Anda di halaman 1dari 71

KOMPOSISI PUPUK DASAR DAN FREKUENSI SEMPROT

PLANT CATALYST 2006, PENGARUHNYA TERHADAP


PERTUMBUHAN, HASIL DAN KUALITAS
TEMBAKAU (Nicotiana tobacum L)

(LAPORAN PENELITIAN)

MELULOSA ANDHYTYA SAKTI, SP, MP

KERJA SAMA

CABANG DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN &


KEHUTANAN KEC. CEPOGO, KAB. BOYOLALI
DENGAN
PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG (CNI)

SEMARANG
2004
Komposisi Pupuk Dasar dan Frekuensi Semprot Plant Catalyst 2006;
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Tembakau
(Nicotiana tobacum L.)

Melulosa Andhytya Sakti, Sigit Yuli Jatmiko, Maryono

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui komposisi pupuk dasar dan frekuensi
semprot Plant Catalyst terbaik bagi tanaman tembakau, 2) mengetahui ada tidaknya
interaksi antar kombinasi faktor perlakuan yang dicobakan.

Penelitian ini dilaksanakan di desa Tegalsari, Kec Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa
Tengah Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (RCBD)
dan diuji dengan uji DMRT pada jenjang nyata 5% Penelitian ini terdiri atas 2 faktor
yaitu Komposisi Pupuk Dasar (P) yang terdiri dari 5 aras meliputi: Kontrol/tanpa
pupuk dasar (P1), Pupuk Dasar 100% dosis anjuran (P2), Pupuk Dasar 100%
anjuran 1,5 kg/ha Plant Catalyst 2006 (P3), Pupuk Dasar 75% + 1,5 kg/ha Plant
Catalyst 2006 (P4), dan Pupuk Dasar 50% + 1,5 kg/ha Plant Catalyst 2006 (P5)
Faktor kedua adalah frekuansi Semprot Plant Catalyst 2006 meliputi Tanpa Semprot
(S1), Semprot 2.5 g/l 7 hari sekali sampai panen (S2), Semprot 14 hari sekali sampai
panen (S3). Semprot 7 hari sekali sampai punggelan (S4), dan Semprot 14 hari
sekali sampai punggelan (S5).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terjadi interaksi antar seluruh kombinasi
perlakuan Pada parameter tinggi tanaman, perbedaan pemakaian Plant Catalyst
dengan yang tanpa pemakaian Plant Catalyst terlihat setelah tanaman berumur 5
MST, 8 MST, 12 MST, dan 16 MST Kombinasi perlakuan terbaik adalah pemakaian
pupuk dasar 100% + 1,5 kg/ha PS01 (P3) dan Penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali gar
batang. sampai punggelan (S4) bila ditinjau dari parameter berat segar dan berat
batang panjang akar, berat segar daun, dan kering daun, serta berat kering kering
jumlah daun Pada Kombinasi perlakuan pupuk dasar 75 % dari anjuran + 1,5 kg/ha
PS01 (P4) dan penyemprotan 2,5 g/l PS01 7 hari sekali sampai punggelan (S4)
ternyata juga memberikan hasil terbaik jika ditinjau dari parameter berat segar akar,
berat kering akar dan jumlah daun. Lama waktu fermentasi antara perlakuan kontrol
dan penyemprotan Plant Catalyst 2,5 g/l air seminggu maupun 2 minggu sekali
adalah 3 hari (72 jam)

Kata Kunci: Komposisi Pupuk Dasar, Frekunsi Semprot, Plant Catalyst 2006
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau (Nicotiana Tobacum L) merupakan tanaman yang memiliki potensi


yang sangat tinggi untuk dikembangkan Di beberapa negara khususnya negara
tropik tanaman ini banyak dikembangkan dan menjadi produk unggulan utama untuk
membantu ketersediaan bahan pangan Produk utama tembakau adalah daun yang
digunakan sebagai bahan baku rokok dan cerutu, Tembakau memiliki nilai ekonomis
yang sangat tinggi bila dibandingkan beberapa jenis tanaman lain.

Pertumbuhan tembakau sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


adalah ketersediaan hara bagi kelangsungan hidupnya. Ketersediaan hara yang
cukup akan menstimulasi pertumbuhan tanam sehingga produksi dan kualitas
meningkat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu teknologi budidaya tanaman yang
tepat sehingga akan memperoleh tingkat petumbuhan. hasil, dan kualitas tanaman
yang terbaik

Pemupukkan adalah merupakan salah satu teknik budidaya yang dapat


meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Pupuk terdiri dari dua jenis yaitu
pupuk anorganik dan pupuk organik Kombinasi penggunaan kedua jenis pupuk akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Plant Catalyst adalah merupakan salah satu pupuk anorganik yang


mengandung unsur hara lengkap yaitu hara makro dan mikro yang semuanya
adalah 16 jenis unsur Pup ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil suatu
tanaman apabila diberikan dengan cara, dosis dan waktu yang tepat Plant Catalyst
dikatakan sebagai pupuk pelengkap karena dalam aplikasi masih memiliki
ketergantungan terhadap ketersediaan hara makro.

Hal ini menyebabkan diperlukannya suatu penelitian untuk mengetahui


komposisi dan dosis pupuk dasar dan frekuensi pemberian Plant Catalyst yang tepat
sehingga dapat meningkat pertumbuhan, hasil, dan kualitas tembakau
1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan pedoman mengenal


teknik budidaya yang terbaik untuk tanaman tembakau.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui komposisi pupuk dasar dan frekuensi semprot Plant Catalyst terbaik
bagi tanaman tembakau.

2. Mengetahui ada tidaknya interaksi antar kombinasi faktor perlakuan yang


dicobakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara alami tembakau adalah tanaman menahun tetapi pada perkembangan


diperlakukan sebagai tanaman semusim Berdasarkan atas ukuran bijinya yang kecil
berkisar 13.000 bijvgram, kepekaan terhadap cahaya untuk berkecambah,
kejenuhan cahaya yang rendah untuk berfotosintesis, luas daunnya yang relatif
besar dan ketidak-tahanannya terhadap embun beku dapat dikatakan bahwa
tembakau adalah berasal dari pinggiran hutan di mintakat yang memiliki ketinggian
sedang sampai tinggi (Fisher & Goldsworthy, 1996).

Tanaman tembakau menghasilkan batang tunggal yang tegak dan diakhiri


dengan pembungaan Daunnya berbentuk bangun bulat telur (ovate) dan lanset
memanjang (oblong-lanceolate) yang terbentuk secara spiral dan menunjukkan
perkembangan heteroblastik (Akhehurst, 1981)

Tembakau dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian sedang sampai


tinggi Lama penyinaran, ketersediaan air dan ketersediaan hara merupakan faktor
penting bagi kelangsungan hidup tanaman ini. Menurut Tohari & Soedaroedjian
(1996), bahwa kebutuhan air tanaman tembakau sangat penting karena
pertumbuhan tembakau terdiri dari dua fase yaitu adaptasi setelah pindah tanam
dan fase perkembangan pasca pemindahan di lapangan. Cekaman air pada kedua
fase ini ternyata berakibat pada terlambatnya inisiasi daun dan kualitas daun yang
dihasilkan.

Menurut Clough (1975); Faktor lain yang tidak kalah penting adalah
ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman Nisbah C/N ratio yang tidak
seimbang ternyata berdampak terhadap kualitas daun yang dihasilkan Ditambahkan
pula oleh Chaplin (1966) bahwa suplai tambahan nitrogen pada daerah rhizosphere
meningkat kualitas daun tembakau.

Ada beberapa tipe komersial tanaman ini yang dibedakan oleh metode i
pengolahan daun yang dipenen dan penggunaan akhirnya, yaitu pengomprongan
(flue-cured), penganginan (air-cured), penasapan (fire-cured) dan pemanasan
dengan sinar matahari (sun-cured) (Bush, 1981)

Stimulasi pertumbuhan tanaman ternyata dapat dilakukan dengan


menerapkan teknik budidaya yang tepat terhadap suatu tanaman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yoshida & Takahashi (1961) yang menyatakan bahwa pemberian
air yang cukup dan pemupukkan nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan
tembakau dan memperba kualitas daun yang dihasilkan.
Unsur Nitrogen sangat penting dalam pertumbuhan tembakau. N di dalam
tanaman akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan klorofil,
dan proses fotosintetsis. Unsur P menstimulasi pertumbuhan akar sehingga sebaran
akar menjadi lebih luas dan tapak tanaman menjadi lebih baik. Sedangkan unsur K
merupakan penguat jaringan yang ada dipercabangan daun dan berfungsi untuk
mencegah kerontokkan daun Kekahatan unsur N.P, dan K ternyata berakibat
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, klorosis, dan meranggas (Clough, 1975).

Selain ketersediaan unsur hara makro, ternyata unsur hari mikro juga tidak
kalah penting Fe ternyata dapat mengaktifkan enzim dalam sintesa protein sehingga
aktifitas fotosintesis menjadi meningkat. Hal ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan tanaman. Zn merupakan salah satu hara mikro yang
memegang peranan dalam sintesa protein dibeberapa jenis tanaman Unsur Cu
ternyata meningkatkan kandungan minyak pada tanaman kedelai (Salisbury, 1996).

Plant Catalyst 2006 merupakan pupuk pelengkap cair yang dapat digunakan
untuk meningkatkan suplai hara baik lewat daun ataupun lewat tanah. Pupuk ini
mengandung hara lengkap yaitu makro dan mikro sehingga dapat meningkat
pertumbuhan tanaman (Anonim, 2004).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.2. Bahan, Alat dan Teknik Budidaya

3.2.1 Bahan & Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lahan tanam dengan luas 1.500
m² sesuai dengan kebutuhan, benih tembakau varietas Kemploko, pestisida, pupuk
kandang, pupuk NPK dan Plant Catalyst. Sedangkan alat yang digunakan adalah
bajak, Cangkul, arit, hand sprayer, gembor, penggaris, meteran dan alat lain yang
mungkin digunakan.

3.2.2 Teknik Budidaya

Teknik budidaya tanaman tembakau adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Lahan

Lahan di olah dengan melakukan penggemburan lahan / di cangkul kemudian di


buat bedengan dengan luas 2,5 m x 4 m. Lahan di buat 3 blok sesuai dengan
ulangan (3 ulangan) dan masing-masing blok terdiri dari 25 macam perlakuan (lihat
lay out). Untuk mencegah serangan jamur, nematoda, bakteri dan uret maka lahan
disemprot menggunakan bakterisida, fungisida dan nematisida

2. Pemupukkan Dasar

Pupuk dasar berupa pupuk kandang ayam 30 ton/ha untuk semua perlakuan kecuali
kontrol sedangkan pupuk dasar NPK diberikan sesuai dengan perlakuan Pupuk
dasar anjuran /kebiasaan petani adalah NPK sebanyak 400 kg/ha yang diberikan
sebanyak 2 kali. Pupuk Plant Catalyst 2006 1,5 kg/ha sebagai pupuk dasar sesuai
dengan perlakuan

3. Pupuk Susulan

Pupuk susulan berupa pupuk NPK 200 kg/ha (separo dari total yang dianjurkan)
diberikan setelah tanaman berusia 2 Bulan Setelah Tanam. Pupuk susulan kedua
adalah mikro (lewat daun) diberikan dengan dosis 2,5 g/l air dengan interval sesuai
perlakuan

4. Persiapan pembibitan

Benih tembakau yang telah dikeringkan kemudian di rendam ke dalam air selama 3-
4 jam kemudian ditiriskan. Setelah kering angin, benih disebar di dalam bedengan
lalu disiram dengan menggunakan gembor, kemudian bedengan ditutup dengan
sersah/mulsa jerami Bedengan disiram setiap hari sampai tumbuh Benih dapat juga
dipindahkan ke dalam polibag untuk memudahkan dalam penyortiran Hanya bibit
yang baik yang ditanam di lahan
5. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyiangan setiap 1 minggu


sekali untuk membersihkan rumput dan gulma Penyemprotan hama dan penyakit
dilakukan dengan menggunakan pestisida, nematisida, fungisida dan baketrisida
Pembumbunan batang dilakukan setiap minggu untuk mencegah robohnya batang
akibat bertambah tingginya tanaman dan lebarnya daun Perempelan tunas air
dilakukan setiap hari sehingga pertumbuhan vegetatif tidak terhambat.
Pemangkasan bunga pada tanaman tembakau dilakukan setelah bunga tumbuh
sehingga luas daun maksimum dapat diperoleh

6. Panen

Panen dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada daun bagian bawah yang telah tua
dan dilanjutkan ke daun di sebelah atas. Hasil panen kemudian disortir dan
difermentasikan di ruangan khusus yang telah dipersiapkan.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok (RCBD) dan diuji
dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) dengan jenjang nyata 5% . Penelitian ini
terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor 1 adalah Komposisi Pupuk Dasar (P) dan faktor 2
yaitu Frekuensi Penyemprotan Plant Catalyst (S) dengan 25 kombinasi perlakuan
dan 3 kali ulangan

a. Faktor 1: Komposisi Pupuk Dasar (P) yang terdiri dari 5 aras yaitu:

- P1 = Kontrol (tanpa pupuk dasar)

- P2 = Pupuk kandang 30 ton/ha + NPK (15:15 15) dosis 100% dari petani/anjuran
Dinas setempat)

- P3 = Pupuk kandang 30 ton/ha + NPK (15,15,15) dosis 100 % dan petani/anjuran


Dinas setempat+ Plant Catalyst 1,5 kg/ha

- P4 = Pupuk kandang 30 ton/ha+ NPK (15:15:15) dosis 75 % dari petani/anjuran


dinas setempat. Plant Catalyst 1.5 kg/ha

P5 = Pupuk Kandang 30 ton/ha + NPK (15:15 15) dosis 50% dari petani/anjuran
Dinas Setempat + Plant Catalyst 1,5 kg/ha.

b. Faktor 2: Frekuensi Penyemprotan Plant Catalyst (S) yang terdiri dari 5 aras yaitu:

- S1 = tanpa disemprot

- S2 = Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 7 hari sekali sampai menjelang panen
- S3 = Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 14 hari sekali sampai menjelang panen

- S4=Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 7 hari sekali sampai pangkasan
bunga/punggelan

- S5 = Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 14 sekali sampai pangkasan


bunga/punggelan

3.4. Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap beberapa parameter yaitu:

1. Tinggi tanaman

2 Jumlah daun

3. Panjang akar

4. Berat segar tanaman (akar, batang, daun)

5. Berat kering tanaman (akar, batang, daun)

6. Analisis kandungan unsur tanah setelah (pH, Tekstur, N,P,K total, Na,)

7 Analisis kandungan Na total dalam jaringan tanaman


BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1. Parameter Pengamatan

Hasil analisis statistik dan seluruh parameter pengamatan menunjukkan


adanya interaksi antar faktor perlakuan, adapun hasil analisis dapat dilihat di bawah
ini.

4.1.1 Tinggi Tanaman

a. Tinggi tanaman 1 Minggu Setelah Tanam

Dan hasil pengamatan di lapangan dan analisis statistik pada parameter


tinggi tanaman diperoleh hasil sebagai berikut

Pada tabel 4.1 di atas diketahui bahwa terjadi interaksi pada seluruh kombinasi
perlakukan terhadap parameter tinggi tanaman 1 minggu setelah tanam Pada
kombinasi perlakuan Pupuk dasar 100% anjuran dari Dinas Pertanian (P2) dengan
tanpa penyemprotan Plant Catalyst 2006 (S1) ternyata menunjukkan hasil yang
tertinggi sebesar 28,55 cm. diikuti oleh kombinasi pupuk dasar 75% + 1,5 kg/ha
Plant Catalyst 2006 (P4) dengan tanpa disemprot Plant Catalyst 2006 sebesar 26,35
cm, dan paling rendah adalah kombinasi tanpa pupuk dasar dengan tanpa semprot
(P1S1).

Pada kombinasi perlakuan pupuk dasar 100% (P2) dengan semprot PS01 2,5 g/l
setiap 7 hari sampai menjelang panen (52) ternyata memberikan hasil tertinggi,
sedangkan kombinasi pupuk dasar 75% + 1,5 kg/ PS01 dengan perlakuan semprot
7 hari sekali 2,5 g/l sampai menjelang panen juga menunjukkan hasil yang sama.
Hasil terendah ditunjukkan pada kombinasi pupuk dasar 100 % + 1,5 kg/ha PS01
(P3) dengan semprot 2,5 g/l 7 hari sekali sampai menjelang panen (52) dan

kombinasi perlakuan pupuk dasar 50% + 1,5 kg/ha PS01 dengan semprot 2,5 g/l
seminggu sekali sampai menjelang panen. Kombinasi seluruh perlakuan antara
pupuk dasar dengan semprot 2,5 g/l PS01 14 hari sekali sampai menjelang panen
(53) ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, kecuali hanya perlakuan
pupuk dasar 50% + 1,5 kg/ha PS01 (P5) yang menunjukkan hasil terendah.

Kombinasi perlakuan antara tanpa pupuk dasar (P1) dengan penyemprotan 2,5 g/l 7
hari sekali sampai punggelan (S4) ternyata memberikan hasil tertinggi sebesar 26,75
cm dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk dasar 75% dari anjuran 1.5
kg/ha PS01 (P4) sebesar 25.02 cm, sedangkan antar ketiga kombinasi lainnya tidak
menunjukkan perbedaan nyata namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan
2 kombinasi sebelumnya yaitu penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali sampai punggelan
(S4) dengan tanpa pupuk dasar (P1) dan 75% dari pupuk dasar anjuran+ 1,5 kg
PS01(P4)

Pada perlakukan penyemprotan PS01 2,5 g/l 14 hari sekali sampai punggelan (S5).
jika dikombinasikan dengan pupuk dasar ternyata diketahui bahwa tanpa pupuk
dasar (P1) dan 50% dari dosis anjuran 1,5 kg/ha PS01 (P5) memiliki hasil tertinggi
sebesar masing-masing 27.08 cm dan 26.08 cm. Kombinasi paling rendah terjadi
pada perlakuan 100% dari pupuk dasar anjuran (P2).
b. Tinggi Tanaman 3 Minggu Setelah Tanam

Tabel 4.3 Rerata tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam (cm)

Dari tabel 4.3 di atas dapat terlihat pada tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam,
perlakuan tanpa semprot (S1) jika dikombinasikan dengan beberapa dosis pupuk
dasar menunjukkan bahwa pupuk 100% dari dosis anjuran (P2) ternyata
memberikan hasil tertinggi yaitu 32.90 cm dikuti oleh perlakuan pupuk dasar 75%
dari dosis anjuran + 1,5 kg/ha PS01 (P4) sebesar 31.94 dan paling rendah adalah
kombinasi perlakuan tanpa pupuk dasar (P1) sebesar 29.03 cm. Pada perlakuan
semprot 2,5 g/l 7 hari sekali sampai menjelang panen (S2) jika dikombinasikan
dengan 100% dosis pupuk dasar anjuran (P2) ternyata memberikan hasil tertinggi
sebesar 33.20 cm diikuti oleh perlakuan tanpa pupuk dasar (P1) dan 100% dosis
pupuk dasar dari anjuran + 1,5 kg/ha PS01. Hasil terendah ditunjukkan apabila
dikombinasikan dengan pupuk dasar 50% dari dosis anjuran + 1,5 kg/ha PS01.
c. Tinggi Tanaman 5 Minggu Setelah Tanam

Tabel 4.5 Rerata tinggi tanaman 5 minggu setelah tanam (cm)

Pada parameter tinggi tanaman 5 MST diketahui pada perlakuan tanpa kg/ha PS01
(P3) ternyata memberikan hasil paling tinggi sebesar 50.16 cm diikuti oleh pupuk
dasar 75% anjuran 1,5 kg/ha PS01 (P4) dan P3. Hasil paling rendah ditunjukkan bila
dikombinasikan dengan kontrol (P1) dan 50% dosis anjuran+ 1,5 kg/ha PS01 (P5).

Perlakuan semprot 2,5 g/l air setiap 7 hari sekali sampai panen (S2) ternyata bila
dikombinasikan dengan pupuk dasar dosis 100% anjuran (P2) memberikan hasil
paling tinggi sebesar 52.86 cm, diikuti oleh kombinasi dengan dosis 100% anjuran
1.5 kg/ha PS01 (P3) ar 47.91 cm, dan paling rendah adalah bila dikombinasikan
dengan pupuk dasar 50% +1,5 kg/ha PS01 (P5) yaitu sebesar 34.61 cm.

Perlakuan semprot 2.5 g/l PS01 14 hari sekali sampai panen (83) bla
dikombinasikan dengan dosis pupuk dasar 100% anjuran (P2) ternyata memberikan
hasil tertinggi diikuti oleh dosis 100 % + 1,5 kg/ha PS01 (P3)
4.2 Pembahasan

Hasil analisis statistik dari parameter tinggi tanaman pada 1 MST temyala
pemakaian pupuk Plant catalyst 2006 belum menunjukkan perbedaan yang nyata
bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk Plant Catalyst 2006 Hasil yang
nyata baru terlihat pada tinggi tanaman 5 MST, 8 MST, 12 MST dan 18 MST. Hal ini
dikarenakan pada pertumbuhan vegetatif awal pertumbuhan akar masih terbatas
sehingga serapan hara oleh akar juga masih sedikit sehingga pertumbuhan tanaman
masih dapat dikatakan seragam Pada pertumbuhan vegetatif setelah 5 MST, akar
tanaman sudah tersebar sehingga mampu menyerap hara lebih banyak dan
mengakibatkan pertumbuhan lebih baik.

Pada parameter berat segar batang ternyata perlakuan pupuk dasar 100% + 1.5
kg/ha PS01 (P3) dan penyemprotan 7 hari sekali sampai punggelan (84)
memberikan hasil paling tinggi di antara seluruh kombinasi perlakuan. Hal ini
dikarenakan penambahan Plant Catalyst 2006 mampu meningkatkan serapan hara
lebih baik sehingga pertumbuhan akar dan daun lebih baik, kondisi ini akan
mempengaruhi laju fotosintesis sehingga semakin baik pertumbuhan daun akan
menyebabkan laju fotosintesis lebih tinggi.

Hal serupa juga terjadi pada parameter berat kering batang Laju fotosintesis yang
tinggi juga akan mempengaruhi fotosintsis bersih (Net Fotosisntesis). Semakin tinggi
net fotosintsis akan menyebabkan pembentukan jaringan tanaman menjadi lebih
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner et al (1991), bahwa berat kering total
tanaman merupakan akibat dari penimbunan hasil asimilasi bersih CO, sepanjang
musim pertumbuhan.

Panjang akar tertinggi juga diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk dasar 100%
dari anjuran+ 1,5 kg/ha PS01 (P3) dan penyemprotan 7 hari sekali sampai
punggelan (S4). Hal ini disebabkan karena suplay nutrisi P dari NPK dan P dari
PS01 yang sudah dalam bentuk tersedia akan menyebabkan pertumbuhan akan
lebih baik.

Pada parameter berat segar akar, hasil paling baik diperoleh pada kombinasi P4S4
Hal ini disebabkan karena pertumbuhan daun lebih baik sehingga aktifitas
fotosintesis lebih baik dan suplai hara ke akar sebagai sink menjadi tercukupi dan
akan berakibat stimulasi pada pertumbuhan akar Sedangkan pada parameter berat
kering akar kombinasi tertinggi diperoleh pada perlakuan P3S4 walaupun tidak
berbeda nyata dengan P4S4. Hal ini disebabkan karena hasil asimilasi bersih
meningkat sehingga timbunan bahan kering juga meningkat.

Penggunaan Plant Catalyst 2006 memberikan hara Fe yang merupakan penyusun


enzim pada transport elektron (sitokrom dan feredokson) yang sangat aktif dalam
potosintesis dan respirasi Kecukupan Fe akan menyebabkan pembentukan ultra
struktur kloroplas sehingga meningkatkan jumlah daun dan ukruan daun.

Pada parameter jumlah daun ternyata kombinasi yang paling baik adalah P3S4 dan
P4S4 yang ditunjukkan dengan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan
karena penambahan Plant Catalyst dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan lebih meningkatkan aktivitas enzim.

Menurut Morvedt, et.al (1977), bahwa tanaman yang mendapatkan Na cukup. akan
lebih baik pertumbuhannya, bahkan pada tanaman sugar beet, penyerapan 0,5 K
dan 0,5 Na akan memberikan jumlah daun, luas daun, dan berat kering yang lebih
tinggi dibandingkan dengan serapan K penuh. Hara Na juga menstimulasi
pertumbuhan karena efek pengembangan sel dan kesetimbangan air dalam
tanaman.

Unsur hara mikro yang terkandung di dalam Plant Catalyst seperti Fe, Zn, Cu, Na,
Mo dan lainnya ternyata meningkatkan pembentukan klorofil daun. sehingga laju
fotosintesis lebih ditingkatkan yang didukung juga oleh pertumbuhan akar yang baik
sehingga asupan hara untuk asimilasi menjadi tercukupi (Nason, 1958).

Hasil pengamatan visual daun menunjukkan bahwa daun yang disemprot dengan
Plant Catalyst lebih tebal jika dibandingkan dengan tanpa disemprot Plant Catalyst.

Hal ini selain dipicu oleh unsur Natrium (Na) dan khlor (Cl) juga disebabkan karena
suplai Ca dari plant catalyst. Tanaman tembakau sangat peka terhadap unsur Cl
sehingga apabila dalam jumlah yang berlebih dapat memacu ketebalan daun dan
berkurangnya kualitas daun bila difermentasikan dan di asap (Marschner, 1986) Na
dapat meningkatkan ketebalan daun pada beberapa tanaman seperti tembakau,
sugar beet, dan fia (Morvedt et al, 1977). Unsur Ca dapat meningkatkan
perkembangan sel epidermis sehingga mampu mengurangi resiko kerusakan akibat
serangan hama. Pada tanaman tornat unsur Ca sangat membantu untuk
mengurangi tingkat serangan lalat buah karena kulit luar buah lebih tebal dan
memperpanjang usia simpan buah tomat

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kecepatan fermentasi
daun tembakau antara yang tanpa perlakuan pupuk Plant Catalyst (kontrol) tidak
berbeda nyata dengan yang di aplikasi semprot plant catalyst sampai punggelan
baik yang seminggu sekali maupun setiap 2 minggu sekali yaitu selama 3 hari (72
jam) masa peram.

Hasil yang berbeda ditunjukkan pada perlakuan aplikasi penyemprotan sampai


menjelang panen (S2 dan S3) yang mencapai 3,5-4 hari (78-86 jam) masa peram
Aplikasi semprot Plant Catalyst 2006 yang terbaik adalah sampai pemangkasan
bunga (punggelan) karena ketebalan daun dapat dijaga sampai batas maximum
dimana tingkat hambatan fermentasinya paling rendah.
Pemberian pupuk Plant Catalyst ternyata tidak mengurangi kadar nikotin dan tar di
dalam daun. Kandungan Na yang cukup tinggi pada pupuk Plant Catalyst 2006 tidak
berpengaruh terhadap kandungan nikotin maupun tar namun berpengaruh terhadap
ketebalan daun tembakau.

Menurut Marschner (1986) bahwa Na berpengaruh terhadap ketebalan daun pada


tanaman fia dan sugar beet namun tidak mempengaruhi kualitas hasil tanaman. Na
juga meningkatkan jumlah stomata daun dan laju pertumbuhan yang lebih tinggi jika
dibandingkan pada tanaman yang dipupuk K saja.
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan analisis statistik dari seluruh parameter pengamatan
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemakaian Plant Catalyst 2006 terhadap tanaman tembakau ternyata


memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan yang tidak diaplikasikan
pupuk Plant Catalyst 2006.

2. Terjadi interaksi pada seluruh kombinasi perlakuan pupuk dasar (P) dan
frekuensi semprot Plant Catalyst 2006 (S).

3. Pada parameter tinggi tanaman, perbedaan pemakaian Plant Catalyst dengan


yang tanpa pemakaian Plant Catalyst terlihat setelah tanaman berumur 5 MST, 8
MST, 12 MST, dan 16 MST.

4. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pemakaian pupuk dasar 100 % + 1,5 kg/ha
PS01 (P3) dan Penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali sampai punggelan (S4) bila
ditinjau dari parameter berat segar batang, berat kering batang panjang akar,
berat segar daun, dan berat kering daun, serta jumlah daun.

5. Pada Kombinasi perlakuan pupuk dasar 75 % dari anjuran + 1,5 kg/ha PS01 (P4)
dan penyemprotan 2,5 g/l PS01 7 hari sekali sampai punggelan (S4) ternyata
juga memberikan hasil terbaik jika ditinjau dari parameter berat segar akar, berat
kering akar dan jumlah daun.

6. Daun tembakau yang dipupuk dan disemprot Plant Catalyst 2,5 g/l sampai panen
memiliki ketebalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyemprotan sampai
punggelan.

7. Lama waktu fermentasi daun antara perlakuan kontrol dengan perlakuan


penyemprotan pupuk Plant Cataklyst 2006 2,5 g/l air seminggu sekali dan 2
minggu sekali sampai punggelan adalah 3 hari (72 jam)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai