Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS


OBAT DAN MAKANAN

Oleh :
Ahmad Kinoy (03)
Rifaldi Aditiya Pratama (13)
Wahyuda Syafril Majid (11)

JURUSAN FARMASI
AKADEMI KESEHATAN SUMENEP
SUMENEP 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga Makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah UU & ETIKA. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Peraturan Badan Pengawas Makanan Dan
Minuman’’ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimaksih kepada Bapak RB. Asyim, S.KM.,M.Kes
selaku dosen pengampu yang telah memberikan. Kami menyadari, penyusunan
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumenep, 7 Oktober 2021

Penulis

( )

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................43
PENDAHULUAN...........................................................................................................43
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................43
BAB 2..............................................................................................................................54
PEMBAHASAN..............................................................................................................54
2.1 Pengertian Pangan..................................................................................................54
2.2 Label Pangan Olahan.............................................................................................54
2.3 Bahan Tambahan Pangan Perisa.............................................................................65
2.4 Standart Keamanan Dan Mutu Minuman Beralkohol.............................................86
BAB 3................................................................................................................................9
KESIMPULAN..................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting,
semakin maju suatu bangsa tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan
yang akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan
dan minuman bukan lagi sekedar mengatasi rasa lapar tetapi semakin
kompleks. Konsumen semakin sadar bahwa pangan merupakan sumber utama
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh.
Makanan merupakan suatu kebutuhan primer bagi manusia yang
sangat penting kebutuhan akan makan dan minum yang disebut pangan,
karena tanpa makanan dan minuman manusia tidak akan dapat bertahan
hidup. Pangan adalah salah satu dari tiga kebutuhan primer yang paling
mendasar. Namun bila diurutkan melalui skala priotitas nya dalam tiga
kebutuhan primer tersebut berupa pangan, sandang, dan papan. Melihat dari
skala prioritas diatas maka kebutuhan pangan baik yang berupa makanan dan
minuman adalah menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Seiring
semakin sibuk dan padatnya waktu manusia untuk mengelola makanan dan
minumannya sendiri makanan siap saji dan makanan instant menjadi pilihan
utama pelaku konsumen saat ini.
Perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah menghasilkan
berbagai jenis serta variasi dari barang-barang dan/atau jasa yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan perkembangan produk yang semakin
luas serta dengan adanya dukungan kemajuan teknologi telekomunikasi dan
informatika, dimana pergerakan arus transaksi barang dan/atau jasa yang
melintasi batas-batas wilayah suatu negara semakin luas, menyebabkan
konsumen berhadapan dengan penawaran berbagai jenis produk yang variatif,
baik berupa produk domestik maupun produk luar negeri.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pangan


Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan Olahan untuk
Keperluan Gizi Khusus yang selanjutnya disingkat PKGK adalah Pangan
Olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk memenuhi
kebutuhan gizi tertentu karena kondisi fisik/fisiologis dan penyakit/gangguan
tertentu.

2.2 Label Pangan Olahan


Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1452) diubah sebagai berikut:
Pasal 5 ayat (1) berbunyi; Label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
wajib memuat keterangan paling sedikit mengenai:
a. nama produk
b. daftar bahan yang digunakan
c. berat bersih atau isi bersih
d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor
e. halal bagi yang dipersyaratkan
f. tanggal dan kode produksi
g. keterangan kedaluwarsa
h. nomor izin edar
i. asal usul bahan Pangan tertentu.

5
Pasal 5 ayat (2) berbunyi; Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h harus ditempatkan
pada bagian Label yang paling mudah dilihat dan dibaca

2.3 Bahan Tambahan Pangan Perisa


Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan Pangan Perisa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 694) diubah sebagai
berikut:
Ketentuan ayat (5) dan ayat (8) Pasal 3 diubah, di antara ayat (5) dan ayat
(6) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (5a), serta ditambah 1 (satu) ayat yakni
ayat (9), sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:
I. Pasal 3 ayat (1); BTP Perisa terdiri atas:
a. bahan pembuat Perisa dengan Ajudan Perisa; atau
b. bahan pembuat Perisa tanpa Ajudan Perisa.
II. Pasal 3 ayat (2); Jenis bahan pembuat Perisa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Senyawa Perisa
b. Bahan Baku Aromatik Alami;
c. Preparat Perisa;
d. Perisa Asap; dan/atau
e. Perisa Hasil Proses Panas.
III. Pasal 3 ayat (3); Ajudan Perisa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. bahan baku pangan;
b. BTP; dan/atau
c. pelarut.
IV. Pasal 3 ayat (4); Bahan Baku Pangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kategori Pangan.
V. Pasal 3 ayat (5); BTP yang diizinkan sebagai Ajudan Perisa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b untuk pertama

6
kali ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.
VI. Pasal 3 ayat (5a) Ketentuan mengenai perubahan BTP yang
diizinkan sebagai Ajudan Perisa sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan.
VII. Pasal 3 ayat (6) Keberadaan BTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam Pangan Olahan sebagai akibat dari
penggunaan Perisa dinyatakan sebagai BTP ikutan.
VIII. Pasal 3 ayat (7) Keberadaan BTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak mempunyai fungsi teknologi dalam
Pangan Olahan.
IX. Pasal 3 ayat (8) Pelarut yang diizinkan sebagai Ajudan Perisa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dapat berupa
bahan baku pangan, untuk pertama kali ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
X. Pasal 3 ayat (9) Ketentuan mengenai perubahan Pelarut yang
diizinkan sebagai Ajudan Perisa sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan.

2.4 Standart Keamanan Dan Mutu Minuman Beralkohol


Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol
atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi.
Minuman Beralkohol Tradisional adalah Minuman Beralkohol yang
dibuat secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan
pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan
adat istiadat atau upacara keagamaan.
Standar keamanan minuman beralkohol sebagaimana disebutkan dalam
peraturan badan pengawas obat dan makanan no 5 tahun 2021;

7
1. Pasal 4 ayat (1); Standar keamanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 meliputi pemenuhan
terhadap:
a. batas maksimal kandungan Metanol;
b. batas maksimal bahan tambahan pangan;
c. batas maksimal cemaran logam; dan
d. batas maksimal cemaran kimia.
2. Pasal 4 ayat (2); Batas maksimal kandungan Metanol sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam Minuman Beralkohol yaitu tidak lebih
dari 0,01 % b/v yang dihitung dari persentase berat Metanol terhadap
volume total Minuman Beralkohol.
3. Pasal 4 ayat (3); Batas maksimal bahan tambahan pangan, cemaran
logam, dan cemaran kimia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
Standar mutu minuman beralkohol sebagaimana disebutkan dalam
peraturan badan pengawas obat dan makanan no 5 tahun 2021;
1. Pasal 5 ayat (1); Standar mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
meliputi pemenuhan terhadap:
a. persyaratan kandungan Etanol dan persyaratan kandungan
lainnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan
ini; dan
b. persyaratan mutu yang ditetapkan dalam kategori pangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pasal 5 ayat (2) Minuman Beralkohol sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat ditambahkan Etanol Tara Pangan untuk mencapai
kadar Etanol yang diharapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Badan ini.
3. Pasal 5 ayat (3) Etanol Tara Pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memenuhi spesifikasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.

8
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

9
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 2021. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Standar keamanan dan mutu minuman beralkohol.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia. 2021. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengawas Periklanan Pangan Olahan. Jakarta:
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia. 2021. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Bahan Tambahan Pangan Perisa.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Republik Indonesia. 2021. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 Label Pangan Olahan. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan.

10

Anda mungkin juga menyukai