Anda di halaman 1dari 2

Fungsi Hukum Kesehatan

keperawatan
Fungsi Dari Hukum Kesehatan
1. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata kehidupan di
dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi sumbangan yang besar bagi
ketertiban masyarakat secara keseluruhan.

2. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di bidang


kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat

3. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-halangi dokter


untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka
tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.

Tujuan Hukum Kesehatan


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Asas Hukum Kesehatan
1. Asas perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Asas manfaat
3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan
4. Asas adil dan merata
5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri

Hukum
1. Berlaku untuk umum
2. Disusun oleh badan pemerintah / kekuasaan
3. Tercantum secara rinci dalam kitab UU dan lembaran/berita negara
4. Pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan
5. Sanksi pelanggaran tuntutan
6. Penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik

Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat


- Memberikan kerangka untk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum
- Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
- Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
- Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Tujuan Hukum Kesehatan undefined undefined undefined Irma Siregar Tujuan hukum pada
intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan
keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban didalam masyarakat diharapkan kepentingan
manusia akan terpenuhi dan terlindungi (Mertokusumo, 1986). Dengan demikian jelas terlihat
bahwa tujuan hukum kesehatanpun tidak akan banyak menyimpang dari tujuan umum
hukum. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup aspek sosial dan
kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus dapat diakomodir dengan baik. Kembali
dengan tujuan hukum yang pertama yaitu menciptakan tatanan atau ketentuan, sektor atau
bidang kesehatan telah memiliki payung hukum yang cukup untuk bisa menjalankan proses
kerja di bidang kesehatan jika semua ketentuan perundang-undangnya dilaksanakan dengan
baik dan menjalin saling pengertian diantara pelaku profesi didalam setiap bagian yang
mendukung terlaksananya upaya kesehatan. Sumber-sumber hukum yang adapun telah secara
rinci mengatur hal-hal apa yang menjadi kewajiban setiap pelaku profesi dan apa yang
menjadi hak-haknya. Oleh karena itu harapan yang terbesar adalah terciptanya ketertiban dan
keseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing profesi. Ada beberapa teori
yang dapat digunakan untuk melihat secara luas apa yang sebenarnya menjadi tujuan hukum
dan apakah dibidang kesehatan hal ini sudah tercapai atau masih sangat jauh dari tujuan.
Teori Etis Didalam teori ini tujuan hukum semata-mata adalah untuk keadilan. Keadilan itu
meliputi 2 hal yaitu hakekat keadilan dan isi keadilan. Hakekat keadilan :Penilaian terhadap
suatu perlakuan atau tindakan dengan mengkajinya dengan suatu norma yang menurut
pandangan subjektif melebihi norma-norma lain. Ada dua pihak yang terlibat disini yaitu
pihak yang memperlakukan dan pihak yang menerima perlakuan. Misalnya : dokter dan
pasien atau perawat dan pasien.Pada umumnya keadilan merupakan penilaian yang hanya
dilihat dari pihak yang menerima perlakuan saja. Karena pihak yang menerima perlakuan
selalu dianggap sebagai korban. Hal ini tentu kurang memuaskan bagi slah satu pihak karena
terkadang perlakuan yang diberikan salah satu pihak kepada pihak yang lain jika diasumsikan
tidak ada perubahan kondisi yang drastis, justru tidak jarang memiliki tujuan yang baik.
Contonya dokter didalam mengobati pasien harus menyuntikkan obat yang secara harafiah
dapat dilihat sebagai bentuk yang menyakitkan. Namun itu harus dilakukan demi kebaikan
pasien itu sendiri, jika pasien merasa menjadi korban maka tujuan dari pengobatannya tidak
akan tercapai secara maksimal. Isi Keadilan:Aristoteles membedakan 2 macam keadilan yaitu
: Justicia Commutativa dan Justicia distributiva. Justicia Commutativa yaitu memberi kepada
setiap orang sama banyak. Hal ini berlaku didalam berperkara, dimana terdapat asas Equality
before the law atau bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama didepan hukum.
Begitu pula jika dihadapkan pada fasilitas dan pelayanan kesehatan. Perlakuan dan pelayanan
yang baik tanpa membeda-bedakan pada pasien merupakan suatu keharusan. Namun didalam
hal tertentu kesamaan perlakuan dapat saja membahayakan baik bagi pasien maupun orang
lain. Contoh: Bagi penderita penyakit yang parah dan rentan memapari orang lain dengan
penyakitnya, tentu saja harus mendapatkan perlakuan yang khusus agar tidak menulari orang
lain. Meskipun dampaknya pasien akan merasa terisolir dan tidak bebas. Namun demi
kebaikannya sendiri dan orang lain, perlakuan yang sama tidak dapat diaplikasikan. Justicia
Distributiva yaitu setiap orang mendapat apa yang menjadi haknya. Jatah ini tidak sama
antara satu orang dengan yang lainnya tergantung pada kebutuhan dan kepentingannya.
Sifatnya proporsional, artinya untuk mendapatkan haknya setiap orang harus mengingat hak
dan kepentingan orang lain dan jasa yang telah diberikan sebagai kontra prestasinya. Didalam
hal ini kedua macam keadilan yang ditawarkan Aristoteles tidak begitu saja dapat
diaplikasikan, karena hukum sendiri tidak selalu identik dengan keadilan. Misalnya
membuang sampah harus ditempat sampah, bagi mereka yang jauh dari tempat sampah tentu
hal ini terasa kurang adil. Tetapi untuk kebaikan bersama, hukum mengatur demikian. Jadi
keadilan terasa terlalu naif jika dijadikan tujuan hukum semata. Sumber Rujukan : Dewi, A.I.,
2008, Etika dan Hukum Kesehatan, Pustaka Book Publisher: Yogyakarta. Category: 7
komentar

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Anda mungkin juga menyukai