OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sistematika Tumbuhan
Tinggi ini dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih kepada anggota kelompok yang
telah bekerja sama dan juga dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan kami
arahan serta masukan untuk menyusun makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Sistematika
Tumbuhan Tinggi.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan
membacanya terkhususnya bagi para sivitas akademika Universitas Nusa Cendana. Kami
juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
BAB 11 METODE PENGAMBILAN DATA....................................................................
BAB III: PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Famili Solanaceae.............................................................................................
B. Famili Asteraceae..............................................................................................
C. Famili Apocynaceae..........................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Pengamatan ini telah dilakukan di Kos Charitas Madre (Jln. Prof.Dr. Herman Yohanes,
Penfui Timur), Jln. Petra Penfui Timur, Eltari (samping Transmart), Manulai II Tabun, Area
Undana (samping gedung FKIP), belakang Fioreti, belakang kampus Undana, RSS Baumata
(depan asrama TNI), depan aula FKIP. Waktu pengamatan pertama pada tanggal 5 – 21 Februari
2023, dilanjutkan pengamatan kedua pada tanggal 27 Februari – 8 Maret 2023.
Sampel pada pengamatan ini adalah tumbuhan tingkat tinggi dari famili solanaceae,
asteraceae, dan apocynaceae. Pengambilan sampel tumbuhan yang ditemukan kemudian
diidentifikasi. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi atau metode jelajah secara
langsung.
A. Famili Solanaceae
B. Famili Asteraceae
1. Tridax procumbent
Tridax procumbens merupakan tumbuhan yang kebanyakan ditemukan liar pada
daerah perkebunan. Tridax procumbens termasuk kedalam golongan gulma daun lebar
yang biasanya ditemukan di tempat yang kering dan memiliki sinar matahari penuh.
Tumbuh di daerah tropis, dan akan mendominasi pada saat musim hujan.
Herba manahun, dengan akar tunggang dan menjalar pada pangkalnya. Batang
tegak serong ke atas, bercabang, bulat, sering keunguan, berambut panjang. Daun
oppositus, bertangkai, helaian lanceolatus sampai ovatus, tepi bergerigi kasar hingga
berlekuk menyirip dan permukaan berambut. Bunga letaknya terminalis (di ujung).
Termasuk bunga inflorescentia cymosa (majemuk berbatas) dengan tipe dichasium (anak
payung menggarpu). Tangkai bunga berambut. Buah keras bersegi, coklat tua atau hitam.
Menurut Holm et al.(1996) T.Procumberns muncul sepanjang daerah tropis dan
subtropis di dunia dan sering ditemukan dalam panen tahunan, tepi jalan, padang rumput,
tanah yang dibajak dan lahan pembuangan, dan kadang-kadang pada tanaman hias.
Tumbuhan ini sebenarnya dapat beradaptasi dengan baik pada tekstur 3 tanah di daerah
tropikal dan ditemukan di atas permukaan laut sampai 1000 m. Distribusinya secara luas
dan penting sebagai gulma karena penyebaran batangnya dan kelimpahan produksi
benihnya.
2. Helianthus annuus
Bunga matahari (Helianthus annuus) merupakan bunga semusim dari suku
Asteraceae yang popular baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak.
Bunganya selalu menghadap kearah matahari sehingga disebut tanaman heliotropisme.
Bunga matahari (Helianthus annuus) Dapat tumbuh dengan baik didaerah pegunungan,
daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari
langsung.
Morfologi bunga matahari
1. Batang
Sebagai tanaman perdu, maka petumbuhan bunga matahari tidak terlalu tinggi.
Umunya bunga ini memiliki tinggi batang antara satu sampai tiga meter. Batangnya
berbentuk bulat dan memiliki tekstur buluh halus. Meski termasuk batang perdu,
namun batang tersebut cukup kuat. Pertumbuhan batang cenderung membengkok
mengikuti arah datangnya cahaya matahari. Pembengkokan batang terjadi karena
adanya pengaruh hormone auksin atau hormone pemanjangan pada batang. Batang
bungah mata hari tidak bercabang dan jika ditemukan ada percabangan kondisinya
jarang di temukan. Ketinggian bungah mata hari tergantung pada jenis spesiesnya.
2. Akar
Tidak jauh berbeda dengan ukuran batangnya, ukuran akar bungah ini tidak begitu
besar namun kuat. Akar bunga mata hari memiliki tekstur halus dan tebal. System
perakaranya mampu menembus tanah dengan sangat dalam. Pertumbuhan akarnya
mendatar dam mampu tumbuh mencapai kedalaman tiga sampai dengan empat meter.
3. Daun
Tumbuhan bunga matahari memilki daun berjenis tunggal yang berbentuk
menyerupai jantung. Ukuran daunya rata-rata sepanjang 15 cm dan lebar 12 cm.daun
tersebut tumbuh pada pokok batang yang agak keras dan mempunyai tangkai sebagai
penghubung. Ukuran tangkainya cukup panjang dan terletak sama seperti tangkai
tempat tumbuhnya bungah.
4. Bunga
Bunga yang dimiliki tanaman ini masuk kedalam kelompok bunga majemuk dengan
kelopak bunga berukuran besar berjumlah puluha. Selain itu juga ada kelopak bunga
yangbberukuran kecil yang letaknya berada di bagian dalam dan jumlahnya mencapai
angka ribuan. Kedua kelopak tersebut berwarna kuning terang dan berbentuk seperti
pita.. Dia meter bunga matahari biasanya mencapai 30 cm dengan bentuk
mengelilingi lingkaran seperti cawan. Ukuran lingkaran tersebut berkisar antara 10
sampai 15 cm. tepat dibagian tengah bunga terdapat bagian yang berukuran lebih
kecil dengan bentuk seperti tabung berwarna coklat. Bungah kecil tersebut nantinya
akan menjadi biji setelah melalui proses pembuahan. Pertumbuhan bunga terjadi
saling berhadapan antara setiap kelopak. Atas dasar ciri tersebut, maka bungah
matahari dibagai menjadi dua jenis, yaitu bunga tepi dan bunga tabung sebagai
berikut:
Bunga tepi disebut sebagai bunga lidah. Jenis bunga ini merupakan bunga
yang terletak di bagian luar dengan kelopak berukuran besar dan berwarna
kuning terang.
Bunga tabung adalah bagian bunga yang mengalami fertilisasi dan akan
berubah menjadi biji. Bagian bunga ini berwarna cokelat dan bentuknya
seperti tabung. Jumlah bunga tabung dalam satu bunga sekitar 2000 helai. Biji
Biji bunga matahari memiliki tekstur kulit keras. Bagian luarnya berbentuk
pipih dan memanjang dengan warna abu-abu hingga agak kehitaman.
Semenata itu pada bagian dalamnya terdapat biji yang dapat dikondumsi. Biji
inilah yang nantinya di olah menjadi cemilan kuaci. Tumbuhan ini termasuk
tumbuhan semusim yang berasal dari amerika tropik (meksiko).
3. Melampodium divaricatum
Melampodium divaricatum adalah bunga amata hari kecil yang berasal dari
meksiko, Amerika Tengah, Amerika Utara dan Selatan, Karbia, Brasil, Burma
(Myanmar), Kuba, Filipina. Diketahui bahwa masyarakat Indonesia menggunakan
tumbuhan ini untuk mengobati luka. Dengan cara daunya di haluska lalu di tempelkan
pada bagian tubuh yang luka. Sedangkan di Guatemala untuk mengobati malaria dan
sakit perut dan seluru tanaman digunakan untuk melawan influenza. Tanaman ini juga
digunakan sebagai tanaman hias di taman atau di pot.
Bunga ini juga mudah tumbuh di semua jenis tanah, lebih menyukai tana
lempung, lembap merata, berdrainase baik, di bawah sinar matahari penuh. Membutukan
kelembapan yang konsisten, tetapi lebih menyukai bagian tanah yang kering. Tanaman
ini cukup toleran terhadap cuaca musim panas yang panas dan lembap, tetapi batang yang
lebih tinggi cenderung jatuh di musim panas.
