Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH BOTANI

Profil Tanaman Kacang Hijau

Disusun Oleh :
Fniel Kun Dwi Putra
D1B122030

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "
Profil Tanaman Kacang Hijau ".Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Tugas
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Walaupun dengan segala kekurangan dan keterbatasan, makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani. Dengan adanya makalah ini saya
berharap semoga bermanfaat dan bisa menjadi dorongan bagi para mahasiswa,
khususnya di Universitas Halu Oleo ini agar bisa meningkatkan kualitas belajarnya
terutama pada mata kuliah Botani.
Saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen mata kuliah Botani. yang telah memberikan ajaran, bimbingan,
semangat, dan motivasi demi terwujudnya makalah ini dan saya sebagai penyusun
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam tugas ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kendari, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................i


Kata Pengantar ..................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Profil Tanaman Kacang Hijau ............................................1
1.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau.......................................
BAB II. MORFOLOGI TANAMAN KACANG HIJAU

BAB III. BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU


3.1 Tahapan budidaya tanaman kacang hijau Benih.................
3.2 Panen Dan Pascapanen............................................................
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................
4.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Profil Tanaman Kacang Hijau

Dahulu kacang hijau (Vigna radiata) di bawa oleh pedagang China dan
Portugis masuk ke Indonesia, awal mula penyebarannya masuk ke pulau Jawa dan
Bali, pada tahun 1920-an mulai berkembang ke Sulawesi, Kalimantan dan Indonesia
bagian timur. diperkirakan kacang hijau masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein nabati.
Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan ketiga setelah kedelai
dan kacang tanah . Kacang hijau berumur genjah (55-65 hari) Konon kabarnya
tanaman ini diduga berasal dari India kemudian menyebar ke negara Asia tropis
sampai akhirnya masuk ke Indonesia, dalam buku History of Java, Raffles bercerita
mengenai kacang hijau yang dikemas menjadi buku tebal, dipersembahkan kepada
pemerntah kerajaan Inggris agar tidak menyerahkan Jawa kepada Belanda. Dalam
buku tersebut Raffles menceritakan bahwa orang China sedang menyiapkan sejenis
kacang yang lebih kecil sebagai pengganti kacang polong dan diberi nama kacang
iju.dari beberapa litelatur, perkembangan kacang hijau terjadi berkat petani China.
Tidak bisa dipungkiri, di Indonesia kacang hijau adalah tanaman industri penting
karena budidaya tanaman ini mendorong munculnya industri makanan, salah satunya
adalah tahu. Dahulu kacang hijau merupakan bahan baku untuk membuat tahu yang
memiliki kualitas lebih tinggi dibanding Kedelai.
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak,
tanaman ini merupakan family pabaceae alias polong-polongan, kacang hijau dan
kecambahnya banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting seperti kalsium dan fospor dan sangat diperlukan
tubuh. Sementara itu kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh sehingga
aman dikonsumsi oleh orang-orang dengan masalah obesitas. Kacang hijau merupakan
salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (±60 hari).Tanaman ini disebut
juga mungbean, green gram atau golden gram, mampu menghasilkan 2,5 ton/ha biji
kering. Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif muda termasuk tanaman
yang relatif mudah untuk ditanam tanaman tidak tergantung pada iklim tertentu dengan
memperhatikan kecukupan faktor-faktor ekternal seperti air dan mineral,kelembaban,
suhu serta cahaya kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) adalah anggota family Fabaceae, kacang-kacangan
tropis. Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki daun trifoliate dengan panjang yang
bervariasi mulai satu sampai lima meter. Biji kacang hijau terutama digunakan sebagai
makanan yang kaya akan lisin dan protein sedangkan bagian batang, daun, dan kulit
kacang hijau dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Khan et al., 2012).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada jenis tanah alluvial, regosol,
grumusol, latosol dan andosol. Pertumbuhan tanaman kacang hijau kurang baik pada
tanah pasir. Drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah harus cukup baik. Curah
hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 23-30 C, kelembaban 60%-70%, pH tanah 5,8-7
dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
Penggunaan benih kacang hijau bermutu merupakan kunci utama keberhasilan
budidaya kacang hijau. Benih bermutu tinggi akan menghasilkan tanaman yang
seragam dengan populasi optimal. Sifat-sifat benih kacang hijau yang bermutu tinggi
adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai daya kecambah tinggi yaitu 80%
2. Mempunyai vigor yang baik atau benih tumbuh serentak, cepat dan sehat
3. Murni, bersih, sehat, bernas, tidak keriput, atau luka bekas serangga
4. Benih baru.

1.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau


Kacang hijau adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.

Klasifikasi tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata L.
BAB II.
MORFOLOGI TANAMAN KACANG HIJAU

2.1 Pengertian Morfologi

Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan


baik mengenal akar, batang, daun, buah, bunga dan biji. Morfologi tumbuhan tidak
hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas
untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan
tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan
susunan tubuh (Riastuti et al., 2021).
Baryadi dalam buku Morfologi dalam Ilmu Bahasa menjelaskan morfologi
sebagai kata yang diadaptasi dari Bahasa Inggris morphology. Morph berarti 'bentuk,'
sedangkan -logy berarti 'ilmu.' Bila digabungkan, morfologi berarti ilmu tentang
bentuk. Morfologi dalam ilmu bahasa Juga diartikan sebagai salah satu cabang
linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji morfem dan kata, yaitu dua satuan
kebahasaan dari sepuluh satuan kebahasaan yang dikenal secara umum. Sementara itu,
pengertian morfologi menurut kamus linguistik dalam buku Psikolinguistik (Teori dan
Analisis) adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasinya atau
bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni
morfem.
Kemudian, Nurhayati dan Siti Mulyani menjelaskan bahwa morfologi adalah
ilmu yang membicarakan kata dan proses pengubahannya. Verhaar dalam buku
Psikolinguistik berpendapat bahwa morfologi merupakan bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Sejumlah pengertian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
mempelajari seluk-beluk kata, meliputi pembentukan dan perubahannya, yang
mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem.

2.2 Akar Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau mempunyai akar utama yang disebut akar tunggang. Ujung akar
tanaman kacang hijau akan tumbuh secara lurus dan menembus tanah hingga
kedalaman 40 – 80 cm. Pada tanaman kacang hijau system perakaran dibagi dua,
mesophites dan xerophites. Ciri akar mesophites mempunyai banyak cabang akar pada
permukaan. dan .tipe pertumbuhannya menyebar. Ciri akar xerophites, yakni
mempunyai akar cabang lebih sedikit dan. memanjang ke arah bawah (FAO 2007
dalam Atika, 2018).

2.3 Batang Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau mempunyai bentuk batang bulat dan berbuku-buku yang


ukurannya kecil dan berbulu kecoklatan ataupun kemerahan. Setiap.buku batang
menghasilkan .satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama, yakni sepasang daun
yang saling berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Ketinggian
batang kacang hijau mencapai 1 m, dimana cabang menyebar kesemua arah (Singh and
D.L. Oswalt, 1992 dalam Atika, 2018).
2.4 Daun Tanaman Kacang Hijau

Daun kacang hijau tumbuh majemuk (banyak), terdiri dari tiga helai anak daun
pada setiap tangkai. Helaian daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip. serta
berwarna hijau muda dan hijau tua, letak daun terselip. Tangkai daun lebih panjang
dari.daunnya sendiri (FAO 2007 dalam Atika, 2018).

2.5 Bunga Tanaman Kacang Hijau

Umumnya bentuk bunga kacang hijau adalah seperti kupu-kupu, berwarna


kuning kehijauan. Termasuk kedalam jenis bunga berkelamin sempurna. Penyerbukan
bunga terjadi saat malam hari sehingga pada pagi hari, bunga akan mekar dan sore hari
bunga menjadi layu (Singh and D.L. Oswalt, 1992 dalam Atika, 2018).
2.6 Buah/Polong Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau mempunyai buah yang berbentuk polong. Panjangnya sekitar 5-


16 cm. Setiap polong berisi.10-15 biji. Berbentuk bulat silindris atau pipih dengan
ujung agak.runcing atau tumpul. Pada saat polong masih muda berwarna hijau, setelah
polong menua warnanya akan berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. (Hakim,
2008 dalam Atika, 2018).
Sebelum Panen Sesudah Panen

