Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

“KESEIMBANGAN AD-AS”

(Dosen Pengampuh : Abdul Wahid Mongkito S. Si., M.EI)

Disusun Oleh :

Eka Andriyani (NIM : 19050102022)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ِ‫ّللا‬
‫بِس ِْم ه‬

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul "Keseimbangan AD-AS". Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan
kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro dan juga memperdalam wawasan terkait pembelajaran tentang keseimbangan
AD-AS terutama tentang analisinya. Selain itu makalah ini juga tijukan untuk khalayak
umum sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.

Makalah ini ditulis dengan segala kemampuan penulis dan semaksimal


mungkin. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca makalah ini terutama Bapak Dosen Abdul Wahid Mongkito S. Si., M.EI
yang penulis harapkan sebagai bahan koreksi dan inspirasi dalam penulisan makalah
selanjutnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Andoolo Utama, 01 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Keseimbangan AD-AS .................................................................................. 3


B. Perbedaan Analisis Keynesian Sederhana Dengan Analisis AD-AS ............ 3
C. Tahapan Perkembangan AD-AS ................................................................... 5
D. Cara Menerbitkan Kurva AD Dan Ciri-Ciri Kurva AD ................................ 7
E. Bentuk Kurva AS Dan Ciri-Cirinya .............................................................. 10
F. Keseimbangan Pendapatan Nasional Dalam Analisis AD-AS ...................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat demand)


sebagai model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan
bagaimana tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD) dan penawaran
agregat (AS).

Model penawaran agregat (Aggregate Supply/AS) dan permintaan agregat


(Aggregate Demand/AD) sering kali digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi
ekonomi dalam jangka pendek. Model AS-AD ini merupakan turunan dari model IS-
LM, dimana pada model IS-LM menggunakan asumsi bahwa tingkat harga bersifat
konstan. Kurva permintaan agregat pada dasarnya melambangkan jumlah dari seluruh
barang dan jasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada tiap tingkat
harga.Artinya, jika hal lain tetap sama, penurunan tingkat harga keseluruhan dalam
perekonomian cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta.
Sedangkan kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa
yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai produsen. Artinya,
dalam periode satu atau dua tahun, naiknya tingkat harga keseluruhan dalam
perekonomian cenderung manaikkan jumlah penawaran barang dan jasa dan penurunan
tingkat harga cenderung mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa (Mankiw,
2006:293-304).

Fluktuasi dalam keseluruhan perekonomian berasal dari perubahan penawaran


agregat atau permintaan agregat. Para ekonom menyebut perubahan dalam penawaran
dan permintaan agregat ini sebagai guncangan (shock) terhadap perekonomian.
Guncangan yang menggeser kurva penawaran agregat disebut guncangan penawaran
(supply shock). Sedangkan guncangan yang menggeser kurva permintaan agregat
disebut guncangan permintaan (demand shock).

Dalam analisis AD-AS itilah penawaran agregat mempeunyai pengertian yang


sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai
penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu
negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang
merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut.
Dalam analisis AD-Asciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.

1
Kurva AS menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan
perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga. Istilah permintaan agregat
merupakan konsep yang baru. Permintaan agregat dapat didefinisikan sebagai tingkat
pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat harga.

Dari sifat-sifat permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) seperti
yang diterangkan di atas dapatlah disimpulkan bahwa nalisis AD-AS merupakan
analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami
perubahan.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai keseimbangan AD-AS secara lebih
rinci dan lebih dalam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keseimbangan AD-AS?
2. Jelaskan perbedaan analisis keynesian sederhana dengan analisis AD-AS?
3. Jelaskan tahapan perkembangan AD-AS?
4. Jelaskan cara menerbitkan kurva AD dan ciri-ciri kurva AD?
5. Jelaskan bentuk kurva AS dan ciri-cirinya?
6. Jelaskan bagaimana keseimbangan pendapatan nasional dalam analisis AD-AS?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang keseimbangan AD-AS
2. Untuk mengetahui tentang perbedaan analisis keynesian sederhana dengan
analisis AD-AS
3. Untuk mengetahui tentang tahapan perkembangan AD-AS
4. Untuk mengetahui tentang cara menerbitkan kurva AD dan ciri-ciri kurva AD
5. Untuk mengetahui tentang bentuk kurva AS dan ciri-cirinya
6. Untuk mengetahui tentang keseimbangan pendapatan nasional dalam analisis
AD-AS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keseimbangan AD-AS

Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara dalam


keadaan harga yang mengalami perubahan.Defnisi Penawaran Agregat (Aggregate
Supply-AS) adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu negara pada
suatu tahun tertentu. Pada perekonomian terbuka, penawaran agregat meliputi
pendapatan nasional atau barang dan jasa yang dikeluarkan di dalam negeri, ditambah
dengan barang dan jasa yang diimpor.Penawaran agregat adalah penawaran barang dan
jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu negara.Defnisi
Permintaan Agregat (Aggregate Demand-AD) adalah tingkat pengeluaran yang akan
dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga.Pengeluaran agregat
menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional. Konsep pengeluaran agregat, berlaku pada
harga tetap, sedangkan permintaan agregat berlaku pada hargayang berubah

B. Perbedaan Analisis Keynesian Sederhana Dengan Analisis AD-AS

Perbedaan Teori klasik dan Teori Keynes :

Analisis keseimbangan pendapatan nasional merupakan analisis penentuan


kegiatan ekonomi negara yang dikenal sebagai “analisis Keynesia Sederhana” atau
“Simple Keynesian analysis”. Dinamakan demikian oleh karena pokok-pokok dari
pemikiran tersebut dikembangankan oleh seorang ahli ekonom Inggris, yaitu John
Maynard Keynes, daam bukunya “The General Theory of Employement, Interest and
Money”, dan dia dinamakan sederhana oleh karena analisis itu belum memperhatikan
peranan uang dan suku bunga dalam penentuan kegiatan ekonomi.

Pandangan klasik

Buku Keynes tersebut mengkritik padangan ahli-ahli ekonomi klasik yang


berkeyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik seperti yang dicontohkan oleh Hukum Say atau
pandangan Jean Baptish Say-seorang ahli ekonomi Perancis:”supply creates its own
demand”. Dalam bahasa Indonesia ungkapan itu dapat dinyatakan sebagai “penawaran
dengan sendirinya menciptakan permintaan”. Maksudnya adalah dalam ekonomi
terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis barang yang
diproduksikan akan dapat terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat cukup besar ini

3
akan menjamin terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang menggunakan
semua faktor produksi yang tersedia.

Berdasarkan kepada keyakinan ini selanjutnya ahli-ahli eonomi klasik


berpendapat bahwa di setiap perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja penuh.
Dalam masyarakat ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan
negara tersebut untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk
memproduksi barang dan ajsa. Dengan kata lain, penentuan produksi nasional dapat
dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut :

Y= f(K,L,Q,T)

Dimana :

 Y adalah pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian.


 K adalah jumlah barang modal yang tersedia.
 L adalah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia.
 Q adalah jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan.
 T adalah tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan
 produksi.

Pandangan Keyness Terhadap Uang dan Kegiatan Ekonomi

Ahli – ahli ekonomi klasik berpendapat “money is neutral” atau uang adalah
netral. Maksudnya uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut ahli –
ahli ekonomi klasik, kesempatan kerja penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini
pendapatan nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi
bertambah, menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat menaikkan
pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga – harga
barang dalam perekonomian. Pandangan ini dinamakan TEORI KUANTITAS.

Teori Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda
dengan pendapat ahli – ahli ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak netral. Artinya :
perubahan – perubahan dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli ekonomi Klasik dengan
Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapat
dibedakan kepada dua aspek:

1. Perbedaan pandangan dalam penentuan suku bunga.


2. Perbedaan pandangan mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi
(atau jumlah penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.

4
Penentuan Suku Bunga : Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang tersedia
dalam masyarakat dan permintaan dana modal untuk investasi. Kedua faktor tersebut
ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan tabungan dan perubahan permintaandana
modal akan menimbulkan perubahan kepada suku bunga. Menurut Keynes suku bunga
ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang.