Morfologi Melampodium divaricatum (bunga amata hari kecil)
1. Batang
Batang bercabang dikotomis, ramping, bertangkai, berbintik ungu, pulvinous pada
node, tidak berbulu atau bulu halus pada cabang muda, sedikit beralur dengan node
dan ruas yang berbeda.
2. Daun
Daun sederhana, berlawanan, biasanya pada batang dikotomi, utuh, elips, lonjong
atau lonjong-lanset, kira-kira 2,5-7 x 0,5-3,5 cm, hispit pada kedua permukaan,
bercang tiga, sessile atau runcing menjadi tangkai daun kecil; tangkai daun dengan
panjang 2-8 mm.
3. Bunga
Bunga heterogamous, bongkol bercabang dua atau lebih, bunga pita kuning cerah,
bunga cakram kuning hingga agak gelap tersusun mengerucut atau cembung.
4. Buah
Buah achenes sering tertutup dalam bract involucral subtending, sedikit di kompresi,
melengkung, ornament kuat, kira-kira 3,5 x 2 mm, epappose.
5. Chromolaena odorata
Kirinyu (Chromolaena odorata) adalah gulma berbentuk semakberkayu yang
dapat berkembang cepat sehingga sulit dikendalikan. Gulma ini diperkirakan sudah
tersebar di Indonesia sejak tahun 1910-an dan tidak hanya terdapat di lahan kering atau
pegunungan tetapi juga banyak terdapat di lahan rawa dan lahan basah lainnya. Kirinyu
adalah gulma yang awalnya diketahui berasal dari Amerika Selatan dan Tengah,
kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik, dimana ia digolongkan
sebagai gulma invasif.
Gulma ini dicirikan sebagai semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat,
juga dikenal sebagai gulma siam, berdiri membentuk padat yang dapat mencegah
pembentukan jenis tumbuhan lainnya. Gulma ini juga sangat merugikan karena dapat
mengurangi kapasitas tampung padang penggembalaan, menyebabkan keracunan, bahkan
mungkin sekali mengakibatkan kematian bagi ternak serta dapat menimbulkan bahaya
kebakaran . Jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan
2. Batang
Chromolaena odorata memiliki batang berbentuk bulat (teres), arah tumbuh batang
tegak lurus (erectus), pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus), percabangan
pada batang merupakan cara percabangan monopodial, dimana batang po koktampak
lebih jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari
padacabang-cabangnya. Batang kurinyuh memiliki permukaan berbulu atau berambut
3. Daun
Chromolaena odorata memiliki struktur daun tidak lengkap karena hanyaterdiri atas
tangkai dan helaian saja. Helaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata) memiliki
bagian bawahyang terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga. Bentuk
tulang-tulang daun yaitu mencapai tepi daun dan bentuk susunan tulangnya yaitu daun
bertulang melengkung. Dimana satu tulang di tengah paling besar dan yang lain
mengikuti tepi daun (melengkung). Bentuk ujung daun yaitu runcing dimana kedua
tepi daundikanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan membentuk
sudut lancip. Bentuk tepi daun yaitu toreh bergerigi.
6. Tagetes erecta L.
Tagetes erecta L.atau seringkali disebut dengan tanaman gumitir, tahi kotok,
kenikir, danranda kencana. Tagetes erecta L. berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah
seringkali dijulukiAfrican Marigold. Di Indonesia khususnya di Bali, tanaman ini banyak
12 dimanfaat bunganya sebagai sarana persembahyangan.
Morfologi Tagetes erectal
1. Batang
Tagetes erecta L.Memiliki Akar tunggang serta mempunyai batang yang berdiritegak
dan kuat. Tingginya dapat mencapai ", meter. Batangnya bercabang ke arah
atar.Ber0arna putih kehijauan ketika masih muda dan akan menjadi hijau ketika tua.
2. Daun
Tagetes erecta L.t u ng g al tu mb uh a b e rse l a ng -s el in g d an me n yi ri p p ad a
cabang daun yang sama. Panjang daun sekitar 5-10 cm. Anak daun menyirip seperti
daunmajemuk, tepian daunnya bergerigi.
3. Bunga
Tagetes erecta L. merupakan bunga hermaprodit dan majemuk. Tangkai bunganya
panjang, bunganya berwarna jingga atau kuning. sedangkan tipe buahnya berjenis
kurung (achene).
7. Zinnia Elegans
Zinia anggun atau lebih dikenal dengan nama ilmiah Zinnia elegans adalah salah
satu tumbuhan berbunga semusim paling terkenal dari genus Zinia. Tanaman ini berasal
dari Meksiko, tetapi tumbuh sebagai tanaman hias di banyak tempat dan menyebar di
beberapa tempat, termasuk di Amerika Tengah dan Selatan, Hindia Barat, Amerika
Serikat, Australia dan Italia. Bentuk bunga zinnia ini melingkar dari susunan kelopak
bunganya menjadi satu. Memiliki daun kecil dan adanya bulu-bulu halus di
permukaannya.
Morfologi Bunga Zinnia Elegans
1. Akar
Akar dari tumbuhan ini berbentuk vertikal dan lebar. Akar bunga ini termasuk akar
yang berserabut. Panjang akar berkisar 50 cm sampai 80 cm.
2. Batang
Batang yang dimiliki oleh bunga zinnia ini berkisar 2 m sampai 3 m. Memiliki
permukaan batang yang halus dan ada juga yang kasar berwarna coklat. Rata-rata
batang yang dimiliki berduri kecil jadi harus hati-hati ketika memegang batang
bunga ini.
3. Daun
Daun yang berbentuk oval dan menyirip dengan permukaan rata berwarna hijau,
memiliki panjang 1 cm sampai 4 cm.
4. Bunga
5. Warna bunga yang bermacam-macam seperti kuning, orange, merah muda dan
lainnya. Namun bunga zinnia ini tidak memiliki serbuk sari. Untuk persilangan
diperlukan proses menyambung bunga.
Morfologi Sintrong
Tanaman sintrong merupakan jenis tanaman herba yang tumbuh musiman biasanya
berumur 3-4 bulan. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga satu meter dan jika diremas
menghasilkan bau harum aromatis. Daunnya berwarna hijau, letak daunnya tersebar,
memiliki panjang 8-20 cm serta Iebar 3-10 cm, helaian daunnya berbentuk buIat teIur
terbaIik, berujung runcing, tuIang daunnya menyirip, dan tepi daun bergerigi. Batang
tumbuhan sintrong tegak, lunak, berair, dan berwarna hijau. Memiliki bunga majemuk
berbentuk bongkol dengan warna hijau dan ujungnya berwarna jingga coklat hingga
merah bata, serta kelopak bunganya tertutup, kemudian tegak seteIah menjadi buah. Saat
bunga mekar menyebar berbentuk Iingkaran dengan buIu-buIu haIus dan akar serabut
berwarna putih.
9. Bunga kenikir
Kenikir merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika kemudian menyebar ke
daerah tropis. Kenikir dapat ditemui di pembatas sawah, tepi ladang dan semak belukar.
Kenikir tahan terhadap cuaca panas dan dapat tumbuh di tempat yang terkena sinar
matahari langsung dengan tanah berpasir, berbatu, berlempung, dan liat bepasir dengan
kelembapan sedang atau lebih.
C. Famili Apocynaceae
1. Plumeria acuminate
Tumbuhan Kamboja atau nama latinnya Plumeria acuminate merupakan
tumbuhan kelompok Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang
namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga
merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota
bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib. Kamboja atau
plumeria memiliki ciri tanaman yang berbeda dengan bunga lainnya. Tanaman kamboja
berbentuk pohon dengan tinggi sekitar 1,5 sampai 6 meter dan memiliki berbagai macam
warna bunga seperti merah, kuning, dan putih, tergantung jenis kultivar plumeria.
