Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BOTANI TUMBUHAN TINGGI

IDENTIFIKASI TUMBUHAN DI SEKITAR KAMPUS

Oleh

1. Maria Elisabeth Tuto Lamalouk (14121002)


2. Patrisia Marfiana Dae Lolonrian (14121009)
3. Sesilia Marselina (14121015)
4. M. Febrianti Tuto Meninu (14121020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Identifikasi Tumbuhan Di sekitar
Kampus” Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini saya selaku penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kesalahan-kesalahan, maka dari itu sebagai penulis mengaharapkan kritik dan saran semoga
pembuatan makalah selanjutnya dapat membuat semaksimal mungkin. Saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya untuk bagi pembaca makalah ini.

Kupang, 19 Mei 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan
terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang
tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti
tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Dalam biologi, tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang


tergolong ke dalam kerajaan Plantae. Di dalamnya terdiri atas beberapa klad yakni,
tanaman berbunga, Gymnospermae atau Tumbuhan berbiji terbuka,
Lycopodiopsida, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Ciri yang segera
mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna kehijauan tetapi bisa kuning yang
dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses
penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum
bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit,
merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena
sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai
aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).

Kampus merupakan suatu lembaga yang digunakan untuk menimbah ilmu bagi
mahasiswa atau pelajar tingkat tinggi. Keadaan lingkungan kampus yang strategis
menjadi faktor pendukung bagi mahasiswa dalam proses belajar. Lingkungan
kampus yang baik memberikan nilai esensial tersendiri bagi mahasiswa. Universitas
Katolik Widya Mandira merupakan salah satu kampus swasta di Kabupaten Kupang
yang terletak di dua lokasi yang berbeda yakni Merdeka dan Penfui Timur. Kupang
sendiri merupakan ibu kota dari provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki iklim
tropis dimana dilihat dari curah hujan yang rendah dan musim kemarau yang
berkepanjangan. Musim kemarau di Kupang berlangsung selama 9 bulan dan musim
hujan berlangsung selama 3 bulan yakni pada bulan Desember sampai Maret.
Kondisi ini tentunya berpengaruh pada jumlah populasi tumbuhan di Kupang di
mana pada musim kemarau yang berkepanjangan hampir sebagian daerah di Kupang
mengalami kekeringan dan tentunya jumlah populasi tumbuhan juga ikut berkurang.
Selain itu, Kampus Unwira yang terletak di Penfui Timur masih berstatus baru dan
sedang dalam proses pembangunan. Aktivitas pembangunan yang dilakukan sangat
berpengaruh terhadap jumlah populasi tumbuhan di sekitar kampus, yang mana
jumlah populasi tumbuhan khususnya tumbuhan tingkat tinggi akan semakin
berkurang dan beberapa tahun mendatang akan terancam punah.
Berdasarkan kondisi tersebut, kelompok tertarik untuk melakukan observasi
langsung serta mendokumentasikan jenis-jenis tumbuhan di sekitar kampus agar
menjadi sumber informasi terkait jenis tumbuhan tingkat tinggi yang identik di
Kupang, khususnya di lokasi pengambilan sampel yakni di Kampus Unwira Penfui
Timur. Selain itu, kelompok juga membuat herbarium dari beberapa jenis tumbuhan
yang ditemukan sehingga juga menjadi informasi terkait struktur morfologi dari
tumbuhan tingkat tinggi yang diamati tersebut. Selain itu, herbarium tersebut dapat
juga dijadikan specimen atau acuan untuk penelitian- penelitian dimasa yang akan
datang Tujuan lain dari pengamatan yang dilakukan adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.
Lampiran

Berikut merupakan beberapa tumbuhan tingkat tinggi yang ada di sekitar Kampus Unwira
dan nama tumbuhan tersebut dalam bahasa lokal (Lamaholot), beserta letaknya :

1. Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.)

Gambar tanaman kersen

Menurut Handayani dan Sentat, 2016 klasifikai


tanaman kersen sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Dialypetalae

Bangsa : Malvales / Columniferae

Suku : Elaeocarpaceae

Genus : Muntingia

Spesies : Muntingia calabura L.

Nama lokal : -

Kersen tumbuh liar di tempat terbuka dan perbukitan terbuka, di tepi-tepi jalan, tepi-tepi
sungai juga dataran rendah yang drainasenya baik, dan pada tanah liat berpasir. Kersen
tumbuh mengelompok dan tersebar, pada umumna tumbuh pada ketinggian hingga 1.000
mdpl, tumbuh baik pada tanah pH 5,5-6,5. Kersen banyak ditanam sebagai pohon buah dan
pelindung. Dengan Letak gografis di lingkungan kampus Unika penfui sebagai berikut :
Berada di Bagian selatan Gedung Fakultas Keguguran Dan Ilmu Pendidikan, Kampus Unwira
Penfui, tepatnya di Depan Pintu masuk arah Selatan Gedung.
Batang tanaman kersen termasuk jenis berkayu ringan dengan cabang-cabang yang
mendatar dan membentuk naungan rindang. Pada bagian ranting-rantingnya memiliki rambut
halus dan sedikit berkelenjar. Karena kulit dan batang kayunya lunak dan mudah kering,
orang-orang pun kerap menggunakannya sebagai bahan tali serta kayu bakar. Sistem
pertulangan pada daun tanaman ini menyirip dengan bentuk tidak simetris dengan tepian-
tepian daun yang bergerigi. Sementara itu dalam satu tangkai bunga terdiri atas 1-5 kuntum.
Letak bunganya berada di sisi atas tempat tumbuhnya daun.

Bunga kersen atau talok berada di sisi atas tempat tumbuhnya daun. Tangkainya
memanjang berkelamin dua serta berbilangan lima. Benang sari bunga kersen berjumlah 10-
100 helai. Ketika mekar bungan akan menonjol keluar. Namun setelah menjadi buah akan
menggantung ke bawah dan tersembunyi di bawah helaian daun. Dalam tiap berkas bunga,
umumnya hanya akan tumbuh 1-2 biji buah. Bentuk buah kersen bulat hampir sempurna
dengan diameter 1-1,5 cm. Warna utamanya adalah hijau kekuningan. Namun ketika sudah
masak akan berwarna merah. Dalam satu buah kersen berisi ribuan biji berukuran kecil,
bertekstur halus, dan berwarna putih kekuningan.

2. Tanaman Bambu

Gambar tanaman bambu

Klasifikasi

KINGDOM :Plantae

DIVISI :Tracheophyta

KELAS :Magnoliopsida

ORDO :Poales

FAMILI :Poaceae
GENUS :Bambusa Schreb.

SPESIES : Bambusa vulgaris Schrad.

Nama lokal : pering

Bambu dikenal sebagai tanaman serbaguna, mempunyai peran dalam menunjang


kehidupan sehari-hari bahkan menjadi bagian dari tradisi yang berkembang di
masyarakat. Jenis tumbuhan ini termasuk suku rumput-rumputan (Poaceae) yang
umumnya hidup berumpun. Secara alami, bambu dapat tumbuh di berbagai tempat
baik di tepi sungai, tepi pantai, lembah, lereng bukit bahkan di daerah pegunungan
dengan ketinggian 2.000 m dpl. Dengan letak geografis disekitaran kampus unika
penfui sebagai berikut : Letak: Bagian Barat Geduk Rektorat Kampus Unwira
Penfui, Tepatnya Depan Pelataran.

Akar dari tanaman bambu ini terdapat di bagian bawah permukaan tanah dan
membentuk sistem percabangan. Dari ciri percabangan ini, maka Anda bisa untuk
membedakan kelompok bambu tersebut. Bagian dari pangkal akar rimpang bambu
ini lebih sempit dari pada bagian ujung tanaman ini. Setiap ruas memiliki kuncup
serta akar. Kuncup pada akar rimpang ini juga akan berkembang menjadi sebuah
rebung yang kemudian memanjat serta akhirnya bisa menghasilkan buluh.

Batang-batang bambu ini muncul dari akar-akar rimpang, ketika sudah tua maka
batang bambu ini mengeras dan biasanya akan berongga. Batang tanaman bambu
ini memiliki bentuk yang silinder memanjang serta terbagi dalam beberapa ruas.
Tinggi dari tanaman bambu ini sekitar 0.3 meter sampai 30 meter, dan memiliki
diameter batangnya kira-kira sekitar 0.25 sampai 25 cm dengan ketebalan dinding
sampai sekitar 25 mm. Batang dari bambu ini diselimuti oleh beberapa daun yang
disebut dengan pelepah batang serta biasanya akan gugur ketika sudah terlihat tua.
Pada bagian ujung dari pelepah batang, terdapat sebuah perpanjangan tambahan
yang terlihat berbentuk segitiga serta disebut subang.

Daun tanaman bambu in yaitu daun lengkap karena mempunyai beberapa bagian
seperti pelepah daun, tangkai daun serta helaian daun. Bangun daun tanaman ini
berbentuk lanset, ujung pada daunnya meruncing, pangkal daun terlihat tumpul,
tepi daun merata, serta daging daun terlihat seperti kertas. Pertulangan tanaman
daun bambu ini sejajar, yaitu mempunyai satu tulang yang ada di tengah yang
besar sedangkan beberapa tulang lainnya lebih kecil serta tampak sejajar dengan
sebuah ibu tulang daun. Permukaan dari daun bagian atas terlihat berbulu,
sedangkan pada permukaan daun pada bagian bawah berbulu kasar. Bagian atas
dari daun mempunyai warna hijau cerah sedangkan untuk permukaan bagian
bawahnya mempunyai warna hijau gelap.

3. Tanaman Gamal (Gliricidia maculate atau Gliricidia sepium)


Nama lokal : gamal

Berikut merupakan klasifikasi dari gamal :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Gliricidia
Spesies : Gliricidia maculate atau Gliricidia sepium

Gamal terdiri atas dua spesies, yaitu yang berbunga merah muda dan berbunga putih.
Di Indonesia yang banyak ditanam adalah gliricidia yang memiliki bunga berwarna
merah muda (Adiwimarta, 2007). Hal ini sama seperti spesies gamal yang banyak
tumbuh di sekitar Kampus Unwira tepatnya di Penfui Timur. Gamal merupakan jenis
perdu atau pohon dengan tinggi mencapai 10-15 meter (33-50 kaki), tumbuh baik
pada pH 5,0-8,5. Batangnya tegak dengan permukaan kulit yang halus, beralur dan
berwarna coklat keabu-abuan. Daunnya majemuk menyirip dengan jumlah daun 7-17
pasang dengan posisi saling berhadapan kecuali di bagian ujung ibu tangkai daun,
helaian daun berbentuk jorong atau lanset, dengan panjang 15-30 cm, berambut
ketika muda, ujung daun runcing dengan pangkal daun membulat. Helaian anak daun
gundul, tipis, hijau di atas dan keputih-putihan di sisi bawahnya. Umumnya daun
tananam gamal gugur di musim kemarau. Gamal memiliki bagian tubuh yang
lengkap seperti daun, batang, bunga, buah, biji, dan akar (Orwa, 2009).
Bunga dari gamal memiliki tipe bentuk peaflower, dengan bentuk lonjong, memiliki
lima mahkota berwarna merah muda, memiliki sepasang kelopak yang melengkung,
dan sepasang kelopak yang bersatu berwarna ungu. Memiliki 10 benang sari, putik
dengan ovarium berwarna merah dengan pinggiran putih. Lebar bunga antara 2-5
inchi yang menempel pada batang ranting baru. Buah gamal seperti kacang polong,
terdapat kulit yang membungkus biji didalamnya, panjang satu buah daun gamal
adalah 10-15 cm (4-6 inchi), biji gamal memiliki diameter sekitar 10mm (0,4 inchi),
mengandung 3-8 biji didalamnya dengan warna kuning saat muda, dan berubah
menjadi cokelat kehitaman dan jatuh saat sudah matang dan kering. Gamal berbuah
pada umur 1-5 tahun (Elevitch and Francis, 2006).

Habitat asli gamal adalah hutan gugur daun tropika, di lembah dan lereng-lereng
bukit, sering di daerah bekas tebangan dan belukar. Pada elevasi 0–1600 m
dpl.Tumbuh pada berbagai habitat dan jenis tanah, mulai pasir sampai endapan
aluvial di tepi danau, pada curah hujan 600–3500 mm/tahun. Dengan letak geografis
tumbuhan gamal di sekitar kampus unika penfui sebagai berikut : berada di bagian
timur laut gedung FKIP dan bagian barat laut gedung Fakultas Teknik Komputer.

4. Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Klasifikasi dari  tanaman lamtoro  menurut Cronquist (1981) dalam Steenis


(2004) sebagai berikut:

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Classis : Magnoliopsida
 Sub classis : Rosidae
 Ordo : Fabales
 Familia : Mimosaceae
 Genus : Leucaena
 Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de W

Habitat asli gamal adalah hutan gugur daun tropika, di lembah dan lereng-lereng
bukit, sering di daerah bekas tebangan dan belukar. Pada elevasi 0–1600 m dpl. Tumbuh pada
berbagai habitat dan jenis tanah, mulai pasir sampai endapan aluvial di tepi danau, pada curah
hujan 600–3500 mm/tahun. Dengan letak geografis di sekitaran kampus Unika penfui berada
pada bagian utara Gedung FKIP.

Perakaran pada tanaman lamtoro adalah akar tunggang, akarnya yang kokoh dapat
menembus kuat ke dalam tanah, sehingga pohon peta cina tidak mudah tumbang oleh tiupan
angin. Tekstur permukaan batang kasar, keras, ada guratan garis–garis secara vertikal atau
berbintil–bintil dan berlentisel, warnanya kecoklatan. Pohon lamtoro memiliki ketinggian
mencapai 20 meter, meskipun pada umumnya hanya 2-10 meter.

Pencabangan pohon ini rendah serta banyak. Ranting–ranting lamtoro berbentuk bulat
torak dengan ujung ranting berbulu rapat. Batang utama serta ranting sudah tua dapat
digunakan sebagai kayu yang dikeringkan untuk berbagai kegiataan di dapur. Atau bisa juga
sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel dengan menambahkan sentuhan vistrur atau cat
untuk mempercantik kusen, pintu-pintu yang terbuat dari kayu lamtoro. Sedangkan untuk
ranting-ranting yang masih segar dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti, kambing,
domba, sapi. Daun lamtoro termasuk jenis daun majemuk dan berbentuk menyirip rangkap
dengan ujung runcing serta pangkal daun miring, permukaan daun lamtoro mempunyai
rambut halus dan tepinya berjumbai. Daun lamtoro dapat digunakan sebagai obat untuk
menyembuhkan luka baru serta bengkak, dengan cara: daun pete cina ditumbuk secara halus,
kemudian tempelkan kepada bagian yang bengkak. Sebagai obat kulit, oleskan daun pete cina
yang sudah ditumbuk lalu balurkan pada kulit atau bisa juga dengan langsung memakan daun
muda pete cina untuk menghilangkan rasa gatal, kemerahan, kasar, kering akibat bakteri
kulit. Cara ini juga dapat menyembuhkan rasa nyeri. Sebagai obat herpes, dengan cara
menghaluskan bahan berikut ini daun lamtoro sekitar 30 gram dan bawang putih satu siung
lalu tempelkan pada bagian yang sakit.
Bentuk bunga lamtoro berupa bongkol, bertangkai panjang yang berkumpul dalam 2-
6 bongkol. Setiap bongkolan tersusun secara rapi dari 100-180 kuntum bunga, menyusun
bulatan seperti bola warnanya putih kekuningan dengan ukuran berdiameter 12-21 mm,
tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga pete cina memiliki ukuran kecil-kecil, kelopak tanaman ini
berbentuk seperti lonceng, bergigi pendek dan ukuran sekitar 3 mm. Mahkota bunga pete cina
berukuran 5 mm lepas-lepas dan benang sari dengan jumlah 10 helai lepas-lepas. Buah
tanaman lamtoro mempunyai bentuk yang menyerupai pita lurus, pipih serta tipis. Berukuran
14-26 cm dengan lebar 2 cm, buah yang mentah berwarna kehijauan mudah sedangkan buah
yang sudah masak akan berubah warna menjadi kecoklatan, memiliki sekat – sekat diantara
bijinya. Untuk setiap buah dapat menghasilkan 15-30 biji, bentuk bijinya bulat, pipih
berukuran kecil yaitu 6-10 mm dan lebar 3-4,5 mm dengan warna coklat tua yang mengkilap.
Buah pete cina yang masih muda dapat dijadikan sebagai bahan tambahan urab yang biasa
untuk dimakan oleh orang  Jawa, rasanya yang sepet namun tidak pahit sehingga banyak
dijadikan sebagai olahan masakan rumahan. Sebagai obat disentri, dengan cara merebus 15
gram biji pete cina, 30 gram kokot dengan tambahan air 400 cc hingga tersisa setengahnya
lalu disaring dan diminum 2x sehari.

5. Tanaman Balakacida (Chomolena odorata)

Nama lokal : Launa


Berikut merupakan kalsifikasi dari balakcida (Chomolena odorata)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Cromolaena
Spesies : Chomolena odorata

Menurut FAO, (2006) dalam Sugiyanto (2013) gulma siam dapat tumbuh pada
ketinggian 100-2800 mdpl, tetapi di Indonesia banyak ditemukan di dataran rendah (0-
500 m dpl) seperti diperkebunan-perkebunan karet dan kelapa sawit. Dengan letak
geografis di kampus Unika penfui berada pada bagian barat lapangan kampus unika dan
bagian selatan gedung Rektorat Unika.
Balakacida (Chromolaena odorata) atau biasa disebut dengan komba-komba atau
kirinyuh adalah gulma berbentuk semak berkayu yang dapat berkembang cepat atau
pertumbuhannya yang cepat sehingga sulit dikendalikan. Tumbuhan balakacida
(Chromolaena odorata) bentuk ujung daun yaitu runcing dimana kedua tepi daun
dikanan kiri ibu tulang sedikit menuju keatas dan membentuk sudut lancip (Tumbuhan
ini dapat digunakan sebagai obat luka tanpa menimbulkan bengkak, tumbuhan ini
berfungsi juga sebagai bahan insektisida nabati untuk mengendalikan beberapa jenis
mikroorganisme karena mengandung Pryrrolizidine alkaloids yang bersifat racun
terhadap serangga (Thamrin, 2013).
Bentuk batang dari balakacida (Chromolaena odorata) adalah bulat (teres), arah
tumbuh batang tegak lurus, pada permukaan batang terdapat rambu, (pilosus), dan
Batang balakacida (Chromolaena odorata) permukaan berbulu atau berambut jenis
tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan. Percabangan pada batang merupakan cara
percabangan monopodial, dimana batang pokok tampak lebih jelas karena lebih besar
dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya, Bentuk
percabangan pada tumbuhan iniadalah tegak (fastigiatus), yaitu sudut antara batang dan
cabang amat kecil, sehingga arah tubuh cabang hanya pada pangkal sedikit serong ke
atas, namun selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya. Pada tumbuhan
bakalakcida (Chromolaena odorata) memiliki susunan akar berupa akar tunggang Akar
tunggang bercabang Warna akar kekuningkuningan.
Khasiat dari tumbuhan daun balakacida (Chromolaena odorata) adalah untuk
mengobati luka jaringan lunak, luka bakar dan infeksi kulit.Tumbuhan daun balakacida
atau putihan berkhasiat sebagai anthelmintik, antimalaria, analgesik, antispasmodik,
antipiretik, diuretik, antihipertensi, antibakteri, antijamur, antiinflamasi, insektisida,
antioksidan, infeksi salurankemih dan berperan dalam pembekuan darah. Secara
tradisional daun putihandigunakan turun-temurun sebagai obat dalam penyembuhan
luka, obat kumur untuk pengobatan sakit pada tenggorokan, obat batuk, obat demam,
obat sakitkepala dan antidiare (Yenti, dkk, 2011).

6. Tanaman biduri (Calotropis gigantea)

Kingdong : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Klad : Angiosperms

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Calotropis

Spesies : Calotropis gigantea

Nama lokal : keroko

Tanaman Biduri merupakan semak tegak yang umumnya tumbuh di musim


kemarau pada lahan-lahan kering. Tanaman widuri termasuk tumbuhan tahunan
dengan tinggi bisa mencapai 0,5 – 3 m (Agra, 2008). Tanaman ini merupakan
semak tegak dengan tinggi 0,5-3 m. Widuri banyak ditemukan di daerah
bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng
gunung yang rendah dan pantai berpasir (Dalimartha, 2003).Tanaman ini biasanya
hidup liar dan terabaikan karena cukup adaptif di lingkungan yang ekstrim kering
dan panas. berikut ini ciri morfologi tanaman widuri (Agra, 2008) :
Daun pada tanaman widuri memiliki daun yang tunggal, berbentuk bulat telur
atau bulat panjang,tangkai pada widuri pendek,tumbuh berhadapan (foliaoposita),
pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), panjang 8-30
cm dan lebar 4-15 cmberwarnahijaumuda.Permukaan atas daun muda berambut
rapat dan berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan
bawahnya tetap berambut tebal dan berwarnaputih. Tanaman widuri memiliki
batang berbentuk bulat, berwarna putih.kulit tebal, Permukaan batang halus
dengan tinggi ± 2 m, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas).
Akar pada tanamna widuri berjenis akar tunggang, yang memiliki fungsi untuk
memperteguh berdirinya tanaman.

Bunga majemuk, tumbuh dalam anak payung di ujung atau di ketiak daun,
mahkota berbentuk kemudi kapal. Kelopak berwarna hijau, mahkota berwarna
putih sedikit keunguan, panjang mahkota ± 4 mm. tangkai bunga panjang dan
berambut rapat, Buah pada tanaman widuri berbentuk bumbung (folliculus), bulat
telur dan berwarna hijau. Tanaman widuri memiliki biji kecil, pipih, lonjong,
berwarna cokelat, berambut pendek dan tebal, umbai rambut serpa sutera panjang.
Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan mengeluarkan getah berwarna
putih, encer, rasanya pahit dan kelat, tetapi lama- kelamaan terasa manis, baunya
sangat menyengat serta beracun.

DAFTAR PUSTAKA
M. Danny Sukardan, Dikdik Natawijaya, Puri Prettyanti, Cahyadi, Eva Novarini. 2017.
Karakterisasi Serat Dari Tanaman Biduri (Calotropis Gigantea) Dan Identifikasi
Kemungkinan Pemanfaatannya Sebagai Serat Tekstil. Disertasi. Jurnal arena tekstil.

Julianti. 2020. Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi


Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang) Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan
Ikan Mas (Cyprinus Carpio. Skripsi. Program Sarjana Universitas Muhamadiyah
Makasar.

N. isnaeni. 2013. Kontribusi kerajinan anyaman.skripsi. Program Sarjana Universitas


Muhamadiyah Purwekerto.

Maryam, Nik. 2019. Pengaruh Rebusan Daun Balakacida (Chromolaena Odorata)


Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas Aeruginosa. Disertasi. Program D3 Analisis
Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai