Bagi perusahaan atau instansi yang ingin melakukan audit, ada beberapa dokumen yang
perlu disiapkan oleh perusahaan yaitu:
a. Permanent File
Jenis jenis laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, serta laporan arus kas
untuk tahun buku periode Januari sampai dengan Desember
Neraca percobaan (trial balance);
Buku besar akuntansi dapat digunakan untuk memperkirakan periode-periode di
atas;
Bukti-bukti transaksi untuk periode-periode di atas, berupa voucher beserta bukti
pendukungnya;
Rekening koran bank untuk periode-periode di atas;
Daftar rekonsiliasi bank;
Daftar aktiva tetap per periode-periode di atas serta perhitungan penyusutannya
selama periode-periode tersebut dengan disertakan fotokopi bukti kepemilikannya;
Daftar piutang per periode-periode di atas beserta alamat debiturnya dan umur
piutangnya (aging schedule)
Daftar utang per periode-periode di atas beserta alamat krediturnya;
Dokumen-dokumen perpajakan (PPh 21) selama periode-periode di atas (SSP, SPT
Masa dan SPT Tahunan);
Dokumen-dokumen perpajakan (PPh 23 dan PPh 26) selama periode-periode di atas
(SSP, SPT Masa, SPT Tahunan);
Dokumen-dokumen perpajakan (PPN) selama periode-periode di atas (SSP, SPT
Masa, SPT Tahunan);
Perincian pendapatan untuk periode-periode di atas;
Perincian pendapatan dan biaya lain-lain dan pendapatan/biaya luar biasa untuk
periode-periode di atas;
Perincian pendapatan/ biaya yang masih harus dibayar/ akan diterima;
Laporan hasil audit bagian pengawas internal tahun buku 20XX (jika ada).
Selain data yang diminta dilengkapi, perusahaan juga harus memastikan bahwa setiap data berupa rincian harus
sinkron dengan laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan karena itu akan berdampak pada opini audit
yang akan diberikan oleh auditor.
Sumber data lain
Lebih daripada itu, terjadi manipulasi angka-angka dalam laporan keuangan yang ilegal,
tidak etis dan sangat tidak profesional.
Hal ini terjadi karena dilanggarnya proses audit internal.
Selain menemukan pelanggaran, banyak alasan penting lain dilakukannya audit internal
yang mungkin belum Anda ketahui.
Sebelum saya bahas satu per satu, mari kita bicarakan dulu aspek lain dari audit internal.
Data yang dibutuhkan adalah dokumen kertas dan sumber data elektronik yang mencatat
transaksi bisnis. Data ini diperlukan sebagai jejak rekam untuk melacak angka-angka dari
jurnal buku besar terhadap transaksi yang terjadi di lapangan.
Selanjutnya, data lengkap terdokumentasi akan memberikan gambaran menyeluruh
kronologis langkah-langkah yang sudah diambil saat memulai dan mengakhiri transaksi.
Setiap transaksi harus memiliki dokumen pendukung dengan penjelasan relevan.
Coba perhatikan, apakah praktek akuntansi yang sedang berjalan beserta bukti yang
tersedia memungkinkan Anda untuk menelusuri proses transaksi keuangan secara tuntas?
Bila tidak, proses akuntansi Anda harus diperkuat untuk menciptakan audit internal
akuntansi yang cukup.
Sebagai contoh, bila Anda membeli barang dari pemasok, temukan bukti yang berkenaan
dengan transaksi (seperti nota), temukan transaksi dalam akun yang seharusnya (sepert
akun biaya atau akun hutang), dan identifikasi jenis transaksinya (pembelian barang dari
pemasok).
Contoh kedua, bila Anda menghabiskan Rp 1.000.000,- untuk biaya perjalanan bertemu
dengan seorang klien baru di luar kota.
Pencatatan yang dilakukan bukan cuma mengenai transaksi perjalanannya, namun juga
tujuannya yaitu mendapatkan klien baru.
Gunakan software akuntansi untuk menciptakan jejak audit akuntansi elektronik dalam
bisnis Anda.
Dengan menggunakan software akuntansi untuk mencatat aktivitas keuangan usaha,
memungkinkan Anda untuk menyimpan dan menganalisa data keuangan dengan mudah.
#5 – Perhatikan Hukum Akuntasi dan Pajak Yang Harus Dipatuhi Bisnis Anda
Untuk kebutuhan pajak, secara hukum Anda diminta untuk menyimpan lengkap seluruh
dokumen keuangan.
Menyiapkan dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan hukum mempermudah audit dari
kantor pajak bila terjadi.
Ikuti ketentuan hukum pajak seperti menyimpan data akuntansi minimal selama 5 tahun.
Dengan ini Anda sudah memiliki proses untuk merespon kantor pajak atau pihak luar
lainnya.
Untuk menemukan hukum apa yang berkenaan dengan usaha Anda, carilah informasi dari
konsultan pajak resmi.