Kamboja memiliki berbagai macam jenis spesies yang memiliki berbagai warna bunga
dan nama latin yang berbeda namun masih dalam satu keluarga, yaitu keluarga apocynacecae.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada suhu tropis atau sub tropis. Kamboja juga tumbuh
dengan cepat, berikut ciri-ciri tanaman kamboja.
a. Akar. Tanaman kamboja memiliki akar tunggang, bercabang dan berwarna
kecoklatan. Akar tanaman ini memiliki fungi untuk menyerap mineral dan unsur air
yang ada di dalam tanah dengan kedalaman 1,5 -2 meter bahkan lebih tergantung
dengan pertumbuhan tanaman.
b. Batang. Tanaman kamboja memiliki batang yang keras, bulat memanjang, memiliki
cabang yang banyak, bekas dudukan daun terlihat jelas, dan berwarna putih kehijauan.
Selain itu, batang tanaman ini mampu tumbuh dengan cepat, dan kebal terhadap hama
dan penyakit yang menyerang. Batang tanaman ini memilik ketinggian sekitar 1,5 – 6
meter bahkan lebih tergantung dari jenis yang di tanam.
c. Daun. Tanaman kamboja memiliki daun tunggal, memiliki panjang 10-25 cm bahkan
lebih, runcing di bagian pangkal, memiliki bagian tepi merata, tebal dan memiliki
bentuk lonjong. Daun kamboja berwarna hijau muda dan hijau tua. Selain itu, daun
tanaman ini memerlukan matahari yang cukup untuk memasak, menyimpan dan
membuat cadangan makanan yang baru.
d. Bunga tanaman kamboja berbentuk menyerupai terompet dan berkumpul di ujung
ranting. Bagian dalam bunga ada yang berbulu dan tidak berbulu dan memiliki
berbagai macam warna. Tangkai putiknya berukuran pendek, tumpul, dan melebar.
e. Buah. Buah pada tanaman kamboja berbentuk lonjong kebulatan berwarna kehijauan
dan kehitaman bila sudah tua. Selain itu, buah kamboja memiliki panjang sekitar 18-
20 cm dengan lebar sekitar 1-2 cm, berongga dua, dan berbiji banyak.
2. Catharanthus roseus
Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar, tetapi telah
menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.).
Perdu kecil tahunan, berasal dari Madagaskar. Tumbuh baik mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai
tempat-tempat yang terbuka, tetapi tak menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat
yang agak terlindung pula. Habitus perdu tumbuh menyamping, Tinggi tanaman bisa
mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip
berselingan. Panjang daun sekitar 2–6 cm, lebar 1–3 cm, dan tangkai daunnya sangat
pendek. Batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.
Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk paku.
Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah
jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya berbentuk gilig (silinder), ujung
lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ciri yang sering muncul pada famili solanaceae adalah daun bergelombang
(berlekuk), mahkota bunga berbentuk terompet atau bintang yang berjumlah lima buah,
memiliki kelopak, satu putik, dan lima benang sari, serta buahnya terletak di atas dasar
bunga dengan permukaan buah yang licin. Contohnya yaitu terong ungu (Solanum
melongena L.), terong asam (Solanum ferox L.), rimbang (Solanum torvum Sw.), tomat
(Solanum lycopersicum), cabai rawit (Capsicum frutescens L.), cabai besar (Capsicum
annum L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.).
Ciri yang sering muncul pada famili asteraceae memiliki bunga yang khas yang
menjadikan ciri utamanya yaitu bunga berbentuk tabung. Contohnya Tridax procumbent,
helianthus annuus, Melampodium divaricatum, gulma Synedrella Nodifora, Chromolaena
odorata, Tagetes erecta L., Zinnia Elegans, Sintrong (Crassocephalum crepidioides), bunga
kenikir, Bandotan (Ageratum conyzoides).
Ciri yang sering muncul pada family apocynaceae adalah umbuhan berbunga
yang meliputi pohon, semak, tumbuhan, sukulen batang, dan tumbuhan merambat.
Contohnya Plumeria acuminate dan Catharanthus roseus.
DAFTAR PUSTAKA
Juliyana, Shirta dan Yuni Gayatri. Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi Di Desa
Tlontoraja Kabupaten Pamekasan Sebagai Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal. Diakses
10 Maret 2023 dari Prodi Pendidikan Biologi UMSby.