Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematika Tanaman Tembakau


Menurut Matnawi (2012) tanaman tembakau dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisia : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccum L.
2.2. Biologi Tanaman Tembakau
Tanaman tembakau berwarna hijau berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya
berbatang tegak dengan ketinggian ratarata mencapai 250 cm, akan tetapi kadangkadang dapat mencapai
tinggi sampai 4 m apabila syaratsyarat tumbuh baik. Umur tanaman ini ratarata kurang dari 1 tahun. Daun
mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang,
daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982).
Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur
sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan serabut. Akar tanaman tembakau kurang
tahan terhadap air yang berlebihan karna dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).
Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat
lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki
tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang berbeda-beda,
tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki
mulut daun yang terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 2011).
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-
masing tandan berisi samapi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga merah jambu
sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga tembakau akan mekar secara
berurutan dari yang paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri
walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat
penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji perkembangbiakan ( Maulidiana, 2008). Bentuk buah tembakau
seperti telur ayam dengan panjang 1,5-2 cm.warna buah berwarna hijau dan menjadi coklat saat sudah masak.
Tingkat kemasakan buah tidak serempak.
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tembakau
Tanaman tembakau tumbuh baik pada ketinggian antara 200-3.000 m diatas permukaan laut dan
membutuhkan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun dengan suhu udara antara 21-32 derajat C. Batas suhu
minimum, yaitu 15o C dan suhu maksimum 420 C. Suhu ideal pada siang hari adalah 270 C. Curah hujan juga
sangat berpengaruh terhadap penentu kualitas dan kuantitas hasil tembakau. Keasaman tanah yang baik untuk
tanaman ini adalah pH antara 5-6. Tanaman tembakau akan tumbuh subur pada tanah gembur, remah, mudah
mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik. Tanaman tembakau merupakan tanaman tropis yang dapat
hidup pada rentang iklim yang luas. Tekstur tanah lapisan atas yang baik untuk tanaman tembakau adalah
lempung berpasir. Tekstur ini mempunyai porsi udara dan air yang optimum bagi pertumbuhan akar tanaman.
Karena responnya netral terhadap panjang hari, tanaman tembakau dapat tumbuh dari 60 0 LU-400 LS.
Varietas Anjuran
Berikut beberapa jenis tembakau yang dianjurkan untuk dibudidayakan.
Jenis Tembakau Varietas Yang Dianjurkan
A. Tembakau Cerutu -tembakau deli adalah D-4, KF-7, F1-45
-tembakau virstenlanden (untuk cerutu) adalah timor
vorstenlanden (TV) x gayamprit (G)
-tembakau besuki (tembakau pembalut dan pengisi cerutu) adalah
H 392, H328, H 887, H362 B
B. Tembakau Pipa Tembakau lumajang
C. Tembakau Sigaret -Tembakau virginia (tembakau sigaret) adalah delixie bright (DB)
101, coker 319, coker 48, coker 86, coker 176, north carolina 95
-tembakau oriental (turki) adalah samsun, smyrna, macedonia
oriental dan xanthi
-tembakau barley adalah KY 17, barley 21, dan tn 87
d.Tembakau Asli/Rajangan Terdiri atas banyak varietas sesuai dengan daerah
pengembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ahmad dan Soedarmanto. 2009. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta


Cahyono, B. 2011. Botani Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Kanisius. Yogyakarta.
Firmansyah, H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman Tembakau http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-
tembakau/. Diakses pada tanggal 06 Februari 2015.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Maudidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Delli. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Matnawi, M. 2012. Sistematika Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Universitas sumatra utara.
Nasution, H. 2009. Pengendalian Penyakit Rebah Semai Pada Persemaian Tanaman TEmbakau Deli (Nicotiana
Tabaccum L.) Dengan Memanfaatkan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.). Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas sumatra utara.
Riajaya. Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman Tembakau dan Serat Menghadapi Musim Kemarau Basah 2010.
http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=134:upaya-
adaptif&catid=4:info-aktual di akses tanggal 06 Februari 2015.
Suwarto dan Y. Octavianty. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Warintek, 2007. Tembakau Bantul.
http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/tembakau%20bantul.pdf>.
Diakses pada tanggal 06 Februari 2015.
Wikipedia. 2010. Tembaku. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau. Diakses Pada Tanggal 06 Februari 2015

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Botani Tanaman

Menurut Padmo dan Djatmiko (1991), spesies tanaman tembakau yang pernah ada di

dunia ini diperkirakan mencapai lebih dari 20 jenis, di mana persebaran geografis sangat

mempengaruhi cara bercocok tanam serta spesies,varietas yang diusahakan, dan mutu yang

dihasilkan (http:// scribd.com).

Klasifikasi tanamantembakau dalam sistematika tumbuhan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae

Genus: Nicotianae

Spesies: Nicotiana tabaccum, Nicotiana Rustica

Akar

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke

pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar

serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu

akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur

(http:// scribd.com).

Batang

Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat,

makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun,

batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi

daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm (http://budidaya-

id.blogspot.com).

Daun
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada

varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang

berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun

agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan

spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32

helai (http:// scribd.com).

Bunga

Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan

masing masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang,

terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari keturunan
Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga merah jambu sampai merah tua pada

bagian atas (Hanum, C, 2008).

Bunga tembakau berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai

bagian sebagai berikut:

a. Kelopak bunga, berlekuk dan mempunyai lima buah pancung

b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah jambu atau merah

tua dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima benang sari yang melekat

pada mahkota bunga, dan yang satu lebih pendek dari yang lain.

c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar.

d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari. Tinggi benang

sari dan putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak

melakukan penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk penyerbukan

silang.

Buah
Bakal buah tembakau terletak diatas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang

membesar, setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal buah ini

dihubungkan oleh sebatang tangkai putih dengan sebuah kepala putik diatasnya. Penyerbukan

yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar tiga minggu setelah

penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap pertumbuhan yang norrmal, dalam satu

tanaman terdapat lebih kurang 300 buah. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan

berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam

setiap gram biji berisi 12.000 butir biji. Tiap-tiap tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25

gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan buah tembakau telah jadi masak (Hanum,

C, 2008).

Biji
Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat

berkecambah bila disemaikan sehingga biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau

dormansi. Kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah, untuk dapat memperoleh

kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah disimpan

dengan baik dengan suhu yang kering (Hanum,C 2008).

3.2 Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun

iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat

merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan

mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam

tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun,

sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun (http://

scribd.com).

Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman

kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman

tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.

Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 oC.

Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung

pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman

tembakau adalah 0 - 900 mdpl (http:// scribd.com).

Tanah

Tanah yang dikehendaki oleh tanaman tembakau adalah tanah yang gembur, remah,

dan mudah mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk tanaman tembakau adalah yang

memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase. Hal ini
disebabkan karena tanaman tembakau yang sangat peka terhadap air yang menggenang.

Tanah yang optimal bagi tanaman tembakau adalah yang memiliki pH 5 6. Apabila didapat

nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran untuk menaikkan pH sedangkan

bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan pH

(http:// scribd.com).

BUDIDAYA TANAMAN TEMBAKAU


Teknik Budidaya tanaman tembakau sangat penting dalam membentuk unsur-unsur

yang mempengaruhi mutu tembakau. Teknik budidaya yang baik harus memperhatikan

faktor-faktor yang membentuk unsur. Faktor adalah hal-hal yang secara langsung dan tidak

langsung dapat mempengaruhi mutu tanaman tembakau dan daun tembakau hijau. Unsur

adalah hal yang digunakan secara langsung untuk menilai kualitas tembakau kering

(Makfoeld,D, 1994).

4.1 Jenis dan Varietas Tembakau

Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta familia

Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae Tabacum

dan Nicotianae Rustica dengan rincian sebagai berikut:

1). Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16%) biasanya digunakan

untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini banyak

berkembang di Rusia dan India.

2). Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6%) jenis ini

umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

Beberapa contoh dari varietas tembakau (Nicotiana tabacum) adalah:

1. Tembakau Virginia
Tembakau Virginia mempunyai sosok ramping, ketinggian tanaman sedang sampai

tinggi, daun berbentuk lonjong yang ujungnya meruncing, warna daun hijau kekuningan,

daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak, jarak antara daun satu dengan

yang lain cukup lebar sehingga kelihatan kurang rimbun, tanaman memiliki daya adaptasi

yang luas terhadap tanah dan iklim. Tembakau ini banyak ditanam di dataran rendah yang

panas (Hanum,2008).

Tembakau Virginia yang telah diolah menghasilkan krosok berwarna kuning

keemasan hingga kuning jingga, aromanya sangat berbeda dengan jenis tembakau yang lain,

memiliki kandungan gula tinggi sehingga terasa manis dan bila dirokok terasa ringan. Daun

tengah Tembakau Virginia sangat baik digunakan untuk pembuatan rokok sigaret putih

(Makfoeld,D, 1994).

2. Tembakau Oriental

Tembakau Oriental memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis tembakau lain

yaitu terletak pada aroma yang harum dan khas. Karena aromanya yang khas, tembakau

Oriental/Turki juga disebut sebagai aromatic tobacco. Tembakau Turki digunakan oleh

semua pabrik rokok sebagai campuran yang dapat meningkatkan mutu rokok sigaret

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

3. Tembakau Burley

Tembakau Burley bercirikan warna daun hijau pucat, batang dan ibu tulang daun

berwarna putih krem, daun tergolong ukuran besar (90160 cm), tanaman lebih banyak

berbentuk silindris daripada piramida, tinggi tanaman sekitar 180 cm. Krosok daun tembakau

Burley setelah pengolahan menjadi tipis, berwarna coklat kemerahmerahan, halus dan

lunak, serta beraroma sedap. Tembakau Burley mengandung nikotin yang banyak terdapat

pada daun bawah, daun tengah, dan daun atas (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Jenis-jenis tembakau yang dinamakan menurut tempat penghasilnya sebagai berikut:


Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk pembuatan cerutu.

Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret.

Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan

tembakau sigaret (tembakau Virginia).

Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret.

Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret.

Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia) (

http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Berdasarkan iklim tembakau yang diproduksi di Indonesia dapat dibagi antara lain:

a). Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan

rokok kretek;

b). Tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan

dasar membuat cerutu.

Tembakau yang dibuat sebagai cerutu adalah tembakau Deli D4,KF-7,F1-5, Tembakau

Vortstenlanden G, TV, Tembakau Besuki varietas H, Tembakau lumajang. Tembakau Sigaret

berupa tembakau Virginia, tembakau Oriental, tembakau Burley

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.2 Teknik Budidaya Tembakau

4.2.1 Pembibitan

Jumlah benih kurang lebih 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam. Biji utuh tidak

terserang penyakit dan tidak keriput. Media semai yaitu campuran tanah (50%) ditambah

pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk

setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada

polybag. Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 100 cm sisi

Timur dan 60 cm sisi Barat.


Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu

dikeringanginkan. Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain

yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya

yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan. Siram

media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan

tutup tanah tipis-tipis. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30

dan 45 hari. Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari

setelah semai (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.2.2 Pengolahan Tanah dan Penanaman

Pengolahan tanah ditujukan untuk memberi kondisi yang menguntungkan bagi

pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang baik dan

mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk menunjang

pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh perakaran yang baik

pengolahan tanah harus mencapai kedalaman olah lebih dari 30 cm, disamping upaya lain

kearah terbentuknya struktur tanah yang remah. Sejumlah studi membuktikan bahwa

pengolahan tanah intensif menyebabkan penurunan bahan organik tanah. Pengolahan tanah

intensif pada jenis tanah andisol dapat menyebabkan menurunnya kadar C organik tanah. Bila

N terdapat dalam jumlah yang rendah akan menyebabkan menurunnya luas daun, berat

kering, dan klorosis sebagai akibat dari menurunya jumlah klorofil. Rendahnya kandungan N

ini yang menyebabkan produktivitas tembakau rendah. Sangat rendahnya kadar C organik,

selain menyebabkan kebutuhan akan pupuk organik (pupuk kandang) yang semakin

meningkat, juga menyebabkan rendahnya efisiensi pemupukan. Dengan meningkatkan kadar

C organik tanah, yang dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organic (Hanum,C, 2008).

Pengolahan tanah dilakukan 70 hari sebelum penanaman dimana H-70 dilakukan

pembersihan jerami, H-60 pembuatan got keliling, H-55 pembajakan 2, H-40 pembajakan 3,
H-30 pembajakan 4, H-25 pembersihan rumput di pematang dan H-15 dilakukan bajak siap

tanam (Hanum,C, 2008).

Adapun jarak tanamnya adalah sebagai berikut:

Tembakau virginia dan Tembakau Burley digunakan jarak tanam 110 cm x 50 cm, 120 cm x

50 cm atau 120 cm x 45 cm dengan populasi tanaman berkisar antara 16.000 18.000 pohon

/ha.

Tembakau Cerutu Vorstendlanden varietas hibrida TV38XG populasi idealnya adalah

17.480 tanaman/ha, sedang varietas F1K sebesar 16.930 tanaman/ha.

Tembakau rajangan Temanggung Jarak tanam digunakan 100 cm x 50cm (jarak tanam pagar

ganda) atau 100 cm x 75 cm. Populasi tanaman berkisar antara 11.000 hingga 18.000

batang/ha.

Tembakau rajangan Madura ditanam dengan populasi berkisar antara 20.000 sampai

dengan 33.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang paling baik adalah 100 cm x 50 cm atau 100

cm x 45 cm dengan populasi tanaman 33.000 tanaman /ha

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.2.3 Pengelolaan dan Perawatan Tanaman Tembakau

Seperti pada umumnya tanaman, tembakau juga memerlukan perawatan agar dapat

tumbuh dengan subur dan menghasilkan tembakau yang berkualitas. Pemeliharaaan tanaman

tembakau dimulai dari umur tanaman tembakau masih muda. Adapun Beberapa langkah

pemeliharaan tanaman tembakau yaitu :

1. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air 1-2 liter setiap tanaman.

Setelah 7-25 hari frekuensi penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari

setelah tanam, frekuensi pemberian air 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah

tanaman pertumbuhan akan semakin cepat. Oleh karena itu, diperlukan 5 liter air per tanaman
setiap 3 hari. Setelah 65 hari dari masa tanam tembakau tidak memerlukan lagi penyiraman,

kecuali bila cuaca sangat kering. Cara pengairan tembakau pada lahan beririgasi yaitu dengan

cara dilep (basin irigation) hingga guludan tempat tanaman cukup basah dan selanjutnya

lahan dikeringkan kembali (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Waktu pemberian air irigasi dapat ditentukan dengan indikator sebagai berikut:

Tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila digenggam.

Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu: sampai dengan umur 45 hari

setelah tanam volume air buludan, pada 50 65 HST tinggi air guludan dan menjelang

panen tinggi air guludan.

Pada tanaman tembakau cerutu di bawah naungan, penyiraman dilakukan dengan cara

sprinkler irigation. Dengan demikian volume air yang diterima tanaman cukup seragam dan

mencukupi volumenya. Pada lahan kering (umumnya tembakau rakyat) pengairan sangat

tergantung pada curah hujan. Beberapa petani dengan modal yang cukup melakukan

penyiraman dengan sumber air tanah atau sungai dengan sistem pompanisasi

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik dapat

diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit yang baik dengan umur yang sama

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

3. Pembumbunan (pendangiran)

Pendangiran dimaksudkan untuk memperbaiki susunan udara tanah, memudahkan

perembesan air, mengendalikan gulma dan memperbaiki guludan. Pendangiran dilakukan

secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm 40 cm

di dalam tanah. Pendangiran dilakukan 3 4 kali tergantung pada kondisi tanah pada lahan

dan gulma. Pada tanaman tembakau ceretu Vorstenlanden di bawah naungan misalnya
pendangiran dilakukan 3 kali pada umur 7 10 hari setelah tanam (HST), 20 22 HST dan

30 35 HST. Pendangiran umumnya dilakukan setelah pengairan. Pembumbunan tanah pada

guludan, untuk merangsang perakaran yang baik (Hanum,C, 2008).

4. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk menghindari adanya persaingan dalam pengambilan

unsur hara pada tanaman, menghilangkan sumber penyakit dan mempermudah pada waktu

pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan mempermudah pada wakrtu pemetikan/panen,

untuk meningkatkan hasil produksi. Penyiangan dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan

dengan tangan mencabut gulmanya atau dapat menggunakan herbisida (Hanum,C, 2008).

5. Pemupukan

Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorganik (N,P,dan K).

Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk karena phospor berfungsi untuk

pertumbuhan akar dan penyusunan inti sel, lemak dan protein. Kandungan phospor dalam SP

36 sebesar 36%. Tanda tanaman kekurangan P yaitu daun menjadi tampak tua warnanya

menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang

lama-lama menjadi kuning. Sedangkan Kalium pada KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi

kualitas (rasa, warna dan bobot) tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap

kekeringan, hama/penyakit, mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, dan membantu

pembentukan protein dan karbohidrat. Tanda-tanda Kekurangan Kalium daun mengerut atau

mengeritingterutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati

(Karama,A ,1991).

6. Pemangkasan

Pangkas tunas ketiak dan bunga dilakukan tiap 3 hari sekali. Pangkas pucuk tanaman

saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun bunga di bawah bunga. Pemangkasan hanya

dilakukan pada jenis tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bunga mulai keluar (80%) dan
dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pemangkasan dilakukan agar tidak terjadi

stagnasi. Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman tembakau bertujuan untuk

menghentikan pengangkutan bahan makanan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas

sehingga hasil fotosintesis dapat terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok

dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual.

Pangkasan pucuk dilakukan pada saat button stage atau saat daun berjumlah 20 helai di atas

daun bibit (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

7. Punggel dan wiwil/suli

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses

pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas

tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami

dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua

ini dilakukan pada waktuyang tepat. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena

akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.3 Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar pada tanaman

tembakau adalah penyakit lanas, penyakit rebah kecambah, penyakit kerupuk dan penyakit

layu bakteri. Konsep pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah pengendalian secara

terpadu. Dalam hal ini yang penting adalah melakukan pengamatan perkembangan populasi

hama atau penyakit. Apabila populasi hama dan penyakit melewati titik kritis ambang

ekonomi maka harus dilakukan pengendalian baik secara fisik, mekanik, biologis, teknik

budidaya maupun secara kimia. Hama ulat pucuk misalnya pada kepadatan populasi tertentu

cukup dikendalikan dengan mengutip ulat tersebut (http:// scribd.com).

4.3.1 Hama
a. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala: berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna

putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat,

penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, semprot Natural VITURA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ypsilon) Gejala: daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda

sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan

sesaat, semprot PESTONA.

c. Ulat penggerek pucuk (Heliothis sp.) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang

dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot

PESTONA.

d. Nematoda (Meloydogyne sp.) Gejala: bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman

kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian

GLIO diawal tanam, PESTONA

e. Kutu - kutuan (Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus.

Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.

f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong

(Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis)

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.3.2 Penyakit

a. Hangus batang (damping off) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala : batang tanaman

yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar.

Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural

GLIO.

b. Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada

daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan
menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar,

semprotkan Natural GLIO.

c. Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak

bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek.

Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air

bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

d. Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat,

selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga

menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.

e. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun

membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan

bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

f. Penyakit Virus Penyebab : virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul),

Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus). Gejala : pertumbuhan

tanaman menjadi lambat. Pengendalian : menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di

cabut dan dibakar (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

4.4 Panen dan Pasca Panen

Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan

telah berwarna hijau kekuning-kuningan. Untuk golongan tembakau cerutu maka

pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai

dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat

masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan

dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan

diperpanjang 5-10 hari dari tingkat kemasakan tepat masak (http://teknis-

budidaya.blogspot.com).
Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk pemetikan

adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5

hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman

dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.

Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu:

a) Trash (apkiran): warna daun hitam

b) Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda

c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)

d)More grany side (sedikit kasar): warna daun antara kuning-oranye (teknis-

budidaya.blogspot.com).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A dan Soedarmanto. (1982). Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta.


Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
http://agrindonesia.wordpress.com/2009/04/15/budidaya-tanaman-tembakau/

http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-tembakau.html
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-tembakau.html
http://www.scribd.com/doc/45421651/
http://yuphyyehahaa.blogspot.com/2011/11/budidaya-tanaman-tembakau.html
Karama, A. (1991). Penggunaan pupuk organik pada tanaman pangan. Makalah
dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V, (pp. p.395-426). Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Makfoeld,Djarir. (1994). Mengenal beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di
Indonesia edisi ke dua. Liberty. Yogyakarta.
Setiawan, A dan Yani Trisnawati. (1993). Pembudidayaan, Pengolahan dan
Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai