TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Botani Tanaman
Menurut Padmo dan Djatmiko (1991), spesies tanaman tembakau yang pernah ada di
dunia ini diperkirakan mencapai lebih dari 20 jenis, di mana persebaran geografis sangat
mempengaruhi cara bercocok tanam serta spesies,varietas yang diusahakan, dan mutu yang
Kingdom: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Nicotianae
Akar
pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar
serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu
akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur
(http:// scribd.com).
Batang
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,
makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun,
batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi
daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm (http://budidaya-
id.blogspot.com).
Daun
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada
varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang
berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun
agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan
spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32
Bunga
Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan
masing masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang,
terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari keturunan
Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga merah jambu sampai merah tua pada
b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah jambu atau merah
tua dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima benang sari yang melekat
pada mahkota bunga, dan yang satu lebih pendek dari yang lain.
c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar.
d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari. Tinggi benang
sari dan putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak
silang.
Buah
Bakal buah tembakau terletak diatas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang
membesar, setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal buah ini
dihubungkan oleh sebatang tangkai putih dengan sebuah kepala putik diatasnya. Penyerbukan
yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar tiga minggu setelah
penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap pertumbuhan yang norrmal, dalam satu
tanaman terdapat lebih kurang 300 buah. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan
berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam
setiap gram biji berisi 12.000 butir biji. Tiap-tiap tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25
gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan buah tembakau telah jadi masak (Hanum,
C, 2008).
Biji
Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat
berkecambah bila disemaikan sehingga biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau
dormansi. Kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah, untuk dapat memperoleh
kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah disimpan
Iklim
Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun
iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat
merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan
tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,
sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun (http://
scribd.com).
kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman
tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 oC.
Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung
pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman
Tanah
Tanah yang dikehendaki oleh tanaman tembakau adalah tanah yang gembur, remah,
dan mudah mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk tanaman tembakau adalah yang
memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase. Hal ini
disebabkan karena tanaman tembakau yang sangat peka terhadap air yang menggenang.
Tanah yang optimal bagi tanaman tembakau adalah yang memiliki pH 5 6. Apabila didapat
nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran untuk menaikkan pH sedangkan
bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan pH
(http:// scribd.com).
yang mempengaruhi mutu tembakau. Teknik budidaya yang baik harus memperhatikan
faktor-faktor yang membentuk unsur. Faktor adalah hal-hal yang secara langsung dan tidak
langsung dapat mempengaruhi mutu tanaman tembakau dan daun tembakau hijau. Unsur
adalah hal yang digunakan secara langsung untuk menilai kualitas tembakau kering
(Makfoeld,D, 1994).
1). Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16%) biasanya digunakan
untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini banyak
2). Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6%) jenis ini
1. Tembakau Virginia
Tembakau Virginia mempunyai sosok ramping, ketinggian tanaman sedang sampai
tinggi, daun berbentuk lonjong yang ujungnya meruncing, warna daun hijau kekuningan,
daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak, jarak antara daun satu dengan
yang lain cukup lebar sehingga kelihatan kurang rimbun, tanaman memiliki daya adaptasi
yang luas terhadap tanah dan iklim. Tembakau ini banyak ditanam di dataran rendah yang
panas (Hanum,2008).
keemasan hingga kuning jingga, aromanya sangat berbeda dengan jenis tembakau yang lain,
memiliki kandungan gula tinggi sehingga terasa manis dan bila dirokok terasa ringan. Daun
tengah Tembakau Virginia sangat baik digunakan untuk pembuatan rokok sigaret putih
(Makfoeld,D, 1994).
2. Tembakau Oriental
yaitu terletak pada aroma yang harum dan khas. Karena aromanya yang khas, tembakau
Oriental/Turki juga disebut sebagai aromatic tobacco. Tembakau Turki digunakan oleh
semua pabrik rokok sebagai campuran yang dapat meningkatkan mutu rokok sigaret
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
3. Tembakau Burley
Tembakau Burley bercirikan warna daun hijau pucat, batang dan ibu tulang daun
berwarna putih krem, daun tergolong ukuran besar (90160 cm), tanaman lebih banyak
berbentuk silindris daripada piramida, tinggi tanaman sekitar 180 cm. Krosok daun tembakau
Burley setelah pengolahan menjadi tipis, berwarna coklat kemerahmerahan, halus dan
lunak, serta beraroma sedap. Tembakau Burley mengandung nikotin yang banyak terdapat
http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
Berdasarkan iklim tembakau yang diproduksi di Indonesia dapat dibagi antara lain:
a). Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan
rokok kretek;
b). Tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan
Tembakau yang dibuat sebagai cerutu adalah tembakau Deli D4,KF-7,F1-5, Tembakau
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
4.2.1 Pembibitan
Jumlah benih kurang lebih 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam. Biji utuh tidak
terserang penyakit dan tidak keriput. Media semai yaitu campuran tanah (50%) ditambah
pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk
setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada
polybag. Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 100 cm sisi
dikeringanginkan. Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain
yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya
yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan. Siram
media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan
tutup tanah tipis-tipis. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30
dan 45 hari. Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari
pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang baik dan
mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk menunjang
pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh perakaran yang baik
pengolahan tanah harus mencapai kedalaman olah lebih dari 30 cm, disamping upaya lain
kearah terbentuknya struktur tanah yang remah. Sejumlah studi membuktikan bahwa
pengolahan tanah intensif menyebabkan penurunan bahan organik tanah. Pengolahan tanah
intensif pada jenis tanah andisol dapat menyebabkan menurunnya kadar C organik tanah. Bila
N terdapat dalam jumlah yang rendah akan menyebabkan menurunnya luas daun, berat
kering, dan klorosis sebagai akibat dari menurunya jumlah klorofil. Rendahnya kandungan N
ini yang menyebabkan produktivitas tembakau rendah. Sangat rendahnya kadar C organik,
selain menyebabkan kebutuhan akan pupuk organik (pupuk kandang) yang semakin
C organik tanah, yang dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organic (Hanum,C, 2008).
pembersihan jerami, H-60 pembuatan got keliling, H-55 pembajakan 2, H-40 pembajakan 3,
H-30 pembajakan 4, H-25 pembersihan rumput di pematang dan H-15 dilakukan bajak siap
Tembakau virginia dan Tembakau Burley digunakan jarak tanam 110 cm x 50 cm, 120 cm x
50 cm atau 120 cm x 45 cm dengan populasi tanaman berkisar antara 16.000 18.000 pohon
/ha.
Tembakau rajangan Temanggung Jarak tanam digunakan 100 cm x 50cm (jarak tanam pagar
ganda) atau 100 cm x 75 cm. Populasi tanaman berkisar antara 11.000 hingga 18.000
batang/ha.
Tembakau rajangan Madura ditanam dengan populasi berkisar antara 20.000 sampai
dengan 33.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang paling baik adalah 100 cm x 50 cm atau 100
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
Seperti pada umumnya tanaman, tembakau juga memerlukan perawatan agar dapat
tumbuh dengan subur dan menghasilkan tembakau yang berkualitas. Pemeliharaaan tanaman
tembakau dimulai dari umur tanaman tembakau masih muda. Adapun Beberapa langkah
Pengairan dilakukan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air 1-2 liter setiap tanaman.
Setelah 7-25 hari frekuensi penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari
setelah tanam, frekuensi pemberian air 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah
tanaman pertumbuhan akan semakin cepat. Oleh karena itu, diperlukan 5 liter air per tanaman
setiap 3 hari. Setelah 65 hari dari masa tanam tembakau tidak memerlukan lagi penyiraman,
kecuali bila cuaca sangat kering. Cara pengairan tembakau pada lahan beririgasi yaitu dengan
cara dilep (basin irigation) hingga guludan tempat tanaman cukup basah dan selanjutnya
Waktu pemberian air irigasi dapat ditentukan dengan indikator sebagai berikut:
Tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila digenggam.
Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu: sampai dengan umur 45 hari
setelah tanam volume air buludan, pada 50 65 HST tinggi air guludan dan menjelang
Pada tanaman tembakau cerutu di bawah naungan, penyiraman dilakukan dengan cara
sprinkler irigation. Dengan demikian volume air yang diterima tanaman cukup seragam dan
mencukupi volumenya. Pada lahan kering (umumnya tembakau rakyat) pengairan sangat
tergantung pada curah hujan. Beberapa petani dengan modal yang cukup melakukan
penyiraman dengan sumber air tanah atau sungai dengan sistem pompanisasi
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik dapat
diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit yang baik dengan umur yang sama
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
3. Pembumbunan (pendangiran)
secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm 40 cm
di dalam tanah. Pendangiran dilakukan 3 4 kali tergantung pada kondisi tanah pada lahan
dan gulma. Pada tanaman tembakau ceretu Vorstenlanden di bawah naungan misalnya
pendangiran dilakukan 3 kali pada umur 7 10 hari setelah tanam (HST), 20 22 HST dan
4. Penyiangan
unsur hara pada tanaman, menghilangkan sumber penyakit dan mempermudah pada waktu
dengan tangan mencabut gulmanya atau dapat menggunakan herbisida (Hanum,C, 2008).
5. Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorganik (N,P,dan K).
Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk karena phospor berfungsi untuk
pertumbuhan akar dan penyusunan inti sel, lemak dan protein. Kandungan phospor dalam SP
36 sebesar 36%. Tanda tanaman kekurangan P yaitu daun menjadi tampak tua warnanya
menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang
lama-lama menjadi kuning. Sedangkan Kalium pada KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi
kualitas (rasa, warna dan bobot) tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap
pembentukan protein dan karbohidrat. Tanda-tanda Kekurangan Kalium daun mengerut atau
mengeritingterutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati
(Karama,A ,1991).
6. Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak dan bunga dilakukan tiap 3 hari sekali. Pangkas pucuk tanaman
saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun bunga di bawah bunga. Pemangkasan hanya
dilakukan pada jenis tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bunga mulai keluar (80%) dan
dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pemangkasan dilakukan agar tidak terjadi
stagnasi. Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman tembakau bertujuan untuk
sehingga hasil fotosintesis dapat terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok
dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual.
Pangkasan pucuk dilakukan pada saat button stage atau saat daun berjumlah 20 helai di atas
Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses
pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas
tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami
dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua
ini dilakukan pada waktuyang tepat. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena
Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar pada tanaman
tembakau adalah penyakit lanas, penyakit rebah kecambah, penyakit kerupuk dan penyakit
layu bakteri. Konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah pengendalian secara
terpadu. Dalam hal ini yang penting adalah melakukan pengamatan perkembangan populasi
hama atau penyakit. Apabila populasi hama dan penyakit melewati titik kritis ambang
ekonomi maka harus dilakukan pengendalian baik secara fisik, mekanik, biologis, teknik
budidaya maupun secara kimia. Hama ulat pucuk misalnya pada kepadatan populasi tertentu
4.3.1 Hama
a. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala: berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna
putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat,
b. Ulat Tanah (Agrotis ypsilon) Gejala: daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda
sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan
c. Ulat penggerek pucuk (Heliothis sp.) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang
dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot
PESTONA.
d. Nematoda (Meloydogyne sp.) Gejala: bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman
kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian
e. Kutu - kutuan (Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus.
(Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis)
(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).
4.3.2 Penyakit
a. Hangus batang (damping off) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala : batang tanaman
yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar.
Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural
GLIO.
b. Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada
daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan
menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar,
c. Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak
bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek.
Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air
d. Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat,
selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga
menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
e. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun
membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan
f. Penyakit Virus Penyebab : virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul),
tanaman menjadi lambat. Pengendalian : menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di
Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan
pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai
dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat
masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan
dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan
budidaya.blogspot.com).
Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk pemetikan
adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5
hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman
c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)
d)More grany side (sedikit kasar): warna daun antara kuning-oranye (teknis-
budidaya.blogspot.com).
DAFTAR PUSTAKA
http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-tembakau.html
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-tembakau.html
http://www.scribd.com/doc/45421651/
http://yuphyyehahaa.blogspot.com/2011/11/budidaya-tanaman-tembakau.html
Karama, A. (1991). Penggunaan pupuk organik pada tanaman pangan. Makalah
dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V, (pp. p.395-426). Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Makfoeld,Djarir. (1994). Mengenal beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di
Indonesia edisi ke dua. Liberty. Yogyakarta.
Setiawan, A dan Yani Trisnawati. (1993). Pembudidayaan, Pengolahan dan
Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.