(LAPORAN PENELITIAN)
KERJA SAMA
SEMARANG
2004
Komposisi Pupuk Dasar dan Frekuensi Semprot Plant Catalyst 2006;
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Tembakau
(Nicotiana tobacum L.)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui komposisi pupuk dasar dan frekuensi
semprot Plant Catalyst terbaik bagi tanaman tembakau, 2) mengetahui ada tidaknya
interaksi antar kombinasi faktor perlakuan yang dicobakan.
Penelitian ini dilaksanakan di desa Tegalsari, Kec Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa
Tengah Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (RCBD)
dan diuji dengan uji DMRT pada jenjang nyata 5% Penelitian ini terdiri atas 2 faktor
yaitu Komposisi Pupuk Dasar (P) yang terdiri dari 5 aras meliputi: Kontrol/tanpa
pupuk dasar (P1), Pupuk Dasar 100% dosis anjuran (P2), Pupuk Dasar 100%
anjuran 1,5 kg/ha Plant Catalyst 2006 (P3), Pupuk Dasar 75% + 1,5 kg/ha Plant
Catalyst 2006 (P4), dan Pupuk Dasar 50% + 1,5 kg/ha Plant Catalyst 2006 (P5)
Faktor kedua adalah frekuansi Semprot Plant Catalyst 2006 meliputi Tanpa Semprot
(S1), Semprot 2.5 g/l 7 hari sekali sampai panen (S2), Semprot 14 hari sekali sampai
panen (S3). Semprot 7 hari sekali sampai punggelan (S4), dan Semprot 14 hari
sekali sampai punggelan (S5).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terjadi interaksi antar seluruh kombinasi
perlakuan Pada parameter tinggi tanaman, perbedaan pemakaian Plant Catalyst
dengan yang tanpa pemakaian Plant Catalyst terlihat setelah tanaman berumur 5
MST, 8 MST, 12 MST, dan 16 MST Kombinasi perlakuan terbaik adalah pemakaian
pupuk dasar 100% + 1,5 kg/ha PS01 (P3) dan Penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali gar
batang. sampai punggelan (S4) bila ditinjau dari parameter berat segar dan berat
batang panjang akar, berat segar daun, dan kering daun, serta berat kering kering
jumlah daun Pada Kombinasi perlakuan pupuk dasar 75 % dari anjuran + 1,5 kg/ha
PS01 (P4) dan penyemprotan 2,5 g/l PS01 7 hari sekali sampai punggelan (S4)
ternyata juga memberikan hasil terbaik jika ditinjau dari parameter berat segar akar,
berat kering akar dan jumlah daun. Lama waktu fermentasi antara perlakuan kontrol
dan penyemprotan Plant Catalyst 2,5 g/l air seminggu maupun 2 minggu sekali
adalah 3 hari (72 jam)
Kata Kunci: Komposisi Pupuk Dasar, Frekunsi Semprot, Plant Catalyst 2006
BAB I
PENDAHULUAN
1. Mengetahui komposisi pupuk dasar dan frekuensi semprot Plant Catalyst terbaik
bagi tanaman tembakau.
Menurut Clough (1975); Faktor lain yang tidak kalah penting adalah
ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman Nisbah C/N ratio yang tidak
seimbang ternyata berdampak terhadap kualitas daun yang dihasilkan Ditambahkan
pula oleh Chaplin (1966) bahwa suplai tambahan nitrogen pada daerah rhizosphere
meningkat kualitas daun tembakau.
Ada beberapa tipe komersial tanaman ini yang dibedakan oleh metode i
pengolahan daun yang dipenen dan penggunaan akhirnya, yaitu pengomprongan
(flue-cured), penganginan (air-cured), penasapan (fire-cured) dan pemanasan
dengan sinar matahari (sun-cured) (Bush, 1981)
Selain ketersediaan unsur hara makro, ternyata unsur hari mikro juga tidak
kalah penting Fe ternyata dapat mengaktifkan enzim dalam sintesa protein sehingga
aktifitas fotosintesis menjadi meningkat. Hal ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan tanaman. Zn merupakan salah satu hara mikro yang
memegang peranan dalam sintesa protein dibeberapa jenis tanaman Unsur Cu
ternyata meningkatkan kandungan minyak pada tanaman kedelai (Salisbury, 1996).
Plant Catalyst 2006 merupakan pupuk pelengkap cair yang dapat digunakan
untuk meningkatkan suplai hara baik lewat daun ataupun lewat tanah. Pupuk ini
mengandung hara lengkap yaitu makro dan mikro sehingga dapat meningkat
pertumbuhan tanaman (Anonim, 2004).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.2. Bahan, Alat dan Teknik Budidaya
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lahan tanam dengan luas 1.500
m² sesuai dengan kebutuhan, benih tembakau varietas Kemploko, pestisida, pupuk
kandang, pupuk NPK dan Plant Catalyst. Sedangkan alat yang digunakan adalah
bajak, Cangkul, arit, hand sprayer, gembor, penggaris, meteran dan alat lain yang
mungkin digunakan.
1. Persiapan Lahan
2. Pemupukkan Dasar
Pupuk dasar berupa pupuk kandang ayam 30 ton/ha untuk semua perlakuan kecuali
kontrol sedangkan pupuk dasar NPK diberikan sesuai dengan perlakuan Pupuk
dasar anjuran /kebiasaan petani adalah NPK sebanyak 400 kg/ha yang diberikan
sebanyak 2 kali. Pupuk Plant Catalyst 2006 1,5 kg/ha sebagai pupuk dasar sesuai
dengan perlakuan
3. Pupuk Susulan
Pupuk susulan berupa pupuk NPK 200 kg/ha (separo dari total yang dianjurkan)
diberikan setelah tanaman berusia 2 Bulan Setelah Tanam. Pupuk susulan kedua
adalah mikro (lewat daun) diberikan dengan dosis 2,5 g/l air dengan interval sesuai
perlakuan
4. Persiapan pembibitan
Benih tembakau yang telah dikeringkan kemudian di rendam ke dalam air selama 3-
4 jam kemudian ditiriskan. Setelah kering angin, benih disebar di dalam bedengan
lalu disiram dengan menggunakan gembor, kemudian bedengan ditutup dengan
sersah/mulsa jerami Bedengan disiram setiap hari sampai tumbuh Benih dapat juga
dipindahkan ke dalam polibag untuk memudahkan dalam penyortiran Hanya bibit
yang baik yang ditanam di lahan
5. Pemeliharaan Tanaman
6. Panen
Panen dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada daun bagian bawah yang telah tua
dan dilanjutkan ke daun di sebelah atas. Hasil panen kemudian disortir dan
difermentasikan di ruangan khusus yang telah dipersiapkan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok (RCBD) dan diuji
dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) dengan jenjang nyata 5% . Penelitian ini
terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor 1 adalah Komposisi Pupuk Dasar (P) dan faktor 2
yaitu Frekuensi Penyemprotan Plant Catalyst (S) dengan 25 kombinasi perlakuan
dan 3 kali ulangan
a. Faktor 1: Komposisi Pupuk Dasar (P) yang terdiri dari 5 aras yaitu:
- P2 = Pupuk kandang 30 ton/ha + NPK (15:15 15) dosis 100% dari petani/anjuran
Dinas setempat)
P5 = Pupuk Kandang 30 ton/ha + NPK (15:15 15) dosis 50% dari petani/anjuran
Dinas Setempat + Plant Catalyst 1,5 kg/ha.
b. Faktor 2: Frekuensi Penyemprotan Plant Catalyst (S) yang terdiri dari 5 aras yaitu:
- S1 = tanpa disemprot
- S2 = Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 7 hari sekali sampai menjelang panen
- S3 = Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 14 hari sekali sampai menjelang panen
- S4=Disemprot dengan dosis 2,5 g/l air 7 hari sekali sampai pangkasan
bunga/punggelan
1. Tinggi tanaman
2 Jumlah daun
3. Panjang akar
6. Analisis kandungan unsur tanah setelah (pH, Tekstur, N,P,K total, Na,)
Pada tabel 4.1 di atas diketahui bahwa terjadi interaksi pada seluruh kombinasi
perlakukan terhadap parameter tinggi tanaman 1 minggu setelah tanam Pada
kombinasi perlakuan Pupuk dasar 100% anjuran dari Dinas Pertanian (P2) dengan
tanpa penyemprotan Plant Catalyst 2006 (S1) ternyata menunjukkan hasil yang
tertinggi sebesar 28,55 cm. diikuti oleh kombinasi pupuk dasar 75% + 1,5 kg/ha
Plant Catalyst 2006 (P4) dengan tanpa disemprot Plant Catalyst 2006 sebesar 26,35
cm, dan paling rendah adalah kombinasi tanpa pupuk dasar dengan tanpa semprot
(P1S1).
Pada kombinasi perlakuan pupuk dasar 100% (P2) dengan semprot PS01 2,5 g/l
setiap 7 hari sampai menjelang panen (52) ternyata memberikan hasil tertinggi,
sedangkan kombinasi pupuk dasar 75% + 1,5 kg/ PS01 dengan perlakuan semprot
7 hari sekali 2,5 g/l sampai menjelang panen juga menunjukkan hasil yang sama.
Hasil terendah ditunjukkan pada kombinasi pupuk dasar 100 % + 1,5 kg/ha PS01
(P3) dengan semprot 2,5 g/l 7 hari sekali sampai menjelang panen (52) dan
kombinasi perlakuan pupuk dasar 50% + 1,5 kg/ha PS01 dengan semprot 2,5 g/l
seminggu sekali sampai menjelang panen. Kombinasi seluruh perlakuan antara
pupuk dasar dengan semprot 2,5 g/l PS01 14 hari sekali sampai menjelang panen
(53) ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, kecuali hanya perlakuan
pupuk dasar 50% + 1,5 kg/ha PS01 (P5) yang menunjukkan hasil terendah.
Kombinasi perlakuan antara tanpa pupuk dasar (P1) dengan penyemprotan 2,5 g/l 7
hari sekali sampai punggelan (S4) ternyata memberikan hasil tertinggi sebesar 26,75
cm dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk dasar 75% dari anjuran 1.5
kg/ha PS01 (P4) sebesar 25.02 cm, sedangkan antar ketiga kombinasi lainnya tidak
menunjukkan perbedaan nyata namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan
2 kombinasi sebelumnya yaitu penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali sampai punggelan
(S4) dengan tanpa pupuk dasar (P1) dan 75% dari pupuk dasar anjuran+ 1,5 kg
PS01(P4)
Pada perlakukan penyemprotan PS01 2,5 g/l 14 hari sekali sampai punggelan (S5).
jika dikombinasikan dengan pupuk dasar ternyata diketahui bahwa tanpa pupuk
dasar (P1) dan 50% dari dosis anjuran 1,5 kg/ha PS01 (P5) memiliki hasil tertinggi
sebesar masing-masing 27.08 cm dan 26.08 cm. Kombinasi paling rendah terjadi
pada perlakuan 100% dari pupuk dasar anjuran (P2).
b. Tinggi Tanaman 3 Minggu Setelah Tanam
Dari tabel 4.3 di atas dapat terlihat pada tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam,
perlakuan tanpa semprot (S1) jika dikombinasikan dengan beberapa dosis pupuk
dasar menunjukkan bahwa pupuk 100% dari dosis anjuran (P2) ternyata
memberikan hasil tertinggi yaitu 32.90 cm dikuti oleh perlakuan pupuk dasar 75%
dari dosis anjuran + 1,5 kg/ha PS01 (P4) sebesar 31.94 dan paling rendah adalah
kombinasi perlakuan tanpa pupuk dasar (P1) sebesar 29.03 cm. Pada perlakuan
semprot 2,5 g/l 7 hari sekali sampai menjelang panen (S2) jika dikombinasikan
dengan 100% dosis pupuk dasar anjuran (P2) ternyata memberikan hasil tertinggi
sebesar 33.20 cm diikuti oleh perlakuan tanpa pupuk dasar (P1) dan 100% dosis
pupuk dasar dari anjuran + 1,5 kg/ha PS01. Hasil terendah ditunjukkan apabila
dikombinasikan dengan pupuk dasar 50% dari dosis anjuran + 1,5 kg/ha PS01.
c. Tinggi Tanaman 5 Minggu Setelah Tanam
Pada parameter tinggi tanaman 5 MST diketahui pada perlakuan tanpa kg/ha PS01
(P3) ternyata memberikan hasil paling tinggi sebesar 50.16 cm diikuti oleh pupuk
dasar 75% anjuran 1,5 kg/ha PS01 (P4) dan P3. Hasil paling rendah ditunjukkan bila
dikombinasikan dengan kontrol (P1) dan 50% dosis anjuran+ 1,5 kg/ha PS01 (P5).
Perlakuan semprot 2,5 g/l air setiap 7 hari sekali sampai panen (S2) ternyata bila
dikombinasikan dengan pupuk dasar dosis 100% anjuran (P2) memberikan hasil
paling tinggi sebesar 52.86 cm, diikuti oleh kombinasi dengan dosis 100% anjuran
1.5 kg/ha PS01 (P3) ar 47.91 cm, dan paling rendah adalah bila dikombinasikan
dengan pupuk dasar 50% +1,5 kg/ha PS01 (P5) yaitu sebesar 34.61 cm.
Perlakuan semprot 2.5 g/l PS01 14 hari sekali sampai panen (83) bla
dikombinasikan dengan dosis pupuk dasar 100% anjuran (P2) ternyata memberikan
hasil tertinggi diikuti oleh dosis 100 % + 1,5 kg/ha PS01 (P3)
4.2 Pembahasan
Hasil analisis statistik dari parameter tinggi tanaman pada 1 MST temyala
pemakaian pupuk Plant catalyst 2006 belum menunjukkan perbedaan yang nyata
bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk Plant Catalyst 2006 Hasil yang
nyata baru terlihat pada tinggi tanaman 5 MST, 8 MST, 12 MST dan 18 MST. Hal ini
dikarenakan pada pertumbuhan vegetatif awal pertumbuhan akar masih terbatas
sehingga serapan hara oleh akar juga masih sedikit sehingga pertumbuhan tanaman
masih dapat dikatakan seragam Pada pertumbuhan vegetatif setelah 5 MST, akar
tanaman sudah tersebar sehingga mampu menyerap hara lebih banyak dan
mengakibatkan pertumbuhan lebih baik.
Pada parameter berat segar batang ternyata perlakuan pupuk dasar 100% + 1.5
kg/ha PS01 (P3) dan penyemprotan 7 hari sekali sampai punggelan (84)
memberikan hasil paling tinggi di antara seluruh kombinasi perlakuan. Hal ini
dikarenakan penambahan Plant Catalyst 2006 mampu meningkatkan serapan hara
lebih baik sehingga pertumbuhan akar dan daun lebih baik, kondisi ini akan
mempengaruhi laju fotosintesis sehingga semakin baik pertumbuhan daun akan
menyebabkan laju fotosintesis lebih tinggi.
Hal serupa juga terjadi pada parameter berat kering batang Laju fotosintesis yang
tinggi juga akan mempengaruhi fotosintsis bersih (Net Fotosisntesis). Semakin tinggi
net fotosintsis akan menyebabkan pembentukan jaringan tanaman menjadi lebih
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner et al (1991), bahwa berat kering total
tanaman merupakan akibat dari penimbunan hasil asimilasi bersih CO, sepanjang
musim pertumbuhan.
Panjang akar tertinggi juga diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk dasar 100%
dari anjuran+ 1,5 kg/ha PS01 (P3) dan penyemprotan 7 hari sekali sampai
punggelan (S4). Hal ini disebabkan karena suplay nutrisi P dari NPK dan P dari
PS01 yang sudah dalam bentuk tersedia akan menyebabkan pertumbuhan akan
lebih baik.
Pada parameter berat segar akar, hasil paling baik diperoleh pada kombinasi P4S4
Hal ini disebabkan karena pertumbuhan daun lebih baik sehingga aktifitas
fotosintesis lebih baik dan suplai hara ke akar sebagai sink menjadi tercukupi dan
akan berakibat stimulasi pada pertumbuhan akar Sedangkan pada parameter berat
kering akar kombinasi tertinggi diperoleh pada perlakuan P3S4 walaupun tidak
berbeda nyata dengan P4S4. Hal ini disebabkan karena hasil asimilasi bersih
meningkat sehingga timbunan bahan kering juga meningkat.
Pada parameter jumlah daun ternyata kombinasi yang paling baik adalah P3S4 dan
P4S4 yang ditunjukkan dengan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan
karena penambahan Plant Catalyst dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan lebih meningkatkan aktivitas enzim.
Menurut Morvedt, et.al (1977), bahwa tanaman yang mendapatkan Na cukup. akan
lebih baik pertumbuhannya, bahkan pada tanaman sugar beet, penyerapan 0,5 K
dan 0,5 Na akan memberikan jumlah daun, luas daun, dan berat kering yang lebih
tinggi dibandingkan dengan serapan K penuh. Hara Na juga menstimulasi
pertumbuhan karena efek pengembangan sel dan kesetimbangan air dalam
tanaman.
Unsur hara mikro yang terkandung di dalam Plant Catalyst seperti Fe, Zn, Cu, Na,
Mo dan lainnya ternyata meningkatkan pembentukan klorofil daun. sehingga laju
fotosintesis lebih ditingkatkan yang didukung juga oleh pertumbuhan akar yang baik
sehingga asupan hara untuk asimilasi menjadi tercukupi (Nason, 1958).
Hasil pengamatan visual daun menunjukkan bahwa daun yang disemprot dengan
Plant Catalyst lebih tebal jika dibandingkan dengan tanpa disemprot Plant Catalyst.
Hal ini selain dipicu oleh unsur Natrium (Na) dan khlor (Cl) juga disebabkan karena
suplai Ca dari plant catalyst. Tanaman tembakau sangat peka terhadap unsur Cl
sehingga apabila dalam jumlah yang berlebih dapat memacu ketebalan daun dan
berkurangnya kualitas daun bila difermentasikan dan di asap (Marschner, 1986) Na
dapat meningkatkan ketebalan daun pada beberapa tanaman seperti tembakau,
sugar beet, dan fia (Morvedt et al, 1977). Unsur Ca dapat meningkatkan
perkembangan sel epidermis sehingga mampu mengurangi resiko kerusakan akibat
serangan hama. Pada tanaman tornat unsur Ca sangat membantu untuk
mengurangi tingkat serangan lalat buah karena kulit luar buah lebih tebal dan
memperpanjang usia simpan buah tomat
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kecepatan fermentasi
daun tembakau antara yang tanpa perlakuan pupuk Plant Catalyst (kontrol) tidak
berbeda nyata dengan yang di aplikasi semprot plant catalyst sampai punggelan
baik yang seminggu sekali maupun setiap 2 minggu sekali yaitu selama 3 hari (72
jam) masa peram.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan analisis statistik dari seluruh parameter pengamatan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
2. Terjadi interaksi pada seluruh kombinasi perlakuan pupuk dasar (P) dan
frekuensi semprot Plant Catalyst 2006 (S).
4. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pemakaian pupuk dasar 100 % + 1,5 kg/ha
PS01 (P3) dan Penyemprotan 2,5 g/l 7 hari sekali sampai punggelan (S4) bila
ditinjau dari parameter berat segar batang, berat kering batang panjang akar,
berat segar daun, dan berat kering daun, serta jumlah daun.
5. Pada Kombinasi perlakuan pupuk dasar 75 % dari anjuran + 1,5 kg/ha PS01 (P4)
dan penyemprotan 2,5 g/l PS01 7 hari sekali sampai punggelan (S4) ternyata
juga memberikan hasil terbaik jika ditinjau dari parameter berat segar akar, berat
kering akar dan jumlah daun.
6. Daun tembakau yang dipupuk dan disemprot Plant Catalyst 2,5 g/l sampai panen
memiliki ketebalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyemprotan sampai
punggelan.