Anda di halaman 1dari 15

Menu utama

Musa

Tumbuhan
Jenis buah Buah beri
Taksonomi
Divisi Tracheophyta
Subdivisi Spermatophytes
Klad Angiosperms
Klad monocots
Klad commelinids
Ordo Zingiberales
Famili Musaceae
Genus Musa
Linnaeus, 1753
Spesies
 M. acuminata

 M. balbisiana
 M. ×paradisiaca (invalid)
 M. sapientum (invalid)

Media: Pisang
 l
 b
 s

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna berukuran besar dengan daun
memanjang dan besar yang tumbuh langsung dari bagian tangkai. Batang pisang bersifat lunak
karena terbentuk dari lapisan pelepah yang lunak dan panjang. Batang yang agak keras berada di
bagian permukaan tanah. Pisang memiliki daun bertangkai yang berpencar dengan bagian batang
yang meruncing. Ukuran daun pada tiap spesies pisang juga berbeda-beda. Tangkai pisang
menghasilkan bunga dalam jumlah yang banyak. Bagian bunga pada pisang akan membentuk
buah yang disebut sisir. Buah pisang berkelompok dalam satu bunga majemuk dengan ukuran
yang makin ke bawah makin mengecil.[1]

Dalam taksonomi, pisang termasuk dalam genus Musa dan famili Musaceae.[1] Beragam spesies
pisang tersebar di kawasan Malesia. Spesies pisang yang paling banyak dibudidayakan di dunia
adalah pisang hutan. Jenis pisang hutan dapat tumbuh di hutan, bukit maupun di dataran rendah.
[2]
Selain itu, pisang juga dapat ditanam bersama dengan tanaman lain seperti jagung dan ketela
pohon.[3]

Pisang dapat dipanen kapan saja, karena pertumbuhannya yang sesuai dengan segala jenis
musim. Kematian pohon pisang hanya terjadi ketika berbuah hanya sekali semasa hidupnya.[2]
Buah pisang dapat langsung dimakan atau dimasak terlebih dahulu. Nutrisi di dalam pisang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia dan dapat pula dibuat sebagai obat tradisional.[3]

Pada awalnya, pisang merupakan tumbuhan asli yang berasal dari kawasan Asia Tenggara,
kemudian menyebar ke seluruh wilayah dunia. Dari arah barat, pisang menyebar mulai dari
Samudra Atlantik menuju ke Pulau Madagaskar lalu ke Benua Afrika dan menuju ke Amerika
Latin dan Amerika Tengah. Sementara itu, pisang yang menyebar dari arah timur melalui
Samudra Pasifik menuju ke Hawaii.[4]

Di berbagai daerah dan mancanegara, pisang memiliki nama-nama khas tersendiri, beberapa
diantaranya: gadang atau gedhang (Jawa), biyu (Bali), puntiq (Sasak), cau atau cawu (Sunda),
punti (Lampung), unti (Makassar), koyo (Ternate), kula (Banda), uri (Ambon), tema (Seram),
dan ounche (Madagaskar).[5]

Taksonomi
Nama spesies dari pisang adalah Musa sp yang berasal dari genus Musa. Pisang termasuk dalam
famili Musaceae dalam kelas tumbuhan berkeping biji tunggal. Sementara itu, pisang masuk
dalam subdivisi tumbuhan berbunga dan divisi tumbuhan berbiji.[4] Spesies pisang masih
berkerabat dengan Orchidaceae.[3]

2
Jantung pisang

Penyebaran

Tunas muda pisang

Pisang dapat tumbuh subur di wilayah dengan musim kemarau yang berlangsung hingga 4,5
bulan. Curah hujan yang diperlukan oleh pisang untuk tumbuh dengan subur adalah 650 hingga
5.000 mililiter per tahun. Sementara itu, suhu lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan pisang
berkisar antara 21oC hingga 29,5 oC.[3]

Pisang awalnya merupakan tanaman lokal di kawasan Asia Tenggara yang sebagian besar
berpusat di wilayah Indonesia. Sejak 500 tahun sebelum Masehi, pisang telah menyebar hingga
ke Pulau Madagaskar. Sedangkan, wilayah Afrika lainnya telah mengenal dan membudidayakan
pisang sejak seribu tahun sebelum Masehi. Pada masa yang sama, Hawaii telah mengenal dan
membudidayakan pisang melalui pengiriman dari Kepulauan Canaria.[6]

3
Keragaman
Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Malesia (Asia Tenggara, Papua, dan Australia
tropika). Pusat keragaman minor juga terdapat di Afrika tropis. Tumbuhan ini menyukai iklim
tropis dan lembap, terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun,
produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia, Kepulauan Pasifik,
negara-negara Amerika Tengah, dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor pisang.[7]
Pada tahun 2018, India menjadi negara dengan konsumsi pisang paling tinggi, di atas Tiongkok
dan Indonesia.[8]

Pisang yang dibudidayakan pada masa sekarang dianggap merupakan keturunan dari Musa
acuminata yang diploid dan tumbuh liar. Genom yang disumbangkan diberi simbol A.
Persilangan alami dengan Musa balbisiana memasukkan genom baru, disebut B, dan
menyebabkan bervariasinya jenis-jenis pisang.[9] Pengaruh genom B terutama terlihat pada
kandungan tepung pada buah yang lebih tinggi. Secara umum, genom A menyumbang karakter
ke arah buah meja, sementara genom B ke arah buah pisang olah atau pisang masak. Hibrida M.
acuminata dengan M. balbisiana ini dikenal sebagai M. ×paradisiaca. Khusus untuk Kelompok
AAB, nama Musa sapientum pernah digunakan.

Mengikuti anjuran Simmonds dan Shepherd yang karyanya diterbitkan pada tahun 1955,
klasifikasi pisang budi daya sekarang menggunakan nama-nama kombinasi genom ini sebagai
nama kelompok budi daya. Sebagai contoh, untuk pisang cavendish. Di bawah kelompok masih
dimungkinkan pembagian dalam anak-kelompok. Lihat pula artikel Musa untuk pembahasan
lebih mendalam.

Pengelompokkan
Pisang dapat dikelompokkan berdasarkan kode berikut:

 Kelompok AA (diploid): pisang seribu, pisang lilin, pisang mas (Musa acuminata)
 Kelompok AAA (triploid, partenokarp): pisang susu, bananito, jenis-jenis pisang ambon
(Musa acuminata) /embun (seperti 'Ambon Putih', 'Ambon Hijau', 'Gros Michel' dan
'Cavendish'), pisang barangan (Musa acuminata)
 Kelompok AAB (triploid, partenokarp): jenis-jenis pisang raja, pisang rajabulu (Musa
paradisiaca),[10] true plantain seperti kultivar 'Silk' dari Amerika Selatan, pisang tanduk
 Kelompok ABB (triploid, partenokarp): pisang kepok, pisang siam
 Kelompok AAAB (tetraploid, partenokarp):
 Kelompok BB (diploid):
 Kelompok BBB:
 Kelompok AABB:

Morfologi
Buah

Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang,[11] meskipun ada
beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang
sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.[12]
4
Istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi,
seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Artikel ini hanya membahas pisang penghasil
buah konsumsi serta kerabatnya yang berkaitan.

Pisang mentah

Pisang susu (Kelompok AAA)

Pisang mas super (Kelompok AA)

Pisang tanduk

 Pisang tanduk, Kebun Raya Bogor. A. Bernecker, ± 1830?


 Pisang taäl, Kebun Raya Bogor. A. Bernecker, ± 1830?

5
Budi daya
Ketika manusia hidup berpindah-pindah dengan mengumpulkan makanan, budi daya pisang
belum dilakukan dan masih berupa tanaman liar. Pisang mulai dibudidayakan setelah manusia
mengenal pertanian yang bersifat menetap. Masyarakat di kawasan Asia Tenggara telah
memanfaatkan pisang sejak lama sebagai sayur khususnya pada bagian pelepah dan tunas.
Bagian-bagian pisang yang lainnya juga telah dimanfaatkan.[13]

Bukti pembudidayaan pisang oleh manusia dapat diketahui melalui relief dan naskah kuno.
Pemeliharaan pisang pertama diketahui dalam literatur Pali, khususnya Kanon Pāli. Dalam
naskah ini disampaikan bahwa pisang telah dipelihara di India sejak abad ke-6 hingga ke-5
sebelum Masehi. Dalam naskah ini, pisang digambarkan sebagai buah bertaring yang menjadi
makanan bagi kera dan gajah. Kebudayaan lain yang telah membudidayakan pisang ditemukan
di Sungai Panjang dan Sungai Kuning di Tiongkok. Dari prasasti kuno di Yunani, diketahui
bahwa Yunani mengenal budi daya pisang dari India sejak abad ke-3 sebelum Masehi.
Sementara itu, di wilayah Portugal telah diadakan budi daya pisang yang dipelajari dari Teluk
Guinea dari Afrika sebelum ditemukannya jalur perhubungan antara Benua Asia dan Benua
Eropa.[13]

Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif. Hanya sedikit yang dibudidayakan
secara intensif dan besar- besaran dalam perkebunan monokultur, seperti 'Gros Michel' dan
'Cavendish'. Jenis-jenis lain biasanya ditanam berkelompok di pekarangan, tepi-tepi lahan
tanaman lain, serta tepi sungai.

Hama

Hama kutu putih pada daun pisang

Perbanyakan secara vegetatif membuat pisang amat mudah terkena serangan hama, karena
sempitnya keragaman genetik. Suatu perkebunan yang terkena penyakit tumbuhan dapat

6
menularkan dengan singkat ke perkebunan tetangganya. Spesies kumbang bernama
Cosmopolites sordidus merupakan hama penyebab bercak hitam pada buah pisang.[14]

Penyakit
Wabah panama

Wabah panama merupakan penyakit pisang yang paling umum terjadi di berbagai wilayah budi
daya pisang di dunia. Ciri pisang yang sedang terkena wabah panama adalah layu tiba-tiba dan
mati sebelum menghasilkan buah. Spesies jamur bernama Fusarium oxysporum merupakan
patogen utama yang menyebabkan wabah panama. Penularan penyakit dilakukan melalui akar
tanaman yang berada di dalam tanah. Fusarium oxysporum dapat bertahan di dalam tanah
meskipun tidak memiliki inang. Ketahanannya sangat lama hingga mencapai waktu selama 5
tahun.[15]

Penyakit sigatoka

Penyakit sigatoka juga merupakan penyakit pisang yang paling umum terjadi di berbagai wilayah
budi daya pisang di dunia. Dampak yang ditimbulkannya adalah kematian pada pohon pisang.
Pada pisang, penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sigatoka kuning dan sigatoka hitam.
Pembagian ini didasari oleh gejala yang timbul ketika patogen penyakit sigatoka sedang merusak
pisang. Pada sigatoka kuning, daun pisang yang akan mati memiliki bercak berwarna kuning,
sementara pada sigatoka hitam bercaknya berwarna hitam. Sigatoka kuning disebabkan oleh
patogen bernama Mycosphaerella musicola, sedangkan sigatoka hitam disebabkan oleh
Mycosphaerella fijiensis.[16]

Penyakit sigatoka awalnya muncul di perkebunan pisang di kawasan Asia pada tahun 1964.
Penyakit ini menyebar ke Amerika Serikat pada tahun 1968 melalui Hawaii. Sementara itu,
penyakit sigatoka juga terjadi pada perkebunan pisang di kawasan Afrika dan Amerika Tengah
sejak tahun 1972. Di Asia, negara pertama yang perkebunan pisangnya mengalami penyakit
sigatoka adalah Taiwan. Penyakit ini kemudian menyebar ke negara Asia lainnya yaitu
Tiongkok, Filipina, Sumatra (Indonesia), Thailand, dan Malaysia. Setelah itu, penyakit sigatoka
menyebar dari kawasan Malesia ke Benua Australia. Sedangkan penyakit sigatoka di Afrika
awalnya dialami di negara Zambia. Dari Zambia, penyakit ini menyebar ke wilayah negara
Afrika lainnya yaitu Gabon (1979), Burundi dan Rwanda (1986), serta 16 negara Afrika lainnya.
Sementara itu, penyakit sigatoka di kawasan Amerika Tengah pertama kali terjadi di Honduras
yang kemudian meluas menjadi wabah. Penyakit sigatoka kemudian menyebar ke Jamaika, Kuba
dan Republik Dominika. Penyebaran penyakit ini mencapai Florida pada tahun 1998.[17]

Pembusukan cerutu

Pembusukan cerutu merupakan penyakit pisang yang hanya terjadi di kawasan Amerika Selatan.
Patogen penyakit ini adalah spesies jamur bernama Stachylidium theobromae. Gejala awal dari
penyakit ini adalah pembusukan pada bunga pisang yang kemudian meluas hingga ke ujung
buah. Kondisi fisik buah yang mengalami pembusukan cerutu adalah berkulit gelap dan berserat
pada daging buah.[18]

Penyakit darah

7
Penyakit darah pada pisang disebabkan oleh patogen berupa bakteri, yaitu Ralstonia
solanacearum. Penyakit ini juga dikenal dengan nama penyakit Moko. Gejala yang ditimbulkan
berupa layunya daun hingga mengering. Penyakit darah umumnya menyerang tumbuhan yang
masih berusia muda. Gejala pada tanaman pisang yang lebih tua ialah daun menguning pada
bagian sekitar tangkai. Gejala infeksi yang timbul adalah berhentinya pertumbuhan buah. Pisang
yang telah membentuk sisir akan mengalami kerusakan kulit di bagian ujungnya, warnanya
menjadi hitam, dan kulitnya mengerut. Pada pisang yang berusia sangat tua, gejala pada sisir
tidak tampak, tetapi daging buah rusak dan membusuk.[18]

Penyakit layu bakteri Xanthomonas

Nutrisi
Pisang, Mentah (Asupan Harian)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi 371 kJ (89 kcal)
Karbohidrat 22.84 g
Gula 12.23 g
Serat pangan 2.6 g
Lemak 0.33 g
Protein 1.09 g
Kuantitas
Vitamin
%DV†
3%
Tiamina (B1)
0.031 mg
6%
Riboflavin (B2)
0.073 mg
4%
Niasin (B3)
0.665 mg
7%
Asam pantotenat (B5)
0.334 mg
31%
Vitamin B6
0.4 mg
5%
Folat (B9)
20 μg
2%
Kolina
9.8 mg
10%
Vitamin C
8.7 mg
Kuantitas
Mineral
%DV†
2%
Zat besi
0.26 mg
8%
Magnesium
27 mg
13%
Mangan
0.27 mg
8
3%
Fosfor
22 mg
8%
Potasium
358 mg
0%
Sodium
1 mg
2%
Seng
0.15 mg
Komponen lainnya Kuantitas
Air 74.91 g

Link to USDA Database entry nilai untuk porsi yang dapat dimakan
 Satuan
 μg = mikrogram • mg = miligram
 SI = Satuan internasional


Persen DV berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Pisang mentah (tidak termasuk kulitnya) mengandung 75% air, 23% karbohidrat, 1% protein,
dan mengandung sedikit lemak yang dapat diabaikan. 100 gram pisang mengandung 89 kalori,
31% dari Nilai Asupan Harian AS yang direkomendasikan, vitamin B6, dan vitamin C dalam
jumlah sedang, mangan dan serat pangan, tanpa nutrien lain berukuran mikro dalam kandungan
yang signifikan (lihat tabel).

Potasium

Meskipun pisang umumnya dianggap mengandung kandungan kalium yang luar biasa.[19][20]
Kandungan kalium di dalam pisang sebenarnya tidak tinggi per porsi makanan biasa, hanya
memiliki 8% dari Nilai Asupan Harian AS yang direkomendasikan untuk kalium (dianggap
sebagai tingkat asupan harian rendah, lihat tabel nutrisi), dan peringkat kandungan kaliumnya di
antara buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan banyak makanan lainnya relatif sedang.[21][22]
Sayuran dengan kandungan kalium lebih tinggi daripada pisang pencuci mulut mentah (358 mg
per 100 g) misalnya bayam mentah (558 mg per 100 g), kentang panggang tanpa kulit (391 mg
per 100 g), kedelai matang (539 mg per 100 g), jamur portabella panggang (437 mg per 100 g),
dan saus tomat olahan (413–439 mg per 100 g). Pisang raja mentah mengandung 499 mg kalium
per 100 g. Pisang pencuci mulut kering atau bubuk pisang mengandung 1491 mg kalium per 100
gramnya.[21]

Alergen

Orang dengan alergi lateks mungkin mengalami reaksi alergi terhadap pisang.[23]

Budaya
Makanan dan masakan

9
Pisang bakar, khas dari Sumatra Barat.

Buah

Berdasarkan cara mengonsumsi buahnya, pisang dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu
pisang meja dan pisang olah. Pisang meja dikonsumsi dalam keadaan segar tanpa melalui proses
pengolahan, seperti pisang ambon, pisang susu, pisang raja, pisang seribu, dan pisang cavendish.
Pisang olahan dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan makanan, seperti digoreng, direbus,
dibakar, atau dikolak. Pisang yang termasuk dalam golongan pisang olahan adalah pisang kepok,
pisang siam, pisang kapas, pisang tanduk, dan pisang uli.

Buah pisang dapat diolah menjadi berbagai produk makanan ringan, seperti kue, dan arak.
Olahan pisang yang cukup populer antara lain keripik pisang (Lampung),[24] pisang epe
(Makassar),[25] sale pisang (Bandung), pisang molen (Bogor), dan arak (Amerika Latin).

Pisang mempunyai kandungan gizi lebih tinggi dibandingkan apel.[26] Buah pisang mengandung
mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium.[27] Pisang juga mengandung
vitamin, yaitu Vitamin C, Vitamin B kompleks, Vitamin B6, dan serotonin yang aktif sebagai
neurotransmiter dalam kelancaran fungsi otak.[butuh rujukan]

Bunga atau jantung pisang

Jantung pisang digunakan sebagai sayuran [28] pada masakan Asia Selatan dan Asia Tenggara,
baik mentah atau dikukus dengan saus atau dimasak dalam sup, kari, dan makanan goreng.[29][30]
Rasanya menyerupai articok, baik bagian daging dari daun pelindung maupun jantung dapat
dimakan.[31] Selain itu, jantung pisang juga digunakan pada sebagian daerah di Indonesia sebagai
obat luar.[32]

Bonggol pisang

Bonggol pisang merupakan sumber serat bagi tubuh. Bonggol pisang dapat diolah menjadi
makanan ringan seperti keripik. Serta, dapat diolah menjadi pupuk cair untuk berbagai tanaman
seperti bawang merah.[33]

Nilai ekonomi
Nilai ekonomi dari budi daya pisang ditinjau dari masa berbuah, masa pertumbuhan, kesuburan
tanah, dan pemeliharaan. Pisang mulai dapat berbuah setelah mencapai usia setahun sehingga
pengembalian modal untuk budi daya menjadi lebih cepat. Sementara itu, pisang menghasilkan

10
buah dengan jumlah yang berlipat setelah mulai berbuah, Pisang dapat menghasilkan buah
sebanyak tiga atau empat kali lipat dari masa berbuah pertamanya. Sementara itu, kesuburan
tanah di sekeliling pisang sangat cepat memburuk. Pisang harus selalu memperoleh pemeliharaan
rutin. Buah pisang juga hanya dapat bertahan selama 15 hari setelah panen dan setelahnya akan
mengalami pembusukan.[34]

Lihat pula
 Dosis ekuivalen pisang
 Tepung pisang
 Serbuk pisang

Referensi
Catatan kaki

1.

 Lubis 2021, hlm. 7.


  Lubis 2021, hlm. 2.
  Lubis 2021, hlm. 4.
  Suyanti dan Supriyadi 2008, hlm. 5.
  Crawfurd, John (2017). Sejarah Kepulauan Nusantara: Kajian Budaya, Agama, Politik,
Hukum dan Ekonomi. 1. Diterjemahkan oleh Zara, Muhammad Yuanda. Yogyakarta: Penerbit
Ombak. hlm. 299. ISBN 9786022584698.
  Sastrahidayat 2015, hlm. 1-2.
  Sodhiq, Arif (1 Mei 2020). "Sepuluh Negara Pengekspor Pisang Terbesar di Dunia -
Hortikultura sariagri.id". sariagri.id. Diakses tanggal 2022-02-09.
  "Which Country Eats the Most Bananas?". www.helgilibrary.com (dalam bahasa Inggris).
Diakses tanggal 2022-02-09.
  Ravishankar, Kundapura V; Mohandas, Sukhada, ed. (2016). Banana: Genomics and
Transgenic Approaches for Genetic Improvement. Springer Singapore. hlm. 15.
ISBN 9789811015854.
  Ernawati, A (2000). "The Micropropagation of Bananas" (dalam bahasa Inggris).
  D'mello, Brendan (22 September 2015). "Why Do Bananas Turn Yellow When Ripe?".
Science ABC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-09.
  Arnarson, Atli (7 Mei 2019). "Bananas 101: Nutrition Facts and Health Benefits".
Healthline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-09.
  Suyanti dan Supriyadi 2008, hlm. 6.
  Janick, Jules, ed. (2010). Plant Breeding Reviews, Volume 14. Wiley. hlm. 120.
ISBN 9780470650066.
  Sastrahidayat 2015, hlm. 3.
  Sastrahidayat 2015, hlm. 4.
  Sastrahidayat 2015, hlm. 4-5.
  Sastrahidayat 2015, hlm. 5.
  Gordon Edwards (2019). "About radioactive bananas" (PDF). Canadian Coalition for
Nuclear Responsibility. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal May 15, 2017. Diakses tanggal
April 24, 2019.

11
  Kraft S (August 4, 2011). "Bananas! Eating Healthy Will Cost You; Potassium Alone $380
Per Year". Medical News Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 25, 2014. Diakses
tanggal October 25, 2014.
  "Ranking of potassium content per 100 grams in common fruits and vegetables". United
States Department of Agriculture, National Nutrient Database for Standard Reference, Release
28. November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 9, 2017. Diakses tanggal May 6,
2017.
  "What you need to know about potassium". EatRight Ontario, Dietitians of Canada. 2019.
Diarsipkan dari versi asli tanggal May 3, 2019. Diakses tanggal April 24, 2019.
  Taylor, J.S.; Erkek, E. (2004). "Latex allergy: diagnosis and management". Dermatologic
Therapy. 17 (4): 289–301. doi:10.1111/j.1396-0296.2004.04024.x. PMID 15327474.
  Madjid, Aziza Zahwa Layla (13 Oktober 2021). Widyanti, Ni Nyoman Wira, ed. "6 Oleh-
oleh Camilan Manis Khas Bandar Lampung". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-02-10.
  Hubeis, Musa; Dewi, W. Kania (2019). Kuliner: Suatu Identitas Ketahanan Pangan Unik.
PT Penerbit IPB Press. hlm. 33. ISBN 978-602-440-683-7.
  Picincu, Andra (8 Oktober 2019). "Banana Vs. Apple". LIVESTRONG.COM (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-10.
  Putman, Jamie (12 Juli 2019). "All About Bananas: Nutrition Facts, Health Benefits,
Recipes, Risks". EverydayHealth.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-10.
  Solomon, C (1998). Encyclopedia of Asian Food (edisi ke-Periplus). Australia: New
Holland Publishers. ISBN  978-0-85561-688-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 3, 2008.
Diakses tanggal May 17, 2008.
  Fried banana flowers Diarsipkan April 5, 2011, di Wayback Machine.. Duda Online
(December 14, 2009). Retrieved on October 2, 2011.
  "Very Good Recipes of Banana and Flowers". verygoodrecipes.com (dalam bahasa
Inggris). Diakses tanggal 2018-10-06.
  Molly Watson. "Banana Flowers". About.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 14,
2014. Diakses tanggal May 13, 2014. See also the link on that page for Banana Flower Salad.
  Nasution, Khairon (2019-09-19). "Efektivitas Aplikasi Pupuk Organik Cair Jantung
Pisang Barangan Dan Fungsi Mikroriza Arbuskular Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L)". Universitas Medan Area.
  Laia, Yulianus (2018-01). "Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang
merah(Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kotoran Ayam dan Pupuk
Organik Cair Bonggol Pisang".

34.  Lubis 2021, hlm. 5-6.

Daftar pustaka

 Lubis, Eva Riyanty (2021). Untung Berlimpah Budi Daya Pisang. Jakarta: Penerbit
Bhuana Ilmu Populer. ISBN 978-623-04-0551-8.
 Sastrahidayat, Ika Rochdjatun (2015). Penyakit dan Hama Penting pada Tanaman
Pisang. Malang: Universitas Brawijaya Press. ISBN 978-602-203-785-9.
 Suyanti dan Supriyadi, A. (2008). Pisang: Budi Daya, Pengolahan dan Prospek Pasar
(edisi ke-19). Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN  979-002-236-0.

Pranala luar

12
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pisang.
Cari tahu mengenai c:Special:Search/Category:Banana cultivars pada proyek-proyek
Wikimedia lainnya:

Definisi dan terjemahan dari Wiktionary

Gambar dan media dari WikiCommons

Kutipan dari Wikiquote

Teks sumber dari Wikisource

Entri basis data #Q8287717 di Wikidata

 Info keragaman genetik Diarsipkan 2009-06-27 di Wayback Machine.

 l
 b
 s

Pisang dan budayanya


Kuliner  Alloco
pisang  Bir Pisang
 Banana boat
 Roti pisang
 Kue pisang
 Keripik pisang
 Sate pisang
 Puding pisang
 Tepung pisang
 Pisang friter
 Pisang goreng
 Saus pisang
 Daun pisang
 Bubuk pisang
 Puding pisang
 Banana split
 Anggur pisang
 Pisang
 Bánh chuối
 Pai banoffee
 Boli
 Cayeye
13
 Chapo
 Chifle
 Jacob Terbang
 Pisang beku
 Ginanggang
 Ginataang saba
 Mangú
 Maruya
 Matoke
 Minatami na saging
 Mofongo
 Nagasari
 Nilupak
 Pinasugbo
 Pritong saging
 Saba con hielo
 Tacacho
 Tonto
 Turón
 Tostones

 Dosis ekuivalen pisang


 Kertas pisang
 Kulit pisang
 Perkebunan pisang
 Pisang
Topik  BanLec
terkait  Pisang masak
 Guineo
 Daftar penyakit pisang
 Daftar kultivar pisang
 Daftar hidangan pisang

 Perjanjian Kerangka Pisang


 Stasiun Penelitian Pisang, Kannara
 Museum Pisang Internasional
 MusaNet
Organisasi
 ProMusa
 Lembaga Penelitian Pisang Taiwan
 Forum Pisang Dunia

 Kategori
 Produksi

Kategori:

 Pisang
 Musaceae

14
 Pertanian tropis
 Serat tumbuhan
 Buah yang dapat dimakan
 Beri

 Halaman ini terakhir diubah pada 2 Juni 2023, pukul 01.06.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons ; ketentuan
tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk detailnya.

 Kebijakan privasi
 Tentang Wikipedia
 Penyangkalan
 Tampilan seluler
 Pengembang
 Statistik
 Pernyataan kuki

15

Anda mungkin juga menyukai