SKRIPSI
Oleh :
DESY MEILINDA PUTRI FIRDAUZI
NRP 180311100049
1
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL………………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...2
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan ......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Hipotesis ..................................................... Error! Bookmark not defined.
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 5
2.1 Botani Tanaman Sawi ................................................................................ 5
2.2 Morfologi Tanaman Sawi ............................................................................ 5
2.3 Syarat Tumbuh........................................................................................... 6
2.4 Pupuk NPK Mutiara (16-16-16) .................................................................. 7
2.5 Biostimulan Basfoliar Aktif ........................................................................ 10
III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 11
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan............................................ Error! Bookmark not defined.
3.3 Rancangan Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
3.4 Tahapan Penilitian....................................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Variabel Pengamatan .................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.............................................. Error! Bookmark not defined.
2
I. PENDAHULUAN
3
Biostimulan memiliki multifungsi bagi tanaman dilain pihak dapat juga
sebagai penyedia unsur hara, meningkatkan ketersediaant hara, pengontrol
organisme pengganggu tanaman, pengurai bahan organik dan pembentuk
humus, serta perombak persenyawaan kimia (Kesaulya, 2015). Formulasi
biostimulan yang digunakan adalah basfoliar aktif yang mengandung ekstrak
rumput laut yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah akar, dan pertumbuhan
tanaman serta anti stress. Basfoliar aktif juga mengandung phospat dalam
bentuk phosphorous acid sehingga memiliki efek anti jamur atau penyakit
tanaman(Kesaulya et al., 2015: Kesaulya, 2015).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh aplikasi biostimulan yang berbeda (padat
dan cair) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica
juncea L.)
2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengaplikasiaan biostimulan
terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.)
3. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara biostimulan padat dan
cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea
L.)
1.4 Hipotesis
1. Diduga pengaplikasiaan biostimulan padat dan cair berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.)
2. Diduga perlakuan yang digunakan dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.)
3. Diduga terdapat pengaruh yang terjadi antara biostimulan padat dan cair
terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil produksi tanaman sawi
(Brassica juncea L.)
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota
bunga yang berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik
yang berongga dua.
Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga
lebah maupun tangan manusia. Hasil penyerbukan ini terbentuk buah yang berisi
biji. Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan
berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi bentuknya bulat
kecil, berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman (Rukmana, 1994).
6
Ketersediaan unsur hara mikro lebih tinggi pada pH rendah. Semakin tinggi pH
tanah ketersediaan hara mikro semakin kecil (Hasibuan, 2010).
Pada pH tanah yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan
pada penyerapan hara oleh tanaman sehingga secara menyeluruh tanaman
akan terganggu pertumbuhannya. Di samping itu, kondisi tanah yang masam
(kurang dari 5,5), menyebabkan beberapa unsur hara , seperti magnesium,
boron (B), dan molbdenium (Mo), menjadi tidak tersedia dan beberapa unsur
hara, seperti besi (Fe), alumunium (Al), dan mangan (Mn) dapat menjadi racun
bagi tanaman. Sehingga dengan demikian bila sawi ditanam dengan kondisi
yang terlalu masam, tanaman akan menderita penyakit klorosis dengan
menunjukkan gejala daun berbintik-bintik kuning dan urat-urat daun berwarna
perunggu dan daun berukuran kecil dan bagian tepi daun berkerut (Cahyono,
2003).
Air merupakan syarat penting bagi berlangsungnya proses penanaman
sawi. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh tanaman
adalah sifat dari tanaman itu sendiri terutama pada akar dan batangnya untuk
menguatkan tanaman, dan jumlah air yang tersedia pada medium di sekitarnya.
Pada fase awal pertumbuhan perlu penyiraman secara rutin 1 – 2 kali sehari + 1
– 2 liter per tanaman, terutama bila keadaan tanah cepat kering dan pada musim
kemarau.
Temperatur merupakan syarat penting bagi penanaman sawi. Pada suhu
rendah (15˚ C) tanaman sawi akan cepat berbunga, sebaliknya pada suhu di atas
15˚ C tanaman sawi akan sulit ber-krop atau krop yang terbentuk ukurannya
kecil-kecil.
Kebutuhan cahaya untuk tanaman sawi sangat mempengaruhi daur hidup
tanaman. Pencahayaan yang kurang akan mempengaruhi terhadap warna daun
sehingga warna daun terlihat kekuning-kuningan dan mengakibatkan
pertumbuhan tidak normal (Sutopo, 1984).
7
adalah N (Nitrogen), P (Phospat), K2O (Kalium) sebagai unsur hara makro dan
CaO (Kalsium) serta MgO (Magnesium) sebagai unsur hara mikro.
Makna dari angka 16-16-16 pada pupuk NPK ini adalah angka persentase
kandungan dari 3 unsur hara utama yakni N, P dan K. Sementara persentase
CaO dan MgO sangat kecil dan biasanya tidak tertulis pada kemasan pupuk.
Berikut ini adalah kandungan dan persentase dari ke 5 unsur hara tersebut:
a. Nitrogen (N) : 16%
b. Phospat (P) : 16%
c. Kalium (K) : 16%
d. Kalsium (CaO) : 6%
e. Magnesium : 0,5%
Pupuk NPK 16-16-16 memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk
NPK lainnya. Keunggulan tersebut meliputi kandungan unsur hara, sifat, peran
terhadap tanaman dan kemudahaannya dalam aplikasi. Keunggulan dari pupuk
NPK 16-16-16 antara lain :
a. Mengandung 3 unsur hara makro yaitu N, P dan K sekaligus
mengandung unsur hara mikro CaO dan MgO. Kelima unsur hara
tersebut berperan penting bagi pertumbuhan tanaman.
b. Bisa diaplikasikan untuk semua jenis tanaman, baik tanaman pangan,
holtikultura maupun tanaman perkebunan.
c. Bersifat higroskopis (mudah larut) sehingga mudah diserap akar
tanaman.
d. Bisa diaplikasikan pada berbagai jenis tanah karena bersifat netral
(tidak asam).
e. Aplikasinya mudah, bisa dikocorkan maupun ditabur.
f. Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro dalam tanah.
Selain keunggulan dari Pupuk NPK 16-16-16 pupuk ini juga memiliki
fungsi dan manfaat bagi tanaman sebagai berikut :
a. Unsur N, P dan K yang tinggi dan seimbang sangat berperan penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara keseluruhan
baik vegetatif maupun generatif.
b. Memacu perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, tunas dan
daun.
c. Memacu pembungaan dan pembuahan.
d. Meningkatkan kandungan protein, pembentukan karbohidrat dan pati.
8
e. Membuat batang tanaman lebih kuat dan kokoh.
f. Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) sehingga daun
lebih hijau dan segar.
g. Memacu pertumbuhan anakan pada tanaman padi.
h. Unsur K yang tinggi berperan dalam meningkatkan kualitas hasil panen
dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
Setiap prill (butiran padat) dari pupuk NPK Mutira 16 – 16 – 16
mengandung N,P,K yang lengkap untuk menjamin keseragaman penyebaran
semua hara agar pertumbuhan dan hasil tanaman yang maksimal.
a. Kombinasi sumber Nitrogen yang unik
NPK Mutira 16 – 16 – 16 mengandung kombinasi terbaik dari
Nitrat – Nitrogen (NO3) yang langsung tersedia untuk tanaman dan
Amonium – Nitrogen (NH4), yang secara perlahan tersedia sebagai
cadangan. Kombinasi dari kedua jenis Nitrogen ini akan memberikan
respon pertumbuhan tanaman lebih cepat dan hasil panen lebih banyak.
Dan juga sumber Nitrogen yang lebih efisien ini, maka kehilangan hara ke
lingkungan akan lebih rendah juga.
b. Penyedia Pospat yang lebih efisien
Dengan proses produksi Nitrophosphate, maka proses ini mampu
menghasilkan kombinasi unik dengan terbentuknya rantai – rantai
Orthophosphate dan rantai – rantai Poliphospate. Bentuk – bentuk
Phosphate ini menyebabkan phosohate terlarut tersedia lebih bagi
tanaman dengan tipe tanah yang lebih beragam. Pospat dibutuhkan
tanaman untuk memfasilitasi metabolisme energi (energi untuk
pertumbuhan), meningkatkan pembelahan sel, pertumbuhan akar,
pembungaan, dan pembentukan umbi. Kandungan komponen
Polyphospate di dalam pupuk NPK Mutira 16 – 16 – 16 ini, juga
membantu meningkatkan ketersediaan dan efisiensi hara – hara mikro di
dalam tanah seperti Cu, Mn, dan Zn bagi tanaman.
c. Kalium untuk kualitas panen
NPK Mutira 16 – 16 – 16 adalah pupuk lengkap yang
menyediakan hara kalium yang seimbang. Kalium diperlukan oleh
tanaman karenan berperan sebagai kesimbangan air di dalam sel, tugor
sel, kehilangan air karena transpirasi, bertangung jawab dalam produksi
9
dan transportasi gula, kerja enzim – enzim dan pembentukan protein,
meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres kekeringan.
10
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Green House yang berada di Desa
Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Jawa timur
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Mei 2022 hingga Agustus 2022.
11
B4 : Formulasi biostimulan cair
B5 : Formulasi biostimulan cair
B6 : Formulasi biostimulan cair
B7 : Formulasi biostimulan cair
B8 : Formulasi biostimulan cair
B9 : Formulasi biostimulan cair
B10 : Formulasi biostimulan cair
Dari 2 faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan
diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga terdapat 36 unit percobaan, dimana
setiap perlakuan terdapat 2 tanaman sehingga total tanaman dalam penelitian ini
72 tanaman.
12
d. Pemberian Label
Pemberian label dilakukan sebelum pemindahan bibit tanaman sawi atau
satu hari sebelum pemberian perlakuan. Pemberian label bertujuan untuk
membedakan perlakuan yang akan diberikan pada masing-masing tanaman
sawi.
e. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan dilakukan setelah pemberian label terhadap banyaknya
pupuk NPK dan Biostimulan per polybag sesuai dengan perlakuan yang
diberikan yaitu NPK 2,5 g/tanaman, dan Biostimulan cair 10 ml/tanaman.
Pemberian pupuk NPK 2,5 g/tanaman diberikan secara bersamaan dengan
Biostimulan. 2,5 g/tanaman pupuk NPK diberikan lagi setelah seminggu
pemindahan bibit ke polybag yang lebih besar.
f. Penanaman atau Pemindahan Sawi ke Polybag
Bibit tanaman sawi dipindahkan secara hati-hati ke polybag yang sebelumnya
telah diisi dengan 2 kg media tanah dan perlakuan. Bibit tanaman sawi yang
dipindahkan, sebelumnya telah diseleksi guna penyeragaman diawal perlakuan.
Pemindahan bibit tanaman sawi dari persemaian ke polybag dilakukan dengan
cara mendorong secara berangsur - angsur dari bawah polybag ukuran 15 x 15
cm sampai semua media tanah keluar sebelumnya telah disiram dengan air agar
media tanah menjadi longgar dan untuk menghindari putusnya akar bibit
tanaman sawi. Setelah semua tanah keluar padatkan tanah tersebut dengan cara
menggenggam agar tanah dan akar bibit sawi menyatu kembali, kemudian
tanaman sawi siap ditanam ke dalam polybag. Pada setiap polybag terdapat satu
tanaman sawi dan untuk perawatan selanjutnya dilakukan penyiraman.
g. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Penyiraman tidak dilakukan apabila hujan turun, dan dilakukan
menggunakan gembor.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma dan pelaksanaannya
dilakukan 3 kali selama penelitian dengan cara mencabut tanaman gulma
yang tumbuh di sekitar tanaman sawi.
13
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada tanaman sawi, hama yang sering menyerang tanaman sawi
yaitu: belalang dan semut. Pengendaliannya dilakukan dengan
menyemprot menggunakan Decis dengan dosis 0,5 ml/liter air dan
penyemprotan dilakukan tiga hari sekali.
h. Panen
Pemanenan dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam. Sawi dipanen
dengan cara tanaman dicabut seluruhnya secara hati-hati. Pengukuran
parameter pengamatan dilakukan pada waktu panen.
14
h. Berat Kering Akar (gram)
Pengukuran berat kering tanaman yaitu bagian akar dipisahkan dari batang
dan dibersihkan dari media tanam dan dikeringkan menggunakan oven lalu
ditimbang menggunakan timbangan analitik.
i. Luas Daun Per Tanaman (cm2)
Pengukuran luas daun per tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali dengan
menggunakan metode faktor koreksi berdasarkan data pengukuran panjang dan
lebar daun tanaman individu yang telah diperoleh. Panjang dan lebar daun
individu dihitung dengan cara mengukur panjang dan lebar setiap helai daun
individu yang telah terbuka sempurna pada tanaman.
j. Uji Efektivitas Biostimulan
Pengukuran uji efektivitas biostimulan dilakukan menggunakan rumus
Relative Agronomic Efectiveness (RAE).
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2012). Produksi Tanaman Hortikultura.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-
62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama
Calvo, P. L. Nelson, and J.W. Kloepper. 2014. Agricultural uses of plant
biostimulants. Plant
Soil 383: 3–41.
Du Jardin, P.. 2015. Plant biostimulants: Definition, concept, main categories and
regulation. Scientia Horticulturae 196: 3-14.
Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu, dan Sunarjo. 2006. Sawi dan Selada.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hal 120.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian
Bumi. Kreasi Wacana, Yogyakarta
Rukmana. R. 2007. Bertanam Persai dan Sawi. Yogyakarta : Kasinius
Sutedjo. 1999. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Rajawali : Jakarta
Zuldesains. 2011. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Hobi dan Bisnis. Jakarta :
Gramedia
16