bandotan (Ageratum conyzoides).

Ciri yang sering muncul pada family apocynaceae adalah umbuhan berbunga
yang meliputi pohon, semak, tumbuhan, sukulen batang, dan tumbuhan merambat.
Contohnya Plumeria acuminate dan Catharanthus roseus.
DAFTAR PUSTAKA

Juliyana, Shirta dan Yuni Gayatri. Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi Di Desa
Tlontoraja Kabupaten Pamekasan Sebagai Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal. Diakses
10 Maret 2023 dari Prodi Pendidikan Biologi UMSby.

Oktarina, R., & Salamah, A. (2017). SPECIES IDENTIFICATION OF ASTERACEAE


FAMILY AT UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK. Jurnal Pro-Life, 4(1), 241-249.
https://doi.org/10.33541/jpvol6Iss2pp102

Ulfa, Syarifah Widya. (2019). Inventarisasi Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi di


Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Biology Education
Science and TechnologyJournal, Vol.2 No. 01Hal. 15 – 20.
https://media.neliti.com/media/publications/294944-inventarisasi-keanekaragaman-
tumbuhan-ti-acaf0f01.pdf

Anda mungkin juga menyukai