BAB III.
BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU

3.1 Tahapan budidaya tanaman kacang hijau Benih

3.1.1 Benih

Benih yang digunakan oleh ketiga petani responden merupakan hasil produksi
tamanan pada musim yang sama pada tahun lalu. Petani responden tidak membeli
benih karena dengan alasan harga mahal dan masih tersedianya benih yang mereka
punya. Oleh karena itu para petani responden mendapatkan bibit kacang hijau dari
benih yang mereka punya sendiri kemudian disemaikan sendiri. Ketiga petani
responden dapat menyemaikan benih kacang hijau sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Perlakuan benih yang dilakukan oleh ketiga responden memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lain. Bapak Tukiman sering kali membeli benih atau menggunakan benih
dari hasil panen tahun lalu, benih yang didapatkan kemudian direndam dalam ember
kemudian ditanam dengan cara ditajukan. Bapak Agus Nugraha dan Ibu Supatmi
memberikan perlakuan perendaman sebelum benih ditanam pada lahan, benih
direndam didalam air selama ± 12 jam untuk melihat benih yang baik dan unggul.
Kemudian benih kacang hijau yang baik hasil dari perlakuan perendaman langsung
ditanam di lahan.
Dinas Pertanian Indonesia (2014) memberikan teknik pemilihan benih yang
tepat dengan menggunakan varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem
setempat. Selain itu benih yang baik akan mempunyai potensi hasil tinggi, seragam,
sehat, jelas asal usulnya dan disesuaikan permintaan penggunaan seperti masak
serentak, warna biji mengkilap-kusam, ukuran biji kecil-sedang-besar, umur genjah (<
60 hari)  -sedang (60-70 hari), serta toleran penyakit. Secara spesifik, penggunaan
benih bermutu tinggi berdampak pada pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil
panen yang tinggi. Syarat benih bermutu adalah (Adisarwanto, 2006):
a. Murni dan diketahui nama varietasnya;
b. Daya tumbuh tinggi (minimal 80%) dan vigornya baik;
c. Biji sehat, bernas, tidak keriput, dipanen pada saat biji telah matang;
d. Dipanen dari tanaman yang sehat, tidak terinfeksi penyakit (cendawan,
bakteri, dan virus); dan
e. Benih tidak tercampur biji tanaman lain atau biji rerumputan.
Benih dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya berkecambah) ≥80 %
bergantung pada jenis dan kelas benih) dan nilai kadar air di bawah 13 % (bergantung
pada jenis benih).
3.1.2 Penyiapan lahan
Persiapan lahan yang dilakukan oleh ketiga responden memiliki kesamaan.
Ketiga responden melakukan pembalikan tanah bekas penanaman padi dengan cara
dicangkul. Pembalikan tersebut bertujuan untuk mengembalikan unsur organik ke
dalam tanah sehingga dapat memperbaiki kesuburan lahan tersebut dan pada nantinya
menjadi kompos. Selain itu petani juga membersihkan lahan dari sisa tanaman
sebelumnya dan tanaman-tanaman liar. Pembajakan juga dilakukan sedalam 15-20 cm
yang bertujuan untuk menggemburkan tanah sehingga akan lebih mudah untuk proses
penanaman. Lalu dilubang-lubangi sesuai jarak tanam yang digunakan untuk tempat
penanaman benih.
Persiapan lahan yang dilakukan petani responden sudah sesuai dengan teori.
Dinas Pertanian Indonesia (2014) memberikan rekomendasi berupa pengolahan tanah
tidak diperlukan jika kacang hijau ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami
dapat dipakai sebagai mulsa. Mulsa berguna untuk melembabkan tanah, mengurangi
serangan lalat kacang, dan menekan pertumbuhan gulma. Sisa gulma atau tanaman
dibersihkan bersamaan dengan pengolahan tanah. Namun, pengolahan tanah di lahan
kering perlu dioptimalkan.

3.1.3 Penanaman
Penanaman benih kacang hijau oleh petani dilakukan pada musim kemarau 2
atau di akhir musim kemarau melakukan penanaman dengan cara ditajukan pada
tanah, jarak tanam kurang lebih 40x10cm dan tiap lubang tanam diberikan 3-4 butir
benih kacang hijau. Penanaman menggunakan jarak tanam 20x20cm dan masing
masing lubang diberikan 2-3 benih. Setelah itu lubang ditutup dengan tanah namun
tidak dipadatkan agar benih kacang hijau lebih mudah berkecambah. Tanah disiram
setelah benih ditanam agar mempercepat proses imbibisi. Dengan jarak tanam 20x20
yang digunakan memungkinkan terjadinya kompetisi untuk mendapatkan hara sangat
ketat sehingga memungkinkan untuk menurunkan hasil produksi karena kesediaan
hara bagi tanaman kurang tercukupi.
Menurut Dinas Pertanian Indonesia (2014), penanaman kacang hijau yang baik
adalah ditanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antar-baris, 10-15 cm dalam
barisan, 2-3 biji  per lubang.
3.1.4. Pemupukan
Pemupukan pada budidaya tanaman kacang hijau yang dilakukan petani
responden yaitu menggunakan pupuk dari sisa-sisa musim tanam sebelumnya. Selain
itu, petani responden juga menambahkan pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan.
menambahkan pupuk berupa abu. Fungsi penambahan abu sendiri adalah, sama
fungsinya seperti pupuk yaitu bahan pembenah tanah supaya tanah dapat meningkat
kesuburannya.
Menurut Dinas Pertanian Indonesia (2014), acuan pemupukan tanaman kacang
hijau pada tipe penggunaan lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-kacang hijau
sebagai berikut:

Takaran pupuk yang diberikan berbeda untuk setiap jenis tanah, sebaiknya
diberikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman. Pada
umumnya kacang hijau yang ditanam setelah padi sawah biasanya tidak banyak
memerlukan pupuk buatan. Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N
(Rhizobium) disesuaikan kebutuhan. Kemudian pemakaian pupuk organik yang terdiri
atas bahan organik sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus),
yang telah mengalami proses pelapukan, berbentuk padat atau cair, abu dapur sangat
baik untuk pupuk dan diberikan  sebagai penutup lubang tanam. Pada lahan kering
masam perlu menggunakan kapur pertanian (dolomit atau kalsit).

3.1.5. Penyiangan
Petani responden juga melakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan termasuk
dalam proses pengelolaan tanaman. Semua petani responden melakukan penyiangan
dengan menyesuaikan kondisi lahan pertaniannya. Cara penyiangan yang baik menurut
Yudono (2014) yaitu:
a. Manual dengan tenaga manusia
b. Mekanis dengan alat pertanian
c. Khemis dengan pestisida jenis herbisida
d. Biologis dengan menggunakan serangga pemakan gulma.

3.1.6. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan manual pada saat penyiangan dapat


dipantau pada tanaman tersebut apakan terdapat OPT yang mengganggu biasanya OPT
yang mengganggu adalah Uret yang berada di akar tanaman. Pengendalian Hama uret
yang dialami tidak menggunakan pestisida namun secara manual dan pemakaian abu
sisa pembakaran dapur. Menurut beliau dengan menggunakan pestisida akan
menurunkan harga jual kacang hijau dan akan mengganggu kesehatan konsumen
karena hasil dari kacang hijau ini yang dikonsumsi dalam mengendalikan hama dan
penyakit budidaya kacang hijaunya menggunakan pestisida namun jarang dilakukan.
Menurut Dinas Pertanian Indonesia (2014), pengendalian hama dan penyakit
dapat menggunakan prinsip PHT. PHT adalah Pengendalian Hama Terpadu, di mana
prinsip pengaplikasiannya pada kacang hijau adalah:
a. Identifikasi jenis dan penghitungan kepadatan populasi hama
b. Menentukan tingkat kerusakan tanaman
c. Taktik dan teknik pengendalian
- Mengusahakan tanaman selalu sehat    
- Pengendalian hayati                     
- Penggunaan varietas tahan
- Secara fisik dan mekanis              
- Penggunaan feromon sex
Dan apabila sudah melebihi ambang batas ekonomi memakai penggunaan pestisida
kimia.
3.1.7 Pemberian air

