Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“VEGETASI PADA PERAIRAN AIR TAWAR, AIR LAUT, AIR PAYAU ”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Biogeografi
Dosen Pengampu:
Dr. Nevy Farista Aristin, M.Sc

Disusun Oleh:
Winanda Nathania (2110115220001)
Nadya Lestari (2110115120001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Vegetasi Pada
Perairan Air Tawar, Air Laut, Air Payau” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memahami tugas dari ibu
Dr. Nevy Farista Aristin, M.Sc pada matakuliah Biogeografi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
sekarang kami tekuni.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan yang kami buat ini.

Banjarmasin, 30 Agustus 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
B. Vegetasi Air Tawar.............................................................................................2
C. Vegetasi Air Laut................................................................................................6
D. Vegetasi Air Payau...........................................................................................10
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan bagian penting dalam ekosistem global, dan mempunyai dampak
besar terhadap berbagai aspek lingkungan dan kehidupan manusia. Vegetasi perairan,
baik air tawar, air laut, maupun air payau, mempunyai peranan penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem tersebut. Keberadaan dan sebaran vegetasi di berbagai jenis
perairan mempunyai arti penting secara ekologis, ekonomi dan sosial. Vegetasi di air
tawar, air laut, dan air payau mempunyai dampak yang luas, mulai dari pemahaman
interaksi ekologi hingga pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan.
Banyak penelitian mengenai distribusi, kelimpahan, keanekaragaman dan dinamika
populasi vegetasi di berbagai jenis perairan penting untuk pengembangan strategi
konservasi dan pengelolaan yang efektif.

Secara umum peran vegetasi dalam ekosistem meliputi pengaturan


keseimbangan karbon dioksida dan oksigen di udara, perbaikan sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, serta pengaturan sistem perairan bawah tanah, pencegahan banjir, dan anti
erosi. Meskipun secara umum keberadaan vegetasi di suatu wilayah mempunyai
dampak positif, namun pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi
vegetasi yang tumbuh di wilayah tersebut. [1].

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain daripada pemenuhan tugas di matakuliah
Biogeografi, juga bertujuan agar para pembaca bisa memahami lebih lanjut lagi
mengenai vegetasi-vegetasi yang terdapat di air tawar, air laut, maupun di air payau.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Vegetasi
Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh
bersama-sama pada suatu tempat membentuk suatu kesatuan dimana individu-
individunya saling tergantung satu sama lain yang disebut sebagai komunitas
tumbuh-tumbuhan (Soerianegara dan Indrawan, 1978). Struktur vegetasi
didefinisikan sebagai organisasi tumbuhan dalam ruang yang membentuk
tegakan dan secara lebih luas membentuk tipe vegetasi (Irwanto, 2007) [1].
Perbedaan jumlah individu maupun spesies terjadi pada setiap tingkat
pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor abiotik. Perbedaan karakteristik kawasan
hutan seperti iklim, tanah, topografi, dan hidrologi yang menjadi penyebab
adanya perbedaan keragaman vegetasi pada suatu kawasan hutan [2].
Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan
pengaturan keseimbangan karbondioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah, mencegah banjir
dan mengendalikan erosi. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu
area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada
struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu (Arrijani dkk,
2006).

B. Vegetasi Air Tawar


Vegetasi di perairan air tawar, seperti danau dan sungai, memiliki peran
penting dalam menjaga kualitas air dan menyediakan habitat bagi beragam
organisme air. Tumbuhan air seperti eceng gondok, teratai, dan alga dapat
membantu mengontrol nutrien di perairan, mencegah erosi, serta menjadi tempat
berlindung dan berkembang biak bagi ikan dan makhluk hidup lainnya.
1. Eceng Gondok
Eceng gondok atau Eichornia crassipes
merupakan tumbuhan air tawar yang dikenal
sebagai gulma. Tumbuhan ini banyak ditemukan
di Indonesia khususnya diperairan tawar yang
menyerap nutrien dalam pertumbuhannya. Eceng
gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi
sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma
yang dapat merusak lingkungan perairan. Oleh
karena itu, dengan pertumbuhan tanaman eceng gondok yang cepat akan
menyebabkan sungai-sungai ataupun perairan menjadi dangkal serta
menyebabkan terjadinya aerasi akibat terhalangnya sinar matahari yang masuk
ke dalam air yang mampu di sebabkan oleh kerapatan tumbuhan antar eceng

gondok[3]. Eceng gondok adalah tanaman yang hidup mengapung di air dan
kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,5 meter. Eceng
gondok tidak mempunyai batang, daunnya tunggal dan berbentuk oval, ujung
dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung, permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk,
berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Akarnya merupakan akar
serabut. Eceng gondok (Eichornia crassipes) berkembang biak dengan sangat
cepat, baik secara vegetatif maupun generatif.Pada umumnya eceng gondok
tumbuh dengan cara vegetatif yaitu, dengan menggunakan stolon. Kondisi
optimum bagi perkembangannya memerlukan kisaran waktu antara 11 - 18
hari. (R. Nuryana, 2016).
Klasifikasi Tanaman Eceng Gondok
Kingdom Plantae

Sub Kingdom Tracheobionta

Super Divisi Spermathopyta

Divisi Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Alismatales

Famili Butumaceae

Genus Eichornia

Spesies Eichornia crassipes solms

2. Teratai
Teratai atau water lily icrgolong tanaman air yang populer. la mudah
dijumpai di kolam-kolam atau teiaga sebagai tanaman yang tumbuh liar
atau sengaja dipelihara [4]. bisa tumbuh dari hanya beberapa centimeter
sampai hampir dua neter. Teratai tidak memiliki batang, yang terlihat
hanyalah tangkai bunga serta daun yang tumbuh menjulang di
permukaan air. Panjang tangkai bila diukur dari pangkalnya sekitar 100-
125 cm. Daun teratai umumnya berbentuk bundar hingga mendekati
oval. Warna yang menghias daun sebagian besar hijau, meskipun ada
yang kemerahan atau totol-totol hitam. Bunga teratai tersusun dari
kelopak dan mahkota yang tertata rapi dan kompak. Secara taksonomi
(pembagian bcrdasarkan sifat tumbuhan), teratai dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Divisio : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)
2. Kelas: Monocotyl (tumbuhan berbiji tunggal)
3. Ordo : Nymphales
4. Familia : Nymphaceae
5. Genus : Nymphae
6. Spesies : Nymphae alba, N.adorata, N.toberosa
Selain secara taksonomi, teratai dapat juga dibedakan berdasarkan
ukuran dan tempat hidupnya. Menurut ukurannya, teratai dibedakan
menjadi empal macam, yaitu ; teratai mini, teratai kecil, teratai sedang
dan teratai besar[4].

3. Alga
Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus
(uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel
tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari
banyak sel (Sulisetijono, 2009) [5]. Alga mempunyai berbagai warna,
pigmenpun telah pula ditemukan. Semua golongan alga mengandung
klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk
karoten dan xantofil. Disamping pigmen tersebut di atas yaitu pigmen
yang larut dalam larutan organik, ada pula pigmen yang larut dalam air,
yaitu fikobili protein. Pigmen ini terdapat dalam alga merah. Menurut
Sulisetijono (2009), ada tiga ciri reproduksi seksual pada alga yang dapat
digunakan untuk membedakannya dengan tumbuhan hijau yang lain.
Ketiga ciri yang dimaksud adalah:

1. Pada alga uniselular, sel itu sendiri berfungsi sebagai sel kelamin
(gamet).

2. Pada alga multiselular, gametangium (organ penghasil gamet) ada


yang berupa sel tunggal, dan ada pula gamitangium yang tersusun dari
banyak sel.
3. Sporangium (organ penghasil spora) dapat berupa sel tunggal, dan jika
tersusun dari banyak sel, semua penyusun sporangium bersifat fertil.
Makroalga.

Alga atau ganggang adalah kelompok Thallophyta yang


berklorofil. Berdasarkan ukuran struktur tubuhnya, alga dibagi ke dalam
dua golongan besar yaitu:

1. Makroalga, yaitu alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh


makroskopik;

2. Mikroalga, yaitu alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh


mikroskopik.

C. Vegetasi Air Laut


Di perairan laut, terumbu karang adalah salah satu bentuk vegetasi yang
paling penting. Terumbu karang tidak hanya menyediakan rumah bagi berbagai
spesies laut, tetapi juga memberikan perlindungan pantai dari abrasi dan
gelombang laut. Selain itu, makroalga dan fitoplankton di perairan laut adalah
komponen penting dalam rantai makanan laut dan menghasilkan sebagian besar
oksigen di Bumi.

1. Terumbu karang
Terumbu karang merupakan salah
satu ekosistem yang paling beragam
dan penting di dunia, terutama di
lautan. Terumbu karang terdiri dari
kawanan hewan karang yang bersatu
membentuk struktur kompleks dan
merupakan rumah bagi berbagai
spesies kehidupan laut. Keberadaan
terumbu karang mempunyai dampak ekologis, ekonomi dan sosial yang
signifikan.
 Ekologi Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan spesies biota laut,
termasuk ikan, moluska, dan invertebrata lainnya. Struktur kompleks
terumbu karang menyediakan tempat berlindung, tempat berkembang
biak dan sumber makanan bagi organisme laut. Selain itu, terumbu
karang juga terhubung dengan ekosistem pesisir, seperti hutan bakau,
yang membantu melindungi garis pantai dari abrasi dan badai..
 Ancaman Terumbu Karang
Terumbu karang di seluruh dunia menghadapi ancaman serius, termasuk
pemanasan global, kenaikan suhu laut, polusi, penangkapan ikan yang
tidak berkelanjutan, dan aktivitas manusia seiring dengan pembangunan
pesisir. Pemanasan global menyebabkan pemutihan karang, dimana
karang kehilangan alga simbiosisnya dan menjadi lebih rentan terhadap
penyakit dan kematian..

 Konservasi Terumbu Karang


Upaya konservasi terumbu karang sangat penting untuk melindungi
keanekaragaman hayati laut dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Pendekatan melibatkan pendidikan masyarakat tentang pentingnya
terumbu karang, penetapan kawasan konservasi, pengaturan aktivitas
manusia di sekitar terumbu karang, dan pengembangan teknologi ramah
lingkungan untuk mendukung rehabilitasi terumbu karang yang rusak.
2. Makroalga
Makroalga merupakan salah satu penyusun ekosistem di sepanjang
paparan terumbu yang memiliki manfaat secara ekologis maupun
ekonomis. Secara ekologis, makroalga merupakan produsen primer
dalam rantai makanan, habitat bagi organisme laut kecil (krustasea,
moluska, dan ekinodermata), dan sumber makanan bagi organisme laut
(Williams dan Smith 2007; Prathep et al. 2011; Satheesh dan Wesley
2012)[6]. Salah satu potensi biota laut
perairan Indonesia adalah makroalga
atau dikenal dalam perdagangan
sebagai rumput laut (seaweed).
Makroalga laut ini tidak mempunyai
akar, batang, dan daun sejati yang
kemudian disebut dengan thallus,
karenanya secara taksonomi dikelompokkan ke dalam Divisi
Thallophyta. Tiga kelas cukup besar dalam Divisi ini adalah Chlorophyta
(alga hijau), Phaeophyta (alga coklat), Rhodophyta (alga merah)
(Waryono, 2001) [5]. ada umumnya divisi alga yang banyak hidup
dilingkungan laut dan tubuh tersusun secara multiselular adalah divisi
Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Sedang divisi lain yang
umumnya berukuran makroskopik dan hidup sebagai fitoplankton (Smith
dalam Sulisetijono, 2000).
3. Fitoplankton
Plankton merupakan istilah yang sangat umum digunakan sebagai
penyebutan organisme perairan baik hewan (zooplankton) maupun
tumbuhan (fitoplankton) yang berukuran mikroskopis. Kata plankton
berasal dari bahasa Yunani “Planktos” yang berarti mengembara atau
menghanyut (Harris, Wiebe, Lenz, Skjoldal, & Huntley, 2000).
Pergerakan plankton sangat bergantung pada arus atau gelombang air [7].
Fitoplankton merupakan organisme perairan yang menempati posisi
sebagai produsen primer pada rantai makanan dan dasar dari jaring-jaring
makanan. Fitoplankton dapat melakukan fotosintesis karena memiliki
klorofil sehingga mampu menyerap cahaya matahari. Hasil dari
fotosintesis fitoplankton berupa bahan organik inilah yang dimanfaatkan
oleh zooplankton, larva ikan, maupun organisme lainnya sebagai sumber
makanan alami (Andriani et al., 2017).
Keberlangsungan hidup fitoplankton sangat bergantung pada
kondisi fisik dan kimia perairan. Fitoplankton dengan kelimpahan yang
tinggi umumnya terdapat di perairan sekitar muara sungai atau di
perairan lepas pantai dimana terjadi air naik (up welling). Zona lokasi ini
terjadi proses penyuburan karena masuknya zat-zat hara ke dalam
lingkungan tersebut (Sediadi et al., 1999).
Jenis-Jenis Fitoplankton :
a. Kelas Bacillariophyceae

Gambar Contoh Bacillariophyceae Penat dan Bacillariophyceae Sentrik


(Sumber: Allen & Cupp, 1935 dalam Nontji, 2008)

b. Kelas Dinophyceae (Dinoflagellata)

Gambar Beberapa Contoh Dinoflagellata (Sumber: Nontji, 2008)


c. Kelas Cyanophyceae (Alga Hijau Biru)
d. Kelas Euglenophyceae
e. Kelas Crysophyceae

D. Vegetasi Air Payau


Perairan air payau, seperti mangrove dan rawa payau, memiliki vegetasi
khas yang dapat beradaptasi dengan fluktuasi kadar garam. Mangrove, misalnya,
tidak hanya menahan erosi pantai dan mencegah intrusi air laut, tetapi juga
menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies unik seperti biawak air, kepiting
bakau, dan ikan-ikan kecil.

1. Mangrove

Mangrove adalah sekumpulan pohon yang tumbuh di daerah yang


dipengaruhi pasang surut. Tumbuhan Mangrove memiliki kemampuan khusus
beradaptasi dengan kondisİ yang ekstrim sepertİ kondisİ lingkungan yang selalu
tergenang, kadar garam tinggi dan kondisi tanah yang tidak setabil. Dengan
kondisi lingkungan sepertİ itü beberapa jenis mangrove mengembangkan
mekanisme yang memungkinkan secara aktif mengeluarkan garam dari
jaringan, sementara yang lainnya mengembangkan sistem akar nafas untuk
membantu memperoleh oksigen bagi sistem perakaran. Ekosistem mangrove
merupakan suatu ekositem yang terdiri dari organisme ( tumbuhan dan hewan )
yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat
mangrove. Dalam hal lain beberapa jenis mangrove berkembang dengan buah
yang sudah berkecambah sewaktu masih dipohon induknya ( vıvipar sperti
Kandelia , Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora) [8].

Pada umumnya, mangrove tumbuh terbagi dalam 4 zona ,yaitu daerah


terbuka , daerah tengah, daerah yang memiliki sungaİ yang beraİr payau
şampaİ aİr tawar, serta daerah kearah daratan yang memiliki air tawar.
a. Mangrove Terbuka
Mangrove yang berhadapan dengan laut, biasanya banyak didominasi avecenia ,
sonneratia, jenis tumbuhan ini karena secara alami pengaruh akibat pasang surut
terbawa arus sehingga mampu hidup didaerah berpasir
b. Mangrove Tengah
Mangrove tengah terletak di belakang mangrove zona terbuka , Dizona ini
biasanya banyak didominasi Oleh jenis Rhizophora mucronata, Rhizopra
Apiculata
Xylocarpus granatum, Bruguera

c.Mangrove Payau
Mangrove di zona ini banyak terdapat Nypa fruticans

d. Mangrove Daratan
Mangrove daratan berada diperairan payau mendekati tawar dizona ini bayak
terdapat acrostichum aurium Cerbera mangas

Upaya pemanfa'atan ekosistem mangrove yang kurang selaras ,seperti


penebangan hutan mangrove ,untuk kayu bakar,tambak budidaya dan pembuatan
infrastruktur (reklamasi) yang berakibat rusaknya lingkungan yang menganggu
siklus kehidupan habitat baik biota laut maupun satwa flora dan fauna,seperti
burung, ikan ,udan dan kepiting,karena mangrove yang sangat ideal sebagai
tempat perlindungan dan mencari makanan untuk dapat berkembang biak
(http//kalimantan.menlhk.go.id).
 Sonneratia Alba (Prapat)

Mangrove ini menyukai tanah yang bercampur lumpur, pasir ,banyak


ditemukan didaerah pesisir pantai yang terlindung dari hempasan
gelombang, dan membentuk tegakan padat. Penyebaran didaerah Asia ,
Indonesia , Malaysia, filiphina, Singapura, Australia, dan kepulauan pasifik.
Dan digunakan sebagai makanan dan kayu sebagai gabus dan pelampung
dan kayu bakar
 Lumnitzera razemosa ( Truntun )

Fam : Combretaceae
Tumbuh pada daerah spanjang jalur air yang mendapat pengaruh air
tawardan mengandung lumpur padat. Jenis ini tersebar hampir diseluruh
Indonesia ,Malaysia, Autralia. Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan
jembatan ,kapal karena kayunya mempunyai sifat yang keras dan kulit
kayunya digunakan sebagai bahan pelapis
 Rhizophora apiculata ( Tancang )

Fam : Rhizophoraceae
Jenis ini tumbuh pada daerah yang memiliki lumpur halus dalam, dan
tergenang pada pada saat pasang normal , jenis ini menyukai perairan
pasang surut, yang memiliki asupan air tawar , tidak menyukai subtrak
yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Jenis ini tersebar hampir
diseluruh Indonesia ,Malaysia, Autralia, srilangka dan kepulauan pasifik.
Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, kayu bakar, arang, bahan
pewarna
 Sonneratia Caseolaris (Pedada )

Fam : Sonneratiaceae

Jenis ini menyukai tanah yang bercampur lumpur, pasir ,banyak ditemukan
didaerah pesisir pantai yang terlindung dari hempasan gelombang, dan
membentuk tegakan padat, tersebar didaerah Asia , Indonesia , Malaysia,
filiphina, Singapura, Australia, dan kepulauan pasifik. Dimanfaatkan sebagai
makanan dan kayu sebagai gabus dan pelampung dan kayu bakar
 Xylocarpus granatum ( Nyirih )

Fam : Meliaceae
Tumbuh disepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan
mangrove dan berada dilingkungan air payau. Tersebar di Kalimantan, Bali ,
Lombok ,sumatera, lombok , Irian jaya dan maluku.Kayu ini di manfaatkan
sebagai bahan pembuatan perahu serta buahnya di Kalimantan di manfaatkan
sebagai bahan lulur atau bedak
 Scyphiphora hydrophyllaceae
Fam : Rubiaceae
Jenis ini dapat tumbuh pada subtrat lumpur , pasir dan karang pada tepi
daratan mangrove atau pematang dan dekat jalur air. Jenis ini banyak
terdapat di Indonesia, Srilangka, Australia,Filiphina dan Papua New
Guinea Jenis ini digunakan sebagai peralatan rumah tangga dan kayu
bakar
 Rhizophora mucronata (Bakau)

Fam : Rhizophoraceae
Jenis ini dapat tumbuh dan mendominasi pada suatu tegakan dan tumbuh
optimal pada areal yang tergenag dalam yang kaya akan humus, toleran
terhadap subtrat yang keras dan berpasir. Jenis ini sangat mudah
dijumpai di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara Penyebaran Iainnya di
daerah afrika dan srilangka. Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan,
kayu bakar, arang, bahan pewarna
 Ceriops tagal ( Mentigi )
Fam : Rhizophoraceae
Jenis ini biasanya membentuk belukar yang rapat, tumbuh pada areal
yang tegenang oleh pasang tinggi yang tanahnya memiliki sistem
pengeringan yang baik. Tersebar hingga pasifik , autralia ,malaysia dan
Indonesia. Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan dan daunnya untuk
makanan ternak
 Avicennia Alba (Api-api)

Fam : Avicenniaceae
merupakan jenis pioner, pada habitatnya rawa mangrove di lokasi pantai
yang terlindung , banyak terdapat didaerah teluk. Banyak penyebarannya
di seluruh Indonesia , India ,Srilangka, Malysia, Filipina, Australia dan
Cina. Dan dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan perlatan mebel
dijadikan makanan
 Bruguiera gymnorrhiza (Lindur)

Fam : Rhizophoraceae
Tumbuh pada daerah salinitas rendah dan kering , biasanya pada tepi
daratan hutan mangrove yang kurang pengaruh air laut. Tersebar di
Kalimantan, Bali , Lombok ,sumatera, lombok , Irian jaya dan maluku.
Buahnya bisa dijadikan makanan
 Nypafruticans ( Nipah )
Fam : Arecaceae
Tumbuh pada daerah subtrat lumpur yang halus , dam memelukan
asupan air tawar tahunan yang tinggi, jarang terdapat di zona pantai.
Mangrove tumbuh diseluruh Indonesia , Malysia, Filiphina, Australia dan
Afrika. Buahnya bisa dimanfaatkan sebagai minuman dan dan gula dan
pernanfataan daunnya untuk kerajian rumah tangga
 Avicennia marina (Api-api, siak)

Fam : Avicenniaceae
merupakan jenis pioner, pada habitatnya rawa mangrove di lokasi pantai
yang terlindung , banyak terdapat didaerah teluk. Tersebar di wilayah
Kalimantan, Bali , Lombok ,Malysia dan Filipina. Mangrove ini
digunakan sebagai kayu bakar dan perlatan mebel.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini akan membahas peran penting vegetasi dalam ekosistem
perairan air tawar, air laut, dan air payau. Melalui pemahaman lebih mendalam
tentang peran dan dampak vegetasi ini, kita dapat mengembangkan langkah-
langkah perlindungan dan pengelolaan yang lebih efektif, serta menjaga
keberlanjutan ekosistem perairan bagi generasi yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

[1] zekri 2007,” J. Exp. Psychol. Gen., vol. 136, no. 1, pp. 23–42, 2007.

[2] A. Aziz, H. Henri, and W. Adi, “Ragam Vegetasi Hutan Rawa Air Tawar di
Taman Wisata Alam Jering Menduyung, Bangka Barat,” J. Ilmu Lingkung., vol.
18, no. 1, pp. 200–208, 2020, doi: 10.14710/jil.18.1.200-208.

[3] “05 Bab 2 142016023_142016066 (1).pdf.” .

[4] N. Hasim, “FITOREMEDIASI LOGAM Cd OLEH TANAMAN TERATAI


(Nymphaea sp.),” Skripsi, 2022.

[5] Z. Zainuddin, “Makroalga,” UIN Malang, pp. 9–36, 2009.

[6] T. Handayani, “Potensi Makroalga di Paparan Terumbu Karang Perairan Teluk


Lampung The Potency of Macroalgae in the Reef Flat of Lampung Bay Abstrak
Pendahuluan,” Oseanologi dan Limnol. di Indones., vol. 2, no. March 2009, pp.
55–67, 2017.

[7] B. A. B. Ii and T. Pustaka, “REVIEW JURNAL Identifikasi Plankton Pada


Perairan Sebagai Parameter Kualitas Air MIKROBIOLOGI PERAIRAN,” no.
1916, pp. 8–20, 2017.

[8] A. Bei, “Mengenal-Mangrove.pdf.” pp. 1–2, 2021, [Online]. Available:


https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2021/11/Mengenal-
Mangrove.pdf.

Anda mungkin juga menyukai