Uang dan Kegiatan Ekonomi : Ahli –ahli ekonomi klasik berpendapat uang
tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi nasional. Ini disebabkan
karena kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes berpendapat bahwa perubahan
jumlah uang akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hubungan antara perubahan
jumlah uang dengan kegiatan ekonomi akan melalui proses berikut:

1. Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang
bertambah suku bunga akan turun.
2. Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian.
3. Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan
selanjutnya pertambahan pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan
nasional.

Apabila diperhatikan bentuk analisis AD-AS, dan membandingkannya dengan


analisis makroekonomi Keynesian, pada dasarnaya dapat ditunjukan dua kelemahan
penting dari analisis Keynesian, yaitu :

1. Analisis Keynesian tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga terhadap


pengeluaran agregat dan keseimbanagn pendapatan nasional.
2. Analisis Keynesian mengabaikan peranan penawaran agregat dalam menentukan
keseimbangan pendapatan nasional. Analisis Keynesian tidak menganalisis
mengenai ciri-ciri penawaran agregat, dan bagaimana penawaran agregat akan
mempengaruhi keseimbanagn pendapatna nasional.

C. Tahap Perkembangan AD-AS

Perkembangan penawaran agrergat dan permintaan agrergat dibagi menjadi tiga


fase. Fase pertama yaitu tahun 2009-2012 dimana keseimbangan pertama terjadi pada
tingkat inflasi sebesar 4 persen dan pengangguran terjadi sebesar 7 persen dengan
perpotongan kurva AD1AS1 fase ini disebut fase kontraktif dimana terjadi penurunan
tingkat inflasi setelah masa krisis tahun 2008. Fase kedua dari tahun 2013-2014 terjadi
fase ekspansif dimana terjadi peningkatan tingkat inflasi menjadi 8 persen dan
pengangguran mengalami penurunan menjadi 6 persen sehingga menggeserkan kurva
AS1 ke AS2 dan terjadi keseimbangan baru dengan mempertemukan kurva AD1AS2.
Kenaikan inflasi ini terjadi karena kenaikan harga BBM. Adapun Faktor-faktor yang
menyebabkan kurva AS bergeser ke kiri yaitu Expected inflation dan Price Shocks. Fase
ketiga dari tahun 2015-2018 terjadi fase kontraktif dimana tingkat inflasi mengalami

5
penurunan dari 8 persen menjadi 3 persen dan tingkat pengangguran tetap sebesar 6
persen sehingga menggeserkan kurva AS2 ke AS1 dan kurva AD1 ke AD2 secara
bersamaan. di mana terjadi perpotongan kurva AD2 dan AS1. Kurva AD menurun ke
bawah yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Tingkat Harga, Pengeluaran Rumah
Tangga, Suku Bunga, Investasi, Ekspor, dan Impor.

a) Analisis Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS)

Analisis AD-AS merupakan model penentuan keseimbangan dengan


menggunakan pemisahan harga berubah. Dalam analisis AD-AS, Penawaran Agregat
dibedakan atas :

 Penawaran Agregat Jangka Pendek ( Short Run Aggregate Supply) atau SRAS :
Kurva SRAS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas dan
memotong garis tegak pada Yf , kurva AS semakin tinggi tingkat kenaikannya.
Berbentuk horizontal, karena upah dan harga kaku pada tingkat yang
sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu, pergeseran dalam permintaan agregat
mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
 Penawaran Agregat Jangka Panjang ( Long Run Aggregate Supply) atau LRAS :
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertical karena
output di tentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan
teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga. Karena itu, pergeseran permintaan
agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan kerja.

Gambar 3.1 Bentuk Kurva Penawaran Agregat SRAS dan LRAS

b) Perkembangan Analisis AS-AS

Pandangan pokok Teori Makroekonomi Keynesian, pandangan Keynes meliputi tiga


aspek sebagai berikut :

6
 Peranan pengeluaran agregat
 Penentuan suku bunga dan peranan uang
 Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu
tahun tertentu.
a) Peranan Pengeluaran Agregat : Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek
yang memperhatikan perubahan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari perubahan
pengeluaran agregat. Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai perkembangan
teknologi dan perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumlah dan kualitas
faktor – faktor produksi dianggap tetap. Oleh sebab itu dalam analisis tersebut
terdapat pertalian yang erat diantara pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi,
produksi nasional dan tingkat kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat
bertambah maka kegiatan ekonomi, produksi nasional dan kesempatan kerja akan
meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
b) Peranan Uang dan Suku Bunga : Keynesian meneranglkan efek perubahan
penawaran uang kepada kegiatan ekonomi melalui rangkaian peristiwa berikut:
a. Efek peubahan penawaran uang ke atas suku bunga
b. Efek perubahan suku bunga ke atas investasi
c. Efek perubahan investasi ke atas pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional.

Rangkaian peristiwa ini dinamakan mekanisme transmisi.

c) Peranan Kebijakan Pemerintah : Analisis makroekonomi Keynesian sangat


menekankan kepada peranan pemerintah dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Tanpa adanya campur tangan pemerintah, yaitu apabila penentuan kegiatan ekonomi
sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, ekonomi akan menghadapi masalaah sebagai
berikut:
a. Ekonomi sukar untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
b. Terdapat perubahan yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke
waktu.

Keynesian menekankan perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha untuk


mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi. Kebijakan pemerintah
dibedakan menjadi dua, yakni: kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

D. Cara Menerbitkan Kurva AD Dan Ciri-Ciri Kurva AD

Misalkan pada mulanya tercapai suatu keseimbangan Y - AE. Seterusnya


misalkan tingkat harga adalah P0. Apakah yang dapat diramalkan akan berlaku kepada
keseimbangan itu apabila harga meningkat dari P0 menjadi P1? Untuk memperoleh
jawabannya perlu terlebih dahulu dijawab pertanyaan berikut: (a) apakah efek kenaikan
harga kepada pendapatan riil, dan (b) apakah efek kenaikan harga kepada suku bunga?

7
Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun dan seterusnya
menyebabkan nilai ril konsumsi rumah tangga juga merosot. Seterusnya inflasi akan
menaikkan suku bunga dan kenaikan ini akan mengurangi investasi. Dari padajawaban
ini dapat disimpulkan: kenaikan harga menyebabkan nilai ril pengeluaran agregat
merosot dan menurunkan pendapatan nasional riil pada keseimbangan. Berdasarkan
kepada peristiwa ini secara grafik sekarang dapat ditunjukkan dua hal berikut:

 Efek kenaikan harga ke atas keseimbangan pendapatan nasional.


 Cara mewujudkan kurva permintaan agregat.

Perhatikan Gambar 7.3. Gambar (a) menunjukkan perubahan keseimbangan


sebagai akibat dari kenaikan harga dan gambar (b) menunjukkan kurva AD yang
dibentuk berdasarkan perubahan keseimbangan dalam bagian (a). Dimisalkan pada
mulanya tingkat harga adalah p0 dan pengeluaran agregat pada tingkat harga ini adalah
AE(P0). Dengan demikian keseimbangan dicapai di E0 dan pendapatan našional adalah
Y0. Kenaikan harga dari P0 menjadi P1 menyebabkan pengeluaran agregat riil merosot
dari AE(P0) menjadi AE(P1). Perubahan ini menyebabkan keseimbangan baru dicapai
di E1 dan pendapatan nasional pada keseimbangan merosot menjadi Y1.

Dari perubahan keseimbangan di atas sekarang dapatlah ditunjukkan cara untuk


membentuk kurva AD. Pada gambar (a) kescimbangan asal, yaitu pada harga P0 adalah
titik E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Titik A pada gambar (b) menunjukkan
keadaan keseimbangan yang asal ini, yaitu pada harga P0 pendapatan nasional adalah
Y0. Kenaikan harga dari P0 menjadi P1 memindahkan keseimbangan ke E1 dan
pendapatan nasional adalah Y1. Dalam bagian (b) titik B menunjukkan keadaan
keseimbangan yang baru ini, yaitu tingkat harga adalah P1 dan pendapatan nasional Y1.
Dengan menarik garis melalui titik A dan B akan terbentuk kurva permintaan agregat
AD. Dari pada sifatnya di atas, kurva AD dapat didefinisikan sebagai atau fungsi (atau
kurva) yang menggambarkan bubungan antara tingkat barga dengan jumlah pengeluaran
agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.

