Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKOLOGI

TUMBUHAN DAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :
DR. JUMARDIN La Fua S.Si, M. Si
NIDN. 2010078102

Oleh :
MUHAMAD FADLI SUKRON
NIM : 2020010108008

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini (Tumbuhan dan lingkungan) sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.

Konawe Selatan, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tumbuhan dan Lingkungan..............................................................2
2.2 Komponen dan Jenis-Jenis Lingkungan.............................................................3
2.3 Pencemaran Lingkungan....................................................................................10
2.4 Hubungan Antara Tumbuhan Dengan Berbagai Macam Lingkungan Yang Ada
Di Dunia.............................................................................................................12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah suatu tempat yang mencakup keadaan sumber daya


alam seperti tanah, air, matahari, mineral, dll yang ditempati flora dan fauna baik
didaratan maupun diperairan. Oleh karena itulah tumbuhan dan lingkungan
mempunyai hubungan yang sinergis dan timbal balik. Suatu lingkungan dikatakan
sesuai jika lingkungan tersebut cukup menyediakan makanan, suhu, air, dan
cukup tersedianya komponen biotik lainnya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
Namun alam senantiasa mengalami perubahan. Saat kemarau melanda sering kali
ketersediaan makanan terganggu, sehingga banyak makhluk hidup yang ikut mati.
Apalagi terkadang alam mengalami perubahan lingkungan yang sangat drastis
seperti bencana alam yang merubah ekosistem. (Fauziah, dkk, 2009).
Adapun latar belakang penulisan makalah Botani yang membahas
“Tumbuhan dan Lingkungan” ini dilakukan supaya dapat mempelajari dan
mengetahui berbagai macam lingkungan tempat hidup tumbuhan dengan semua
komponen dan hubungan keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan dan lingkungan?
2. Sebutkan komponen dan jenis-jenis lingkungan?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
4. Jelaskan bagaimana hubungan antara tumbuhan dengan berbagai macam lingkungan
yang ada di dunia?

1.3 Tujuan

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk meembahas lebih dalam mengenai
tumbuhan dan lingkungan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui apa
dan bagaimana hubungan antara tumbuhan dengan berbagai macam lingkungan
yang ada di dunia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tumbuhan dan Lingkungan
a. Tumbuhan

Tumbuhan adalah organisme hidup yang menutupi sebagian besar daratan


planet Bumi. Sehingga sangat mudah untuk menemuinya di mana-mana. Hal
tersebut termasuk rumput, pohon, arti bunga, semak, pakis, lumut, dan banyak
lagi. Tumbuhan adalah anggota dari kingdom plantae, salah satu ciri khas
tumbuhan yang tidak dimiliki oleh organisme lain adalah kemampuannya untuk
membuat makanan sendiri sebagai prroses fotosintesis karena memiliki klorofil
atau zat hijau daun, namun terdapat pengecualian karena ada beberapa tumbuhan
yang hidup secara parasit.
Tumbuhan adalah organisme multiseluler di kerajaan plantae yang dapat
melakukan fotosintesis untuk membuat definisi makanannya sendiri. Contoh
umum dari tumbuhan adalah rumput, pohon, dan semak.
Tumbuhan memiliki peran penting dalam ekosistem dunia. Hal ini lantaran
diyakni menghasilkan sebagian besar oksigen dunia, dan penting dalam rantai
makanan, karena banyak organisme memakan tumbuhan atau memakan
organisme yang memakan tumbuhan.
Singkatnya tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tumbuh di tanah
dan memiliki jenis batang, daun, dan akar yang termasuk dalam kingdom Plantae.

b. Lingkungan

Lingkungan merupakan kumpulan komponen abiotik dan biotik di luar


suatu organisme yang mempengaruhi kehidupan organisme tersebut. Lingkungan
meliputi lingkungan perairan (hidrosfer), daratan (litosfer), dan udara (atmosfer).
Lingkungan tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Setiap organisme
memiliki habitat yang khas (Wasis dan Irianto, 2009)
Sedangkan menurut UUPLH No.23 tahun 1997, Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya (Salmani,
2011).
2.2 Komponen dan Jenis-Jenis Lingkungan
a) Komponen Lingkungan

Lingkungan merupakan kumpulan suatu interaksi yang kompleks dan


memiliki penyusun yang beragam. Suatu lingkungan berdasarkan susunan dan
fungsinya tersusun dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Autotrofik, ini berasal dari kata autos yang berarti sendiri; trophikos yang
berarti menyediakan makanan, yaitu organisme yang mampu menyediakan
atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dan
bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dan khlorofil (zat
hijau daun). Oleh sebab itu semua organisme yang mengandung khlorofil
disebut organisme autotrofik (Wardhana, 1999).
2. Heterotrofik, ini berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan
trophikos yang berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan
organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan
bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba (Salmani, 2011).
3. Komponen tak hidup (abiotik) yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri
beberapa macam, yaitu:
 Cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena
merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada cahaya, maka
proses fotosintesis tak akan terjadi menyebabkan tanaman tersebut tampak
pucat dan warna tanaman kekuning-kuningan (etiolasi). Namun, pada
kecambah justru sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan
(Dewi dan khori, 2014).
 Suhu, Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan
tumbuh kembang, reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu
yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih
atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan
yang lambat atau berhenti (Wijaya,dkk, 2009).
 Air, Semua makhluk hidup membutuhkan air sehingga lebih kurang 80%
dari tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Begitu pula pada tumbuhan, air
sangat diperlukan terutama untuk pertumbuhan, transportasi, fotosintesis,
dan pembentukan sel-sel baru, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan
mencegah sel dari kekeringan (Henry,dkk, 2009).
 Udara, udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78%) guna
membentuk protein dll, oksigen (O2, 21%) berfungsi sebagai gas
pembakar dalam proses pernapasan, karbon dioksida (CO2, 0,03%), dan
gas lainnya (Salmani, 2011).
 Angin dan kelembaban. Dimana angin berperan membantu penyerbukan
tumbuhan, menyebarkan spora dan biji tumbuhan serta kelembaban
berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan.
Kelembaban dapat menjadi kontrol dari kehilangan panas melalui kulit
dan saluran pernafasan (Djamal, 2003).
 Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan
khlor (Cl). Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion
yang larut didalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk
berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan
dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-
reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh
(Salmani, 2011).
 Tanah, jenis tanah akan memengaruhi jenis makhluk hidup yang berada
pada ekosistem. Di tanah yang tandus akan ditemukan sedikit tumbuhan.
Adapun di daerah yang tanahnya subur dan gembur akan ditemukan
banyak tumbuhan dengan berbagai spesies (Suryatna dan Takari, 2009).
 Kadar Garam, jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati
dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar
garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di
pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi (Djamal,
2003).
 Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan
tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan
yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan
berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit
berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran
mahkluk hidup (Salmani, 2011).
4. Pengurai (Dekomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Salmani, 2011).

Selain itu menurut Campbell, komponen penyusun lingkungan dapat


menyebabkan cekaman atau yang lebih dikenal sebagai kondisi lingkungan yang
dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan
hidup tumbuhan. Pada umumnya cekaman lingkungan pada tumbuhan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Cekaman biotik, terdiri dari kompetisi intra spesies dan antar spesies, infeksi
oleh hama dan penyakit.
2. Cekaman abiotik, yaitu berupa suhu (tinggi dan rendah), air (kelebihan dan
kekurangan), radiasi (ultraviolet, infra merah, dan radiasi mengionisasi),
kimiawi (garam, gas, dan pestisida), angin, dll.

b) Jenis-Jenis Lingkungan
1. Lingkungan/Ekosistem di Darat adalah lingkungan yang fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), lingkungan darat
dibedakan menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut:
 Lingkungan Gurun, di gurun terdapat di daerah tropis (sepanjang garis
balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun
adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari
tinggi (bisa mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan
malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri atau tak berdaun dan memiliki akar panjang
serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air, contohnya kaktus
(Wijaya, 2014).
 Lingkungan Padang Rumput, lingkungan ini terdapat di daerah yang
terbentang dari daerah tropis ke subtropis. Ciri-cirinya adalah curah hujan
kurang lebih 25 – 30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung
pada kelembapan. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga
3,5 m. Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia. Persebarannya meliputi
Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan
Australia (Wijaya, 2014).
 Lingkungan Hutan Tropis, Lingkungan hutan basah terdapat di daerah
tropis dan subtropis. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200 – 225 cm per
tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20 – 40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Daerah tudung ini cukup mendapat sinar
matahari. Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Variasi suhu dan kelembapan
cukup tinggi dengan suhu rata-rata harian 25°C. Dalam hutan basah tropis
sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek
sebagai epifit (Wijaya, 2014).
 Lingkungan Hutan Gugur, lingkungan ini terdapat di daerah beriklim
sedang. Ciricirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat
di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur).
Jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat (Djamal, 2003).
 Lingkungan Taiga, lingkungan ini terdapat di belahan bumi sebelah utara
dan di pegunungan daerah tropis. Ciri-cirinya adalah Curah hujan 250
mm/ tahun, musim panas berlangsung selama 3-4 bulan, dan sisanya
adalah musim dingin, tumbuhannya berdaun jarum dan memiliki lapisan
lilin, jenis tumbuhan sangat sedikit atau tunggal, mempunyai musim
dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat
singkat, banyak terdapat di daerah subtropis dan daerah kutub utara, suhu
di daerah berkisar -12 C sampai -0 C (Djamal, 2003).
 Lingkungan Tundra, lingkungan ini terdapat di belahan bumi sebelah utara
di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh
tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput, curah hujannya
rendah ( 100 - 250 mm/tahun), tanahnya sebagian besar adalah batuan
induk yang telah mengalami sedikit pelapukan (Wardhana, 1999)
2. Ekosistem/ Lingkungan Air Tawar, ciri-ciri Lingkungan air tawar antara
lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh
oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang banyak ditemukan adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Adaptasi tumbuhan air tawar
mikroskopis yaitu dengan bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea) mempunyai akar jangkar (akar sulur). Tumbuhan rendah yang hidup
di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau bersifat isotonis (Wardhana, 1999). Lingkungan air tawar digolongkan
menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang meliputi danau dan
rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai, berikut penjelasannya :
 Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai
dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau
terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah
yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis
atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan
daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau
sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi (Wijaya, 2014). Menurut
Wijaya (2014) danau dibagi menjadi 4 daerah yaitu sebagai berikut:
a) Daerah litoral, merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan
tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dengan
daun ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenisjenis ganggang yang
melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
Crustacea, ikan, amfibi, reptil air dan semiair seperti kura-kura dan
ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari
makan di danau.
b) Daerah limnetik, merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi
dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang
sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan
kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
Daerah profundal merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah
afotik. Organisme yang ada hidup dengan mendekomposisi detritus
yang jatuh dari daerah limnetik. Organisme yang menghuni adalah
cacing dan mikroba.
c) Daerah bentik merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati. Ciri-cirinya, airnya jernih
sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
d) Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang (Wijaya, 2014). Komunitas yang berada di sungai
berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak
mendukung keberadaan komunitas plankton, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang
melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus
karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis
dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga
yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari
pusaran air (Wijaya, 2014).
3. Ekosistem/ Lingkungan Air Laut, dalam ekosistem laut dibedakan menjadi :
 Lingkungan Laut atau habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi terutama di daerah laut tropis, karena suhunya tinggi
dan penguapan besar. Di daerah tropis, suhu air laut sekitar 25°C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat
bercampur, akibatnya daerah permukaan laut tetap subur sehingga banyak
plankton dan ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air
bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalaman dan wilayah permukaan secara
horizontal (Salmani, 2011).
 Lingkungan pantai letaknya berbatasan dengan lingkungan darat, laut, dan
daerah pasang surut. Lingkungan pantai dipengaruhi oleh daur harian
pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi
struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah pantai
paling atas hanya terendam saat pasang naik tertinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan
bagi kepiting dan burung pantai (Salmani, 2011). Daerah pantai bagian
tengah terendam saat pasang tertinggi dan pasang terrendah. Daerah ini
dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam Invertebrata, ikan, dan rumput laut (Salmani, 2011).
 Lingkungan Estuari (muara sungai) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang
luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh daur harian
pasang surut. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,
dan fitoplankton (Wijaya, 2014).
 Lingkungan Terumbu Karang, di laut tropis, pada daerah neritik terdapat
suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang dan organisme lainnya.
Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang mensekresikan
kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang
(Wijaya, 2014).

2.3 Pencemaran Lingkungan

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No


02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi,
dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana
dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan
sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat.

Jenis-jenis pencemaran lingkungan yaitu :


a) Pencemaran Udara
Udara berperan penting dalam kehidupan. Oksigen digunakan untuk
bernapas, karbondioksida digunakan untuk fotosintesis. Lapisan ozon berfungsi
menahan sinar ultraviolet. Komposisi udara bersih normal di atmosfer kita adalah
Nitrogen (78.09%), oksigen (21,95%), argon (0,93%) dan karbondioksida
(0,031%).

Zat-zat pencemar udara tersebut pada dasarnya masih belum


membahayakan jika belum melebihi ambang batasnya. Ambang batas adalah
ukuran batas atau kadar zat, atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada
dari unsur pencemaran yang dapat ditolerir/masih belum membahayakan
keberadaannya dalam kadar udara normal. Nilai ambang batas beberapa zat
pencemar di udara dalam satuan part per million (ppm) dalam waktu 24 jam
adalah NO2 (0,05), SO2 (0,10), dan CO (20). Kualitas udara sangat tergantung
pada iklim. Oleh karenanya, pencemaran udara dapat menyebabkan perubahan
iklim yang tidak baik. Dampak yang ditimbulkan antara lain terjadinya hujan
asam, kerusakan lapisan ozon dan berkurangnya jarak pandang karena kabut asap
(Wijaya, 2014).
b) Pencemaran air

Sumber pencemaran air di antaranya limbah pestisida pertanian, limbah


rumah tangga misalnya detergen, limbah industri dan sebagainya. Indikator dasar
yang menunjukkan air lingkungan telah tercemar adalah perubahan fisik,
perubahan kimia dan perubahan biologis. Perubahan fisik meliputi warna, bau,
rasa, suhu, endapan, koloid, bahan-bahan terlarut. Perubahan kimia meliputi
keasaman, kandungan oksigen, kebutuhan oksigen, kandungan zat-zat kimia
berbahaya. Air yang belum tercemar tidak berwarna, berbau, berasa, oksigen
(Suryatna dan Takari, 2009).

c) Pencemaran tanah

Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan an-


organik dari rumah tangga, pasar, industri, pertanian, peternakan. Pencemar tanah
umumnya adalah limbah padat yang berupa sampah nondegradable (tidak mudah
terurai) seperti plastik dan pecahan gelas. Tanah yang tercemar akan berkurang
kesuburannya hingga menurun fungsinya sebagai faktor produksi. (Wijaya,dkk,
2009)

2.4 Hubungan Antara Tumbuhan dengan Berbagai Macam Lingkungan yang ada
Di Dunia

Keadaan lingkungan sebagai faktor ekologi sangat beragam, secara sendiri


sendiri atau dalam bentuk kombinasi, saling bercampur dan mempengaruhi satu
sama lain yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan tumbuhan dan
makhluk hidup lainnya. Hubungan antara faktor-faktor lingkungan dengan
tumbuhan akan menentukan keberadaan, kesuburan atau kegagalan tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang. Keadaan lingkungan yang berbeda menyebabkan
pertumbuhan yang berbeda pula disetiap daerah baik itu jenis tumbuhannya
ataupun pertumbuhan dan perkembangannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Lingkungan merupakan kumpulan komponen abiotik dan biotik di luar


suatu organisme yang mempengaruhi kehidupan organisme tersebut. Lingkungan
meliputi lingkungan perairan (hidrosfer), daratan (litosfer), dan udara (atmosfer).
Lingkungan memiliki hubungan yang erat dengan tumbuhan baik yang hidup di
darat, ataupun diperairan. Perusakan lingkungan beberapa dekade ini mengalami
kerusakan yang sangat parah baik itu karena alam ataupun karena ulah manusia
sendiri.

3.2 Saran

Adanya pembelajaran lebih lanjut mengenai transpirasi yang terjadi pada


tumbuhan ini sehingga mahasiwa bisa lebih memahami dan mengerti proses
transpirasi pada tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2008. Biologi Edisi Delapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dewi dan Khory. 2009. Rumus Tokcer Biologi. Tangerang: Edu Penguin.

Djamal I, Zoer’aini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem


Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Henry,dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan alam 2. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Nenden fauziah. 2009. Ilmu Pengetahuan alam 1. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Salmani. 2011. Diktat Ilmu Lingkungan. Banjarmasin: POLTEK Banjarmasin


press.

Suryatna dan Takari. 2009. Ilmu Pengetahuan alam 1. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Wardhana. 1999. Dasar-dasar Ekologi. Depok: MIPA UI Press.

Wasis dan Irianto. 2009. Ilmu Pengetahuan alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Wijaya, Nyoman. 2014. Biologi dan Lingkungan. Yogyakarta: Plantaxia.

Wijaya,dkk, 2009. Cerdas Belajar IPA . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai