Anda di halaman 1dari 53

3

Pendahuluan

Sejarah dan Perkembangan

Budidaya

Botani

Pengolahan Hasil

Pendahuluan
Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional.
Cengkeh termasuk salah satu penghasil minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri farmasi maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku rokok. Produksi Cengkeh mempunyal peranan yang cukup besar dalam menunjang upaya peningkatan pendapatan Negara karena sampai saat ini Cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang terbesar dibanding dengon sumbersumber pendapaton lainnya untuk Tahun Anggaran 2001, yaitu sekitar Rp. 17,6 Trilyun atau 7,5 % bahkan target untuk Tahun Anggaran 2002, yaitu sekitar Rp. 22,3 Triliun dan Tahun 2003 sebesor 27 triliun dan penerimaan Negara dan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi

Pendahuluan lanjutan

Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dan perkembangan produksi Rokok Kretek yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia. Sedangkan produksi Rokok baik kualitas maupun kuantitasnya akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan Cengkeh yang merupakan bahan baku utama produksi Rokok Kretek.

Sejarah Cengkeh
Hingga saat ini belum ada kesepakan diantara para ahli botani tentang asal tanaman cengkeh secara pasti.
Beberapa ahli menyatakan tanaman ini berasal dari Filipina, Pulau Makian di Maluku Utara, dan ada pula yang beranggapan berasal dari Irian. Terlepas dari hal itu, yang jelas hingga abad ke-18, Kepulauan Maluku merupakan satu-satunya produsen cengkeh terbesar di dunia. Di daerah itu pula ditemukan cengkeh tertua di dunia, tepatnya di Pulau Ternate.

Sejarah Cengkeh Lanjutan


Penyebaran tanaman cengkeh keluar pulau Maluku dimulai sejak tahun 1769
Bibit tanaman ini mula-mula diselundupkan oleh seorang kapten dari Prancis ke Rumania, selanjutnya disebarkan ke Zanzibar dan Madagaskar. Pendapat ini mengatakan bahwa bibit tanaman cengkeh diselundupkan keluar pulau Maluku untuk di budidayakan di Malagasi dan Tansania oleh pedagang Arab ketika VOC memonopoli perdaganagn cengkeh di Maluku. Penyebarannya di wilayah Indonesia seperti Jawa, Kalimantan dan Sumatra baru dimulai pada tahun 1870. Pada saat ini tanaman cengkeh telah tersebar diseluruh dunia.

Cengkeh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting bila dibandingkan dengan tanaman perkebunan yang lain. Produksi cengkeh yang telah dewasa setara dengan karet, kelapa sawit, kopi dan lain-lain. Tetapi tanaman cengkeh yang sudah lanjut usia produksinya jauh lebih meningkat jadi lebih menguntungkan.

Perkembangan Cengkeh di Indonesia

Harga cengkeh sangat menarik bagi petani, maka tidak mengherankan apabila tanaman cengkeh akhir-akhir ini berkembang dengan sangat pesat. Karena banyaknya tanaman baru, sehingga sangat sulit untuk diketahui berapa jumlah dan luas area yang sebenarnya. Kalau dahulu tanaman itu hanya diusahakan oleh petani kecil yang ditanam ditanah pekarangan dengan memiliki sekitar 15-20 batang pohon per KK dan yang relatif kaya bisa memiliki 1-2 ha di mana pada tahun-tahun yang baik dapat mempunyai hasil yang besar,maka sekarang ini tidak terbatas pada petani kecil saja.

Tetapi setelah digalakkan oleh pemerintah banyak berkembang didaerah transmigrasi dan banyak berkembang di daerah daerah perkebunan tua dan digantikan dengan tanaman cengkeh yang diperkirakan hasilnya lebih tinggi. Bagi petani kecil, karena terdorong oleh harga cengkeh yang tinggi maka cengkeh menyita sebagian waktunya sehingga mengesampingkan tanaman yang lain. Akan tetapi disamping tertarik oleh harga yang baik sebenarnya mereka juga was - was / khawatir, karena situasi pasaran dunia cengkeh aneh, harga yang terjadi sekarang (pada waktu mereka menanam) tidak menjadi petunjuk baik pada waktu tanaman mereka menghasilkan. Jika produksi menurun sebaliknya di masa kritis harga akan naik luar biasa ,seperti yang terjadi pada tahun 1979.

Perkembangan Cengkeh Lanjutan

Karena sangat kekurangan cengkeh ,harga yang tadinya sekitar Rp.3.500-Rp.5000 per kg melonjak menjadi Rp.18.000per kg akibatnya banyak orang berlomba lomba menanam cengkeh lagi,maka harga bibit menjadi lebih naik pula,bibit yang tadinya umur 1 tahun Cuma Rp 250 menjadi Rp 750 per batang. Walaupun penanaman cengkeh secara nasional terus menerus berkembang, akan tetapi yang mencapai umur produktif relatif sangat sedikit,yang mungkin pemeliharannya kurang memuasakan atau ada sebab lain. Sebenarnya mereka tahu akan kepekaan pohon cengkeh akan kematiannya,baik sebelum maupun sesudah menghasilkan,yang disebebkan karena ketidak kesesuaian keadan ekologi, namun demikian mereka tidak jera ,maka banyak timbul tanaman baru secara tiba-tiba tanpa mengindahkan anjuran yang wajib, baik pada bekas tanaman yang mati bujang maupun tanaman yang baru sama sekali.

Perkembangan Cengkeh Lanjutan

Hal ini terjadi karena meraka sangat tertarik dengan harga cengkeh yang relatif tinggi dan beranggapan kalau tanaman itu bisa mencapai sampai belasan tahun umurnya masih cukup menguntungkan. Pemerintah bertekad untuk berswasembada, maka mulai dari tahun 1970 s/d 1981/1982 areal cengkeh direncanakan 48.000 Ha. Sesudah itu di Indonesia di harapkan kembali mendapatkan posisi di pasaran dunia sebagai pengekspor cengkeh. Di perkirakan 10 20 tahun mendatang akan mengalami kelebihan produksi serta kesukaran pemasaran di dalam negeri. Dalam hal ini Sulawesi Selatan tercatat sebagai salah satu daerah pengembangan cengkeh di Indonesia. Progam tanaman wajib di daerah ini mulai sejak tahun 1966. Pada tahun 1968 areal tanaman cengkeh baru sekitar 275 Ha.

Perkembangan Cengkeh Lanjutan

Tetapi 5 tahun kemudian yaitu tahun 1973 luas areal telah mencapai sekitar 2.065 Ha dan pada tahun 1976 Disbun Sul-Sel telah mencatat menjadi 8.473 Ha dengan perkiraan produksi sekitar 29 ton. Jumlah pohon pada tahun 1973 ada 295.114 batang, dan pada tahun 1978 menjadi 1.740.250 batang Demikian salah satu contoh gambaran mengenai perluasan cengkeh di Indonesia. Justru cengkeh inilah yang selalu di dambakan untuk hari depan para transmigran . selain perkembangan tersebut, sekarang ini banyak perkebunan besar yang mengalihkan tanamannya dengan tanaman cengkeh. Sekurang-kurangnya sebagai tanaman hias di dalam emplasemen selalu ada tanaman cengkeh. Dengan keterangan dan contoh-contoh tersebut, kesulitan untuk mengetahui jumlah dan banyaknya areal tanaman cengkeh yang sebenarnya. Maka tidak mengherankan bahwa pada akhirnya kita akan betul-betul dapat berswasembada. (Aak, 1981)

Perkembangan Cengkeh Lanjutan

Botani Cengkeh
Sistematika Morfologi

Ekologi

Sistematika Cengkeh
Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Spermatophyte : Angiospermae : Dicotyledonae : Myrtales : Myrtaceae : Syzygium : Syzygium aromaticum (L.)
Tanaman cengkeh termasuk family Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air (Eugenia Jambos). Naman latin pohon cengkeh atau nama latinnya selalu berganti-ganti. Nama lain cengkeh antara lain : Clove (Inggris), cengkeh (jawa, sunda), wunga lawang (Bali), cangkih (Lampung), sake (Nias), bengeu lawang (Gayo), cengke (Bugis), sinke (flores) canke (Ujung Pandang), gamode (tidore). (Tjitrosoepomo,2007)

Cengkeh Siputih

Cengkeh Sikotok

Cengkeh Zanzibar

Cengkeh Hutan

Cengkeh Si Putih
Daun bagian pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda. Sedangkan tangkai daun dan gagangnya yang muda berwarna kuning hijau, daun tua berwarna hijau, helaiannya besar hampir tidak mengkilat. Pohon tidak rindang, cabang-cabang yang dekat dengan permukaan tanah mati dari bawah hingga 2 m tingginya, maka batangnya kelihatan. Bunga berwarna kuning, berukuran besar, tetapi jumlah pertandan kurang dari 15 bunga.

Cengkeh Si Kotok
Daun muda atau daun pucuk berwarna agak kemerahmerahan, tangkai daun dan cabang yang masih muda berwarna hijau. Sedangkan daunnya yang tua berwarna hijau berukuran kecil dan sedikit mengkilat. Pohon sangat rindang, cabangnya tidak melandai, bahkan membentuk sudut, berdaun lebat, hingga rantingrantingnya tertutup daun. Dan dari bawah tetap tumbuh cabang hingga batangnya sering tidak tampak. Jumlah bunga pertandan melebihi 15 bunga berwarna kuning sedangkan pada pangkalnya kadang-kadang sedikit merah.

Cengkeh Zanzibar
Daun muda atau daun pucuk berwarna merah dampai merah muda, tangkai daun dan cabang-cabang yang masih muda juga berwarna merah. Sedangkan daunnya yang tua berwarna hijau tua menghitam daun bentuknya kecil mengkilat. Pohon sangat rindang, percabangannya dimulai dari bawah dan melandai sehingga banyak daun yang terletak diatas tanah. Jumlah bunga pertandan lebih dari 15 bunga, berwarna merah.

Cengkeh Hutan

Selain daripada itu ads jenis cengkeh hutan, yang daunnya lebih besar dari pada cengkeh biasa. Bunga yang kering sama sekali tidak mempunyai rasa seperti cengkeh biasa. (Aak, 1981)

Morfologi Cengkeh
Bunga & Buah

Daun

Batang

Akar

Akar Cengkeh
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang, tetapi bagian yang dekat dengan permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar
Bulu akar tersebut berguna untuk penghisapan zat-zat makanan. Karena perakaran relative kurang berkembang, maka akar tersebut kurang kuat untuk menahan pohon bila dibandingkan dengan ketinggiannya. Hal ini dapat dimengerti karena pohon cengkeh berasal dari tempat-tempat kurang terbuka, sehingga habitat aslinya

Akar Cengkeh Lanjutan


Tudung akar : Bagian yang melindungi akar waktu menembus tanah. Akar tunggang/akar primer : Akar yang lurus masuk ke dalam tanah sedalam 3 m. Jika tanah memungkinkan, kadang-kadang tumbuh 2-3 akar primer. Akar ini berguna untuk tegaknya tanaman dan menolong bila terjadi kekeringan. Akar tunggang palsu : Akar yang di bawah dari akar samping. Akar samping : Akar-akar cabang yang telah membesar, letaknya mendatar di bawah permukaan tanah, dimana akar-akar samping ini banyak sekali tumbuh akar-akar halus. Akar samping ini juga disebut akar lebar. Jika keadaan tanah memungkinkan pertumbuhan akar lebar tersebut bisa mencapai 10 m. Bulu akar : Bagian akar yang halus dan banyak sekali jumlahnya, mudah patah. Bulu akar ini banyak tumbuh pada permukaan tanah, dan berguna untuk menghisap zat-zat makanan.

Batang Cengkeh
Batang pohon cengkeh kayunya keras sekali. Bagian batang yang dekat pada permukaan tanah kadang-kadang tumbuh 2-3 batang induk yang kuat, tegak lurus, yang sebenarnya tidak dikehendaki. Sebab jika pohon sudah menjadi besar, bila ditiup angin kencang pada percabangan mudah pecah.

Cabang-cabang bagian bawah agak merata, sehingga pohonnya merupakan perdu dan mahkota pohon berbentuk kerucut. Cabangcabang dan rantingnya yang masih muda mudah patah. Kebanyakan pohon cengkeh bercabang panjang, padat, kuat dan tumbuh horizontal atau agak vertikal pada batang.
Disamping itu pada pertumbuhan ranting-rantingnya pun sangat padat. Hal ini penting guna mempertahankan hidupnya. Kulit kayu pada batang kasar, berwarna abu-abu, sedang kulit pada cabang dan ranting halus serta sangat tipis, sehingga sukar dikelupas.

Daun Cengkeh
Daun cengkeh mempunyai cirri khas yang mudah dibedakan dengan daun tanaman lainnya. Hal ini bisa diamati baik dalam bentuk daun, warna maupun keadaan daunnya. Bentuk daun : Bulat panjang, dan pada bagian dasar helai daun seperti taji,sedangkan pada bagian ujungnya runcing seperti jarum. Warna daun : Semua daun cengkeh berwarna hijau, akan tetapi ada berbagai macam istilah daun sesuai dengan warna yang dimiliki, misalnya siputih, yakni daun yang berwarna kuning tau hijau muda dan berhelai daun/ besar. Sikotok, yakni daun yang berwarna hijau tua sampai kehitamhitaman dan berhelai daun yang kecil. Keadaan daun dan ukuran besar : Keadaan daun cengkeh tebal, kuat, kenyal dan licin. Ukuran besar yaitu lebar 2,5-3 cm, panjang 7,5-12,5 cm (tanpa tangkai).

Daun Cengkeh Lanjutan


Pada umumnya daun yang masih muda berwarna kuning kehijauhijauan bercampur dengan warna kemerah-merahan Setelah daun menjadi dewasa sebelah atas berwarna hijau kemerahmerahan dan mengkilat, sedang sebelah bawah berwarna hijau suram Daun bagian pohon berbau harum, karena terdapat kelenjarkelenjar zat harum yang kasat mata Bentuk tangkai daun kecil agak panjang, yang seperempat bagian dasar tangkai daun itu besar kemerah-merahan Dari tangkai daun memanjang merupaan tulang daun yang utama, yang kelihatan tebal dan jelas. dari tulang-tulang daun utama itu tumbuhlah tulang-tulang-tulang daun yang lebih kecil dan tidak menonjol Pada tulang-tulang tumbuh urat-urat daun yang lebih banyak dan sangat halus dan tak begitu jelas, satu sama lain saling berhubungan sehingga membentuk kerangka daun

Bunga dan Buah Cengkeh


Bunga cengkeh tumbuh pada pucuk-pucuk ranting, bertangkai pendek dan bertandan, yang panjangnya 4-5 cm. biasanya tiap tandan sekaligus tumbuh 3 kelompok bunga. Jadi satu tandan bisa tumbuh 3-20 pucuk bunga. Kuncup bunga tumbuh beberapa bulan sebelum bunga itu muncul. Bunga tersebut jika masih muda berwarna kelabu keunguunguan, lalu menjadi kuning kehijau-hijauan, akhirnya berwarna merah muda. Pada waktu bunga sudah berwarna merah muda adalah saat yang setepat-tepatnya untuk dipanen, karena bunga belum membuka, masihberbentuk kuncup. Bila pemetikan bunga terlambat, maka bunga akan membuka sehingga kualitasnya menjadi jelek. Pada permukaan badan bunga terdapat beberapa kelenjar minyak, maka ia dapat menghasilkan minyak cengkeh. Satu atau dua hari setelah terjadi persarian mahkota daun bunga dan benang sari gugur akhirnya tinggal tajuk bunga saja yang tidak berubah sifatnya sehingga membentuk seperti gerigi segitiga, dan bagian terbawah dari bunga tersebut menjadi buah.

Pada saat itulah mulai terjadi pertumbuhan buah badan bunga membesar. Akhirnya buah tadi berubah membentuk seperti tong kecil atau seperti telur ayam terbalik yang panjangnya 2,5 cm. Jika buah sudah masak kulitnya berwarna merah dan di dalamnya berisi biji bercelah yang mengandung 1 atau 2 lembaga. Dari bunga sampai dengan buah itu menjadi masak diperlukan waktu 4-6 bulan. Buah terdiri dari daging buah (kulit tebal), kulit selaput, biji (keping buah) dan lembaga atau embrio. Buah ini disebut cengkeh induk karena ditanam bijinya, atau terkenal dengan nama polong.

Bunga dan Buah Cengkeh Lanjutan

Ekologi
Tanaman cengkeh menghendaki lingkungan yang khusus agar tumbuhan berproduksi dengan baik. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh adalah iklim dan tanah. iklim meliputi suhu dan tinggi tempat dari permukaan laut. a. Iklim

Tanaman cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan cukup merata. Tanaman ini tidak tahan kekeringan sehingga tidak sesuai ditanam pada lokasi dengan musim kemarau yang panjang. Tanaman ini bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian 0-800 m dpl dengan suhu 22o-30oC, tetapi pertumbuhan paling optimal pada ketinggian 300-600 m dpl. Pada ketinggian diatas 900 m dpl tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik, tetapi produksinya sangat rendah.

Ekologi Lanjutan
b. Tanah Tanaman cengkih menghendaki tanah yang gembur, didalamnya minimum 2m, tidak berpadas,Ph 5,5- 6,5 dan mempunyai drainase (pembuangan air) yang baik. Jenis tanah yang baik untuk tanaman cengkih berturut-turut adalah latosol, andosol, dan podsolik merah. Tanah liat yang berwarna kekuningan atau kelabu kurang cocok untuk tanaman cengkeh karena biasanya berdrainase jelek. Tanah yang terlalu genbur dan banyak mengandung pasir juga tidak baik untuk tanaman cengkih karena mudah kekeringan. Tanah dengan kemiringan sampai 20o lebih baik dari pada datar karena drainasenya lebih baik. Pada tanah datar, harus dibuat parit drainasse sedalam kira-kira 1 m agar air yang meluap pada musim hujan dapat tersalurkan ke tempat lain. Tanah dengan Ph 5,5- 6,5 sangat optimal untuk pertumbuhan tanaman cengkih. Tanah yang pH- nya kurang dari 5,5 disarankan untuk dikapur sebanyak 0,4-1 kg per pohon dan diulangi setiap 2-3 tahun. (Najiyati dan Danarti, 2003)

Budidaya Tanaman Cengkeh


Pembiakan Persiapan Tanah

Pembenihan

Persemaian

Penanaman

Pembibitan

Peneduh / Naungan Pemeliharaan Tanaman

Pembiakan secara Generatif Perbanyakan atau pembiakan secara generative dilakukan dengan biji. Perbanyakan secara generative lebih mudah dan cerpat dilakukan namun, benih yang dihasilkan belum tentu sama dengan sifatsifat induknya, karena adanya proses penyerbukan silang. Sampai saat ini perbanyakan cengkeh lebih banyak dilakukan secara generative. Permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan benih cengkeh secara generatif antara lain karakteristik biji cengkeh yang tidak dapat disimpan lama (termasuk biji rekalsitran) sehingga benih perlu perlakuan khusus saata persemaian. Benih cengkeh perlu pemeliharaan yang intensif. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembibitan tanaman cengkeh meliputi : 1. Persiapan benih (persyaratan kebun induk dan benih, serta perlakuan benih). 2. Persemaian (pemindahan dan seleksi benih di persemaian). 3. Pembenihan (penanaman benih di pembenihan, pemeliharaan, seleksi benih) (Ditjenbun, 1985).

Pembiakan Tanaman Cengkeh

Pembiakan secara vegetative

Pembiakan Tan.Cengkeh Lanjutan

Walaupun ada kemungkinan pohon cengkeh itu dapat dikembangbiakan secara vegetative, namun sampai sekarang ini masih belum diketemukan tanaman yang berasal dari pembiakan vegetative. Hal ini mungkin disebabkan karena pohonnya yang rimbun dan perakaran yang kurang berkembang, sehingga ada kemungkinan sangat kurang tahan terhadap goncangan angin. Di Zanzibar, pernah diusahakan dengan jalan okulasi dan cangkok, akan tetapi hasilnya kurang memuaskan. Ini tidak berarti bahwa cara vegetative tidak perlu dicoba. Tetapi justru dianjurkan terus untuk diselidiki kemungkinannya. Ada kemungkinan pula untuk dicoba dengan stek. Cara vegetative ini kalau berhasil adalah sangat penting, karena dapat mempertahankan tanaman yang lebih mantap. Sampai sekarang ini Negara-negara penghasil cengkeh , semua menggunakan bibit asal generative. Bibit yang ditanam itulah yang akan menentukan berhasil atau gagalnya suatu tanaman.

Persiapan Lahan
Lahan harus sudah dipersiapkan minimal 6 bulan sebelum tanam. Tahap persiapan lahan dimulai dengan land clearing, yaitu pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-semak. Untuk penanaman tanaman cengkih, tidak perlu pembajakan atau penggaruan, cukup menggali tanah sekeliling ajir. Ajir merupakan sebagai tanda jarak tanam. Jika kemiringan agak curam, lahan harus dibuat teras bangku (bangku seperti kursi). Untuk kemiringan landai, dibuat teras guludan. Lubang tanam dibuat 3-6 bulan sebelum tanam. Tujuannya untuk memperbaiki struktur tanah, menghilangkan senyawa yang beracun, dan membunuh bibit penyakit. Lubang dibuat berukuran 0,8 m x 0,8 m x 0,8 m. Diantara lubang tanam dibuat parit-parit drainase untuk mencegah air tergenang. Tanah galian dibagi 2, yaitu tanah bagian atas (top soil) dan bawah (subsoil). Tiga sampai empat minggu sebelum ditanam, tanah bagian atas dimasukkan ke dalam lubang. Sementara itu, tanah bagian bawah dicampur dahulu dengan 5-10 kg pupuk kandang atau kompos yang sudah jadi dan 150200 g dolomit, lalu dimasukkan ke dalam lubang. Lubang yang sudah ditimbun media tanam diandai dengan bambu untuk memudahkan mencarinya sewaktu akan menanam. Untuk tanah yang pH-nya kurang dari 5,5 disarankan diberi kapur pertanian sebanyak 0,4-1 kg per pohon dan diulang setiap 2-3 tahun.

Persemaian
Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi terbaik agar benih dapat berkecambah secara optimal. Persemaian benih lebih mengutamakan kegemburan media bagi perkecambahan dan penumbuhan benih selama - 2 bulan. Persyaratan tempat persemaian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persyaratan tempat persemaian benih cengkeh Jenis spesifikasi Kesehatan lingkungan (%) Persyaratan 100

Intensitas sinar matahari (%) Suhu udara (C)


Kelembabab (%)

25 22-30
>80

Persemaian Persemaian Lanjutan


1. Persiapan persemaian
Lokasi persemaian sebaiknya dekat dengan sumber air untuk menyiram, tanahnya landai agar pengaturan drainase mudah dan mendapat sinar matahari penuh. Penyemaian dapat dilakukan pada wadah yang terbuat dari plastik / kayu dengan media tanam sabut kelapa yang telah dihaluskan (cocopeat) atau pada bedengan tanah.

Persemaian Persemaian Lanjutan


2. Pemindahan dan Seleksi Benih

Pemindahan benih dari persemaian sabut kelapa ke pembenihan menggunakan polibag dilakukan setelah benih mengeluarkan tunas (umur 2-3 minggu setelah semai) dan telah berakar sepanjang 5-6 cm. Polibag yang digunakan berukuran 15 cm x 20 cm (untuk benih 1 tahun di pembenihan) atau 20 cm x 25 cm (untuk benih 2 tahun di pembenihan), dengan media tanam campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (2:1). Pemindahan benih dari bedengan tanah ke pembenihan dapat dilakukan setelah benih berumur 1-2 bulan, dengan jumlah daun 4 - 7 helai. Seleksi benih sebelum pemindahan dilakukan berdasarkan keadaan dan pertumbuhan daun. Keempat helai daun yang ada harus berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap, tidak terdapat gejala penyakit becak dan cacar daun. Pemindahan benih harus dilakukan secara hatihati, diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan dibiarkan rontok agar benih tidak mengalami stres pada waktu ditanam di pembenihan.

Persemaian Persemaian Lanjutan


Pemindahan benih harus dilakukan secara hati-hati, diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan dibiarkan rontok agar benih tidak mengalami stres pada waktu ditanam di pembenihan.

1. 2. 3. 4.

5.

Bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya cengkih. Oleh sebab itu, pemilihan harus dilakukan hatihati. Penyediaan bibit cengkih dapat dilakukan dengan membeli atau membuat bibit sendiri. Membeli bibit : Bibit harus unggul Umur bibit yang akan ditanam biasanya berumur 1-2 tahun Kesehatan bibit, selain unggul, bibit yang dipilih juga harus sehat Tempat memperoleh bibit, bibit cengkeh dapat diperoleh dengan cara benar dan berasal dari pohon induk yang memiliki sifat-sifat unggul yang sudah disahkan oleh balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Perkebunan (BP2MB) sehingga kualitasnya terjamin. Pengangkutan, pengangkutan bibit dari tempat pembenihan ke kebun dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai sarana yang tersedia jaraknya. Pengangkutan bibit dalam jumlah besar dan jarak yang jauh juga harus memperhatikan segi ekonominya agar biaya pengangkutan dapat ditekan seefisien mungkin.

Pembibitan Persemaian Tanaman Cengkeh

Pembibitan Persemaian Lanjutan


Membuat bibit

Pembuatan bibit cengkeh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu penyemaian benih, setek, atau penyusuan. Bibit yang dihasilkan melalui setek dan penyusuan memiliki sifat yang lebih baik daripada bibit semai dari biji. Namun karena sulit dilaksanakan dan rendah tingkat keberhasilannya maka bibit dari setek dan penyusuan kurang dianjurkan. Cara yang dianjurkan adalah dengan menyemaikan benih. (Najiyati dan Danarti, 2003)

Persyaratan tempat pembenihan sama dengan tempat persemaian. Lokasi pembenihan sebaiknya terletak di daerah bebas serangan penyakit cacar daun dan mati bujang minimal dalam radius 5 km, ketinggian tempat <900 m dari permukaan laut, mempunyai pembatas yang jelas, areal harus bersih dari sisa-sisa tunggul yang dapat menjadi sarang rayap, dan lokasi dekat dengan daerah pengembangan. Pembenihan tanaman cengkeh dapat dilakukan di polybag.

Persemaian Pembenihan Tanaman Cengkeh

Waktu Menanam dilakukan pada akhir bulan Nopember atau pada awal bulan Desember, biasanya hujan telah cukup, maka semua bibit yang akan ditanam dapat diangkut di temat penanaman dan dibagi-bagikan pada masing-masing lubang yang akan ditanami. Mengenai waktu penanaman, bisa maju atau mundur, menurut keadaan iklimnya. Sebagai missal, jika hujan telah cukup, penanaman dapat diajukan pada akhir bulan Oktober, tetapi bilamana keadaan tidak memungkinkan, maka penanaman harus ditunda untuk sementara.

Penanaman Persemaian Tanaman Cengkeh

Peneduh Persemaian Tanaman Cengkeh


Tanaman cengkeh yang baru di tanam atau tanaman yang masih muda, tidak tahan terhadap terik matahari, maka harus di beri peneduh atau pelindung. Peneduh itu dapat berupa: 1. Peneduh buatan 2. Peneduh alam (tanaman pembantu) Pohon pembantu yang ditanam biasanya Theprosia vugelii. Flemiangia congesta dan lain sebagainya yang tahan sterhadap pemangkasan dan tidak merupakan saingan bagi akar pada tanaman pokok. Bilamana tanaman peneduh tadi sudah kelihatan rimbun dan gelap, dan sudah dapat mengganggu tanaman pokok, maka mereka harus secepat mungkin dipangkas. Setelah tanaman cengkeh mencapai umur 5 tahun atau lebih sedikit, maka pohon peneduh sementara dapat dibuang atau dihapus sama sekali. Karena tanaman cengkeh sudah tahan terhadap pengaruh luar. Kecuali apabila tanaman itu dipergunakan untuk kepentingan lain seperti tambatan lada atau panili, maka pohon peneduh dapat dipertahankan asal dipertimbangkan mengenai jarak tanamdan lain sebagainya. (Aak, 1981)

Peneduh Persemaian Tan. Lanjutan


Tanaman cengkeh yang baru di tanam atau tanaman yang masih muda, tidak tahan terhadap terik matahari, maka harus di beri peneduh atau pelindung. Peneduh itu dapat berupa: 1. Peneduh buatan 2. Peneduh alam (tanaman pembantu) Pohon pembantu yang ditanam biasanya Theprosia vugelii. Flemiangia congesta dan lain sebagainya yang tahan sterhadap pemangkasan dan tidak merupakan saingan bagi akar pada tanaman pokok. Bilamana tanaman peneduh tadi sudah kelihatan rimbun dan gelap, dan sudah dapat mengganggu tanaman pokok, maka mereka harus secepat mungkin dipangkas. Setelah tanaman cengkeh mencapai umur 5 tahun atau lebih sedikit, maka pohon peneduh sementara dapat dibuang atau dihapus sama sekali. Karena tanaman cengkeh sudah tahan terhadap pengaruh luar. Kecuali apabila tanaman itu dipergunakan untuk kepentingan lain seperti tambatan lada atau panili, maka pohon peneduh dapat dipertahankan asal dipertimbangkan mengenai jarak tanamdan lain sebagainya. (Aak, 1981)

Pemeliharaan Persemaian Tanaman


PEMELIHARAAN TANAMAN

Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis.
1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman. Penggemburan tanah disekeliling tanaman didaerah sekitar perakaran di cangkul dangkal ( 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pad awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan. Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisida.

2. Pengaturan Naungan Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang cukup, berupa naungan buatan/sementara. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.

Penyulaman Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian tanaman karena kekurangan air. Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang telah ditanam. Penyiraman Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adnya penyiraman. Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim kering. Pemasangan mulsa Untuk menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan akar. Dilakukan menjelang musim kemarau.

Pemeliharaan Persemaian Tanaman Lanjutan

Pemupukan

Pemeliharaan Persemaian Tanaman Lanjutan

Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatnya produksi cengkeh setelah panen. Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk. Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.
Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemeliharaan Persemaian Tanaman Lanjutan

Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian. Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain : Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die back (mati ranting), embun jelaga. Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida/fungisida sesuai anjuran. (Dinas Perkebunan Jawa Barat)

Pengolahan Persemaian Hasil


Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar antara 60 70 %. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandanya mekar dan warna bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat. Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga atau galah dari bambu, serta tidak merusak daun disekitarnya pada waktu pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhafdap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta miyak atsirinya. Saat pemetikan bunga cengkeh yng tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan terlambat (bunga sudah mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendeman rendah. (Dinas Perkebunan Jawa Barat)

Pengolahan Persemaian Hasil Lanjutan


Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan. Sortasi basah Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu. Pemeraman Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat mengkilap.

Pengolahan Persemaian Hasil Lanjutan


Pengeringan

Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bambu. Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami banyak hambatan karena pada umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan.

Pengolahan Persemaian Hasil Lanjutan


Sortasi kering dan Pengemasan

Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zig zag. Cengkeh yang telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai banyak ventilasi dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung berikut cengkehnya disusun di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai