Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL (Gliricidia

sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU


(Nicotiana tabacum L)

RIZKY FIRMANSYAH NASUTION


22253112033
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
rizky099090@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini agar mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi


kegiatan usaha budidaya tembakau dengan memanfaatkan daun gamal sebagai pupuk
organik cair. Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah produk petani olahan
dari daun tanaman dalam jenis Nicotiana yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin
tartrat, dapat digunakan dalam beberapa obat- obatan (Anonim, 2012). Salah satu alternatif
yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber unsur hara
bagi tanaman. Penggunaan pupuk pada kegiatan budidaya tanaman tembakau bertujuan
untuk memenuhi unsur hara tanaman. Jadi kandungan unsur yang terdapat pada daun
gamal berupa protein 25,7 Nitrogen 70% penggunaan pupuk cair daun gamal sangat
baik digunakan bagi tanaman yang sementara dalam masa pertumbuhan vegetatif
umumnya tanaman yang mengalami fase tersebut pada saat tanaman masih kecil atau
dalam masa pertumbuhan vegetatif (Pracaya, 2007).

PENDAHULUAN

Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah produk petani olahan dari daun
tanaman dalam jenis Nicotiana yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tembakau dapat
dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat, dapat
digunakan dalam beberapa obat- obatan (Anonim, 2012).
Tembakau merupakan bahan baku pembuatan rokok yang telah menjadi sumber
penerimaan negara yang diandalkan. Cukai hasil tembakau termasuk dalam penyumbang
besar untuk penerimaan negara. Sepanjang kuartal I/2021, realisasi penerimaan cukai hasil
tembakau adalah 48,22 triliun atau 27,65% dari target (Prakoso, 2021).
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.
Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber
pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi negara. Tanaman Tembakau merupakan
tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman
perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya)
digunakan sebagai bahan pembuatan rokok (Ali, 2018).

1
Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi penghasil tembakau, dari beberapa
kabupaten yang ada di Sumatera Barat, Kabupaten Lima Puluh Kota adalah salah
satunya. Di Kabupaten Lima Puluh Kota tedapat 3 varietas tembakau yang dibudidayakan
petani yaitu, varietas Rudau Teleng, varietas Rudau Sendok dan varietas Taram.
Adapun varietas yang banyak dibudidayakan adalah varietas Rudau Teleng. Tembakau
varietas Rudau Teleng, varietas Rudau
Gadang dan varietas Taram tergolong kedalam tembakau asli/rajangan. Sedangkan
secara umum, Tembakau terdiri dari 4 jenis yaitu tembakau cerutu, tembakau pipa,
tembakau sigaret dan tembakau asli/rajangan. Tembakau asli/rajangan terdiri atas banyak
varietas sesuai dengan daerah pengembangannya (Suwarto, Octaviani dan Hermawati,
2014).
Berdasarkan Badan Pusat statistik melaporkan nilai ekspor tembakau nasional pada
Januari-Desember 2021 mencapai US$ 73,84 juta atau sekitar Rp 1,06 triliun. Nilai itu
meningkat 16% dibandingkan penjualan pada periode Selma satu tahun sebelumnya, yaitu
US$63,65 juta atau sekitar Rp 914,09 miliar (Badan Pusat Statistik, 2021)
Dikutip dari naskah publikasi (Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2019)
Pada tahun 2017 luas areal pertanaman tembakau di Kecamatan Harau adalah 4,5 Ha
dengan hasil produksi yaitu 2,5 Ton (0,555 ton/ha). Sedangkan pada tahun 2018 luas
areal pertanaman tembakau yang ada di Kecamatan Harau menurun yaitu 1,5 Ha dengan
produksi yang dihasilkan 1,52 Ton (1,013 Ton/Ha).
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk pada kegiatan
budidaya tanaman tembakau bertujuan untuk memenuhi unsur hara tanaman. Pemberian
pupuk berimbang dan rasional serta berkelanjutan sangat dianjurkan dengan
memperhatikan jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk, waktu pemberian serta cara
pemberian pupuk, sehingga tercapai produksi dan kualitas yang baik dari tanaman yang
dipupuk (Asmoro, 2019).
Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat mengganggu dan merusak
kesuburan tanah jika di gunakan secara terus menerus dalam waktu
yang lama. Oleh karena itu salah satu alternatif dalam pengurangan penggunaan pupuk
anorganik seperti Urea dan NPK yaitu dengan penggunaan daun dari tumbuhan gamal
(Gliricidia sepium) sebagai pupuk cair organik pada tembakau (Novriani, 2016).
Gamal merupakan tanaman jenis perdu kerabat polong-polongan (suku Fabaceae
atau Leguminosae). Penyebaran alami tidak jelas karena telah dibudidayakan sejak lama,
tetapi bukti kuat menunjukkan bahwa penyebarannya terbatas pada hutan musim kering
gugur daun di dataran rendah pesisir Pasifik dan beberapa lembah pedalaman di
Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman ini sekarang sudah menyebar di seluruh daerah
tropika termasuk Indonesia (Hesty,Natalia. et. al. 2009).
Pupuk organik cair memiliki kandungan unsur nitrogen berfungsi menyusun semua
protein, asam amino dan klorofil daun. Ada beberapa penelitian menyatakan penggunaan
pupuk organik cair memberi dampak positif untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan
pupuk cair terpenting harus memperhatikan pada konsentrasi atau dosis yang digunakan
untuk tanaman. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman dapat mengaplikasikan pupuk
hijau, pupuk hayati, pupuk kompos, ekstrak daun (Masluki, 2015).
Penggunaan daun gamal sebagai pupuk organik cair merupakan cara yang efektif
mengingat keberadaan daun gamal cukup tersedia dan banyak mengandung unsur organik
yang terdapat pada daun gamal tersebut, kandungan- kandungan itu sangat berperan aktif
pada tanaman yang memerlukan pertumbuhan vegetative. Kandungan unsur yang terdapat
pada daun gamal berupa protein 25,7 Nitrogen 70% penggunaan pupuk cair daun

2
gamal sangat
baik digunakan bagi tanaman yang sementara dalam masa pertumbuhan vegetatif
umumnya tanaman yang mengalami fase tersebut pada saat tanaman masih kecil atau
dalam masa pertumbuhan vegetatif (Pracaya, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut, dalam upaya memanfaatkan daun gamal sebagai
pupuk organik cair (POC) maka penulis akan melakukan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini
dengan Judul “Budidaya Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) dengan
Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium)”.
METODE PELAKSANAAN

Alat dan Bahan

Alat yang telah digunakan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini yaitu, cangkul,
parang, ember, ember bertutup, selang 1/2 inchi, gembor, meteran 50 m, knapsack sprayer,
garu, pisau cutter dan cup.
Bahan yang telah digunakan yaitu, bibit tembakau varietas rudau gadang, daun
gamal, air beras, air kelapa muda, tali raffia, EM-4, dithane M-45, decis, pupuk kandang,
perekat, ZA, SP 36 dan KCl.
Pelaksanaan Proyek

Penelitian yang telah dilakukan meliputi kegiatan yaitu peninjauan dan pengukuran
lokasi lahan, persiapan bahan tanam, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanaman,
pemberian pupuk dasar, pembuatan pupuk organik cair, penanaman, penyiraman,
penyulaman, penyiangan dan pembumbunan, pemupukan anorganik dan pupuk organik
cair, pengendalian hama dan penyakit, pengamatan pertumbuhan vegetatif, pemangkasan
serta panen dan pemasaran.
Peninjauan dan pengukuran lahan

Penentuan lokasi lahan pertanaman ditentukan oleh UPT Farm selaku penanggung
jawab kebun percobaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Kegiatan ini
dilaksanakan pada minggu pertama jadwal kegiatan budidaya. Lahan tersebut kemudian
diukur menggunakan meteran 50 m dengan luasan yang diberikan adalah 148 m2 (panjang
13,5 m, lebar 11 m). Persiapan, peninjauan dan pengukuran lahan ini dilakukan 3 minggu
sebelum penanaman.dapat di lihat pada Lampiran 1.A.
Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan 3 minggu sebelum tanam sebanyak 2 kali. Pengolahan


pertama dilakukan dengan menggunakan traktor untuk membalikkan kondisi tanah bagian
dalam keatas permukaan tanah, pengolahan tanah pertama dilakukan oleh pihak UPT
Farm. Kemudian pada pengolahan tanah kedua dilakukan oleh pelaksana proyek pada
waktu minggu pertama dan minggu kedua pada jadwal kegiatan budidaya dengan
membersihkan lahan dari sampah-sampah plastik, perakaran, kayu, gulma dan lainnya
menggunakan alat garu. Setelah itu dilakukan pembuatan drainase sebagai saluran air
dengan kedalaman 30 cm. Kemudian melakukan pencacahan pada bongkahan tanah yang
berukuran besar.dapat di lihat pada Lampiran 1.B.
Persiapan bahan tanam
3
Persiapan bahan tanaman pada budidaya tembakau ini yaitu dengan membeli bibit
dari penangkar bibit dari Akabiluru sebanyak 250 batang. Dengan kriteria bibit yang telah
berumur 45 hari,pertumbuhannya sehat, tampak segar dan agar mudah dicabut sebelumnya
bedengan disiram air sampai basah. Jumlah daun 4-5 lembar, tinggi bibit 15-20 cm dan
pertumbuhan bibit lurus tidak bengkok. Jenis bibit varietas Rudau Gadang.
Pembuatan lubang tanam

Kegiatan pembuatan lubang tanam ini dilakukan 1 minggu sebelum penanaman.


Lubang tanam dibuat dengan menggunakan cangkul sedalam 10 – 15 cm.Jarak tanam
tembakau yang digunakan pada varietas tembakau rudau gadang adalah 100 cm × 50
cm.dapat dilihat pada Lampiran 1.C.
Pemberian pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pembuatan lubang tanam seminggu


sebelum penanaman. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat. Pupuk
yang digunakan adalah pupuk kandang sapi dengan dosis 500 gram/0,5 kg per lubang
tanam.dapat di lihat pada Lampiran 1.D.

Pembuatan pupuk organik cair

Cara pembuatan pembuatan pupuk organik cair (POC) daun gamal sebagai
berikut :
a. Air cucian beras dimasukkan sebanyak 15 liter ke dalam drum plastik yang telah
disediakan.
b. Daun gamal ditimbang seberat 10 kg kemudian dicincang halus dengan menggunakan
parang, dan dimasukan ke dalam drum.
c. Masukkan juga air kelapa muda sebanyak 2 liter, dan EM-4 sebanyak 125 ml ke
dalam drum plastik.
d. Lalu drum ditutup dengan plastik hitam dan ikat dengan tali rafia, beri Kemudian
semua bahan-bahan tersebut dicampurkan ke dalam drum, dan diaduk hingga tercampur
rata selama 5-10 menit.
e. lubang sesuai ukuran slang plastik, masukan slang ke dalam drum tersebut dan
jangansampai masuk sampah-sampah ke dalam drum tersebut.
f. Selang ½ inci sepanjang ½ meter dihubungkan dengan dengan botol air kemasan
kapasitas 1 liter yang telah diisi air setengahnya.
g. Kemudian menunggu proses difermentasi selama 20 hari.
h. Pembuatan POC dinilai berhasil jika hasil fermentasi mengeluarkan bau
harum yang khas seperti wangi tapai atau alkohol. Kemudian disaring.

i. Untuk diaplikasikan sebagai pupuk organik cair, POC dicampurkan dengan air dengan
perbandingan 1 : 8 (1 liter mol dicampurkan/dilarutkan dalam 8 liter air).
j. Pengaplikasiannya yaitu dengan cara disemprotkan atau disiram dengan cup.

Pupuk organik cair daun gamal yang sudah jadi dan siap diaplikasikan ke lapangan
ditandai dengan semakin lunak dan membusuknya daun, berubahnya warna endapan daun
gamal dai hijau menjadi kecoklatan dan muculnya aroma alkohol serta terdapat lapisan
putih pada permukaan pupuk cair.diberikan setelaah tanaman berumur 3 dan 6 MST
dengan dosis 33cc /tanaman dengan cara di cor ketanaman.
Penanaman
4
Penanaman bibit tembakau dilakukan dengan cara membenamkannya ke dalam
lubang tanam sedalam leher akar. Bibit tembakau dari polybag dimasukkan ke dalam
lubang tanam beserta tanahnya kecuali polybag dikumpulkan untuk dibuang pada tempat
sampah. Kemudian, lubang tanam tersebut ditutup dengan tanah dan ditekan-tekan sedikit
agar tanaman dapat berdiri kuat dan tegak. Kegiatan ini dilakukan satu minggu setelah
pembuatan lubang tanam.dapat di lihat pada Lampiran 1.E.
Pemeliharaan

A. Penyiraman

Penyiraman intensif yang telah dilakukan yaitu pada waktu setelah tanam di
lapangan hingga minggu ke-3 setelah penanaman dilakukan. Penyiraman dilakukan
dengan selang waktu 2 hari sekali, dengan pertimbangan pada waktu
2 bulan awal pelaksanaan budidaya sering terjadi hujan sehingga keadaan tanah di
lapangan cukup lembab.dapat di lihat pada Lampiran 1.F.
B. Penyulaman

Penyulaman yang dilakukan yaitu pada minggu pertama setelah tanam di lapangan
hingga terkhir pada minggu ke-3 setelah tanam di lapangan. Bibit tanaman tersebut
diambil dari cadangan bibit sulaman yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu sebanyak
17 batang yang di sulam.
C. Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual denganmencabut gulma menggunakan tangan.


Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada usia 3 MST, 6 MST dan 9 MST.
D. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan sejalan dengan penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali dan


dengan selang waktu 3 minggu sekali.
E. Pemberian pupuk organik cair (POC) daun gamal

Aplikasi pupuk organik cair daun gamal dilakukan dengan cara penyiraman dengan
menggunakan cup kecil di sekitar pangkal batang tanaman. Aplikasi dilakukan sebanyak 2
kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 minggu dan
aplikasi kedua dilakukan saat tanaman telah berumur 6 minggu. Larutan pupuk organik
cair yang diaplikasikan dengan dosis 33 cc per tanaman/2 kali aplikasi atau 16,5 cc per
tanaman/1 kali aplikasi. Waktu pemberian dilakukan pada pagi hari atau sore hari.
Untuk penghitungan dosis pupuk organik cair daun gamal sebagai berikut :

N ZA x 10 gram (dosis pupuk ZA)N daun gamal 21 %


x 10
3,15 %

= 66,7 ml/tanaman (dosis jika pupuk ZA tidak digunakan sama sekali)


Perbandingan dosis ZA dan POC daun gamal yang digunakan adalah :
50 : 50,
maka dosis POC daun gamal yang digunakan adalah 33 cc/tanaman. Pemberian POC
dapat di lihat pada Lampiran 1.G.
5
F. Pemupukan anorganik

Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada usia 7 HST dan 28 HST. Pada
pemupukan 7 HST pupuk yang diberikan yaitu ZA (5 gram/tanaman), KCl (2,5
gram/tanaman) dan SP36 (5 gram/tanaman). Pada pemupukan 28 HST pupuk yang
diberikan hanya KCL (2,5 gram/tanaman). Pupuk diberikan dengan cara ditebar sekeliling
batang kemudian ditutup sedikit dengan tanah, pupuk N diletakkan terpisah dari pupuk P
dan K. Dengan penggunaan POC daun gamal, maka dosis pupuk Za yang diaplikasikan
cukup 5 gram/tanaman yang aturannya 10 gram/tanaman.dapat di lihat pada lampiran 2.J.
G. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan 10% tanaman berbunga atau ketika tanaman berumur 60-65
hari. pemangkasan ada 2 jenis yaitu pemangkasan pucuk dan pemangkasan tunas ketiak.
Pemangkasan pucuk dilakukan saat tanaman sudah berbunga sedangkan pemangkasan
tunas ketiak dilakukan setelah pemangkasan pucuk yaitu dengan memonitoring tunas
ketiak yang dtumbuh pada tanaman
setiap 5-7 hari sekali.dapat di lihat pada Lampiran 1.K.

H. Pengendalian hama dan penyakit

Hama terdapat menyerang tanaman tembakau yaitu :

1. Ulat daun

Gejala serangannya yaitu daun tembakau berlobang lobang karena ulat memakan
pucuk daun dan daun atas. Cara pengendaliannya dengan menyemprotkan
insektisida ( decis ).
2. Ulat tanah

Gejala serangannya yaitu aunn terserang berlubang lobang terutama daun muda
sehingga ada tangkai daun rebah. Cara pengendaliannya dengan menyemprotkan
insektisida ( decis ).
3. Ulat penggerek pucuk

Gejala serangannya mengakibatkan daun pucuk berlubang-lubang dan lama


kelamaan habis. Cara pengendaliannya dengan menyemprotkan insektisida ( decis )
4. Nematoda

Gejala serangan akar tanaman tampak bisul-bisul bulat.cara pengendaliannya


dengan fungisida ( dithane M-45 ).
Penyakit yang menyerang tamanan tembakau yaitu :

1. Hangus batang

Gejala serangannya batang tamanaman tembakau akan mengering berwarna coklat


dan hitam. Cara pengendaliannya dengan fungisida ( dithane M-45 ).
2. Lanas
Gejala serangannya munculnya bercak kelabu pada batang yang terserang. Cara
pengendaliannya dengan fungisida ( dithane M-45 ).
3. Bercak coklat
6
Gejala serangannya daun terinfeksi bercak-bercak coklat. Cara
pengendaliannya dengan fungisida ( dithane M-45 ).
4. Busuk daun

Gejala serangannnya sangat mirip dengan lanas namu daun membusuk. Cara
pengendaliannya dengan fungisida ( dithane M-45 ).
Layu bakteri

Gejala serangannnya tamanam tembakau mengalami layu dan mati. Cara


pengendaliannya dengan di cabut.
5. mozaik

Gejala serangannya munculnya bercak hijau mua dan hijau tua serta membuat
pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Cara pengendaliannya dengan fungisida (
dithane M-45 ).
Dapat di lihat pada Lampiran 1.E.

Pengamatan pertumbuhan vegetatif

Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu dengan interval seminggu


sekali dilakukan sebanyak 5 kali pengamatan. Dengan cara menentukan sampel acak
sebanyak 5% dari populasi tanamanyaitu sebanyak 12 sampel tenaman. Penentuan sampel
diambil dari setiap baris tanaman dimulai dari ujung barisan tanaman, kemudian setiap
sampel diberikan ajir dan penanda nomor urut sampel. varietas yang diamati meliputi
sebagaiberikut :
a. Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman tembakau dimulai dari pangkal batang tanaman yang
dijadikan sampai pada titik tumbuh atau pengukurannya dimulai dari permukaan tanah
sampai dengan titik tumbuh ditambah 10 cm. Penambahan 10 cm untuk batang tanaman
yang tertimbun dari permukaan tanah.
b. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun dihitung mulai dari daun paling bawah yang ada pada tanaman
tembakau sampai daun termuda yang telah menjadi daun sempurna.
c. Lebar daun terlebar (cm)

Lebar daun dihitung dari bagian daun yang terlebar, daun yang dijadikan sampel
adalah daun dengan kondisi yang bagus.
d. Panjang daun terpanjang (cm)

Panjang daun diukur dari pangkal ketiak daun hingga ujung daun. Daun yang diukur
adalah daun yang terpanjang yang dijadikan sampel.
e. Diameter batang (mm)

Diameter batang tanaman yang diukur adalah batang bagian bawah setelah
pembumbunan yang dijadikan sampel, tandai bagian yang diukur menggunakan spidol
agar hasil pengamatan lebih akurat.
f. Produksi berat basah daun (gram)
7
Berat basah daun ditimbang saat panen pada tanaman yang dijadikan sampel dengan
menimbang semua daun pada tanaman.
Panen dan pemasaran

Panen dilakukan langsung oleh toke tembakau dengan sistem penjualan borongan
dengan mematokkan penjualan pada satuan luasan yaitu dengan melihat
keseragaman tanaman dan jumlah populasi tanaman yang bisa untuk dipanen.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pertumbuhan 8 minggu setelah tanam tanaman tembakau pada


PUM dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 2,3,4,5,6,dan 7.
Tabel 8. Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif tembakau
Hasil
no parameter pengamatan
4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
1 tinggi tanaman (cm) 11,3 19,7 33,1 57,5 88,6
2 jumlah daun (helai) 7 10 14 16 18
3 panjang daun (cm) 13 16,1 19,5 24,3 29
4 lebar daun (cm) 11,1 13,7 15,5 18 21
5 diameter batang (cm) 9 10,9 14,3 17,1 19,7
berat basah daun
(dram/batang) (dilakukan
6 pada saat panen) 410

Rata rata
100 88,6
Tinggi Tanaman (cm)

80
57,5
60
gambar 2. Rata-rata tinggi tanaman tembakau.
33,1
40
19,7
20 11,3 Rata rata
20 18
0 16
Jumlah Daun (Lembar)

1 2 143 4 5
15
Pengamatan Ke
10
10 7

0
1 2 3 4 5
Pengamatan Ke

Gambar 3. Rata-rata jumlah daun tanaman tembakau.

8
Rata rata
35
29
30

Panjang Daun (cm)


24,3
25 19,5
20 16,1
13
15
10
5
0
12 3 4 5
Pengamatan Ke

Gambar 4. Rata-rata panjang daun tanaman tembakau.

Rata rata
25 21
20 18
Lebar Daun (cm)

15,5
13,7
15 11,1
10

0
1 2 3 4 5
Pengamatan Ke

Gambar 5. Rata-rata lebar daun tanaman tembakau.

9
Rata rata
25
19,7

Diameter Batang (mm)


20 17,1
14,3
15 10,9
9
10
5
0
1 2 3 4 5
Pengamatan Ke

Gambar 6. Rata-rata diameter batang tanaman tembakau.


Kendala di lapangan

Pada proyek usaha mandiri (PUM) yang telah dilakukan, terdapat


beberapapermasalahan yang mempengaruhi keadaan di lapangan, yaitu :
A. Setelah di lapangan didapati bahwa ada tanaman yang terserang penyakit TMV
(Tobacco Mozaik Virus), daun keriting (kerupuk) dan lanas.
B. Pada saat proyek terjadi hujan dan angin kencang dengan intensitas yangtinggi
menyebabkan tanaman menjadi roboh.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian selama 4 bulan pada Budidaya Tanaman


Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Dengan pemanfaatn pupuk organik cair
dengan daun gamal pada Budidaya Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum
L.)dapat disimpulkan bahwa:
1.). Penyebaran virus mosaik tembakau dapat dikurangi atau di minimalisir
penyebarannya ke tanaman lain dan mencegah hama berupa belalang
dengan menyemprotkan dithane M45 2 gr/liter air dan decis 2 ml/liter air.
2). Bedasarkan hasil analisa finansial usaha budidaya tanaman tembakau
pemanfaatan pupuk organik cair daun gamal dapat menghasilkan panjang
daun 29 cm, lebar daun 21cm, tinggi tanaman 88,6 cm, diameter batang 19,7
ml, jumlah daun 18 helai.
3). Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dibuat rencana bisnis dengan 26 x
perluasan dengan populasi 19.000 dengan B/C ratio 1,7.
Saran

1). Dalam melakukan Budidaya tanaman tembakau harus memperhatikan


kondisi lahan yang memiliki saluran drainase induk yang baik agar tidak
terjadinya genangan air pada saat musim penghujan, karena apabila lahan
tergenang dapat menyebabkan busuk pada batang tanaman tembakau.
2). Dalam melakukan budidaya tanaman tembakau pemilihan lokasi lahan yang
baik harus di perhatikan agar kegiatan lebih optimal seperti lahan yang
bebas dari hama dan penyakit dan juga lahan yang dekat dengan sumber air
3). Harus rutin melakukan penyiraman pada saat musim kemarau dan
pengendalian hama penyakit harus rutin dilaksanakan juga.
4). Apabila bagian tubuh atau pakaian terkena kontak langsung dengan tanaman

10
yang terserang virus mosaik tembakau, jangan kontak secara langsung
dengan tanaman yang masih sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Akehurst, B.C. 1981. Tobacco. 2nd ed. Longman. London. 551pp.


Ali. M. dan Hariyadi, B. W. (2018). Teknik Budidaya Tembakau.
Ali, Mahrus, dan Bambang W. H. Teknik budidaya tembakau. OSF Preprints,12
Mei. 2022. Web

Anonim,2012.http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-lsareal-prodvitas-
bun.pdf

Asmoro. Y. 2019. Bagaimana meningkatkan produksi


tembakau.
https://www.academia.edu/16999439/Bagaimana_meningkatkan_produ
ksi_t embakau. Diakses 15 Mei 2022

Badan Pusat Statistik. 2021. Nilai ekspor pengolahan industry tembakau.


https://databoks.katadata.co.id.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. 2017. Produksi


tembakau perkebunan rakyat 2007 2017.
https://sumbar.bps.go.id/dynamictable/2016/11/17/49/produksi-
tembakau- perkebunan-rakyat-2007-2015.html. Diakses 20 Mei 2022.

Bambang. C. 2011. Untung selangit dari usaha bertani tembakau. : Cahaya


Atma Pustaka. . Yogyakarta

Budiman, H. 2011. Budidaya tanaman tembakau. Yogyakarta : Pustaka Baru


Press.

Budiman. H. 2014. Budidaya Tanaman Tembakau Kiat Menanam Tembakau


Berkualitas Tinggi. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Cahyono. B. 2011. Untung selangit dari usaha bertani tembakau. Yogyakarta


:Cahaya Atma Pustaka.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2011. Buku panduan budidaya


tembakauBesuki Na Oogst. Surabaya.

Elevitch. C.R dan Francis, J.K (2006) Gliricidia sepium. Spesies Profilles for
pacificIsland Agroforestry. 2 (1). Hlm 10-18.

Hadisuwito. S.2007 Membuat pupuk kompos cair. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Hanum.C. 2008. Teknik budidaya tanaman Jilid 3 untuk SMK. Direktorat

Hesty. N.2009. Keunggulan gamal. available at http://gamal.com diakses pada


25 Mei 2022.

Jayadi. S. 1991. Tanaman makanan ternak tropika. Fakultas Peternakan. Institut


11
Pertanian Bogor.

Masluki. 2015. Penggunaan pupuk cair daun gamal (Gliricidia sepium). Untuk
pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L.).Jurnal Pertanian
Berkelanjutan. Vol. 4, No. 1.

Matnawi. H, 1997. Budidaya tembakau bawah naungan. Penerbit Kanisius.


Yogyakarta

Maulidiana.N. 2008. Identifikasi sistem budidaya tembakau Deli di PT.


Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Helvetia. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.

Mugnisjah. W. 1990. Pengantar produksi benih.

Novriani. 2016 . Pemanfaatan daun gamal sebagai pupuk organik cair (POC)
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga
(Brassica oleracea L.) Pada tanah podsolik.Jurnal klorofil, Vol. 9 No. 1,
2016.

Oviyanti. F, Syarifah dan Nurul H. Pengaruh pemerian pupuk organik cair

Pambudi. S. 2013. Budidaya dan khasiat kedelai edamane. : Pustaka Baru


Press.Yogyakarta

Pracaya. 2007. Hama dan penyakit tanaman (Edisi Revisi), Penebar Swadaya,
Jakarta

Prakoso.J.P. 2021. Rokok berkontribusi besar untuk penerimaan negara dari


cukai, menyumbang 97 persen. ekonomi Bisnis.com. (Online).
https://ekonomi.bisnis.com./read/20210427/259/1387078/rokok-
berkontribusi-besar-untuk-penerimaan-negara-dari-cukai-menyumbang-97-
persen

Puspita, PE 2011, ‘Aktivitas anti bakteri ekstrak tembakau temanggung varietas


genjah kemloko’, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
diakses Januari 2017. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47438

Setiawan dan Trisnawati. 1993. Cara pembudidayaan, pengelolaan dan


pemasaran tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar.A. Z. 2016. Literasi inventarisasi hama dan penyakit tembakau Deli Di


Perkebunan Sumatera Utara. Departemen Agroekoteknologi, Fakultas
PertanianUniversitas Sumatera Utara.

Sundari, Elmi.; Ellyta. S.; Riko R.: 2012. Pembuatan pupuk organik cair
menggunakan bioaktivator biosca dan EM-4, Prosiding SNTK TOPI UBH.
Padang

12
Susilowati. E.Y. 2006. Identifikasi nikotin dari aun tembakau (Nicotiana
tabacum) kering dan uji efektivitas ekstrak daun tembakau sebagai
insektisida penggerek batang padi (Scirpophaga innonata). Skripsi tidak
dipublikasikan. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang.

Suwarto, Yuke O, Silvia Hi. 2014. Top 15 tanaman perkebunan .Penebar


Swadaya. Jakarta.

Trilaksana, A. 2017. Budidaya tembakau rakyat di Pamekasan tahun 2000- 2008.


Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas
Negeri Surabaya

Wahyudi. M dan Ingan. P.T. 2005. Budidaya gambir dan tembakau. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati.

Wahyudi. M. 2003. Beberapa taraf pemberian dosis pupuk ZA dan tingkat


Pemangkasan terhadap kadar nikotin tembakau Payakumbuh. Pusat
Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama (P3MK).
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati. Vol.2, No. 2 Juli
2003.

Widoyo. 2003. Masalah input perkebunan tembakau, perkebunan Indonesia di


masa depan. Yayasan Agroekonomika. Jakarta.

Willey.C.R. 1970. Physiology and biochemistry of tobacco plant. Dowden,


Hutchinson, and Ross. Inc, Stroudsburg. Pa.

Yuniawati.M. 2012. Optimasi proses pembuatan pupuk organik cair dengan cara
fermentasi menggunakan EM-4.Jurnal Teknologi 5(2) : 172-181.

13

Anda mungkin juga menyukai