MENGIDENTIFIKASI
KERACUNAN KARENA TANAMAN (PETAI CINA) DAN
KERACUNAN KARENA OBAT-OBATAN (AMYGDALIN)
Disusun oleh :
kelompok 6
1. Dyah Rahayu Sawitri
2. Nurul Anggari
3. Mega Purnamasari
Petai cina adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap
digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini
sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian
menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Tanaman ini di Malaysia dinamai petai belalang.
Habitus : Leucaena glauca merupakan tumbuhan berkayu dengan habitus berbentuk pohon.
Tinggi kira kira mencapai 20 meter, tapi kebanyakan 10 meter.
Akar : Mempunyai sistem perakaran akar tunggang (radix primaria).
Batang : Mempuyai pola percabangan simpodial. Bentuk batang bilat (teres), permukaan bantang
rata (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erstus).
Daun : Merupakan daun mejemuk rangkap dua (bipinnatus) yag terdiri dari ibu tangkai daun
dan anak daun. Sirip 3-10 pasang. Dengan ujung dau runcing (acutus), permukaan
berambut halus, mempunyai daun penumpu kecil.
Bunga : Merupakan bunga majemuk dengan kartangan bunga berbentuk bongkol (capitulum),
bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai yang beris 2-6 bongkol. Tiap bongkol
tersusun 100-180 kuntum bunga berbentuk bola dengan berwarna puth atau
kekeuning-kuningan. Temasuk bunga bisexualis. Perhiasan bunga terdiri atas calyx 5
sepal bersatu, corolla 5 petal lepas. Benang sari terdiri dari 10 buah. Putik 1 buah
dengan letak ovarium superum, carpellum 1loculus 1, dan ovarium banyak letak
ovolum parietalis.
Buah : Termasuk buah polong (legumen) berbentuk piph dan tipis berukura panjang 14-22 cm
lebar 1,5-2 cm dengn sekat diantara biji. Berwaran hijau dan jika masak berwarna
coklat kering berisi 15-30 biji yang terletak melingkar dalam polong.
Rumus Bunga : K(5), C5, A10, G1
Vitamin B17, juga dikenal sebagai amygdalin, pada dasarnya adalah sebuah glikosida. Pertama
kali ditemukan pada pohon Prunus dulcis oleh Pierre-Jean Robiquet dan AF Boutron-Charlard. Ekstraksi
berlangsung pada tahun 1803 dan diikuti oleh penyelidikan menyeluruh dari glikosida oleh Liebig dan
Whleer, pada tahun 1830. Juga dikenal sebagai Laetrile atau nitrilosides, vitamin B17 dipercaya dapat
mencegah serta menyembuhkan kanker dan mengandung anti-kanker properti.
Benih aprikot dikenal sebagai sumber terkaya vitamin B17. Namun, buah-buahan lainnya juga
diketahui mengandung vitamin B17 dalam jumlah yang signifikan. Beberapa diantaranya adalah
apel, aprikot, ceri dan pir.
Vitamin B17 ditemukan dalam buah buahan keluarga Berry, beberapa diantaranya adalah
kismis, gooseberry, quince, cranberry, cranberry Swedia, loganberries, huckleberries,
boysenberries, elderberry, mulberry, stroberi, blackberry, dan raspberry.
Biji-bijian dan kacang-kacangan juga merupakan sumber vitamin B17, kacang mete, dan kacang
macadamia merupakan beberapa diantaranya. Selain itu gandum, soba, rami, dan millets juga
mengandung vitamin B17.
Kecambah dan umbi-umbian juga merupakan sumber vitamin B17 bagi tubuh. Rebung bambu
juga merupakan sumber yang kaya vitamin B17. Selain itu Ubi jalar, dan ubi kayu juga termasuk
makanan yang menjadi vitamin B17.
Produk makanan lainnya yang mengandung konsentrasi tinggi vitamin B17 adalah Brewers ragi,
beras merah, kacang mentega, rumput gandum, kenari, cranberry, daging dan biji rami.