Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH CAHAYA TERHADAP KECEPATAN

PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Di Susun Oleh :

Nama : Virgina Cantika Putri Hermawan


No Absen : 37
Kelas : XII- MIPA 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 GARUT


JL. GUNTUR MELATI NO 12 KEC. TAROGONG KUDUL
KAB. GARUT
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Pengaruh Cahaya Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Biologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Proses Pertumbuhan Perkecambahan Biji
Kacang Hijau dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru Biologi saya, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ilmu biologi yang sedang saya saya pelajari ini. Saya menyadari, laporan
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun kami perlukan demi kesempurnaan laporan ini.

Garut, 20 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Maslah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.4 Hipotesis ………….............................................................................................. 2

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kacang Hijau ...................................................................................................... 3

2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuh-tumbuhan ..................... 5


2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ................................................. 7
BAB III:METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian ................................................................................................. 9
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 9
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................. 9
3.4 Cara Kerja ........................................................................................................ 9
3.5 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 10
3.6 Variabel Penelitian ........................................................................................... 10

BAB IV:HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil …………………..................................................................................... 11
4.2 Pembahasan ………………….......................................................................... 12

BAB V:
5.1 Kesimpulan …………................................................................................... 14

5.2 Saran …………………................................................................................... 14

DAFTAR FUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sinar matahari adalah sumber energi kehidupan manusia. Pada proses
pertumbuhan tanaman memang membutuhkan sinar matahari. Tanaman
dapat tumbuh dengan optimal apabila memperoleh sinar matahari yang
memadai. Intensitas cahaya matahari adalah jumlah sinar matahari yang
diserap atau diterima oleh tanaman. Dalam proses tumbuhnya suatu
tanaman sangat membutuhkan intensitas cahaya yang cukup. Dikatakan
demikian karena diperlukan sinar matahari yang intens untuk penyatuan
karbondioksida dan air secara terus-menerus untuk membentuk
karbohidrat sebagai sumber energi bagi tumbuhan (Lukitasari, 2010).
Bagian dari sinar matahari yang bermanfaat bagi tanaman adalah
intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lama penyinaran. Jika suatu
tanaman kekurangan intensitas cahaya, maka daun akan menyerap jumlah
cahaya yang rendah. Intensitas cahaya yang rendah juga menyebabkan
daun pada tumbuhan lebih besar namun tipis, stomata berukuran lebih
besar, menipisnya lapisan pada sel epidermis, serta memiliki daun dan
ruang antarsel lebih banyak (Pantilu et al., 2012).
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang berumur pendek
(kurang lebih 60 hari). Kacang hijau ( Vigna radiata) adalah sejenis
tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropis.
Tanaman ini masuk ke dalam sukupolong-polongan (fabaceae) memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya sebagai bahan
pangan nabati berprotein tinggi.
Banyaknya teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap
tumbuh-tumbuhan, tetapi teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari
jika kita belum mempelajari kebenarannya pada lingkungan langsung.
Selain itu masih banyknya siswa yang belum dapat menjelaskan mengenai
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada biji
kacang hijau. Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran teori

1
tersebut, maka penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap proses pertumbuhan biji
kacang hijau? Dan pertumbuhan hari ke berapa yang lebih tinggi?
b. Bagaimana perbedaan pertumbuhan pada kacang hijau yang
mendapatkan cahaya matahari dan kacang hijau yang tidak
mendapatkan cahaya mataharu?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan
biji kacang hijau.
2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau yang
terkena cahaya matahari dan tidak terkena cahaya matahari.
1.4 Hipotesis
1. Intensitas cahaya pada tempat berbeda dapat mempengaruhi terhadap
tinggi batang biji kacang hijau yang berbeda.
2. Tumbuh- tumbuhan akan bertumbuh lebih tinggi di kondisi tempat
gelap

