Anda di halaman 1dari 31

“ PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAUN LAMTORO (Leucaena

leucocephala ) DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAM


STROBERI (Fragaria sp) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI ”

PRAPROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

Olyvia Damayanti

201910070311004

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman stroberi ( Fragaria sp) merupakan tanaman buah herba yang ditemukan
pertama kali di Chili, Amerika Selatan. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria
choilensis L. menyebar ke berbagai Negara Amerika, Eropa dan Asia. Stoberi termasuk pada
salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia, terutama untuk Negara-negara beriklim
subtropis. Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi
mendapatkan perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis (Riyanti, E. 2021). Di
Indonesia, walaupun stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia, namun pengembangan
komoditas ini yang berpola agribisnis, agrowisata dan agroindustri dapat dikategorikan sebagai
salah satu sumber pendapatan dalam sector pertanian. Stroberi (Fragaria sp) dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik dalam kondisi iklim seperti di Indonesia. Stoberi ( Fragaria sp)
merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai
banyak manfaat. Tingkat pertumbuhan petani stroberi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Budidaya stroberi telah dicoba oleh beberapa petani di daerah Sukabumi, Cianjur, Cipanas, dan
Lembang (Jawa Barat) ; Batu ( Malang); Bedugul (Bali); serta di Loka dan Malino ( Sulawesi
Selatan).

Produksi buah stroberi yang dihasilkan sekarang belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Seperti yang terjadi, pemasok buah ke beberapa swalayan di Jakarta dan luar kota hanya bisa
menyuplai 15-30 kg stroberi dari jumlah permintaan 60 kg per hari. Selama ini salah satu usaha
yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi tanaman stroberi adalah dengan
penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik menjadi hal yang sulit dipisahkan
dalam kegiatan budidaya tanaman stroberi. Dampak dari penggunaan pupuk anorganik memang
menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi, namun penggunaan pupuk
anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk, meninggalkan residu pada
produksi tanaman, dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan pupuk organik cair selama ini
diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Pupuk organik
cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman karena
bentuknya yang cair, jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah, dengan sendirinya
tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan (Masluki dkk,
2015). Maka dari itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan pupuk organik
cair agar dapat meningkatkan mutu kualitas tanaman dan pertumbuhan tanaman menggunakan
bahan-bahan organik.

Daun Lamtoro memiliki potensi sebagai pupuk yang berpengaruh baik dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Pratiwi, 2019). Lamtoro pada konsentrasi yang sesuai
dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam menurut Ratrinia et al. (2014) menyatakan
bahwa unsur hara yang terkandung pada daun lamtoro merupakan hara esensial yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kurniati dkk (2017) menambahkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi kandungan daun lamtoro maka semakin tinggi kadar C pada pupuk cair.
Kandungan unsur hara makro yang terdapat pada daun lamtoro yaitu, 3,84 % Nitrogen; 0,22%
Posfor; 2,06% Kalium; 1,31% Kalsium; dan 0,33% Magnesium (Palimbungan dalam
Roidi, 2016:3). Sedangkan unsur hara mikro yang terkandung yaitu terdiri atas 191 ppm Mn,
171 ppm Fe, 33 ppm Zn, dan 15 ppm Cu ( Munir dan Swasno : 6). Oleh karena itu, banyaknya
unsur hara yang terkandung pada daun lamtoro yang diperlukan oleh tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Penelitian penggunaan dan pemanfaatan pupuk organik cair daun lamtoro sudah banyak
dilakukan sebelumnya. Penelitian Aplikasi Pupuk Organik Cair Lamtoro Pada Pertumbuhan
Hasil Tanaman Tomat (Septirosya et al., 2019), Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Daun
Lamtoro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa L.) Varietas Nauli-
F1 (Hidayat & Suharyana, 2019), Pemanfaatan Daun Lamtoro ( Leucaena leucocephala) Sebagai
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah ( Arachis
hypogaea L. )(Hutubessy, Jossina I.B., dan Sarwani, 2018), Efektivitas Pupuk Organik Cair
Fermentasi Daun LamtoroGung Terhadap Pertumbuhan Produksi Jagung Lokal Mandar (Aulia
& M, 2020), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Daun Lamtoro ( Leucaena
leucocephala L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir)
(Febriani et al., 2020), Pengaruh Pupuk Organik ( Daun Lamtoro) Dalam berbagai Konsentrasi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Cornelia Pary, 2015), Evektifitas Daun lamtoro Bagi
Pertumbuhan Tunas Daun Tanaman Cabe Pada Pembelajaran IPA Kelas IX (Aldiyah, 2020),
Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Dari Kotoran Kambing Dan Daun Lamtoro Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Terung ( Solanum melogena L.) (Daun et al., 2018), Pengaruh
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L ) Dan Takaran Pupuk
Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanam Kacang Tanah ( Arachis hypogea
L) (Indriyani et al., 2021), Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis dengan
Pemanfaatan Trichokompos dan POC Daun Lamtoro (Ainiya et al., 2019). Meskipun telah
banyak penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organis cair dari daun lamtoro untuk
meningkatkan pertumbuhan untuk berbagai macam tanaman, tetapi masih belum ada yang
meneliti pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro pada Stroberi ( Fragaria sp).

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi untuk peserta
didik tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil , materi tentang “
Pertumbuhan dan Perkembangan” . Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan
penelitian “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi (Fragaria sp) Sebagai Sumber
Belajar Biologi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp) ?
2. Dapatkah hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dalam
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp) dimanfaatkan
sebagai sumber belajar Biologi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :

1. Menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk organik cair terhadap
meningkatkan pertumbuhan stroberi ( Fragaria sp).
2. Mengetahui pemanfaatan hasil penelitian pengaruh pengaruh pemberian pupuk kandang
dan pupuk organik cair terhadap meningkatkan pertumbuhan stroberi ( Fragaria sp)
sebagai sumber belajar Biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :


1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi tentang
penelitian pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk organik cair
terhadap meningkatkan pertumbuhan stroberi ( Fragaria sp) dan
dikembangkan sebagai sumber belajar biologi.

1.4.2 Secara Praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :


1. Bagi Guru dan Siswa :
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber belajar di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) IPA kelas XII semester ganjil sebagai materi
pengayaan mata pelajaran biologi, pada materi “ Pertumbuhan dan
Perkembangan”.
2. Bagi Masyarakat :
Hasil penelitian ini sebagai dasar pemanfaatan pupuk organik cair dalam
meningkatkan pertumbuhan stroberi (Fragaria sp) menggunakan daun
lamtoro.
3. Bagi penelitian Selanjutnya :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
tentang penggunaan pupuk organik cair dari daun lamtoro terhadap berbagai
macam tanaman.

1.5 Batasan Penelitian


Batasan penelitian dari penelitian ini yaitu :
1. Objek yang diteliti dari penelitian ini adalah tanaman stroberi (Fragaria sp) sebanyak
12 buah yang telah disemai.
2. Parameter yang diteliti dari penelitian ini adalah pengaruh mingkatnya pertumbuhan
dan hasil tanam stroberi ( Fragaria sp).
1.6 Batasan Istilah
Batasan istilah dari penelitian ini yaitu :
1. Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara sesuai dengan
kebutuhan tanaman karena bentuknya yang cair, jika terjadi kelebihan kaapsitas pupuk
pada tanah, dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi
pupuk yang dibutuhkan (Puspadewi et al., 2016)
2. Lamtoro adalah tumbuhan polong-polongan serbaguna yang paling banyak ditanaman
dalam pola pertanaman campuran. Kegunaannya sebagai pagar hidup, sekat api,
penahan angina dan lain sebagainya. Lamtoro memiliki perakaran yang memiliki
nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen dan banyak banyak menghasilkan daun
sebagai sumber organik. ( Rivai, H . 2021)
3. Pertumbuhan adalah suatu proses peningkatan volume yang bersifat irreversible (tidak
dapat balik) serta terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel.
(Akmal, L. 2020)
4. Hasil Tanam adalah perolehan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang telah di budidayakan (Akmal, L. 2020 )
5. Sumber belajar adalah pesan yang disajikan melalui sebuah alat ataupun dirinya sendiri
dapat pula merupakan sesuatu yang digunakan dalam menginformasikan pesan yang
tersimpan pada bahan pembelajaran yang akan diberikan. (Hfid, 2011)
6. Biologi adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
kehidupannya (Amin, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Stroberi

2.1.1 Taksonomi Tanaman Stroberi

Menurut Lubis, R. E (2020) Taksonomi dari stroberi ( Fragaria sp) adalah


sebagai berikut :

Kigdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Rasaceae
Subfamily : Rosoidae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria sp
Stroberi yang termasuk ke dalam genus Fragaria memiliki banyak spesies dan
telah disesuaikan dengan daerah penyebarannya. Fragaria pertama kali di temukan di
Chili, sedangkan spesies yang lainnya ditemukan menyebar mulai dari benua Eropa,
Amerika Utara, Timur laut Pasifik, California hingga Asia. Di Indonesia Fragaria vesca
L adalah jenis stroberi yang pertama kali dibudidayakan (Lubis, R.E . 2020).

2.1.2 Morfologi Tanaman stroberi

a) Daun

Daun stroberi terdiri dari daun majemuk trifoliate atau terdiri dari satu daun
dan tiga anak daun dengan tepi bergigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna
hijau dan permukaan bawah berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki 300-400
stomata per mm2. Pada masa pertumbuhan vegetatif dengan suhu udara rata-rata
22o C, stroberi akan membentuk daun-daun baru setiap 8-12 hari. Pada kultiviar
sweet Charlie, tekstur daun dan tangkai daun sangat keras, hal ini merupakan
salah satu keuntungannya dikarenakan dapat membuat kultiviar ini tahan
terhadap serangan hama dan penyakit ( Kurnia, A. 2015)

b) Akar (Radix)
Stroberi memiliki struktur yang terdiri dari pangkal akar (collum), batang
kaar (corpus), ujung akar (apex), bulu akar (pilis radicalis), serta tudung akar
(calyptra). Akar stroberi merupakan akar tunggang dan berserabut. Akar akan
menyebar secara vertikal dan horizontal dengan panjang maksimal 30 cm.
kedalaman akar tungganng mencapai 100 cm, perakaran pada stroberi
membenuk layaknya rumpun. Di mulai dari akar inilah tunas baru dari stroberi
akan tumbuh hingga menjadi tanaman baru (Lubis , R.E . 2020)

c) Batang utama
Batang utama dari tanaman stroberi memiliki bentuk yang sangat pendek.
Daun-daun terbentuk disetiap buku. Pada ketiak daun terdapat pucuk aksilar
memiliki intronode yang pendek sehingga jarak antara daun satu dengan yang
lainnya sangat rapat. Batang utama dan daun yang tersusun dengan rapat
disebut dengan crown. Ukuran crown setiap tanaman stroberi berbeda-beda
tergantung dari umur, tingkat perkembangan tanaman, kultivar dan kondisi
lingkungan pertumbuhan (Budiman, S. 2021)

d) Bunga

Bunga tanaman stroberi memiliki 5 kelopak bunga, 5 daun mahkota, 20-35


benang sari dan ratusan putik yang menempel pada dasar bunga ( receptacle)
dengan pola yang melingkar. Bunga tersusun dalam infloresens yang terletak di
unjung tanaman. Inflorensens tersusun dari tangkai utama dan tangkai cabang.
Pada ujung tangkai utama terdapat bunga yang disebut bunga primer. Bunga
primer ini dapat mendominasi perkembangan bunga. Dibawah tangkai primer
ada tangkai sekunder yang dilindungi oleh sepasang bractae. Normalnya,
inflorensens memiliki 1 bunga primer, 2 sekunder, 4 tersier, 8 kuartener dan 16
kuriner. Tetapi jika kondisi tidak menguntungkan maka primodial bunga dapat
berubah menjadi primodial daun sehingga sebagai gantinya bunga pada
inflorensens akan berbentuk daun (Budiman, S. 2021)

e) Buah

Bentuk buah stroberi ada delapan. Hal ini disebutkan oleh United State of
Ageiculsute (USDA). Adapun bentuknya terdiri dari : oblate, globose, globose
conis, long conic, necked, lonring wedge dan short wedge. Buah stroberi
merupakan berbiji tunggal dengan ukuran yang kecil dan merupakan buah
agregat yang melekat dan menjadi satu kesatuan pada permukaan ujung tangkai
buah yang telah membesar atau membengkak, lunak, berair, dan memiliki rasa
asam manis. Buah ini tumbuh dari hasil pematangan buah berdaging yang
melekat satu kesatuan dengan bunga, dagingnya memiliki tekstur lembut, ada
juga yang kasar (Lubis, R.E. 2020)

2.1.3 Produksi Tanaman Stroberi

Stroberi merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Harga buah stroberi untuk jenis yang grade A 250 gr seharga Rp. 10.000,- , untuk
grade B 250 gr sekitar Rp. 8.000,- . untuk pack jumbo 600 gr mix grade A dan B
memiliki harga sekitar Rp. 25.000,- untuk harga hidroponik. Harga buah stroberi juga
dapat dipengaruhi oleh kultivar (Trubus, 2022). Produksi stroberi pada tahun 2019
memperoleh 2.956 Qui , dan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebanyak 2,9 %
yaitu 2.666 Qui dan pada tahun 2021 juga mengalami penurunan sebanyak 8,33 % yaitu
1.833 Qui (BPSI, 2022).

2.1.4 Syarat Tumbuh Tanaman Stroberi

Stroberi dapat tumbuh pada lingkungan yang memiliki temperature yang rendah,
pembudidayaan Stroberi di Indonesia dapat dilakukan di daerah dataran rendah. Berikut
merupakan beberapa sayarat tumbuh tanaman Stroberi, yaitu :
a) Iklim
Stroberi merupakan tanmaan subtropik yang dapat beradaptasi dengan
baik di daratan tinggi tropis yaitu pada ketinggian 1000-1500 mdpl. Dapat
juga tumbuh di ketinggian yang lebih rendah asal iklimnya dingin. Daerah
yang dingan dengan suhu diantara 14 – 240 C dan iklim kering yang tidak
0

terlalu lama merupakan daerah yang cocok untuk stroberi (Tikafebrianti &
Anggareni, 2021).
Pertumbuhan stroberi akan baik jika tanaman tidak mengalami stress
akibat tingginya suhu dan tingginya laju respirasi atau hilangnya air dari
jaringan tanaman, selain itu tanaman stroberi juga membutuhkan curah hujan
yang tinggi tetutama pada fase vegetatif yaitu 600-700 mm/tahun ( Sanjono,
2016).
b) Sinar Matahari
Tanaman stroberi adalah jenis tanaman yang menyukai sinar matahari
yang penuh. Respon tanaman stroberi terhadap sinar matahari tergantung pada
karakter genetika kultivarnya. Kultivar-kultivar tanaman stroberi terdiri dari
tanaman berhari pendek. Pada kultivar hari pendek, jika tanaman menerima
sinar matahari kurang dari 12jam, tanaman akan mengalami rangsangan
pembungaan dan kemudian berbunga. Jika menerima sinar matahari lebih dari
12 jam, tanaman akana memasuki fase vegetatif, sehingga tanaman tidak akan
berbunga dan akan memperbanyak diri dengan stolon.
Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak tanaman. Sedangkan
tanaman hari netral tidak akan terpengaruh panjang hari. Hanya, fase
pertumbuhan vegetatif dan generative ditentukan oleh perubahan suhu. Suhu
yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses insiasi
bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya
matahari untuk proses fotosintesis dan pematangan buah (Gusyana,2019).
c) Ketinggian Tempat
Tingginya tempat dari permukaan laut dapat menentukan suhu udara dan
intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat,
maka semakin rendah suhu ditempat tersebut. Demikian pula dengan intensitas
cahaya matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya
akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesui dengan dataran
tinggi atau dataran rendah (Guslim, 2017).

Ketinggian tempat dari permukaan laut dapat menentukan pembungaan


tanaman. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses-proses fisiologi yang
dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses yang tergantung pada cahaya. Suhu
optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baikya. Suhu
yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat
mengakibatkan kematian bagi tanaman, demikian pula dengan suhu yang terlalu
rendah. Sedangkan cahaya merupakan sumber bagi tanaman (Gusyana, 2019).
Kondisi lingkungan tempat tanaman dapat mempengaruhi rasa dan aroma buah
stroberi. Walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanaman. (Yudi, 2017).

d) Tanah dan Media Tanam

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan yang berpasir
yang mengandung tanah liat, subur dan gembur serta mengandung banyak
bahan organic, mata air dan udara yang baik. Derajat keasaaman tanah (pH
tanah) yang ideal untuk bididaya tanaman stroberi adalah sekitar 5,4-7,0 dengan
ketinggian tempat 1.000-1.300 mdpl (Astuti et al., 2018). Sedangkan untuk
budidaya di pot adalah 6.5-7.0. jika di tanam di kebun maka kedalaman air
tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di
dalam pot, media harus memiliki sifat foros, mudah merembeskan air dan unsur
hara yang selalu ada (Gusyana, 2019).

Menurut penjelasan Sutopo (2016), stroberi menghendari tanah yang


gembur dengan porositas dan drainase yang baik. Karena itu, tanaman stroberi
sangat cocok pada tanah yang kaya bahan organik dan mengandung sedikit
pasir. Derajat kemasaman tanah atau pH yang sangat ideal adalah 5,6 – 6,5.

2.2 Daun Lamtoro

2.2.1 Klasifikasi Daun Lamtoro


Lamtoro atau sering disebut dengan petai cina, yang merupakan tanaman
jenis perdu dari suku polong-polongan. Tumbuhan ini dikenal mempunyai nama
lokal disetiap daerahnya seperti kemalandingan, metir, lamtoro (Jawa) dan
Kalandingan (Madura). Nama tanaman lamtoro dalam berbagai bahasa asing
diantaranya adalah, pil-pil, elena, karskis (Filipina), krathin ( Thailand),
leucaena, white leadtree ( inggris), dan leucaene, faux mimosa ( Prancis)
( Kementrian Pertanian 2011).

Menurut Rivai, H (2021), Taksonomi lamtoro sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Leucaena

Spesies : Leucaena leuchephala

2.2.2 Morfologi Tanaman Lamtoro

Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, dikarenakan akar
tunggangnya menembus kuat ke dalam tanah sehingga pohonnya tidak mudah tumbang
oleh tiupan angina. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat, sehingga tidak mudah
patah. Batang lamtoro memiliki warna coklat kemerahan sehingga menarik untuk
dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai garis tengah
10-15 cm. Daun lamtoro memiliki bentuk simetris, dengan tipe daun majemuk ganda dan
daun berwarna hijau. Buah lamtoro berbentuk polongan dalam tandan. Dalam tiap-tiap
tandan buah dapat mencapai 20-30 biji. Batang tandan berbentuk besar dan agak pendek.
Bijinya berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji tersebut akan berubah menjadi
warna coklat kehitaman ( Rivai, H. 2021)

2.2.3 Kandungan Tanaman Lamtoro


Tanaman lamtoro memiliki beberapa kandungan kimia dalam daun lamtoro antara
lain, protein, lemak, kalsium, vitamin (A,B1 dan C), fosfor dan zat besi. Biji lamtoro
memiliki kandungan protein, mimosin, leukanin, leukanol (Harian, 2013). Menurut
penelitian Devi, et.al (2013) kandungan senyawa yang terdapat dalam daun lamtoro
diantaranya karbohidrat 40%, pretein 25,9 %, tannin 4 %, mimosin 7,17 %, kalsium
2,36%, fosfor 0,23% dan nitrogen 4,2 %.

Daun lamtoro berpotensi sebagai pupuk yang berpengaruh baik terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lamtoro pada konsentrasi yang sesuai dapat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Ratrinia et al. (2014)
menyatakan bahwa unsur hara yang terkandung pada daun lamtoro ialah hara esensial
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan (Septirosya et al., 2019).

2.3 Pupuk Organik Cair

2.3.1 Teknik Pemanfaatan

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Salah satu sumber bahan organik dapat berupa pupuk hijau (Nugroho, 2012). Pupuk
organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk
organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair daun
yang mengandung hara makro dan mikro esensial.

Menurut Supriadi dalam Pringga (2013) pupuk organik cair dapat memberikan
beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkan ke
akar ataupun disemprotkan ke tanaman dan dapat menghemat tenaga, sehingga proses
penyiraman dapat menjaga kelembapan tanah. Pupuk organik cair dalam pemupukannya
dapat dilakukan dengan lebih merata , tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupu
hanya pada satu tempat. Hal ini disebabkan kaena pupuk organik cair 100 % dapat larut.
Sehingga secara cepat dapat mengatasi defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam
pencucian hara, juga mampu menyediakan hara secara cepat (Alex, S. 2015).

2.3.2 Pengaruh pemberian pupuk organik cair


Penggunaan pupuk organik cair memiliki beberapa manfaa yang dapat
berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanam, dikarenakan pupuk organic cair dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofl daun dan pembentukan bintil akar
pada tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah,
serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah(Marpaung et al., 2016).

2.4 Pemanfaatan Sebagai Sumber Belajar Biologi

Sumber belajar merupakan seluruh hal yang dapat digunakan untuk memudahkan proses
belajar baik berupa data, metode, media, dan tempat berlangsungnya pembelajaran. Sumber
belajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, praktis, efisien, dan mudah
digunakan. Sumber belajar memiliki fungsi antara lain: untuk meningkatkan produktivitas
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, memberikan
dasar yang lebih ilmiah dalam pembelajaran, dan mempermudah peserta didik untuk memahami
materi (Supriadi, 2015). Sumber belajar yang dapat digunakan dapat berupa poster, booklet,
brosur, video pembelajaran, dan modul.

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil berupa materi pengayaan pertumbuhan dan
perkembangan, KD 3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dan KD 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan
tentang pengaruh internal dan eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Menurut (Susilo et.al., 2015) terdapat 6 syarat pemanfaatan hasil penelitian sebagai
sumber belajar antara lain :

Tabel 1. Syarat dan deskripsi syarat pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar

No Syarat Pemanfaatan Hasil Penelitian Deskripsi Syarat


sebagai Sumber Belajar

1 Kejelasan Potensi Potensi suatu objek untuk diungkap untuk guna


menghasilkan fakta-fakta dan konsep-konsep dari
hasil penelitian yang harus dicapai dalam kurikulum
dengan mempertimbangkan ketersediaan objek dan
permasalahan.

2 Kejelasan Tujuan Kesesuaian hasil penelitian dengan tujuan, kesesuaian


yang dimaksud adalah hasil penelitian dengan
kompetensi dasar (KD).

3 Kejelasan Sasaran Kejelasan sasaran kejelasan penelitian ini adalah


objek dan subjek penelitian

4 Kejelasan Informasi yang Diungkap Kejelasan Informasi meliputi dua aspek yaitu proses
dan produk penelitian yang disesuaikan dengan
kurikulum

5 Kejelasan Pedoman Eksplorasi Kejelasan pedoman eksplorasi meliputi penentuan


sampel penelitian, alat dan bahan, cara kerja,
pengolahan data dan penarikan kesimpulan

6 Kejelasan Perolehan yang Diharapkan Kejelasan perolehan berupa proses dan produk
penelitian yang meliputi perolehan kognitif, perolehan
afektif, dan perolehan psikomotorik

2.5 Kerangka Konsep


2.6 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanam tanaman Stroberi yang
diberi pupuk organik cair dari daun Lamtoro
2. Media tanam yang di beri pupuk organik cair dapat memaksimalkan proses
pertumbuhan dan hasil tanam pada tanaman Stroberi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Eksperimental, dengan
desain penelitian The Post test Only Control Group Design. Sekema desain penelitian The post
Only Control Group Design dapat dilihat di Gambar 3.1

Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian The Post Only Group Design.

Keterangan :

A : Perlakuan kontrol dengan konsentarasi 0 %

B : Perlakuan pupuk organik cair daun Lamtoro 10 %

C : Perlakuan pupuk organik cair daun Lamtoro 20%

D : Perlakuan pupuk organik cair daun Lamtoro 30 %

E : Perlakuan pupuk organik cair daun Lamtoro 40 %


F : Perlakuan pupuk organik cair daun Lamtoro 50 %
O1 : Observasi perlakuan 1
O2 : Observasi perlakuan 2
O3 : Observasi perlakuan 3
O4 : Observasi perlakuan 4
O5 : Observasi perlakuan 5
O6 : Observasi perlakuan 6

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Pembuatan pupuk organik cair daun Lamtoro dilakukan di Laboratorium Biologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan lokasi untuk pengujian pupuk organik cair daun
Lamtoro di lakukan di Lumbung Stroberi di Dusun Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota wisata
Batu, Jawa Timur. Penelitian Pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro terhadap
pertumbuhan dan hasil tanam Stroberi (Fragaria sp) mulai dilaksanakan pada Desember 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Stroberi (Fragaria sp) yang
telah diberikan pupuk organik cair dari daun Lamtoro.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Stroberi ( Fragaria sp) yang
telah diberikan pupuk organik cair dari daun Lamtoro.

3.3.3 Sampel Size

Jumlah sampel yang diuji dihitung berdasarkan rumus :

n=t×r

Keterangan :
n = besar sampel
t = jumlah produk kelompok perlakuan
r = jumlah ulangan
Perhitungan :
n=txr
n=6x4
n = 24 sampel
Banyank ulangan dalam perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus Federer
( Krisnawati, 2010)
(t-1)(r-1) ≥ 15

Keterangan :
r = jumlah ulangan
t = jumlah kelompok perlakuan

Perhitungan :
(t-1)(r-1) ≥ 15
(6-1)(r-1) ≥ 15
5(r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15:5
r-1 ≥ 3
r ≥ 3+1
r≥4

jumlah sampel yang diuji sebanyak 24 sampel dengan 4 kali pengulangan.

3.3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random
Sampling, yakni pengambilan sampel secara acak.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pupuk organik cair dari daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan dan hasil tanam dari
tanaman Stroberi yang telah diberi berbagai konsentrasi pupuk organik cair dari daun
Lamtoro (Leucaena leucocephala)

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah pemberian air dan
media tanam yang digunakan.

3.4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan pengertian variabel, baik secara operasional,


praktik, dan nyata dalam lingkup obyek penelitian/ obyek yang diteliti. Definisi
operasional variabel disini meliputi :

1. Konsentrasi pupuk organik cair daun lamtoro yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu 0%, 10%,20%,30%, 40%, 50%.
2. Interval waktu pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro terdiri dari 3 taraf
perlakuan yaitu : 3 hari sekali, 6 hari sekali, dan 9 hari sekali.
3. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk organik cair dari daun Lamtoro
karena banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhka untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Tanaman stroberi merupakan tanaman yang memilik banyak manfaat dan banyak
disukai oleh masyarakat luas.
5. Media tanam yang digunakan adalah media tanaman kompos yang dibuat dari
fermentasi tanaman atau limbah organik yang dapat menjadi fasilitator dalam
penyerapan nitrogen (N)
3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Kerangka Kerja Penelitian


Kerangka operasional penelitian ini dapat dilihat di gambar 3.1

Gambar 3.1. Kerangka operasional penelitian


3.5.2 Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap
artinya setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama untuk memperoleh perlakuan
( Rahmawati & Erina, 2020). Denah RAL terdiri dari 6 kelompok perlakuan dengan 4 kali
ulangan. Penempatan petak unit eksperimen dilakukan dengan pengundian secara acak. Denah
RAL dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.2. Denah rancangan acak lengkap

Keterangan :

A : Pemberian Kontrol

B: Pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro 10 %

C ; Pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro 20 %

D : Pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro 30 %

E : Pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro 40 %

F : Pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro 50 %

1 . Ulangan ke 1

2 . Ulangan ke 2

3. Ulangan ke 3

4. Ulangan ke 4
3.5.3 Tahap Persiapan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Sampai dengan
Tabel 3, sedangkan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4. Sampai dengan Tabel 5.

1. Alat
Tabel 2. Alat pembuatan pupuk organik cair

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Drum/ Ember 1
2 Karung beras / goni/ plastik 2
3 Penutup drum / ember 1
4 Tali pengikat 1
5 Batu untuk pemberat 1

Tabel 3. Alat untuk menanam Stroberi

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Polybag kecil ukuran (18 x 25 cm) 6
2 Polybag besar ukuran ( 40 x 50 cm ) 6
3 Gelas ukur 1
4 Meteran 1
5 Timbangan 1
6 Alat budidaya pertanian 1 set

2. Bahan
Tabel 4. Bahan untuk pembuatan pupuk organik cair
Daun Lamtoro

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Daun lamtoro 10 kg
2 Air cucian beras 4 liter
3 Pupuk kandang ayam 5 kg
4 EM4 1 liter
5 Tetes tebu 1 liter
6 Air 20 liter

Tabel 5. Bahan untuk menanam Stroberi ( Fragaria sp)

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Benih stroberi varietas selva F1 12 buah
2 Tanah 2 karung
3 Kompos 2 karung

3.5.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian


Tahap pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut :
a. Pembuatan Pupuk organik Cair

1. Hancurkan daum lamtoro dengan cara dibelender


2. Kemudian masukkan kedalam ember / drum
3. Tambahkan 4 liter air cucian beras
4. Tambahkan 1 liter tetes tebu
5. Tambahkan 1 liter EM4
6. Aduk sampai merata kemudian tutup dengan kain sampai rapat
7. Lalu didiamkan dan difermentasikan selama 21 hari (Septirosya et al., 2019)
b. Penanaman Stroberi pada Media Tanam

1. Siram polybag berisi bibit stroberi dan keluarkan bersama dengan media tanamnya
dengan hati-hati
2. Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah disekitar pangkal batang.
3. Beri POC daun Lamtoro sesuai dengan dosis yang ditentukan
4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.

c. Pemeliharaan Tanaman Stroberi


1. Penyulaman, dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam
2. Perempelan/ Pemangkasan , dilakukan teratur untuk membuang daun-daun tua atau
rusak.
3. Melakukan Pemupukan sesuai dengan ketentuan yang ditentukan
4. Penyiraman, sampai dengan tanaman berumur 2 minggu penyiraman dilakukan 2 kali
sehari, setelah itu penyiraman dikurangi dengan syarat tanah tidak mongering.
d. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan tanaman Stroberi (Fragaria sp)
2. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan tanaman Stroberi (Fragaria sp) sesuai
dengan konsentrasi yang diberikan.
3. Menyiapkan alat ukur untuk mengukur tinggi tanaman, banyak daun dan jumlah buah
yang diperoleh

3.5.5 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1. Mengamati pertumbuhan tanaman Stroberi ( Fragaria sp) selama 30 hari

2. Menghitung tinggi tanaman Stroberi (Fragaria sp) menggunakan penggaris

3. Mengamati perkembangan tanaman Stroberi (Fragaria sp)

4. Menghitung jumlah daun pada masing-masing tanaman Stroberi (Fragaria sp)

5. Menghitung jumlah buah yang dihasilkan dalam setiap tanaman Stroberi (Fragaria sp)

6. Mencatat hasil pengamatan

7. Mendokumentasikan hasil pengamatan

8. Analisis perlakuan

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi langsung
untuk menghitung tinggi tanaman, jumlah daun dan banyak buah yang diperoleh dari Stroberi (
Fragaria sp ). Lembar observasi dapat dilihat pada Tabel ..

1. Tabel 1. Lembar observasi untuk menghitung tinggi tanaman

Perlakuan Pengulangan (mm) Tinggi Rata-Rata


Konsentrasi POC Daun 1 2 3 4 Tanaman (cm)
Lamtoro (%)

0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)

3
6
9

2. Tabel 2. Lembar observasi untuk menghitung jumlah daun

Perlakuan Pengulangan (mm) Jumlah Daun Rata-Rata


Konsentrasi POC Daun 1 2 3 4 (helai )
Lamtoro (%)

0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)

3
6
9

3. Tabel 3. Lembar Observasi untuk menghitung jumlah buah

Perlakuan Pengulangan (mm) Banyak Buah Rata-Rata


Konsentrasi POC Daun 1 2 3 4 (buah)
Lamtoro (%)

0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)

3
6
9

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilkaukan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh telah terdistribusi secara normal atau tidak.
Apabila data tidak terdistribusi secara normal maka data ditranformasi log n

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene Test. Uji homogenitas dilakukan
unyuk mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogeny atau tidak

3.7.3 Uji One-way ANOVA

One-way ANOVA atau ANOVA satu jalur adalah uji yang digunakan untuk
menganalisis ada tidaknya perbedaan signifikan rerata diantara dua kelompok atau lebih
yang tidak saling berkaitan.

3.7.4 Uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf 0.05

Uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf 0,05 yang digunakan untuk mengetahui
perlakuan yang paling efektif.

3.8 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Hasil dari penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun
Lamtoro dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanam Stroberi (Fragaria sp) Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Pemanfaatan sumber belajar biologi berupa materi pengayaan bab
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup. Penerapan hasil penelitian ini sebagai
sumber belajar biologi sesuai dengan 6 syarat yakni, kejelansan potensi, kejelasan sasaran,
kesesuaian dengan tujuan belajar, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan pedoman
eksplorasi, dan kejelasan perolehan ( Susilo et al., 2015). Instrumen analisis pemanfaatan hasil
penelitian sebagai sumber belajar dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 6. Instrumen analisis pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi

No Syarat Deskripsi Syarat Hasil Analisis


Pemanfaatan Hasil
Penelitian sebagai
Sumber Belajar
1 Kejelasan Potensi Potensi suatu objek untuk
diungkap untuk guna
menghasilkan fakta-fakta dan
konsep-konsep dari hasil
penelitian yang harus dicapai
dalam kurikulum dengan
mempertimbangkan
ketersediaan objek dan
permasalahan.
2 Kejelasan Tujuan Kesesuaian hasil penelitian
dengan tujuan, kesesuaian
yang dimaksud adalah hasil
penelitian dengan kompetensi
dasar (KD).
3 Kejelasan Sasaran Kejelasan sasaran kejelasan
penelitian ini adalah objek dan
subjek penelitian
4 Kejelasan Informasi Kejelasan Informasi meliputi
yang Diungkap dua aspek yaitu proses dan
produk penelitian yang
disesuaikan dengan kurikulum
5 Kejelasan Pedoman Kejelasan pedoman eksplorasi
Eksplorasi meliputi penentuan sampel
penelitian, alat dan bahan, cara
kerja, pengolahan data dan
penarikan kesimpulan
6 Kejelasan Perolehan Kejelasan perolehan berupa
yang Diharapkan proses dan produk penelitian
yang meliputi perolehan
kognitif, perolehan afektif, dan
perolehan psikomotorik

DAFTAR PUSTAKA
Ainiya, M., Fadil, M., & Despita, R. (2019). Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis
dengan Pemanfaatan Trichokompos dan POC Daun Lamtoro. Agrotechnology Research
Journal, 3(2), 69–74. https://doi.org/10.20961/agrotechresj.v3i2.31910

Aldiyah, E. (2020). Efektifitas Daun Lamtoro Bagi Pertumbuhan Tunas Daun Tanaman Cabe
Pada Pembelajaran Ipa Kelas Ix. Pendidikan Dan Wawasan Studi Islam, 2(2), 1–7.

Aulia, M. R., & M, M. (2020). Efektivitas Pupuk Organik Cair Fermentasi Extrak Daun
LamtoroGung Terhadap Pertumbuhan Produksi Jagung Lokal Mandar. AGROVITAL :
Jurnal Ilmu Pertanian, 5(2), 55. https://doi.org/10.35329/agrovital.v5i2.1739

Amin, M. (2016). Perkembangan biologi dan tantangan pembelajarannya. Seminar Nasional


Pendidikan Dan Saintek, 1–11. https://doi.org/2557-533x.
Astuti, D. P., Rahayu, A., & Ramdani, H. (2018). Pertumbuhan dan produksi stroberi (Fragaria
vesca L.) pada volume media tanam dan frekuensi pemberian pupuk NPK berbeda. Jurnal
Agronida, M, 46–56. https://unida.ac.id/ojs/JAG/article/view/138

Alex, S. (2015). Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta :
Pustaka Baru

Budiman , S ( 2021) .Berkebun Stroberi Secara Komersil.  Bandung : Niaga Swadaya.

Cornelia Pary. (2015). Pengaruh pupuk organik (daun lamtoro) dalam berbagai konsentrasi
terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Fikratuna, 7(2), 247–255.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/FT/article/viewFile/337/269

Daun, D. A. N., Terhadap, L., & Tanaman, P. (2018). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KOMPOS DARI KOTORAN KAMBING DAN DAUN LAMTORO TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.). 1–8.

Febriani, W. P., Viza, R. Y., & Marlina, L. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari
Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Darat (Ipomea reptans Poir.). Biocolony, 3(1), 10–18.

Guslim, N (2017). Bercocok Tanam Stroberi. Bandung : PT. Graha Media.

Gusyana, A (2019). Pertumbuhan dan Perkembangan Stroberi. Bandung : Pustaka media.

Hafid, H. A. (2011). Sumber dan media pembelajaran. Sulesana, 6(2), 69–78.


Hidayat, O., & Suharyana, A. (2019). Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa l.) Varietas Nauli-F1.
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian, 7(2), 57. https://doi.org/10.35138/paspalum.v7i2.118

Hutubessy, Jossina I.B., dan Sarwani, V. (2018). Pemanfaatan Daun lamtoro (Leucaena
leucocephala) Sebagai Pupuk Orgnaik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
kacang Tanah ( Arachis hypogaea L .). Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi
Pertanian Indonesia (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 205–212.

Indriyani, L., Darini, M. T., & Darnawi, D. (2021). PENGARUH KONSENTRASI PUPUK
ORGANIK CAIR DAUN LAMTORO (Leucaena leuchocephala) DAN TAKARAN
PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.). Jurnal Ilmiah Agroust, 3(2), 90–
100.

Kurnia, A .(2015). Petunjuk Praktis Budi Daya Stroberi. Jakarta : AgroMedia.

Lubis, R.E. (2020). Budi Daya Stroberi . Bandung : Bhuana Ilmu Populer.

Marpaung, A. E., Karo, B., & Tarigan, R. (2016). Pemanfaatan pupuk organik cair dan teknik
penanaman dalam peningkatan pertumbuhan dan hasil kentang. Jurnal Hortikultura, 24(1),
49–55.

Nugroho, P. (2012). Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair
(POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea
mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta. Kultivasi, 15(3), 208–216.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i3.11764
Priangga, R., Suwarno., dan Nur, H. (2013). Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Terhadap
Produksi Bahan dan Imbangan Daun Batang Rumput Gajah Defolisia keempat. Jurnal
Ilmiah Peternakan. Vol 1(1) : 365-373.

Septirosya, T., Putri, R. H., & Aulawi, T. (2019). Aplikasi Pupuk Organik Cair Lamtoro Pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat. AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural
Sciences, 1(1). https://doi.org/10.36423/agroscript.v1i1.185

Susilo, M. J., Studi, P., Biologi, P., Dahlan, U. A., Iii, K., Soepomo, J. P., & Anacardium, L.
(2015). Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Tumbuhan
Tingkat Tinggi di Kebun Binatang Gembira Loka. JUPEMASI, 1(2), 2010–2013.

Sunjono, R. (2016). Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah
Tangga. Bandung : IPB Press.

Sutopo, S. (2016). Budidaya Tanaman Stroberi . Jakarta : AgroMedia

Tikafebrianti, L., & Anggareni, G. (2021). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Jenis Media
Hidroponik Substrat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Stroberi di Dataran Medium. Agro
Bali : Agricultural Journal, 4(3), 379–390. https://doi.org/10.37637/ab.v4i3.754

Anda mungkin juga menyukai