Anda di halaman 1dari 15

AGROEKOLOGI DAN MANFAAT PADA KOMODITAS SAWI

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata praktikum
Agroekologi Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Oleh:
1. Vabhian Bagus Ramadhan (191510102035)
2. Ahmad Sofyan (191510102039)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa
atas berkat dan rahmatnya, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini guna
memenuhi dan mempelajari salah satu tugas mata kuliah Agroekologi, dengan judul
Budidaya Kacang Tanah.
Kami menyadari bahwa Makalah ini tidak dapat dibuat tanpa dukungan dari
berbagi pihak yang memberikan saran, kritik, serta masukan sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang membantu hingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Dan kami juga sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh untuk dikatakan
sebagai makalah yang sempurna dikarenakan keterbatasan kami dalam ilmu
pengetahuan dan wawasan kami yang kurang luas. Oleh karena itu, kami juga
berharap untuk mendapat kritik dan saran yang dapat membangun serta memberi
kami ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Akhirnya kami mengharap
bahwa makalah ini dapat berguna dalam membangun dunia pendidikan menjadi lebih
baik.

Bondowoso, 13 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1  Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................................6
3.1 Penyiapan Lahan Untuk Sawi........................................................................................6
3.2 Pemilihan Benih Sawi....................................................................................................6
3.3 Pengolahan Tanah Dalam Budidaya Sawi......................................................................7
3.4 Hama dan Penyakit pada Sawi.......................................................................................8
3.5 Perawatan dan Pemupukan Sawi....................................................................................8
3.6 Panen dan Pascapanen Sawi...........................................................................................9
3.7 Manfaat Tanaman.........................................................................................................10
BAB 4 PENUTUP................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sayuran adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka
tidak heran jika kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan.  Di antara bermacam-macam jenis sayuran
yang dapat dibudidayakan, tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu
komoditas yang mempunyai nilai komersial tinggi.  Budidaya tanaman sawi relatif
mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan oleh petani ataupun pemula
yang ingin menekuni agrobisnis budidaya tanaman ini.  Budidaya tanaman sawi juga
sangat cepat menghasilkan karena tanaman ini memiliki umur relatif pendek (genjah),
mulai dari awal pertanaman hingga siap panen.  Tanaman sawi hijau dapat dipanen
setelah berumur 30 hari setelah tanam sedangkan Masa panen pada tanaman pakcoy
termasuk singkat. Rata-rata, sawi sendok ini bisa dipetik hasilnya setelah berumur 45-
60 hari sejak proses penanaman (Margiyanto, 2010).
Tanaman sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae atau
tanaman kubis-kubisan yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena kaya akan serat,
kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini dipercaya mempunyai khasiat
obat.  Bagian tanaman dari sawi yang dikonsumsi adalah daun-daunnya yang masih
muda.  Mengingat manfaat dan kegunaan dari tanaman sawi yang begitu besar,
sebaiknya mulai saat ini budidaya tanaman sawi perlu untuk dikembangkan dalam
upaya ikut serta menjaga kesehatan masyarakat (Haryanto., et al, 1995).
Selain memiliki kandungan vitamin dan gizi yang penting bagi tubuh, tanaman sawi
dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.  Sawi
yang dikonsumsi berfungsi pula sebagai penyembuh sakit kepala Sebagian
masyarakatpun mempercayai tanaman ini mampu bekerja sebagai bahan pembersih
darah.  Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi

1
sawi dalam jumlah besar karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja
ginjal (Yudharta, 2010).
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat basah
tanaman sawi berupa protein (2,3 g), lemak (0,3 g), karbohidrat (4,0 g), Ca (220,0 g),
P (38,0 g), Fe (2,9 g), vitamin A (1.940 mg), vitamin B (0,09 mg), dan vitamin C
(102 mg).  Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam
upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau mengatasi penyakit  rabun
ayam (Xerophthalmia) yang sampai kini menjadi masalah kalangan anak
balita.  Kandungan nutrisi lain pada tanaman ini berguna juga dalam menjaga
kesehatan tubuh manusia (Haryanto., et al, 1995).

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana penyiapan lahan untuk sawi?
b) Bagaimana pemilihan benih sawi?
c) Bagaimana pengolahan tanah dalam budidaya sawi?
d) Apa saja hama dan penyakit pada sawi?
e) Bagaimana perawatan dan pemupukan sawi?
f) Bagaimana panen budidaya sawi?
g) Bagaimana penanganan panen dan pasca panen?
h) Bagaimana manfaat sawi bagi makhluk hidup?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui cara penyiapan lahan untuk sawi.
b) Untuk mengetahui cara pemilihan benih sawi.
c) Untuk mengetahui cara pengolahan tanah dalam budidaya sawi.
d) Untuk mengetahui hama dan penyakit pada sawi.
e) Untuk mengetahui cara perawatan dan pemupukan sawi.
f) Untuk mengetahui panen budidaya sawi.
g) Untuk mengetahui cara penanganan panen dan pasca panen
h) Untuk mengetahui manfaat sawi untuk mahluk hidup

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan


memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya
segar dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B dan sedikit vitamin C (Yuniarti
et al., 2000).Menurut Haryanto et al. (2003), klasifikasi sawi termasuk ke dalam
Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Kelas: Dicotyledonae; Ordo: Rhoeadales;
Family: Cruciferae; Genus: Brassica; Spesies : Brassica juncea L.
Tanaman sawi mempunyai batang semu yang pendek hampir tidak kelihatan
karena dari pangkal batang tumbuh tangkai daun dan daunnya bulat panjang dan
berbulu halus. Tanaman sawi yang dimanfaatkan untuk sayuran adalah daunnya. Jika
dimasak dan dimakan terasa lunak dan segar. Tanaman sawi memiliki akar tunggang
(radix primaria) dan cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar
ke semua akar pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain
untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman (Yulia et al., 2011).
Batang sawi berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Pada
umumnya daun-daun sawi bersayap, bertangkai panjang yang bentukknya pipih,
mudah berbunga dan berbiji secara alami, baik di dataran tinggi maupun di dataran
rendah. Struktur bunga sawi tersusun dari dalam tangkai bunga (inflorescentia), yang
tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum sawi terdiri atas
empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota, 7 bunga berwarna kuning
cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana,
1994).
Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah
dan manusia. Hasil dari penyerbukan ini terbentuk buah berupa biji. Buah sawi
termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah
(polong) berisi dua sampai delapan butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil yang
berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Produksi utama dari sawi adalah daun-

3
daunnya. Sawi dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk masakan, sebagai sayur daun
(Rukmana, 1994).
Nazaruddin (2003) menyatakan bahwa ada tiga jenis sawi yang banyak
dibudidayakan. Pertama, sawi putih (sawi jabung), memiliki daun berwarna hijau
keputihan dan lebar, batang berwarna hijau dan pendek serta tegap, rasa enak. Kedua,
sawi hijau, sawi ini berbatang pendek dan tegap, daunnya lebih hijau dari sawi putih,
tangkai daun pipih, rasa agak pahit, tapi banyak disukai konsumen. Ketiga, sawi
huma (sawi ladang), memiliki batang yang panjang dan langsing, daunnya panjang
sempit, warnanya hijau keputih-putihan. Jenis sawi ini lebih menyukai tanah yang
kering atau ladang. Menurut penelitian Nurshanti (2010), sawi varietas tropika
merupakan varietas terbaik untuk parameter tinggi tanaman, pertambahan jumlah
daun, bobot berangkasan basah, dan indeks panen yang masing-masing adalah 18,59
cm; 2,30 helai; 85,96 g; 83,52%.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun
berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan di daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Meskipun begitu, tanaman sawi akan lebih baik jika ditanam di dataran
tinggi. Daerah penanaman yang sesuai adalah mulai dari ketinggian 5 m 8 sampai
1200 m dpl. Namun biasanya tanaman ini dibudidayakan pada daerah yang
berketinggian antara 100 sampai 500 m dpl. Sebagian besar daerah-daerah di
Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Yulia et al., 2011).
Tanaman sawi juga tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun. Pada musim kemarau, jika penyiraman dilakukan dengan teratur dan
dengan air yang cukup, tanaman ini dapat tumbuh sebaik pada musim penghujan.
Jadi, jika budidaya sawi dilakukan pada dataran tinggi, tanaman ini tidak perlu air
yang banyak, sebaliknya jika ditanam di dataran rendah diperlukan air yang lebih
banyak. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini memerlukan hawa yang
sejuk, maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan
tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Sehingga, tanaman
sawi sesuai ditanam pada akhir musim penghujan (Nurshanti, 2010).

4
Tanah yang sesuai untuk penanaman sawi adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta drainase yang baik. Derajat kemasaman (pH) tanah
yang optimal untuk pertumbuhan tanaman sawi berkisar antara 6-7 (Perwitasari et al.,
2012).

5
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Penyiapan Lahan Untuk Sawi

 Siapkan cangkul, lalu gemburkan setiap tanah yang akan digunakan


sebagai lahan tanam
 Selanjutnya anda bisa menambahkan pupuk kandang dalam proses
penggemburan tanah yang bertujuan agar pupuk dapat tercampur rata
dengan tanah
 Periksa PH tanah yang akan digunakan sebagai lahan tanam, jika PH
tanah kurang 5 maka tanah tersebut tidak layak digunakan sebagai lahan
taman. Namun tenang saja masalah itu dapat diatas dengan menaburkan
kapur didaerah lahan tanam tersebut
 Buatlah bedengan lebar 125 cm serta panjangn sesuai jumlah tanaman
sawi yang akan ditanam lalu usahakan tinggi bedengan mencapai 30 cm
agar proses mengairan mudah, tujuan agar tanaman sawi dapat dirawat
secara maksimal.
 Setelah pembuatan bedengan selesai anda bisa membuat lubang tempat
tanam sawi akan ditanam, jarak satu lubang dengan lubang lainnya kira-
kira 5-10 cm.

3.2 Pemilihan Benih Sawi

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor
pembenihan, karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki
pertumbuhan bagus.  Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi
sebanyak 750 gram.  Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat,
kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin

6
mengkilap.  Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki
kualitas yang baik.  Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli
harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk
menyimpan.  Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi
utuh dan kemasan berbahan alumunium foil.  Jika benih yang digunakan didapat dari
hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas
benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan benih
harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari.  Tanaman sawi yang akan dibuat benih
harus terpisah dari tanaman sawi lainnya.  Perhatikan pula proses yang lain yang akan
dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih
yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan.

3.3 Pengolahan Tanah Dalam Budidaya Sawi

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan


bedengan.  Tahap-tahap penggemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki
struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki
fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita
gunakan.  Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,
rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi,
karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.  Sedangkan
kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.  Pemberian pupuk
organik sangat baik untuk dan bedengan siap tanam.  Penyiapan tanah.  Sebagai
contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha.  Pupuk kandang
diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang
akan kita gunakan.  Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya
dilakukan pengapuran.  Pengapuran ini bertujuanuntuk menaikkan derajad keasam
tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira
2 sampai 4minggu sebelumnya.  Sehingga waktu yang baik dalam melakukan

7
penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.  Jenis kapur
yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit.

3.4 Hama dan Penyakit pada Sawi

Hama yang banyak menyerang tanaman sawi terutama ulat yang memakan
daun. Gejalanya terlihat pada bekas-bekas gigitan berupa robekan tidak merata di
daun sawi atau lubang-lubang. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengambil
ulat yang terlihat pada tanaman sawi apabila penyerangan belum terlalu banyak.
Sedangkan penyakit yang umum ditemukan pada tanaman sawi adalah penyakit akar
pekuk, bercak daun, dan rebah semai. Pengendalaian dapat dilakukan dengan
penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/liter air dan WT Glio dosis 10
ml/liter air.

3.5 Perawatan dan Pemupukan Sawi

3.5.1 Penyiraman
Perawatan yang pertama adalah penyiraman tanaman, sawi sangat
membutuhkan air yang banyak agar dapat tumbuh secara maksimal. Anda bisa
melakukan penyiraman 2-3 kali sehari pada pagi, siang dan sore hari namun
jika penanaman sawi masuk musim penghujan kegiatan penyiraman tidak
usah dilakukan lagi.

3.5.2 Penjarangan Tanaman


Maksud dari penjarangan adalah mencabut tanaman sawi yang tumbuh
terlalu dekat satu sama lainnya, kegiatan ini dilakukan karena jika dibiarkan
pertumbuhan sawi menjadi tidak baik lalu anda bisa melakukan penjarangan
pada tanaman sawi yang berusia 15 hari.

3.5.3 Pemupukan susulan

8
Namanya saja sudah susulan berarti proses pemupukan ini dilakukan
setelah tanaman sawi ditanam, ini dilakukan tentu agar tanaman sawi
mendapat asupan vitamin yang cukup. Anda bisa melakukan pemupukan pada
saat tanaman sudah berusia 2 minggu atau lebih dari masa pertama kali
dipindahkan ke lahan tanam.

3.6 Panen dan Pascapanen Sawi

Umur panen sawi kurang lebih 40 hari, cara panen sawi ada dua macam yaitu
pertama mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan kedua dengan memotong
bagian pangkal batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam.  Paska panen
pada sawi yang perlu diperhatiakan adalah pencucian dan pembuangan kotoran
seperti tanah yang menempel pada sawi dengan air mengalir, sortasi yaitu dengan
memilih tanaman sawi yang baik secara fisik dengan memisahkan tanaman sawi yang
rusak, pengemasan pada tanaman sawi pengemasan yang dilakukan yaitu dengan
mengikat batang sawi dengan menggunakan tali, dan pengolahan tanaman sawi yang
telah dikemas siap untuk dipasarkan dan dapat di masak untuk dikonsumsi.

9
3.7 Manfaat Tanaman
a. Manusia
1. Antioksidan
2. Detoksifikasi tubuh
3. Mencegah kanker
4. Menjaga sistem imun tubuh
5. Mengontrol kadar kolesterol
6. Baik untuk dikonsumsi ibu hamil
7. Membantu menurunkan berat badan
b. Makanan Ternak
Jenis limbah sawi yang banyak di pasaran yaitu limbah sawi hijau/caisim dan
sawi putih. Sawi memiliki kadar air yang cukup tinggi, mencapai lebih dari
95%,sehingga umumnya sawi cenderung lebih mudah untuk diolah menjadi asinan.
Jika akan diolah menjadi silase, terlebih dahulu sawi harus dilayukan/dijemur atau
dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya. Nilai energi dan protein kedua
jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama, berada pada kisaran 3200 –
3400kcal/kg dan 25 – 32 g/100g.

10
BAB 4 PENUTUP
Dalam budidaya sawi  hal-hal yang harus diperhatikan adalah : Memperhatikan syarat
utama pertumbuhan atau faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan
sawi, baik iklim, cuara hujan, media tanam (jenis tanah, kandungan Unsur pH, kadar
air serta unsur hara didalamnya) maupun ketinggian tempat.
Adapun Teknik atau pedoman  dalam budidaya Sawi adalah :
a) Pembibitan (persyaratan benih atau memilih bibit yang berkualitas)
b) Pengolahan Media Tanam (persiapan dan pembukaan lahan, pembentukan
bedengan pengapuran, dan pemberian pupuk)
c) Teknik Penanaman (penentuan pola tanam, pembuatan lubang tanam, Perendaman
Benih, serta cara penanaman)
d) Pemeliharaan Tanaman (Penyulaman, Penyiangan dan Pembumbunan, Pengairan
dan Penyiraman, Pemeliharaan Lain)
e) Pemberatasan Hama dan Penyakit dan
f) Panen Dan Pascapanen

11
DAFTAR PUSTAKA

Eko Purwanto, Yacobus Sunaryo*, Sri Widata Fakultas Pertanian Universitas


Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta PENGARUH KOMBINASI PUPUK AB
MIX DAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) KOTORAN KAMBING
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.)
HIDROPONIK

https://ilmubudidaya.com › cara-menanam-sawi-hijau

https://bayukurniawan84.weebly.com
Ayu Amalia1 , Hertiana B.D.K., M,T.2 , Dr. Asep Suhendi3 PENGOLAHAN CITRA
PADA SISTEM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAUN SAWI METODE
HIDROPONIK WICK BERBASIS IoT

12

Anda mungkin juga menyukai