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Hijau
Kacang hijau atau Vigna radiata adalah sejenis tanaman dalam
famili Fabaceae (kacang-kacangan) yang dihasilkan untuk bijinya yang
dapat dimakan. Tanaman ini memiliki daun-daun hijau dan menghasilkan
bunga yang kemudian menghasilkan polong berisi biji kacang hijau.
Dalam konteks nutrisi, kacang hijau adalah sumber makanan yang
kaya akan nutrisi seperti protein nabati, serat pangan, vitamin B kompleks
(seperti folat), mineral (seperti zat besi, magnesium, dan fos
2.1.1 Klasifikasi Kacang Hijau
Klasifikasi tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata L.
2.1.2 Morfologi Kacang Hijau
Menurut Atika, (2018), Morfologi kacang hijau (Vigna radiata)
merujuk pada ciri-ciri fisik atau struktur tumbuhan kacang hijau.
Berikut adalah beberapa ciri morfologi umum dari tanaman kacang
hijau :
a. Akar
Kacang hijau mempunyai akar utama yang disebut akar
tunggang. Ujung akar tanaman kacang hijau akan tumbuh secara
lurus dan menembus tanah hingga kedalaman 40 – 80 cm. Pada
tanaman kacang hijau system perakaran dibagi dua, mesophites
dan xerophites. Ciri akar mesophites mempunyai banyak cabang

3
akar pada permukaan. dan tipe pertumbuhannya menyebar. Ciri
akar xerophites, yakni mempunyai akar cabang lebih sedikit dan
memanjang ke arah bawah.
b. Batang
Kacang hijau mempunyai bentuk batang bulat dan berbuku-buku
yang ukurannya kecil dan berbulu kecoklatan ataupun
kemerahan. Setiap.buku batang menghasilkan .satu tangkai daun,
kecuali pada daun pertama, yakni sepasang daun yang saling
berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal.
Ketinggian batang kacang hijau mencapai 1 m, dimana cabang
menyebar kesemua arah.
c. Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk (banyak), terdiri dari tiga
helai anak daun pada setiap tangkai. Helaian daun berbentuk
oval dengan bagian ujung lancip. serta berwarna hijau muda dan
hijau tua, letak daun terselip. Tangkai daun lebih panjang
dari.daunnya sendiri.
d. Bunga
Umumnya bentuk bunga kacang hijau adalah seperti kupu-kupu,
berwarna kuning kehijauan. Termasuk kedalam jenis bunga
berkelamin .sempurna. 7 Penyerbukan bunga terjadi saat malam
hari sehingga pada pagi hari, bunga akan mekar dan sore hari
bunga menjadi layu.
e. Buah / Polong
Kacang hijau mempunyai buah yang berbentuk polong.
Panjangnya sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi.10-15 biji.
Berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak.runcing
atau tumpul. Pada saat polong masih muda berwarna hijau,
setelah polong menua warnanya akan berubah menjadi
kecoklatan atau kehitaman.

4
2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuh-tumbuhan
Perkemahan adalah munculnya plantula (tanaman kecildari dalam biji)
karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio
Terdiri dari akar lembaga (kalon akar = radikula), daun
Lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
a. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian
ataskotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang &
calon daun) merupakan porosembrio yang tumbuh ke atas yang
selanjutnya akan tumbuh menjadi daunpertama, sedangkan
Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat
radikula (kalon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke
bawah dan akanmenjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotimemimpin
mengalami modifikasimenjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum
berfungsi sebagai alat penyerapmakanan yang terdapat di
dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsimelindungi
ditambahmula. Selain itu, pada jagung juga terdapat
koleoriza yangberfungsi melindungi radikula. Pada biji dikotil
yang berkecambah, embrio menyerap gizi dariendosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada
akhirnyakisut dang lepas
b. Proses Perkecambahan
Proses perkecambahan adalah tahap awal pertumbuhan tumbuhan dari
biji atau spora menjadi individu yang lebih besar. Proses ini
melibatkan serangkaian perubahan fisiologis dan struktural yang
memungkinkan tumbuhan mengambil nutrisi dari lingkungannya dan
tumbuh menjadi tanaman dewasa.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses perkecambahan:
- Aktivasi Biji : Proses perkecambahan dimulai saat biji
mendapatkan kondisi yang sesuai untuk tumbuh. Ini dapat berupa

5
kelembaban, suhu yang tepat, dan cahaya yang cukup. Air
meresap melalui lapisan luar biji yang disebut kulit biji (seed
coat), memicu perubahan dalam biji.
- Pembengkakan Biji : Air yang diserap menyebabkan biji
membengkak dan kulit biji menjadi lembut. Hal ini
memungkinkan perubahan dalam biji untuk memulai.
- Aktivasi Enzim : Aktivasi enzim-enzim dalam biji dimulai, yang
membantu memecah cadangan makanan dalam biji menjadi nutrisi
yang dapat digunakan oleh embrio tumbuhan yang sedang
tumbuh.
- Perkecambahan Akar : Pertama-tama, akar akan mulai tumbuh
keluar dari biji. Ini akan menjadi akar pertama tanaman yang akan
membantu dalam menyerap air dan nutrisi dari tanah.
- Perkecambahan Tunas : Setelah akar mulai berkembang, tuna akan
mulai tumbuh menuju permukaan tanah. Tunas ini akan menjadi
bagian atas tanaman, yang akan membentuk daun dan batang.
- Pengembangan Daun dan Batang : Setelah tunas mencapai
permukaan tanah, ia akan mulai membentuk daun dan batang.
Daun akan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi dari
sinar matahari.
- Fase Pertumbuhan Lanjutan : Selama fase pertumbuhan lanjutan,
tanaman akan terus tumbuh dan mengembangkan struktur dan
organ tambahan. Ini meliputi perkembangan bunga, buah, dan
akar tambahan.
c. Macam Perkecambahan
Ada beberapa macam perkecambahan yang bisa terjadi pada biji
tanaman, termasuk biji kacang hijau. Berikut ini adalah beberapa jenis
perkecambahan yang umum terjadi:
1. Perkecambahan Epigeal: Pada perkecambahan epigeal, tuna
pertama kali tumbuh ke atas menuju permukaan tanah. Ketika tuna
muncul, hipokotil (bagian batang di bawah kotiledon)

6
membengkak dan membawa kotiledon (daun lembaga) ke atas.
Contoh dari perkecambahan epigeal adalah kacang hijau, jagung,
dan buncis.
2. Perkecambahan Hypogeal: Pada perkecambahan hypogeal, tuna
tetap berada di dalam tanah atau di bawah permukaan. Ketika
tunas muncul, kotiledon tetap berada di bawah tanah dan tidak
mengangkat hipokotil. Contoh dari perkecambahan hypogeal
adalah kacang kedelai dan kacang arab.
3. Perkecambahan Vivipar: Perkecambahan vivipar terjadi ketika biji
mulai berkecambah di dalam polong atau buah sebelum
dilepaskan dari tanaman induk. Contoh dari perkecambahan
vivipar adalah kelapa.
4. Perkecambahan Buah Berbiji Tunggal: Pada beberapa jenis buah,
seperti tomat atau cabai, biji tumbuh langsung di dalam buah
tanpa terlebih dahulu jatuh ke tanah. Proses perkecambahan akan
dimulai ketika biji ini mendapatkan air dan kondisi yang tepat di
dalam buah.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuhan
Faktor perkembangan yang mempengaruhi pertumbuhan dan tumbuhan
sangat beragam dan kompleks. Beberapa faktor tersebut adalah:
a. Cahaya: Cahaya matahari adalah sumber energi bagi tumbuhan
melalui proses fotosintesis. Intensitas, durasi, dan spektrum cahaya
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tumbuhan
cenderung tumbuh ke arah cahaya (fototropisme) dan mengatur fase-
fase perkembangan berdasarkan siklus cahaya (fotoperiodisme).
b. Air dan Kelembaban: Air sangat penting bagi tumbuhan karena
berperan dalam proses fotosintesis dan transportasi nutrisi.
Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan bahkan
menyebabkan kerusakan pada sel-sel tanaman. Kelembaban udara

7
juga mempengaruhi efisiensi transpirasi, di mana tumbuhan
melepaskan uap air melalui stomata pada daun.
c. Tanah dan Nutrisi: Ketersediaan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium dalam tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Faktor
lain seperti pH tanah dan komposisi mineral juga mempengaruhi
ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
d. Suhu: Suhu memengaruhi laju metabolisme dan reaksi kimia dalam
tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki rentang suhu yang ideal
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Gas: Tanaman membutuhkan oksigen untuk proses respirasi dan
karbondioksida untuk fotosintesis. Kehadiran dan ketersediaan gas-
gas ini di lingkungan tumbuhan akan memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya.
f. Hormon Tumbuhan: Hormon tumbuhan seperti auksin, sitokinin,
giberelin, etilen, dan asam absisat mengatur berbagai aspek
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti pembelahan sel,
perpanjangan, dan diferensiasi.
g. Tekanan Mekanis: Tekanan mekanis dari angin, hewan, atau faktor
lingkungan lainnya dapat mempengaruhi bentuk dan pertumbuhan
tanaman. Tumbuhan dapat mengembangkan struktur seperti akar
penyangga atau pelindung untuk mengatasi tekanan ini.
h. Stres Lingkungan: Stres lingkungan seperti kekeringan, cuaca
ekstrem, atau serangan hama dan penyakit dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
i. Genetika: Faktor genetika memainkan peran penting dalam
menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Setiap jenis tanaman memiliki warisan genetik yang mengarahkan
karakteristiknya.

8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menggunakan Metode penelitian Eksperimen dengan membandingkan
hasil pertumbuhan tanaman kacang hijau dengan tempat yang berbeda.
Dimana tanaman ditempatkan di tempat yang terkena cahaya dan di tempat
yang gelap.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
- Di tempat intensitas cahaya terang langsung (jendela)
- Di tempat intensitas cahaya gelap (bawah kasur)
Waktu :
Selasa, 25 Juli s/d Rabu, 02 Agustus 2023 (penelitian dilakukan 1
minggu)
3.3 Alat dan Bahan
a. Alat :
- 2 buah gelas/piring kecil, 1 di tempat terang, 1 lagi di tempat gelap
- Penggaris, untuk mengukur panjang batang dari hari ke hari
- Alat tulis, untuk menuliskan pertumbuhan dan perkembangan pada
penelitian yang berbeda setiap harinya
b. Bahan :
- 20 buah kacang hijau, sebagai objek penelitian (5 biji tiap gelas/piring
kecil)
- Kapas, sebagai media penelitian
- Air, sebagai bahan tambahan yang digunakan untuk membasahi atau /
membuat kapas lembab.
3.4 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Rendam kacang hijau ± 30 menit untuk mengetahui mana biji kacang yang layak
kita gunakan umtuk dijadikan objek eksperimen
3. Masukan gumpalan kapas yang telah diberi air (tidak boleh terlalu basah dan juga
tidak boleh terlalu kering)

9
4. Setelah kacang direndam, masukan kacang ke dalam gelas yang telah berisi kapas
(kacang di simpan di atas kapas)
5. Simpan kacang dalam jarak yang tidak terlalu rapat dengan kacang lain agar
pertumbuhannya lancar (tidak saling berdesakan)
6. Simpan 2 wadah pada tempat terang (di jendela) dan 2 wadah pada tempat gelap
(bawah tempat tidur)
7. Jika kapas mengering, segera basahi kapas tersebut, sampai kapas menjadi
lembab
8. Amati lalu catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya.
3.5 Rancangan Penelitian
Laporan eksperimen ini dilakukan dengan membandingkan hasil
pertumbuhan antara tempay yang penyinaran nya berbeda dengan
menggunakan grafik pertumbuhan.
3.6 Variabel Penelitian
- Variabel bebas : Intensitas penyinaran untuk perkecambahan kacang hijau
- Variabel kontrol : Biji kacang hijau, media tanam, dan volume air
- Variabel terikat : Morfologi pertumbuhan kacang hijau

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Pengukuran dilakukan setiap hari selama tujuh hari.
4.1.1 Tempat Gelap
Hari A1 A2 A3 A4 A5
1 0 0 0 - 0,4
2 0,5 0,3 0,5 0,7 0,8
3 1,4 1,2 1,5 1,4 1,3
4 2,7 2,7 2,1 2,6 2,5
5 2,9 3,2 2,8 3,5 3,1
6 3,2 3,8 3,3 4,3 3,9
7 3,4 4,7 3,7 5 4,4

Pengamatan :
- Pada hari pertama pengamatan, tidak ada perubahan yang terlihat
pada permukaan kapas.
- Prtumbuhan batang tanaman kacang hijau bervariasi dari hari ke
hari. Pada hari kedua kapas masih lembab, dan biji kacang mulai
menyerap udara dan mempersiapkan untuk perkecambahan
- Biji dan kacang hijau mulai menujukan tanda-tanda
perkecambahan dengan akar kecil yang keluar dari biji
- Akar sudah lebih panjang dan biji kacang hijau mulai muncul ke
permukaan kapas
- Kecambah tumbuh lebih tinggi dengan batang kacang berwarna
putih dengan bentuk tidak beraturan (tidak tegak lurus) dan
berukuran tipis
- 1 dari 3 kacang mempunyai batang kacang yang sedikit berwarna
merah tua pudar
- Daun mulai tumbuh dengan warna hijau muda

11
4.1.2 Tempat Terang
Hari A1 A2 A3 A4 A5
1 0,6 0,5 0,3 0,2 0,1

2 1,1 0,9 0,8 06 0,7

3 1,6 1,6 1,3 1,1 1,2

4 1,9 1,9 1,7 1,5 1,4

5 2,1 2,0 2,0 1,7 1,9

6 2,4 2,2 2,1 2,2 2,7

7 2,7 2,5 2,4 2,3 2,9

Pengamatan :
- Pada sekitar biji kacang, kapas menjadi warna hijau pudar dan ukuran biji
kacang membesar. Tetapi, belum muncul kecambah
- Hanya 2 dari 4 kacang yang sudah terlihat tumbuh kecambah. Akar
tumbuh mengarah ke bawah dan kacang mengarah ke atas.
- 1 dari 2 kacang yang telah tumbuh menjadi kering dan tidak ada
pertumbuhan. 1 kacang lagi tumbuh dan kulit kacang mulai mengelupas
- Hanya 1 kacang yang bertahan, dan terus tumbuh dengan keadaan batang
berwarna putih, tegak lurus, dan kokoh
- Semua kulit terkelupas dari kacang dan mulai terlihat daun berwarna
hijau tua
- Batang semakin panjang, dan daun semakin lebar
- Kacang layu karena kapas kering oleh sinar matahari
4.2 Pembahasan
Terlihat dari kedua perlakuan tersebut, perlakuan pada tempat gelap
menunjukkan proses pertumbuhan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi adanya
peranan hormon auksin. Pada proses pertumbuhan tanaman kacang hijau,
hormon auksin sangat berperan penting untuk merangsang sel-sel kecambah
untuk memanjang. Sedangkan, hormon auksin tidak bekerja maksimal di
bawah sinar matahari langsung.

12
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tanaman yang mengalami proses
pertumbuhan yang sangat cepat pada tempat yang gelap daripada pada
tanaman yang memperoleh cahaya matahari. Tanaman yang diletakkan di
tempat gelap akan mengalami etiolasi, yaitu tanaman berwarna pucat karena
kekurangan klorofil, batang kurus dan tidak kokoh. Sedangkan, di tempat
terang batangnya kokoh tetapi tumbuh lebih lambat karena aktivitas hormon
auksin terhambat oleh cahaya matahari (Ningsih, 2019).
Intensitas penyinaran yang berbeda akan mempengaruhi suatu
pertumbuhan. Karena di dalam tumbuhan terdapat hormon auksin yang
mendukung dalam pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi intensitas cahaya
yang diberikan,maka peran hormon ini akan semakin berkurang.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari laporan ini adalah intensitas cahaya matahari
dapat memberi dampak pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
kacang hijau. Karena sinar matahari memengaruhi kinerja hormon yang disebut
auksin yang berfungsi pada beberapa peristiwa seperti pada pemanjangan batang,
perkembangan buah dan dominasi apikal. Kinerja hormon auksin dapat terhambat
oleh cahaya matahari.
Pada batang tanaman yang menerima cahaya matahari tumbuh lebih lambat,
daunnya berwarna hijau segar dan batangnya kokoh. Hal ini dikarenakan tanaman
kacang hijau di tempat terang menerima sinar matahari sehingga memiliki klorofil
yang cukup dan tanaman kacang hijau di tempat gelap kekurangan klorofil karena
tidak memperoleh cahaya matahari sehingga tidak dapat melakukan proses
fotosintesis.
5.2 Saran
Lebih baik proses pengamatan dilakukan lebih lama lagi, agar terlihat
pengaruh intensitas cahaya pada masing-masing tumbuhan.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Atika, Rina. 2018. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas


Kacang Hijau (Vigna radiata L.) dengan Pemberian Giberelin di Lahan Salin.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
2. Ningsih, R. S. M. 2019. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman Kacang Merah. Jurnal Agroswagati. 7(1): 1-6.
Nurifah, G., dan R. Fajarfika. 2020. Pengaruh Media Tanam pada Hidroponik
3. Lukitasari, M. 2010. Ekologi Tumbuhan. Madiun : IKIP PGRI Press.
4. Pantilu, L. I, F. R. Mantiri, N. S. Ai, dan D. Pandiagan. 2012. Respons
Morfologi dan Anatomi Kecambah Kacang Kedelai (Glycinenmax (L.)
Merill) terhadap Intensitas Cahaya yang Berbeda (Morphological and
Anatomical Responses of The Soybean (Glycine max (L.) Merill) Sprouts to
The Different Light Intensity. Jurnal Bioslogos. 2(2):79-87.

15
LAMPIRAN
1. Di Tempat Gelap

16
2. Di Tempat Terang

17

Anda mungkin juga menyukai