yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya, atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). DEFENISI HAM Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT (Mustafa Kemal Pasha). Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia). HAM adalah kekuasaan/wewenang moral yang dimiliki seseorang berdasarkan martabatnya sebagai manusia Karena hak asasi merupakan pemberian Tuhan, maka setiap manusia memilikinya justru karena dia manusia. Pelanggaran terhadap hak-hak ini disebut tindakan yang tidak manusiawi karena nilai-nilai dasar kemanusiaan tidak dihargai. Ciri pokok HAM 1. Hak asasi itu tdk diberikan/diwariskan melainkan melekat pd martabat kita sbg manusia. 2. Hak asasi itu berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal- usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik. 3. Hak asasi itu tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melangar hak orang lain. Orang tetap memiliki HAM meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar hak asasi manusia. Sifat HAM Individual: 'melekat erat pada kemanusiaan seseorang', bukan kelompok.(Generasi keempat HAM cenderung ke arah penekanan pada hak kelompok/hak kolektif). Universal: dimiliki oleh setiap orang lepas dari suku, ras, agama, negara, dan jenis kelamin yg dimiliki seseorang. Supralegal: tidak tergantung pada negara, pemerintah, atau undang-undang yang mengatur hak-hak ini. Kodrati: HAM bersumber dari kodrat manusia. Kesamaan derajat: kesamaan sebagai ciptaan Tuhan maka harkat dan martabat manusia pun sama. Pada tanggal 10 Desember 1944, Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia (The Universal Declaration of Human Right) diterima dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (UN). Hak-hak tersebut pada garis besarnya terdiri atas 2 macam, 1. Hak-hak yang berhubungan dengan hak sipil dan politik, antara lain: - hak untuk hidup, kebebasan, hak tentang keamanan pribadi, - hak tentang kebebasan dari penganiayaan dan perbudakan, - hak tentang partisipasi politik, - hak-hak atas harta benda, perkawinan, - hak tentang kebebasan dasar untuk menyatakan pendapat, ungkapan, pikiran, suara hati dan agama, dan, - hak tentang kebebasan untuk berkumpul dan bersidang. 2. Hak-hak yang berhubungan dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya, antara lain: - hak tentang pekerjaan, - hak tentang tingkat kehidupan yang pantas, - hak tentang pendidikan, dan, - hak tentang kebebasan hidup berbudaya.
3 hak-hak dasar manusia,
- Hak-hak Pribadi - Hak-hak Sosial - Hak-hak Budaya HAK UNTUK HIDUP SEHAT Kesehatan : WHO (1948) : Keadaaan sejahtera yang sempurna dari badan, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak ada penyakit atas kelemahan UU RI. No. 23 Th 1992 : Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia artikel 25:
1. Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan dan pelayanan kesehatan. pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaankeadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di luar kekuasaannya. 2. Ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan sosial yang sama. Hak untuk hidup sehat - Jaminan hak atas kesehatan juga terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, yaitu bahwa negara peserta konvenan tersebut mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam hal kesehatan fisik dan mental.
- Perlindungan terhadap hak-hak ibu dan anak juga mendapat perhatian terutama dalam Konvensi Hak Anak. Instrumen internasional lain tentang hak atas kesehatan juga terdapat pada Pasal 12 dan 14 Konvensi Internasional tentang Penghapusan semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, dan ayat 1 Deklarasi Universal tentang Pemberantasan Kelaparan dan kekurangan Gizi.
Pada lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal. dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa: 1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya. 2. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin. 3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Jaminan atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga terdapat dalam pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. International human rights law is about defining what governments: can do to us cannot do to us should do for us Kewajiban Pemerintah untuk memenuhi hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia memiliki landasan yuridis internasional
Pasal 2 ayat (1) Konvensi Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 menyatakan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung javvab negara, terutama pemerintah.
Kewajiban pemerintah ini juga ditegaskan dalam Pasal 8 UU HAM. Di bidang kesehatan, Pasal 7 UU Kesehatan menyatakan bahwa pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Pasal 9 UU Kesehatan menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pasal 10 UU Kesehatan menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Unsur-unsur hak atas kesehatan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: 1. Unsur-unsur yang berkaitan dengan perawatan kesehatan (health care), yang di dalamnya termasuk perawatan kuratif dan preventif; 2. Unsur-unsur yang berkaitan dengan prakondisi untuk kesehatan, seperti penyediaan air bersih, sanitasi yang layak, nutrisi yang layak, informasi kesehatan, lingkungan yang sehat dan tempat bekerja yang sehat. Core content hak atas kesehatan Health For All and Primary Health Care Strategy dari WHO yang merumuskan adanya beberapa jasa kesehatan mendasar (essential basic health services).
1. Perawatan Kesehatan: a. Perawatan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana; b. Imunisasi; c. Tindakan yang layak untuk penyakit-penyakit biasa (common disease) dan kecelakaan; d. Penyediaan obat-obatan yang pokok (essential drugs). 2. Prakondisi dasar untuk kesehatan: a. Pendidikan untuk menangani masalah kesehatan termasuk metode-metode untuk mencegah dan mengendalikannya; b. Promosi penyediaan makanan dan nutrisi yang tepat; c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. Prinsip-prinsip Panduan Hak Atas Kesehatan
Prinsip-prinsip tersebut meliputi: 1. Ketersediaan pelayanan kesehatan, di mana negara diharuskan memiliki sejumlah pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk; 2. Akses atas pelayanan kesehatan baik dari aspek finansial, geografis dan kultural. Aksesiabilitas finansial harus menjamin bahwa jasa pelayanan tersebut dengan biaya yang terjangkau, sedangkan aksesiabilitas geografis adalah bahwa pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh semua orang, dan aksesiabilitas kultural adalah bahwa pelayanan tersebut menghormati tradisi kultural masyarakat; 3. Kualitas pelayanan kesehatan yang mensyaratkan agar pelayanan kesehatan tersebut harus memenuhi standar yang layak; 4. Persamaan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mengharuskan akses itu berlaku sama, tanpa diskriminasi, dengan memberikan perhatian khusus terhadap kelompok yang rentan dalam masyarakat. Kewajiban Negara tiga bentuk kewajiban sebagai berikut: 1. Kewajiban untuk menghormati (obligation to respect), meliputi; a. Kewajiban untuk menghormati persamaan akses atas pelayanan kesehatan dan tidak menghalangi orang- orang atau kelompok tertentu terhadap akses mereka terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia; b. Kewajiban untuk menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat menurunkan kesehatan masyarakat, seperti perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran; 2. Kewajiban untuk melindungi (obligation to protect), meliputi; a. Kewajiban untuk melakukan langkah-langkah di bidang legislasi atau pun tindakan lainnya yang menjamin persamaan akses terhadap jasa kesehatan apabila jasa tersebut disediakan oleh pihak ketiga b. Kewajiban untuk melakukan langkah-langkah di bidang legislasi atau pun tindakan lainnya untuk melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan yang dilakukan pihak ke tiga
3. Kewajiban untuk memenuhi (obligation to fulfill) meliputi; a. Kewajiban negara untuk membuat kebijaksanaan kesehatan nasional dan menyediakan anggaran negara untuk anggaran kesehatan; b. Kewajiban untuk menyediakan jasa-jasa kesehatan yang penting atau menciptakan kondisi di mana setiap individu dapat memperoleh akses yang layak dan memadai atas jasa kesehatan, termasuk di dalamnya atas asuransi kesehatan, air bersih dan sanitasi yang memadai.
Setiap gangguan, intervensi; atau ketidak adilan, ketidak acuhan, apapun bentuknya yang mengakibatkan ketidak sehatan tubuh manusia, kejiwaannya, lingkungan alam dan lingkungan sosialnya, pengaturan dan hukumnya, serta ketidak adilan dalam manajemen sosial yang mereka terima, adalah merupakan pelanggaran hak mereka, hak-hak manusia Isu Pokok dalam Kesehatan dan Hak Asasi Manusia
Kesehatan Perempuan dan Isu Gender Child Health and Human Rights Health and Human Rights : HIV/AIDS Pelayanan Kesehatan pada Pengungsi (Internally Displaced Person) Memposisikan Persons With Disabilities dalam Health Behavior Perspective sebagai Refleksi dari Hak Asasi Individu Prisoners and Detainees (Some Preliminary Notes for Discussion Purpose) Aktivisme dan Perubahan Sosial di Indonesia Manfaat Ilmu Forensik dalam Pembuktian Ilmiah dalam Kasus Pelanggaran HAM Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan hak asasi manusia.
Pembangunan yang tidak mengindahkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, kesehatan lingkungan, kesehatan sosial, dan kesehatan budaya merupakan bentuk dari pelanggaran hak asasi manusia.