Dari definisi tersebut dapat dipahami perbedaan arti konsep pengeluaran agregat
dan permintaan agregat. Pengeluaran agregat berlaku pada harga tetap, sadangkan
permintaan agregat berlaku pada harga yang berubah.

8
a. Sifat Utama Kurva Ad

Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-
bawah. Artinya : semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat yang
wujud dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini disebabkan
oleh beberapa faktor yang diterangkan sebagai berikut :

 Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga : dalam suatu waktu tertentu
tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap. Tingkat gaji dan upah dan
jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah pendapatan yang diterima

9
masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat harga berbeda, daya beli
pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin rendah tingkat harga,
semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain: nilai riil
pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga semakin
rendah.
 Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi : Pada umumnya terdapat perkaitan
yang cukup rapat di antara perubahan tingkat harga dengan suku bunga. Apabila
harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung
akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga
cenderung akan menjadi semakin tinggi. Pemilik modal akan berusaha untuk
memperoleh suku bunga riil yang tetap besarnya dan ini dilakukan dengan
menuntut suku bunga nominal yang lebih tinggi pada waktu inflasi yang
semakin cepat.Terdapat perkaitan yang rapat pula di antara suku bunga dengan
investasi, yaitu semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam
investasi. Kemerosotan investasi menyebabkan pengurangan pengeluaran
agregat. Dengan demikian kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan
berikut: (a) harga naik menyebabkan suku bunga naik, (b) suku bunga naik
menyebabkan investasi turun, dan (c) investasi yang merosot menyebabkan
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil merosot.
 Tingkat Harga, Ekspor dan Impor : Berbagai negara, terutama negara-negara
yang telah maju sektor industrinya, akan mengeluarkan barang yang sama
jenisnya. Indonesia dan Thailand dapat memproduksi sepatu, pakaian dan mobil.
Oleh karena itu tingkat harga akan menjadi salah satu faktor penting yang
menentukan ekspor dan impor sesuatu negara. Secara umum dapat dikatakan: (a)
apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif lebih murah, ekspor
akan meningkat, dan impor berkurang, dan sebaliknya (b) apabila barang-barang
dalam satu negara adalah relatif lebih mahal ekspor akan merosot dan impor
meningkat.

b. Faktor-faktor yang memindahkan kurva AD


a. Pertambahan dalam komponen pengeluaran Agregat kecuali impor yaitu :
pertambahan C, I, G dan X akan menambah pengeluaran agregat dan
pendapatan nasional.
b. Pertambahan dalam bocoran, yaitu pertambahan S, T dan M akan
mengurangi pengeluaran Agregat

E. Bentuk Kurva AS Dan Ciri-Cirinya

Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung


dari kiri bawah kekanan atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama semakin
tinggi. Kurva penawaran agregat (AS) mempunyai ciri-ciri berikut:

10
 Pada ketika tingkat penganguran masih tinggi, kurva penawaran agregat AS
relatit landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan
perusahaan-perusahaan pada harga yang relatif tetap karena (a) tingkat
penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum, dan (b)
upah masih relatif tetap. Tahap ini dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
 Dari titik B hingga titik C-yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan
kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaikannya.Sebabnya adalah
pengangguran sudah semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah
mencapai optimum.
 Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.

Sifat Utama Kurva Penawaran Agregat (AS)

Bentuknya yang melengkung ke atas berarti “semakin tinggi tingkat harga,


semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para
pengusaha”. Faktor yang memperngaruhi bentuk kurva AD antara lain:

Dua penyebab kurva AS yang melengkung ke atas :

 Ciri-ciri fungsi produksi


 Ciri-ciri pasaran tenaga kerja

Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang dalam jangka pendek,
fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Q=f (L). Artinya : Jumlah
output atau nilai produksi rill, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Pasaran tenaga kerja dan kurva penawaran agregat. Semakin tinggi tingkat
harga, semakin banyak pendapatan nasional rill yang ditawarkan perusahaan dalam
perekonomian.

11
Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah.Terdapat hubungan yang
negatif antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran.

Kurva Philips yang menerangkan ciri perhubungan antara :

 Tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran


 Tingkat inflasi dan tingkat pengangguran

Gambar 3.4 Bentuk Kurva Philips dan Penawaran Agregat (AS)

Dengan menggunakan kurva philips dapat diterangkan :

 Bentuk hubungan diantara upah dan tingkat kesempatan kerja


 Bentuk kurva penawaran agregat

Berdasarkan Kurva Philips dapat disimpulkan

 Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah


 Apabila tingkat kesempatan kerja semakin sangat tinggi yaitu apabila tingkat
pengangguran rendah, kenaikan tingkat upah menjadi cepat

F. Keseimbangan Pendapatan Nasional Dalam Analisis AD-AS

Keseimbangan pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS


dinamakan juga sebagai “Keseimbangan Makroekonomi” yang berarti suatu analisis
yang menerangkan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional rill dan
tingkat harga umum ditentukan. Artinya :

 Dalam analisis AD-AS telah memasukan unsur perubahan harga dalam analisis
keseimbangannya

12
 Perpotongan dititik E berarti permintaan agregat adalah sama dengan penawaran
agregat pada pendapatan nasional rill sebanyak Ye dan pada Pe
 Titik E merupakan kesimbangan yang akan di capai dalam perekonomian,
karena peusahaan tidak akan menambah atau mengurangi output yang
diproduksi.

Gambar 3.5 Keseimbangan Makroekonomi (Keseimbangan AD-AS)

Penyebab Perubahan Keseimbangan

 Efek Perubahan Kurva AD : Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak


diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga
dan pendapatan nasional rill ke arah bersamaan yaitu kedua-duanya meningkat
atau kedua-duanya merosot.
 Efek Perubahan Kurva AS : Analisis mengenai perubahan kurva penawaran
agregat AS menunjukan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan
perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah yang bertentangan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) dalam


perekonomian nasional dan internasional pada suatu Negara adalah suatu metode atau
cara analisis untuk menyediakan dan menggambarkan hubungan ekonomi makro dan
pengaruh perubahan kebijakan pemerintah. Karena itu, konsumsi, investasi modal,
pengeluaran , ekspor dan impor merupakan komponen yang perlu mendapat perhatian
dari pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat suatu Negara.Keynes
menjelaskan bahwavolume kesempatan kerja dan pendapatan nasional ditentukan oleh
keseimbangan antara Agregat Demand (AD)dan Agregat Supply (AS).Jika ADlebih
besar dari AS maka ada rangsangan bagi para produsen memperbesar produksinya pada
volume kesempatan kerja yang lebih tinggi yang menghasilkan pendapatan nasional
yang lebih tinggi. Jika AD lebih besar dari AS maka produsen akan menurunkan
produksinya sehingga volume kesempatan kerja dan pendapatan nasional menurun.
Pada saat ADsama dengan AS terjadi keseimbangan dan keseimbangan tersebut belum
tentu berada pada volume kesempatan kerja penuh. AD pada tingkat keseimbangan itu
dinamakan efektif demand.

Dalam perspektif permintaan aggregat, terdapat dua komponen yang


berhubungan dengan perdagangan internasional yaitu: Ekspor barang dan jasa dan
Impor barang dan jasa. Dalam perspektif teori perekonomian internasional keberadaan
teori klasikdan modern sebagai basis dari teori perekonomian internasional mengalami
pergeseran paradigma yaitu teori klasik disarkan pada paradigma negara yang kemudian
bergeser pada teori modern yang di dasarkan paradigma perusahaan.

B. Saran

Diera globalisasi saat ini, bagi pemuda-pemudi sangat penting untuk mempelajari
bagaimana keseimbangan AD-AS, untuk itu agar makalah ini dipergunakan sebaik
mungkin sebagai bahan referensi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
tentunya masih banyak kesalahan-kesalahan yanag terjadi dan masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran yang membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2008. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi, Teori Pengantar.Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Djauhari Ahsar, Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor Impor, Graha Ilmu,
Yogjakarta

Boediono (2000), Ekonomi Makro, edisi keempat; Yogyakarta, BPFE.

https://sultonhabib.blogspot.com/2013/04/keseimbangan-ad-as_4473.html (Di akses


pada : Senin, 10 Mei 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai