Oleh:
MAYANG SARI AYU
RISA ANNISA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pelayanan imunisasi di Indonesia dimulai
merupakan
upaya
1977 imunisasi
dalam rangka
peningkatan
kesehatan
masyarakat. Mulai
dengan
imunisasi (PD3I) yaitu Tuberculosis , Difteri , Pertusi, Polio, Campak, Tetanus dan
Hepatitis B.
Tujuan
mencegah
terjadinya
jangka
pendek
dari
penyakit tertentu
pelayanan
pada
seseorang
imunisasi
adalah
dan menghilangkan
Child
Immunization
UCI
yaitu
cakupan
program imunisasi
meningkatkan
imunisasi
pada prinsipnya
lengkap
kelurahan
bertujuan
efektif dan efisien. Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Kegiatan rutin yang sering dilakukan di puskesmas adalah
memberikan pelayanan imunisasi. Pelaksanaan imunisasi di Puskesmas merupakan
unsur yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, mereka
yang terlibat dalam proses pelaksanaan tersebut mempunyai tanggungjawab yang
besar
dalam mencapai
12%, KLB di provinsi Jawa Barat pada tahun 1981 dengan angka kematian sekitar
15%, dan KLB di Palembang, Lampung, dan Bengkulu pada tahun 1998. Pada tahun
2003, di Semarang masih terdapat 104 kasus campak. Secara keseluruhan angka
kesakitan campak di Indonesia
dilaporkan.
tercatat 30.000
telah
program imunisasi.3
Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan
penelitian di puskesmas Mandala. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mandala
karena peneliti ingin mengetahui keberhasilan program pemberian imunisasi
campak
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat keberhasilan program pemberian imunisasi campak yang
telah dilaksanakan di Puskesmas Mandala tahun 2009-2010 ?
2. Berapa banyakkah anak yang mendapat imunisasi campak di Puskesmas
Mandala tahun 2009-2010 ?
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui keberhasilan program pemberian imunisasi campak di
Puskesmas Mandala tahun 2009-2010.
1.4.2.Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui
jumlah
bayi
yang
mendapat
imunisasi
campak
2009-2010
Bagi
para
peneliti
diharapkan
penelitian
penelitian
ini
bisa
menjadi
salah
satu
selanjutnya.
menular dengan
pemberian
imunisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1 Definisi Imunisasi
dari cara
timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan
aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang di peroleh dari luar tubuh, tidak dibuat
oleh individu itu sendiri. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh
akibat terpajan dengan antigen, seperti imunisasi atau terpajan secara alamiah. 4
imunisasi di Indonesai
imunisasi
telah dimulai
pada
imunisasi BCG untuk tuberkulosis, disusul dengan imunisasi Tetanus toxoid untuk
ibu
hamil pada tahun 1974, imunisasi DPT pada bayi dimulai pada tahun 1976.
upaya
kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat, sehat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan bangsa.6
2. Tujuan khusus:
a. Tercapainya target Universal child imunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seratus persen desa atau
kelurahan pada tahun 2010
.b. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (Maternal Neonatal
Tetanus Elimination / MNTE) (insiden dibawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1
tahun) di tingkat kabupaten / kota pada tahun 2012
c. Eradikasi Polio pada tahun 2008
d. Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008
e. Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit meningitis meningokokus
tertentu pada jemaah haji.
f. Memberikan kekebalan efektif
bagi
Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak
diimunisasi.
Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi
ikutan yang tidak diharapkan seperti kejang demam atau gangguan fungsi system saraf
pemberian imunisasi.
Catat imunisasi dalam rekaman pribadi dan dalam catatan klinis catatan imunisasi secara
rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan dalam bidang Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M)
Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar
ketinggalan.8
secara
maksimal
terhadap
kelompok
sasaran,
telah
dicukupinya berbagai sarana dan prasarana oleh pemerintah mulai dari sarana
transportasi bagi petugas, lemari es, freezer dan vaccin carier/ cold box ataupun
thermos es sebagai tempat untuk menyimpan dan membawa vaksin ke sasaran,
alat suntik
mengantisipasi
perkembangan
zaman
dan
teknologi,
dilakukan
penyegaran
mengetahui
keberhasilan
pelaksanaan
pelayanan
kesehatan,
kesehatan, 2) upaya
kesehatan, 3) demografi,
4) prilaku
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) Untuk melihat keberhasilan program dapat dilihat dari
hal-hal berikut ini :
- Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara75% - 100% dari target, berarti
-
cukup berhasil.
Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat dibawah 50% dari target,berarti program
belum berhasil.10
imunisasi
nasional
dikenal
sebagai
Pengembangan
Program
Cakupan
Cakupan 2003(%)
1996-1997(%)
1dosis BCG
99,6
97,7
3 dosis DPT
90,9
90,8
4 dosis polio
85,0
90,4
3 dosis hepetitis B
62,0
79,4
1 dosis campak
91,7
90,4
73,3
71,5
11
penyakit
yang menimbulkan defisiensi imun sekunder seperti, penyakit keganasan juga akan
memepengaruhi keberhasilan vaksinasi. Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan
fungsi sel sistem imun seperti makrofag dan limposit. Imunitas seluler menurun,
dan imunitas humoral spesifitasnya rendah.
2. Faktor genetik pejamu
Interaksi antar sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik.
Secara genetik respon imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan
rendah terhadap antigen tertentu. Faktor genetik dalam respon imun dapat
berperan melalui gen yang berada pada kompleks MHC (Major histocompatibility
complex) dan non-MHC. Kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen,
sedangkan pada gen non MHC secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun
yang berkaitan dengan gen tertentu.
3. Kualitas dan kuantitas vaksin
Beberapa
keberhasilan
faktor
kualitas
dan
kuantitas
vaksin
dapat
menentukan
ini disebabkan oleh virus campak, dari family paramyxovirus, genus morbilivirus.
Virus ini adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Campak
ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya
gejala klinis,sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Virus campak dapat bertahan
hidup selama beberapa hari pada tempertur 0C dan selama 15 minggu pada
sediaan beku. Diluar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar virus ini
akan kehilangan infektifitasnya sekitar 60 % selama tiga sampai lima hari dan virus
ini mudah hancur oleh sinar ultraviolet.13,3
Health
Assembly)
dan
the
World
Summit
for
Children
bertujuan
survei
kesehatan
rumah
menduduki urutan ke5 dari 10 macam penyakit utama pada pada bayi (0,7%)
dan
urutan ke-5 dari 10 penyakit utama pada anak berumur 1- 4 tahaun (0,77%).
Tabel 2.3 Jumlah kasus campak rawat jalan di Indonesia dari 2000-2002
UMUR
Tahun
<1tah
1-4tahunn
5-14tahun
un
15-44
>45
tahun
tahun
Jumlah
2000
897
1.456
1.854
1.589
201
5.997
2001
517
504
796
750
162
3.029
2002
422
1.327
1.627
1.399
176
4.951
Jumlah
1.836
3.587
4.277
3.738
539
13.977
Tabel 2.4 Jumlah kasus campak rawat inap di Indonesia dari 2000-2002
UMUR
Tahun
<1tah
1-4tahunn
5-14tahun
un
15-44
>45
tahun
tahun
Jumlah
2000
319
707
997
577
132
2.732
2001
98
489
491
261
89
1.419
2002
45
151
220
126
39
581
Jumlah
462
1.347
1.708
964
251
4.321
tahun 1991 Indonesia telah mencapai imunisasi dasar lengkap ( Universl Child
Immunization = UCI ) secara nasional; meskipun demikian masih ada beberapa
daerah yang cakupan imunisasi campaknya masih rendah sehingga sering terjadi
KLB campak. Salah satu tahapan dalam upaya pemberantasan campak
ialah
tahap
ialah
Reduksi
Campak (Rekam)
yang
salah
satu strateginya
didefinisikan
program imunisasi
sebagai
yang
pemutusan rantai
lebih
efektif.
campak
Eradikasi
penularan secara
global,
sehinggna imunisasi
jenis vaksin campak
1963
telah
dibuat dua
yang
dapat
dieradikasi
harus
dapat
memenuhi
beberapa
mengeradikasi
penyakit
campak
dijumpai
beberapa
hal
yang
Mengejar ketinggalan dengan melakukan kampanye vaksinasi massal satu kali untuk
mengajar ketinggalan bagi seluruh anak yang berumur 9 bulan -14 tahun,dan tidak
membedakan apakah sudah pernah menderita penyakit atau sudah mendapat imunisasi
Pemeliharaan, yaitu menjaga cakupan imunisasi rutin agar sasaran tepat tercapai pada
a. Imunisasi campak dalam PPI sejak tahun 1982 secara nasional telah mencapai cakupan
80%,
b. Namun angka kesakitan campak masih tinggi,
c. Pemberian imunisasi campak rutin 1 dosis ternyata tidak cukup.
Maka untuk menanggulanginya Depkes menyususn strategi sebagai berikut:
a. Cakupan imunisasi campak rutin minimal harus > 90%, kepada sasaran campak juga
diberikan vitamin A 100.000 IU, guna mencegah terjadinya kebutaan yang disebabkan
oleh kerusakan kornea akibat penyakit campak .
b. Upaya akselerasi dengan memberikan imunisasi pada anak usia 9 bulan sampai 5 tahun
didaerah kumuh perkotaan atau daerah sasaran cakupan. Upaya ini dicapai dengan
mengadakan sweeping dengan cakupan rendah. Kegiatan ini diperlukan untuk membantu
Puskesmas dalam meratakan cakupan ditingkat desa.
c. Melakukan crash program campak untuk mencegah KLB,
1. Pada balita didaerah kantung cakupan rendah (daerah sulit dicapai,pemukiman
transmigrasi baru),
2. Anak usia < 12 tahun ditempat pengungsian.
d. Melakukan ring vaksinasi pada setiap KLB disekitar daerah tersebut, sasaranya umur 9
bulan 5 tahun atau sampai umur kasus tertua, diberikan 1 dosis vaksin campak tampa
melihat stastus imunisasi sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memutuskan
transmisi bila dilakukan dalam waktu 7-10 hari setelah onset KLB. Diberikan juga
vitamin A untuk anak 9-11 bulan 100.000 IU dan untuk usia 1-5 tahun 200.000 IU
(kecuali balita yang pernah balita yang pernah mendapat vitamin A dalam 1 bulan
terakhir).
e. Melakukan catch-up campaign pada anak sekolah tingkat dasar di seluruh Indonesia,
yang dalam pelaksanaanya dilakukan bertahap dalam program BIAS (bulan imunisasi
anak sekolah).11
temperatur
2C - 8C dan harus digunakan dalam waktu 6 jam. Kemudian Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) meganjurkan untuk memberikan vaksin MMR pada umur 15 bulan.
IDAI juga menganjurkan untuk memberikan imunisasi campak MMR pada bayi yang
berumur 12 bulan yang belum mendapat imunisasi campak CAM- 70 pada umur 9
bulan. Bila bayi sudah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan maka
imunisasi campak tunggal yang seharusnya diberikan pada umur 5-6 tahun tidak
perlu diberikan lagi. Jadi imunisasi ulangan diberikan pada umur 10-12 tahun. Galur
vaksin campak yang terdapat dalam vaksin MMR adalah galur Schwarz yang
biangnya berasal dari galur
Umur
maksimal
untuk
mendapat
imunisasi
tergantung
pada
situasi
epidemiologi penyakit campak pada setiap Negara dan pertimbangan program yang
akan dilakukan. 16
2.4.2 Respon Imun Terhadap Vaksin Campak
Respon imun terhadap vaksin campak yang dilemahkan memberikan
gambaran yang mirip dengan seperti pada infeksi. Setelah imunisasi maka antibodi
akan muncul antara 12 hari dan akan mencapai puncak pada hari ke-21 sampai ke28. Antibodi IgM dapat dideteksi antara 3-4 minggu sesudah imunisasi. Antibodi IgM
dan IgA dapat ditemukan dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan antibodi IgG
akan tetap bertahan bertahun-tahun, dan menurun dalam waktu tertentu. Titer
antibodi yang muncul sangat tergantung pada galur vaksin yang digunakan untuk
mengimunisasi. 16
2.4.3 Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak diberikan pada bayi berumur 9 bulan dengan dosis
pemberian sebanyak 0,5 ml. Suntikan vaksin dapat diberikan pada lengan kiri atas
secara subkutan. Selanjutnya imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak
masuk sekolah SD (program BIAS).16
2.4.4 Efek Samping Imunisasi Campak
Sekitar 15% anak-anak yang mendapat imunisasi campak akan mengalami
demam tinggi sampai 39,4C pada hari ke-7 sampai hari ke-12 sesudah imunisasi,
dan lamanya sekitar 1-2 hari. Tetapi panas yang dirasakan tidak mengganggu. Dan
sekitar 5% anak juga mengalami ruam pada kulit, biasanya terjadi pada hari ke-7
sampai hari ke-10 setelah mendapat imunisasi lamanya sekitar 2 hari. 16
2.4.5 Kontra Indikasi Imunisasi Campak
Dalam keadaan tertentu seseorang tidak boleh diberikan imunisasi, seperti
pada orang yang menderita demam tinggi, wanita hamil, mempunyai riwayat alergi,
orang yang telah diberikan imunoglobulin dan orang-orang yang imunosupresi. 16
membentuk
bahwa zat kebal pasca imunisasi campak pada anak bergizi buruk akan terbentuk
beberapa bulan kemudian. Hasil penelitian lain mendapatkan bahwa serokonversi
terhadap imunisasi campak di daerah gizi buruk lebih rendah dari daerah yang
bergizi baik.14
2.4.7 Kegagalan Imunisasi Campak
Kegagalan imunisasi campak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir berasal dari antibodi ibu. Antibodi
tersebut akan menetralisir vaksin yang telah diberikan, 2) Terjadi kerusakan vaksin
akibat penyimpanan, pengangkutan, atau penggunaan diluar pedoman. 3
BCG
Hepatitis
DPT
Polio
Program
Imunisasi
Imunisasi
Kasus
Campak
Penyakit
Campak
Keberhasilan Program
Pemberian Imunisasi Campak
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Program Imunisasi:
-
Imunisasi Campak
Faktor Pendukung:
-
Jadwal Imunisasi
Infrastruktur
Jumlah Bayi
Keberhasilan
Program
Pemberian
Imunisasi Campak
Penelitian ini
dilakukan dengan cara observasi terhadap data-data yang telah ada yaitu jumlah
bayi yang telah mendapat imunisasi campak. Dengan cara ini peneliti ingin
memberitahukan tingkat keberhasilan program pemberian imunisasi campak di
wilayah puskesmas Mandala tahun 2009-2010.
Persiapan
pengambilan
data
Pengumpulan
data
Analisis data
3.5.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah bayi-bayi yang telah diimunisai di wilayah
kerja puskesmas Mandala tahun 2009-2010
3.5.2 Sampel
Sampel adalah jumlah sebagian atau wakil dari jumlah populasi. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan
yang telah
data-data
bayi
tahun 2009-2010.
X 100 %
Jumlah sasaran
bayi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Perut Sei Tuan Kab. Deli serdang
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kec. Medan Denai
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kec. Medan Perjuangan
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli serdang
b. Wilayah Kerja
Batasan wilayah kerja puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
berdasarkan keadaan geografis, demografis, sarana transfortasi, masalah kesehtan
setempat, sumber daya dan lain-lain.
Puskesmas Mandala terdiri dari 4 kelurahan yaitu:
Kelurahan Tembung
Jumlah
Luas
Jumlah
Jumlah
pendudu
wilayah
lingkunga
KK
k
Bandar
17.886
90 Ha
12
4.463
Bantan
28.556
151 Ha
14
6.670
Bantan Timur
20.129
89 Ha
16
3.888
Tembung
10.579
64Ha
1.989
Jumlah
77.150
394 Ha
48
11.007
Selamat
Puskesmas Mandala dengan sasaran penelitian berupa data-data dari jumlah bayi
yang telah diberi imunisasi campak di mulai dari bulan November 2009 sampai
dengan bulan Oktober 2010. Tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh
puskesmas Mandala terhadap perolehan cakupan imunisasi campak dapat ketahui
dengan berpedoman kepada target yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan
Table 4.2 Jumlah sasaran bayi yang akan diimunisasi disetiap kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Mandala
Kelurahan
Sasaran
bayi
Bandar selamat
492
Tembung
275
Bantan
775
Bantan timur
416
Jumlah
1958
Dari ke empat kelurahan yang ada diwilayah Puskesmas Mandala maka akan
diperoleh persentase jumlah bayi yang telah diimunisasi campak dan dibuat
kedalam bentuk diagram Pie.
20%
40%
26%
Bandar Selamat:464
Tembung: 258
14%
Bantan: 717
Bantan Timur: 351
Table 4.3 Data bayi yang diimunisasi campak dimulai dari bulan November
2009 sampai dengan bulan Oktober 2010 di Puskesmas Mandala
Bulan
Novemb
Bandar
Tembun
Banta
Selamat
Persenta
se
Banta
n
Timur
40
21
64
36
39
35
60
29
Januari
38
20
58
Febuari
39
21
56
161
8,2
163
8,3
30
146
7,5
29
145
7,4
er
Desemb
Jumlah
er
Maret
39
21
60
28
148
7,6
April
38
21
57
27
143
7,3
Mei
39
21
59
29
148
7,6
Juni
38
20
60
28
146
7.5
Juli
38
19
59
29
145
7,4
Agustus
38
21
59
28
146
7,5
Septemb
38
19
65
28
150
7,7
40
19
60
30
149
7,6
1790
91,6
er
Oktober
Jumlah
4.3 Pembahasan
campak berbeda-beda jumlahnya dari setiap kelurahan yang ada. Jumlah sasaran
terkecil terdapat di kelurahan Tembung yaitu sebanyak 416 bayi, sedangkan jumlah
sasaran terbesar terdapat di kelurahan Bantan yaitu sebanyak 775 bayi. Perbedaan
jumlah sasaran disetiap kelurahan dimungkinkan disebabkan oleh perbedaan luas
wilayah, akses transportasi, jumlah kepala keluarga dan jumlah ibu-ibu yang
mempunyai bayi.
Dari gambar 4.1 Pada diagram Pie diatas kita telah bisa melihat jumlah bayi
yang telah diimunisasi campak disetiap kelurahan yang ada dalam wilayah kerja
Puskesmas
banyak mendapat imunisasi campak berada pada kelurahan Bantan yaitu sebanyak
717 0rang (40 %).
Perbedaan
perolehan
jumlah
bayi
yang
diimunisasi
campak
ini
bisa
Dari tabel 4.2 tercatat data-data bayi yang telah diimunisasi campak dimulai
dari bulan November 2009 sampai dengan bulan Oktober 2010 yang diambil dari
seluruh
kelurahan
yang
ada
diwilayah
kerja
Puskesmas
Mandala
Medan.
Keseluruhan jumlah bayi yang telah diimunisasi campak mencapai 1790 bayi dari
jumlah yang menjadi sasaran yakni sebesar 1958 bayi.
Jadi dari jumlah bayi yang telah diimunisasi campak tersebut, maka dapat
dilihat tingkat keberhasilannya mencapai 91,6 %. Target pencapaian ini melebihi
dari target yang ditetapkan Depkes yaitu untuk imunisasi campak targetnya 90 %.
Keberhasilan yang diperoleh tersebut juga tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mendukung jalannya program imunisasi tersebut. Dari penelitian dr. Rosalina
Lanasari juga menyebutkan ada dua faktor yang sangat penting sebagai pendukung
kemajuan program imunisasi. Pertama komitmen dari pemerintah baik ditingkat
pusat maupun daerah untuk berusaha meningkatkan cakupan dengan harapan
dapat menurunkan angka kematian bayi. Kedua adalah pergerakan masyarakat
yang dilakukan oleh organisasi PKK, pemuka masyarakat, pemuka agama, dan
organisasi non pemerintah lainnya. 18
BAB 5
tersebut
juga
dipengaruhi
dengan
adanya
partisipasi
5.2 Saran
Dilihat dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan beberapa saran
yang membangun :
1. Kepada dinas kesehatan diharapkan juga meningkatkan kinerjanya dan selalu
memantau
perkembangan
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan,
disetiap
Puskesmas yang ada diwilayahnya. Dengan cara mengirim petugas dari Dinas
Kesehatan untuk turun ke lapangan.
2. Di harapkan kepada seluruh anggota atau staf dari Puskesmas Mandala
terlibat
dalam
pelaksanaan
program
imunisasi
campak
untuk
yang
lebih
meningkatkan perannya masing-masing, dan banyak memberi penyuluhanpenyuluhan imunisasi kepada masyarakat, guna mencapai tingkat keberhasilan
yang lebih baik lagi.
Penyakit Penyakit
SR,
Kartasasmita
CB,
Ismoedijanto,
Soedjatmiko,
et.al,
eds.
9. Muninjaya AAG. Manajemen Kesehatan. Nuning Zuni Astuti, eds. Jakarta. EGC.
2004 : 49, 161
10. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta,
2007: 48-49
11. Ismael S. Program Pengembangan Imunisasi
EGC.
2005 : 79-80
14. Padri S. Efikasi Vaksin Campak pada Balita (15-59 bulan) di Kabupaten
Serang,1999-2000. Cermin Dunia Kedokteran. 2002;
134
: 21
65
:4
Lampiran 1
Lampiran 3
Lanjutan..
Lanjutan
Lanjutan..
Lanjutan .
Lanjutan.
Lanjutan..
Lanjutan.
Lanjutan
Lanjutan.
Lanjutan.