1
2
daun yang disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam
kelopak daun dan batang (Purwono dan Hartono dalam Agitarani, 2011).
B. Sejarah Jagung Manis
Jagung manis ( Zea mays saccharata ) atau Sweet corn pada mulanya
berkembang dari jagung gigi kuda atau dent corn ( Zea mays indentata) dan jagung
mutiara atau flint corn ( Zea mays indurata) yang kemudian melalui pemuliaan
tanaman diperoleh jenis yang manis. Jagung muda apabila telah direbus
mempunyai rasa enak dan manis. Rasa manis ini disebabkan kandungan zat
gulanya tinggi oleh karena terdapatnya gen resesif yang dapat mencegah perubahan
dari gula menjadi pati. Jagung manis mempunyai ciri-ciri, biji yang masih muda
bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan
kering akan menjadi keriput/berkerut. Jagung jenis ini dapat mengalami perubahan
rasa menjadi kurang manis apabila diareal pertanaman terdapat jagung biasa oleh
karena terjadinya penyerbukan silang atau cross pollination. Untuk membedakan
jagung manis dan jagung biasa, pada umumnya jagung manis berambut putih
sedangkan jagung biasa berambut merah. Umur jagung manis antara 65 sampai 70
hari, namun pada dataran tinggi yaitu 400 meter diatas permukaan laut atau lebih,
biasanya mencapai 80 hari (Borneo, 2011dalam Wahyudi, 2015).
Tanaman jagung sudah sejak lama diketahui orang, bukan hanya di
Indonesia tapi juga di negara-negara lainnya, belum dapat dipastikan kapan dan di
mana pertama kali ditemukannya. Menurut beberapa sumber, ada yang
menyebutkan bahwa dalam tahun 1779, orang Indian Amerika menemukan
tanaman yang kemudian dikenal dengan varietas jagung manis atau jagung gula
(Zea mays saccharata). Jenis ini memiliki ciri-ciri di antaranya biji yang mengkilat
dan kalau masih muda kelihatan jernih bercahaya, tetapi kalau sudah tua atau
masak mengerut dan keriput (Situshijau, 2003 dalam Wahyudi, 2015).
Nama zea mays sendiri diberikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1939.
Kata "zea" diambil dari bahasa Yunani yang berarti "padi-padian", sedangkan kata
"mays" merupakan kosakata orang Indian yaitu "mahiz" yang merupakan sebuatan
untuk jagung bagi orang Indian. Proses penyebaran tanaman jagung ke berbagai
negara, diperkirakan berawal dari ditemukannya benua Amerika oleh Cristoforo
3
Colombo yang lebih dikenal dengan sebutan Columbus. Pada saat itu penduduk
Meksiko dan Amerika Selatan sudah mengusahakan tanaman ini, sementara negara
lain belum mengenalnya. Oleh Columbus tanaman jagung dibawa ke Eropa,
termasuk Spanyol. Dari sana tanaman ini cepat menyebar ke negara lain di sekitar
Laut Tengah, seperti Portugal, Itali, Prancis Selatan, dan Afrika Utara. Kemudian
oleh orang Portugis, jagung dibawa ke daerah tropis pantai barat Afrika dan di sana
dikembangkan dengan baik. Dari sana penyebarannya makin meluas hingga ke
negara India, Cina, dan Filipina. Dalam upaya pencarian jalan ke negeri rempah-
rempah, akhirnya bangsa Portugis sampai ke Indonesia. Hingga tanaman jagung
yang mereka bawa tersebut masuk ke negara kita, yaitu pertamanya ke Pulau
Tidore Maluku Utara yang kemudian menyebar ke Sulawesi serta pulau-pulau
lainnya di Indonesia. Cepatnya proses penyebaran jagung diakibatkan oleh
berbagai keistimewaan yang dimiliki tanaman ini (Situshijau, 2003 dalam
Wahyudi, 2015).
bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman dengan
bentuk cairan. (Belfield dan Brown, 2008).
3. Daun.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan
bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer),
Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata
dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. (Subekti, dkk. 2012).
Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan
rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling
luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk
selnya adalah batang. Jaringan epidermis selalu berada di luar. Silika kristal
terdapat pada beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda. Silika kristal
bersebelahan dengan jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada
tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap
sistem vaskular, dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem
vaskular dikelilingi bundle sheath. Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4
memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku. Kloroplas terletak
didaerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah jaringan daun. (Malti et al.,
2011).
4. Bunga.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,
di antara batang dan pelepah daun. (Subekti, dkk. 2012).
7
sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan
koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
c. Penanaman
Secara tugal, jarak tanam 70 cm antar barisan dan 40 cm dalam barisan, benih
ditempatkan di atas pupuk tadi dan ditimbun.
d. Tata air
Dibuat sistem drainase yang lancar dan tinggi air tanah diupayakan 30-50 cm di
bawah permukaan tanah
e. Pemupukan
Urea 200 kg/ha.
Turisi 5 kg/ha.
ZnSO4 5 kg/ha.
Pupuk yang telah diinkubasi diberikan pada lubang tanam dengan cangkul.
50% pada saat tanam, selanjutnya diberikan bertahap masing-masing 25% pada
umur 4 dan 6 minggu.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Perlakuan benih dengan Ridomil 150g/ha untuk pencegahan penyakit bulai
dan Curater 5 kg/ha pada lubang tanam untuk mencegah serangan hama
serangga.
Untuk pengendalian gulma bisa dilakukan secara manual atau menggunakan
herbisida (racun rumput dari golongan Glifosat/Polaris).
kering dinilai masih terbuka karena hasil rata-rata masih rendah yaitu 1,2 ton/ha.
Padahal potensi hasil yang bisa dicapai adalah sebesar 4,5 ton/ha untuk varietas
bersari bebas dan 5 – 7,6 ton/ha untuk jagung hibrida. Hal ini dapat ditempuh
melalui penyempurnaan atau perbaikan teknologi produksi seperti penggunaan
varietas unggul, pengolahan tanah sempurna, pemupukan, pengendalian hama
penyakit terpadu serta penanganan panen dan pasca panennya.
a. Pemilihan Varietas
Varietas jagung yang digunakan merupakan faktor penentu potensi hasil.
Varietas unggul jagung manis yang akan diusahakan sebaiknya mempunyai
kriteria sebagai berikut:
Hasil per satuan luas relatif tinggi
Tanggap terhadap pemupukan
Berumur pendek
Beradaptasi baik padaa berbagai kondisi llingkungan
Mempunyai batang yang kokoh dan tahan rebah
Tahan terhadap hama penting
Biji keras dengan warna biji merata
Kandungan protein biji cukup tinggi
b. Persiapan Lahan Kering
Persiapan lahan untuk tanaman jagung manis dilahan kering meliputi
pengolahan tanah dan pembuatan saluran drainase. Pengolahan tanah dapat
dilakukan 2 (dua) kali, pertama kegiatan pembongkahan tanah dan kedua
meratakan, menghaluskan serta membersihkan gulma dan sisa tanaman. Kemudian
dibuat saluran di sekeliling lokasi pertanaman. Pada tanah berpasir, pengolahan
tanah dapat dilakukan secara minimum sedangkan pada tanah berlempung berat
maka pengolahan tanah dilakukan secara sempurna. Untuk tanah yang mempunyai
struktur yang gembur, pengolahan tanah tidak perlu dilakukan secara sempurna,
cukup diolah sepanjang barisan tanaman sedalam lapisan olah, yaitu sekitar 2 – 4
cm.
12
c. Persiapan Benih
Mutu benih sangat menentukan produktivitas jagung manis yang akan
dihasilkan, selain itu penggunaan benih bermutu juga menentukan jumlah benih
yang akan dipakai per satuan luas.
Ciri-ciri benih yang baik adalah:
Bebas hama dan penyakit
Daya tumbuh di atas 85%
Biji sehat, berisi dan tidak keriput serta tidak mengkilat
Tidak bercampur dengan varietas lain
Penampilan tanaman seragam Kebutuhan benih jagung manis di lahan kering
±25 kg/ha dengan jarak tanam 70x30 cm.
d. Penanaman
Penanaman tanaman jagung manis harus memperhatikan kondisi
kelembaban tanah. Pada saat tanam tanah harus cukup lembab tapi tidak terlalu
basah. Untuk lahan kering penanaman dapat dilakukan dua kali dalam setahun
yaitu; pada Bulan Oktober atau November dan pada Bulan Maret atau April.
Penanammn jagung manis dilakukan dengan cara menugal pada kedalaman 3 – 5
cm, tiap lubang diisi 2 benih. Setelah 15 hari dilakukan penjarangan sekaligus
penyulaman pada tanaman yang mati agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
optimal serta seragam.
e. Pemupukan
Produksi jagung manis dipengaruhi oleh pupuk, tanpa dilakukan
pemupukan produksi jagung manis akan rendah. Sebaliknya pemupukan yang
berlebihan tidak hanya berpengaruh negatif terhadap lingkungan dan produksi
tetapi juga dapat menurunkan pendapatan petani, oleh karena itu penggunaan
pupuk perlu memperhatikan aspek efisiensinya.
Dosis pemupukan jagung manis di lahan kering adalah;
300 kg/ha Urea,
200 kg/ha SP-36, dan
100 kg/ha KCL.
13
Dengan cara dan waktu aplikasi 1/3 bagian Urea dan seluruh SP-36 dan
KCL diberikan dalam larikan di samping barisan tanaman pada saat tanam.
Selanjutnya 2/3 bagian Urea diberikan saat tanaman berumur 30 HST biasanya
dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan (sanitasi), pembumbunan,
pengaturan drinase dan aerasi. Pengturan aerasi sangat penting untuk
memperlancar aliran udara yang masuk dan keluar ke petakan tanamn agar
terhindar dari serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur atau busuk pelepah
(Rhizoctonia sp). Pertumbuhan jagung manis akan lebih baik apabila tidak terjadi
persaingan dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara, terutama pada fase
pertumbuhan awal. Penyiangan pertama dapat dilakukan pada umur 10 – 15 HST
dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 20 – 30 HST
g. Pengendalian HPT
Hasil jagung manis dipengaruhi oleh keberadaan hama penyakit di
lapangan. Hama yang sering mengganggu tanaman jagung manis adalah penggerek
batang, lalat bibit, yang disebut hama utama. Sedangkan beberapa hama lain seperti
penggerek daun, belalang, penggerek tongkol dan kutu daun disebut hama kedua.
Penyakit yang paling penting yang menyerang tanaman jagung manis selain Bulai
(Corn Downy mildew), adalah penyakit hawar daun, busuk pelepah, penyakit karat,
bercak daun, busuk tongkol dan busuk batang. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk penanggulangan hama dan penyakit pada tanaman jagung manis
adalah sebagai berikut:
• Penanaman varietan yang toleran terhadap hama/penyakit utama
• Pemusnahan tanaman yang sakit
• Pengaturan pola tanam
• Penggunaan fungisida cukup efektif untuk mencegah perkembangan penyakit
bulai.
h. Panen dan Pasca Panen
Ciri dan Umur Panen
14
Umur panen ± 65-70 hari setelah tanam. Jagung manis untuk sayur (jagung
muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2
cm), jagung rebus/bakar.
Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
Pemasaran
Di packing/di kemas kedalam karung
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Faktor produksi adalah barang yang digunakan untuk menghasilkan barang-
barang dan jasa lainnya melalui proses produksi. Menurut Hernanto (1989), faktor
yang ada diluar usahatani yang dapat mempengaruhi usahatani antara lain:
tersedianya sarana transportasi dan komunikasi, aspek yang menyangkut
pemasaran hasil dan bahan usahatani (harga produksi, harga saprodi, dll), fasilitas
kredit dan juga sarana penyuluh bagi petani.
1) Luas Lahan
Luas lahan adalah area pertanian yang dimiliki dan ditanami petani untuk
dijadikan tempat berbudidaya tanaman pertanian. Setiap petani masing-masing
memiliki luas lahan yang berbeda-beda untuk tanaman yang akan ditanam atau
dibudidayakan.
Dipandang dari sudut efisensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka
semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Pengukuran luas
usahatani dapat diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani
termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran, dan sebagainya.
b. Luas lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah yang dapat
ditanami/diusahakan.
c. Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.
Tanah adalah satu faktor produksi, merupakan pabrik hasil-hasil pertanian
yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar. Dalam
bidang pertanian tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari
15
besarnya balas jasa yang diterima dari tanah dibanding dengan faktor produksi
lainnyaTenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Soekartawi, 2005 dalam Riyadi, 2007).
2) Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang kandungan unsur
utamanya terdiri dari tiga unsur hara sekaligus. Pupuk ini merupakan unsur makro
yang sangat mutlak dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan namanya, unsur-unsur
tersebut terdiri dari unsur N (Nitrogen), P (Posfor), dan K (Kalium). Unsur NPK ini
adalah unsur penting yang membantu tanaman melangsungkan serangkaian proses
pertumbuhan. Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara, maka dapat
dipastikan pertumbuhan tanaman akan terhambat.
3) Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan hasil akhir atau hasil antara dari perubahan atau
peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano,
tepung tulang dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik
yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir
semua unsur (baik makro maupun mikro). Hanya saja, ketersediaan unsur tersebut
biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan
ciri-ciri :
a. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah dihisap
tanaman
b. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam rumah.
c. Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang.
Penggunaan pupuk organik yang dipadukan dengan penggunaan pupuk
kimia dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan pengurangan penggunakan
16
pupuk kimia, baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Telah banyak
dilaporkan bahwa terdapat interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan
pupuk kimia secara terpadu. Penggunaan pupuk kimia secara bijaksana diharapkan
memberikan dampak yang lebih baik dimasa depan. Tidak hanya pada kondisi
lahan dan hasil panen yang lebih baik, tetapi juga pada kelestarian lingkungan.
4) Herbisida
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan
pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan
penurunan hasil panen yang disebabkan oleh gulma.
Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung cepat mematikan atau
membunuh jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini,
terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat
cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau, serta
gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas.
Di dalam jarinngan tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak
ada yang ditranslokasikan. Jika ada, bahan tersebut ditranslokasikan melalui
phloem. Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena, pertumbuhan gulma
dapat terjadi sangat cepat. Dengan demikian, rotasi pengendalian menjadi singkat.
Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan
aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek pengendalian
aktifnya yang lebih baik.
5) Pestisida
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang
dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun
1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang dipergunakan untuk :
a) Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b) Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
c) Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
17
A. Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
memperhatikan harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk
(Epp & Malone, 1981). Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ........ , Xn)
Keterangan:
Dimana Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan,
X1, X2, X3, ........ , Xn = faktor produksi atau input yang digunakan.
Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat dilihat bahwa besar kecilnya
produksi sangat tergantung dari peranan X1 sampai Xn. Namun Y yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi setempat mengingat sifat pertanian yang adaptasinya
tergantung pada kondisi setempat (local specific).
Salah satu fungsi umum dipakai dalam menganalisis fungsi produksi
pertanian adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Bahwa fungsi Cobb-Douglas
adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel.
Variabel yang satu disebut variabel dependent yang dijelaskan (Y), dan variabel
yang lainnya disebut variabel independent yang menjelaskan (X). Secara matematis
fungsi Cobb-Douglas dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
b1 b2 bn u
Y =a X 1 , X 2 ,… , X n e
Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X,
maka:
Y =f ( X 1 , X 2 , … , X n )
Keterangan:
Y = variabel yang dijelaskan
X1 , … , Xn = variabel yang menjelaskan
a,b = besaran yang akan diduga
19
Keterangan:
TPP = Produksi Total
APP = Produksi Rata-rata (APP = Y / X)
MPP = Produksi Marjinal (MPP = dY / dX)
Tahap I = Daerah Produksi I
Tahap II = Daerah Produksi II
Tahap III = Daerah Produksi III
C. Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Soekartawi (2005) dalam Riyadi (2007) mendefinisikan fungsi produksi
Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih
variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang
dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independent, yang menjelaskan (X).
Menurut Soekartawi (2005) dalam Riyadi (2007) menyatakan bahwa fungsi
Cobb-Douglass lebih banyak dipakai oleh para peneliti karena mempunyai
Kunggulan yang menjadikan menarik yaitu:
Penyelesaian fungsi Cobb-Douglass relatif lebih mudah dibandingkan dengan
fungsi yang lain, karena fungsi Cobb-Douglass dapat dengan mudah ditransfer
ke bentuk linear dengan cara melogaritmakan;
Hasil pendugaan melalui fungsi Cobb-Douglass akan menghasilkan koefesien
regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas;
Jumlah besaran elastisitas sekaligus menunjukkan tingkat besaran skala usaha
(return of scale) yang berguna untuk mengetahui apakah kegiatan dari
suatu usaha tersebut mengikuti kaidah skala usaha menaik, skala usaha
tetap ataukah skala usaha yang menurun.
Koefisien intersep dari fungsi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi
produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input
dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang sedang dikaji itu.
Koefisien-koefisien fungsi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan
elastisitas produksi dari setiap input yang dipergunakan dan dipertimbangkan
untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
22
Nama Judul
No. Tabel
Tujuan 2.2 PenelitianMetode Analisis
Terdahulu Hasil Penelitian Keterangan
Penulis/ Th Penelitian Data
1 Rahayu dan Analisis Efisiensi Mengetahui faktor Cobb-Douglass Faktor produksi yang Kutip Penggunaan Fungsi
Riptanti (2010) Ekonomi produksi yang paling berpengaruh Uji F paling berpengaruh terhadap produksi Produksi Coob –Douglas
Penggunaan terhadap produksi kedelai di kedelai pada usahatani kedelai di Perumusan masalah, untuk
Faktor-Faktor Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo adalah luas mengetahui sejauh mana pengaruh
Produksi Pada Mengetahui apakah lahan.Hal ini ditunjukkan dari nilai penggunaan faktor-faktror produksi.
Usahatani Kedelai usahatani kedelai di Kabupaten koefisien regresi parsial yang paling
Di Kabupaten Sukoharjo sudah mencapai efisiensi besar dibanding faktor produksi lain
Sukoharjo ekonomi tertinggi. yang berpengaruh (pupuk kandang,
pestisida padat, dan pestisida cair).
Nilai koefisien regresi yang
bertanda positif menunjukkan bahwa
penambahan luas lahan akan
menyebabkan penambahan produksi
kedelai pada usahatani kedelai di
Kabupaten Sukoharjo
2 Remedy (2015) Analisis Faktor- Menganalisis pengaruh Cobb – Faktor-faktor yang Kutip fungsi produksi,
Faktor Yang variabel-variabel input, yaitu luas Douglas berpengaruh terhadap produksi jagung Penulisan metode kuadrat
Mempengaruhi lahan, modal, bibit, pupuk dan jumlah Return To adalah luas lahan, modal, benih, pupuk terkecil
Produksi Jagung tenaga kerja terhadap hasil produksi Scale (RTS) dan tenaga kerja. Nilai efisiensi input (ordinary least square) dengan rumus :
(Studi Kasus: Di jagung di Kecamatan Mranggen Data lahan sebesar -0,04111; modal - LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 +
Kecamatan Kabupaten Demak. Envelopment Analysis 0,19480; benih 1,55431; pupuk β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 +
Mranggen Mengetahui variabel yang (DEA) 0,04923; dan tenaga kerja 0,58471. β6LnX6 + β7LnX7 + e
Kabupaten Demak) dominan berpengaruh terhadap hasil Uji Asumsi Terdapat Decreasing Return
produksi jagung di Kecamatan Klasik to Scale (DRS) dalam produksi jagung
Mranggen Kabupaten Demak. yaitu 0,9689 tetapi relatif kecil atau
Menganalisis tingkat mendekati konstan.
efisiensi pada usahatani jagung di
Kabupaten Demak, Kecamatan
Mranggen baik efisiensi teknis,
efisiensi harga dan efisiensi ekonomi.
Nama Judul Metode Analisis
No. Tujuan Hasil Penelitian Keterangan
Penulis/ Th Penelitian Data
24
3 Widiyawati Analisis Faktor- Perilaku produksi dan Pengujian Pada persamaan luas areal Perolehan data sekunder sama
dan Setiawan Faktor yang faktor-faktor apa saja yang Parameter Model panen padi, variabel luas areal irigasi dari Dinas Pertanian dan BPS tetapi di
(2015) Mempengaruhi mempengaruhi tingkat produksi padi Cobb – memberikan pengaruh positif sebesar lokasi yang berbeda.
Tingkat Produksi dan jagung di Kabupaten Lamongan Douglas 0,08 %, harga riil padi ditingkat Penggunaan fungsi produksi
Padi dan Jagung di Pengujian petani memberikan pengaruh yang Coob-Douglass, dengan Y = output dan
Kabupaten Asumsi Residual positif 0,10% dan curah hjan X = input.
Lamongan setempat meberikan pengaruh yang
positif sebesar 0,12%.
Pada persamaan
produktivitas padi, variabel harga riil
padi ditingkat petani memberikan
pengaruh yang positif sebesar 0,06%,
penggunaan bibit memberikan
pengaruh yang positif sebesar 0,24%,
dan penggunaan pupuk urea
memberikan pengaruh yang positif
sebesar 0,0042%.
4 Mafor (2015) Analisis Faktor Mengetahui pengaruh Regresi Luas lahan mempengaruhi Metode pengumpulan data
Produksi Padi penggunaan faktor produksi padi Linier Berganda produksi padi. Namun penambahan luas sama, dengan menggunakan data primer
Sawah Di Desa sawah di Desa Tompasobaru Dua. Simple lahan masih lebih kecil dibandingkan yaitu berupa kuisioner.
Tompasobaru Dua Random Sampling dengan rata-rata produksi per-ha Penggunaan analisis linier
Kecamatan Pupuk ponska akan berganda.
Tompasobaru bermanfaat untuk meningkatkan
produksi padi sehingga penggunaan
pupuk urea tidak berpengaruh pada
produksi.
Tenaga kerja berpengaruh
pada produksi padi.
25
Sumber: Rahayu & Riptanti (2010), Remedy (2015), Widiyawati & Setiawan (2015), Mafor (2015) dan Saputra (2015)
26