Pertanian biasanya memiliki sistem pengairan yang mengandalkan air hujan


yang disebut pengairan tadah hujan. Oleh karena itu, ketiga petani reponden tidak
memiliki sistem irigasi lain selain dengan tadah hujan. Penanaman kacang hijau yang
diusahakan para petani responden sengaja ditanam pada musim kemarau , yaitu setelah
penanaman padi di musim hujan dan kemarau. Tujuan penanaman kacang hijau
dimusim kemarau adalah untuk memanfaatkan kekosongan lahan. Selain itu dengan
menanam kacang hijau maka petani dapat menghasilkan hijauan untuk pakan ternak.
Permasalahan pengairan yang dialami petani responden terjadi ketika musim kemarau
berkepanjangan.
Hal ini mengakibatkan petani tidak bisa menanam kacang hijau karena
minimnya air. Pada umumnya tanaman kacang hijau termasuk tanaman kering yang
tidak membutuhkan air yang cukup banyak. Namun, pada saat tertentu ketika
ketersediaan air tidak mencukupi, kacang hijau akan mengalami cekaman air. Oleh
karena itu dalam usaha budidaya kacang hijau tetap diperlukan air yang cukup dan
pengairan yang baik.
Pengairan untuk usaha tani yang baik menurut Dinas Pertanian Indonesia
(2014) sendiri adalah:
a. Bila tersedia fasilitas pengairan, dapat dilakukan pengairan 3-4 hari sebelum
tanam dan pada periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air yaitu
saat menjelang berbunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45-50 hari).
Pengairan diberikan melalui saluran antar bedengan. 
b. Pada daerah panas dan kering (suhu udara 30–31 0 C dan kelembaban udara
54–62%) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 38 hari.
Sedangkan untuk daerah yang tidak terlalu panas dan kering, pengairan
cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari.
c. Bila ditanam segera setelah padi sawah yang tanahnya Vertisol  (lempung),
pengairan tidak perlu diberikan, karena walaupun lapisan atas tanah ini
sangat keras dan retak-retak namun dibagian bawahnya masih menyimpan
air yang cukup bagi pertanaman kacang hijau sampai panen.

3.2 Panen Dan pasca panen

Setelah proses penanaman dan pemeliharaan kacang hijau tahap selanjutnya


adalah panen dan pasca panen. Pasca panen adalah berbagai tindakan atau perlakuan
yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan
konsumen. Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam
kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku
pengolahan.
Penanganan pasca panen umumnya dikonsumsi segar dan mudah "rusak"
bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan
yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan
akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau, terlalu matang,
dll.

3.2.1 PANEN

Penentuan waktu dan cara panen menjadi sangat penting diperhatikan. Tanpa
memperhatikan kedua hal tersebut maka hasil yang akan diperoleh tidak akan
maksimal. Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penentuan waktu dan cara panen kacang hijau yang baik sebagai berikut:

A. Ciri Dan Umur Panen


Penentuan panen sangat penting, agar tidak terlambat dan biji berceceran
dilapangan. Umur tanaman kacang hijau untuk dapat dipanen tergantung dari
varietasnya. Untuk varietas genjah sekitar 58 – 65 hari, sedangkan varietas berumur
panjang sekitar 100 hari.
Adapun ciri-ciri tanaman kacang hijau yang dapat dipanen sebagai berikut:
- Panen dilakukan bila polong telah kering dan mudah pecah, berwarna coklat
sampai hitam, tergantung varietas yang ditanam.
- Panen Sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari, untuk menghindari pecahnya
polong. - Sebelum di kupas,polong yang telah dipanen di jemur di lantai
penjemuran, di saat cuaca panas.
- Pada waktu penjemuran usahakan supaya varietas yang satu tidak tercampur
dengan varietas yang lain.
- Setelah kering, polong dikupas dengan cara memasukkan ke dalam karung
lalu di tebah (dipukul-pukul).
- Setelah terlepas dari polong, biji ditampi untuk memisahkan dari kulit dan
kotoran lainnya.
- Biji yang sudah bersih dijemur lagi sampai kering, kemudian baru disimpan

B. Cara Panen

Polong kacang hijau dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan. Untuk
varietas yang polongnya matang serempak, pemungutan hasil dapat dilakukan dengan
pemotongan tangkai polong. Alat yang digunakan berupa pisau atau sabit yang tajam.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk menghindari pecah polong saat
panen. Polong hasil panen dikumpulkan dan segera dimasukkan ke dalam tempat yang
tidak berlubang (karung atau keranjang yang rapat anyamannya.

C. Periode Panen
Panen polong dari beberapa varietas kacang hijau masak serempak dapat
dilakukan satu kali. Namun, untuk beberapa varietas lainnya, panen dilakukan antara 2
– 3 kali.

3.2.2 PASCAPANEN

Adapun tahap pascapanen antara lain pembijian pemisahan biji dari

polongnya,. Setelah pembijian, dilakukan pengeringan, penyimpanan, dan tahap

terakhir pengemasan dan pemasaran.

- Pembjian.
Biji kacang hijau sangat mudah lepas dari kulit polongnya bila kering. Oleh
karena kacang hijau dijemur terlebih dahulu hingga kulitnya kering. Polong dengan
kulit kering tersebut kemudian dimasukin kedalam karung goni lalu dipukul-pukul
dengan kayu/bamboo hingga polong pecah. Biji kemudian dipisahkan dengan cara
ditampi
- Pengeringan.
Biji yang telah bersih dikeringkan dengan cara dijemur atau melalui alat
pengering(dryer) bila tersedia.Ciri biji yang telah kering kadar airnya antara 10-12%.
Semakin kering biji, akan semakin baik sebab lebih tahan disimpan.

- Penyimpanan
Wadah yang berisi kacang hijau disimpan diruangan yang sejuk (90C),
kering,bersih dan bersirkulasi udara baik. Wadah penyimpanan sebaiknya tidak terbuat
dari plastik sebab biji akan lembab dan mudah rusak, sebaiknya wadah berupa karung
goni atau karung bekas terigu.Daya tahan kacang hijau berbeda-beda, Biji dapat
bertahan dengan kualitas tetap baik selama 1 tahun itu tergantung cara
penyimpanannya.
- Pengemasan
Biji-biji kacang hijau harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak
dikehendaki. Tujuannya agar tidak menurunkan kualitas kacang hijau. Tindakan ini
juga sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama
selama dalam penyimpanan. Setelah biji bersih dari kotoran, dilakukan pengemasan
sesuai tujuan pasar. Umumnya, kemasan yang digunakan di pasar berupa plastik yang
transparan.

- Pemasaran
Pemasaran kacang hijau yang berlaku di masyarakat saat ini ada dua sistem.
Pertama adalah sistem pasaran bebas, artinya petani bebas melakukan penjualan kapan
saja. Sistem yang kedua adalah sistem kontrak beli, artinya produsen dan pembeli
sudah melakukan perjanjian jual-beli sebelum kacang hijau ditanam. Sistem kedua ini
lebih menguntungkan kedua belah pihak sebab terdapat kepastian produksi dan harga.

Keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik:


- Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak
- Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan
yang hati-hati, pengemasan) dibanding peningkatan produksi yang
membutuhkan input tambahan (misal pestisida, pupuk, dll).
- Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan
produksi baru terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh
penanganan pasca panen dapat terlihat 1 – 7 hari setelah perlakuan)
- Dapat mencegah kehilangan nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Bagian paling
bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan
sebagai bubur atau dimakan langsung.
Kacang hijau merupakan tanaman pangan yang mengandung protein nabati
cukup tinggi. Selain mengandung protein nabati, kacang hijau banyak mengandung
itamin, mineral hingga omega-3 yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Kacang
hijau merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan pada musim kemarau, karena
tanaman kacang hijau tidak dapat tergenang oleh air. Kacang hijau memiliki umur
yang pendek dan dapat membantu mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah.
4.2 Saran
Karena di negara kita Indonesia masih kurang para petani yang menanam
kacang hijau, padahal kacang hijau adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh
dimusim kemarau dan juga kacang hijau memiliki kandungan nabati dan memiliki
banyak manfaat. Oleh karena semoga petani kacang hijau di Indonesia lebih
meningkat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2006. Kedelai " Budidaya dengan pemupukan yang efektif dan
pengoptimalan peran bintil akar". Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat
Anwari, M.,Soehendi, R., Iswanto, R. dan Sumartini. 2006. Pembentukan Varietas
Unggul Kacang Hijau Tahan Penyakit Embun Tepung. Buletin palawijano. 12
tahun 2006.

Atman. 2008. Teknologi Budidaya Kacang Hijau di Lahan Sawah. Ilmiah


Tambua7(1): 89-95.

Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 120 hal.

Khan, M.A., K. Naveed, K. Ali, B. Ahmad, A. 2012. Pengaruh Tumpang Sari Kacang
Hijau Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau. Pakistan Journal Weed Science
Research. 18 (2).

Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. DepartemenIlmu


Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Purnomo dan Hanny. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Bogor.

Riastuti RD dan Febrianti Y. 2021. Morfologi Tumbuhan Berbasis Lingkungan.


Ahlimedia Book. Kota Malang.

Syafrina, S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau


(Phaseolusradiatus L.) Pada Media Sub Soil Terhadap Pemberian Beberapa
JenisBahan Organik dan Pupuk Organik Cair. (Skripsi). Fakultas
PertanianUnivrsitas Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai