PRAPROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Olyvia Damayanti
201910070311004
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi buah stroberi yang dihasilkan sekarang belum bisa memenuhi permintaan pasar.
Seperti yang terjadi, pemasok buah ke beberapa swalayan di Jakarta dan luar kota hanya bisa
menyuplai 15-30 kg stroberi dari jumlah permintaan 60 kg per hari. Selama ini salah satu usaha
yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi tanaman stroberi adalah dengan
penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik menjadi hal yang sulit dipisahkan
dalam kegiatan budidaya tanaman stroberi. Dampak dari penggunaan pupuk anorganik memang
menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi, namun penggunaan pupuk
anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk, meninggalkan residu pada
produksi tanaman, dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan pupuk organik cair selama ini
diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Pupuk organik
cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman karena
bentuknya yang cair, jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah, dengan sendirinya
tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan (Masluki dkk,
2015). Maka dari itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan pupuk organik
cair agar dapat meningkatkan mutu kualitas tanaman dan pertumbuhan tanaman menggunakan
bahan-bahan organik.
Daun Lamtoro memiliki potensi sebagai pupuk yang berpengaruh baik dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Pratiwi, 2019). Lamtoro pada konsentrasi yang sesuai
dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam menurut Ratrinia et al. (2014) menyatakan
bahwa unsur hara yang terkandung pada daun lamtoro merupakan hara esensial yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kurniati dkk (2017) menambahkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi kandungan daun lamtoro maka semakin tinggi kadar C pada pupuk cair.
Kandungan unsur hara makro yang terdapat pada daun lamtoro yaitu, 3,84 % Nitrogen; 0,22%
Posfor; 2,06% Kalium; 1,31% Kalsium; dan 0,33% Magnesium (Palimbungan dalam
Roidi, 2016:3). Sedangkan unsur hara mikro yang terkandung yaitu terdiri atas 191 ppm Mn,
171 ppm Fe, 33 ppm Zn, dan 15 ppm Cu ( Munir dan Swasno : 6). Oleh karena itu, banyaknya
unsur hara yang terkandung pada daun lamtoro yang diperlukan oleh tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Penelitian penggunaan dan pemanfaatan pupuk organik cair daun lamtoro sudah banyak
dilakukan sebelumnya. Penelitian Aplikasi Pupuk Organik Cair Lamtoro Pada Pertumbuhan
Hasil Tanaman Tomat (Septirosya et al., 2019), Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Daun
Lamtoro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa L.) Varietas Nauli-
F1 (Hidayat & Suharyana, 2019), Pemanfaatan Daun Lamtoro ( Leucaena leucocephala) Sebagai
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah ( Arachis
hypogaea L. )(Hutubessy, Jossina I.B., dan Sarwani, 2018), Efektivitas Pupuk Organik Cair
Fermentasi Daun LamtoroGung Terhadap Pertumbuhan Produksi Jagung Lokal Mandar (Aulia
& M, 2020), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Daun Lamtoro ( Leucaena
leucocephala L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir)
(Febriani et al., 2020), Pengaruh Pupuk Organik ( Daun Lamtoro) Dalam berbagai Konsentrasi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Cornelia Pary, 2015), Evektifitas Daun lamtoro Bagi
Pertumbuhan Tunas Daun Tanaman Cabe Pada Pembelajaran IPA Kelas IX (Aldiyah, 2020),
Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Dari Kotoran Kambing Dan Daun Lamtoro Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Terung ( Solanum melogena L.) (Daun et al., 2018), Pengaruh
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L ) Dan Takaran Pupuk
Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanam Kacang Tanah ( Arachis hypogea
L) (Indriyani et al., 2021), Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis dengan
Pemanfaatan Trichokompos dan POC Daun Lamtoro (Ainiya et al., 2019). Meskipun telah
banyak penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organis cair dari daun lamtoro untuk
meningkatkan pertumbuhan untuk berbagai macam tanaman, tetapi masih belum ada yang
meneliti pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro pada Stroberi ( Fragaria sp).
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi untuk peserta
didik tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil , materi tentang “
Pertumbuhan dan Perkembangan” . Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan
penelitian “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi (Fragaria sp) Sebagai Sumber
Belajar Biologi”
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp) ?
2. Dapatkah hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dalam
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp) dimanfaatkan
sebagai sumber belajar Biologi ?
1. Menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk organik cair terhadap
meningkatkan pertumbuhan stroberi ( Fragaria sp).
2. Mengetahui pemanfaatan hasil penelitian pengaruh pengaruh pemberian pupuk kandang
dan pupuk organik cair terhadap meningkatkan pertumbuhan stroberi ( Fragaria sp)
sebagai sumber belajar Biologi.
Kigdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Rasaceae
Subfamily : Rosoidae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria sp
Stroberi yang termasuk ke dalam genus Fragaria memiliki banyak spesies dan
telah disesuaikan dengan daerah penyebarannya. Fragaria pertama kali di temukan di
Chili, sedangkan spesies yang lainnya ditemukan menyebar mulai dari benua Eropa,
Amerika Utara, Timur laut Pasifik, California hingga Asia. Di Indonesia Fragaria vesca
L adalah jenis stroberi yang pertama kali dibudidayakan (Lubis, R.E . 2020).
a) Daun
Daun stroberi terdiri dari daun majemuk trifoliate atau terdiri dari satu daun
dan tiga anak daun dengan tepi bergigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna
hijau dan permukaan bawah berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki 300-400
stomata per mm2. Pada masa pertumbuhan vegetatif dengan suhu udara rata-rata
22o C, stroberi akan membentuk daun-daun baru setiap 8-12 hari. Pada kultiviar
sweet Charlie, tekstur daun dan tangkai daun sangat keras, hal ini merupakan
salah satu keuntungannya dikarenakan dapat membuat kultiviar ini tahan
terhadap serangan hama dan penyakit ( Kurnia, A. 2015)
b) Akar (Radix)
Stroberi memiliki struktur yang terdiri dari pangkal akar (collum), batang
kaar (corpus), ujung akar (apex), bulu akar (pilis radicalis), serta tudung akar
(calyptra). Akar stroberi merupakan akar tunggang dan berserabut. Akar akan
menyebar secara vertikal dan horizontal dengan panjang maksimal 30 cm.
kedalaman akar tungganng mencapai 100 cm, perakaran pada stroberi
membenuk layaknya rumpun. Di mulai dari akar inilah tunas baru dari stroberi
akan tumbuh hingga menjadi tanaman baru (Lubis , R.E . 2020)
c) Batang utama
Batang utama dari tanaman stroberi memiliki bentuk yang sangat pendek.
Daun-daun terbentuk disetiap buku. Pada ketiak daun terdapat pucuk aksilar
memiliki intronode yang pendek sehingga jarak antara daun satu dengan yang
lainnya sangat rapat. Batang utama dan daun yang tersusun dengan rapat
disebut dengan crown. Ukuran crown setiap tanaman stroberi berbeda-beda
tergantung dari umur, tingkat perkembangan tanaman, kultivar dan kondisi
lingkungan pertumbuhan (Budiman, S. 2021)
d) Bunga
e) Buah
Bentuk buah stroberi ada delapan. Hal ini disebutkan oleh United State of
Ageiculsute (USDA). Adapun bentuknya terdiri dari : oblate, globose, globose
conis, long conic, necked, lonring wedge dan short wedge. Buah stroberi
merupakan berbiji tunggal dengan ukuran yang kecil dan merupakan buah
agregat yang melekat dan menjadi satu kesatuan pada permukaan ujung tangkai
buah yang telah membesar atau membengkak, lunak, berair, dan memiliki rasa
asam manis. Buah ini tumbuh dari hasil pematangan buah berdaging yang
melekat satu kesatuan dengan bunga, dagingnya memiliki tekstur lembut, ada
juga yang kasar (Lubis, R.E. 2020)
Stroberi merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Harga buah stroberi untuk jenis yang grade A 250 gr seharga Rp. 10.000,- , untuk
grade B 250 gr sekitar Rp. 8.000,- . untuk pack jumbo 600 gr mix grade A dan B
memiliki harga sekitar Rp. 25.000,- untuk harga hidroponik. Harga buah stroberi juga
dapat dipengaruhi oleh kultivar (Trubus, 2022). Produksi stroberi pada tahun 2019
memperoleh 2.956 Qui , dan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebanyak 2,9 %
yaitu 2.666 Qui dan pada tahun 2021 juga mengalami penurunan sebanyak 8,33 % yaitu
1.833 Qui (BPSI, 2022).
Stroberi dapat tumbuh pada lingkungan yang memiliki temperature yang rendah,
pembudidayaan Stroberi di Indonesia dapat dilakukan di daerah dataran rendah. Berikut
merupakan beberapa sayarat tumbuh tanaman Stroberi, yaitu :
a) Iklim
Stroberi merupakan tanmaan subtropik yang dapat beradaptasi dengan
baik di daratan tinggi tropis yaitu pada ketinggian 1000-1500 mdpl. Dapat
juga tumbuh di ketinggian yang lebih rendah asal iklimnya dingin. Daerah
yang dingan dengan suhu diantara 14 – 240 C dan iklim kering yang tidak
0
terlalu lama merupakan daerah yang cocok untuk stroberi (Tikafebrianti &
Anggareni, 2021).
Pertumbuhan stroberi akan baik jika tanaman tidak mengalami stress
akibat tingginya suhu dan tingginya laju respirasi atau hilangnya air dari
jaringan tanaman, selain itu tanaman stroberi juga membutuhkan curah hujan
yang tinggi tetutama pada fase vegetatif yaitu 600-700 mm/tahun ( Sanjono,
2016).
b) Sinar Matahari
Tanaman stroberi adalah jenis tanaman yang menyukai sinar matahari
yang penuh. Respon tanaman stroberi terhadap sinar matahari tergantung pada
karakter genetika kultivarnya. Kultivar-kultivar tanaman stroberi terdiri dari
tanaman berhari pendek. Pada kultivar hari pendek, jika tanaman menerima
sinar matahari kurang dari 12jam, tanaman akan mengalami rangsangan
pembungaan dan kemudian berbunga. Jika menerima sinar matahari lebih dari
12 jam, tanaman akana memasuki fase vegetatif, sehingga tanaman tidak akan
berbunga dan akan memperbanyak diri dengan stolon.
Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak tanaman. Sedangkan
tanaman hari netral tidak akan terpengaruh panjang hari. Hanya, fase
pertumbuhan vegetatif dan generative ditentukan oleh perubahan suhu. Suhu
yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses insiasi
bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya
matahari untuk proses fotosintesis dan pematangan buah (Gusyana,2019).
c) Ketinggian Tempat
Tingginya tempat dari permukaan laut dapat menentukan suhu udara dan
intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat,
maka semakin rendah suhu ditempat tersebut. Demikian pula dengan intensitas
cahaya matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya
akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesui dengan dataran
tinggi atau dataran rendah (Guslim, 2017).
Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan yang berpasir
yang mengandung tanah liat, subur dan gembur serta mengandung banyak
bahan organic, mata air dan udara yang baik. Derajat keasaaman tanah (pH
tanah) yang ideal untuk bididaya tanaman stroberi adalah sekitar 5,4-7,0 dengan
ketinggian tempat 1.000-1.300 mdpl (Astuti et al., 2018). Sedangkan untuk
budidaya di pot adalah 6.5-7.0. jika di tanam di kebun maka kedalaman air
tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di
dalam pot, media harus memiliki sifat foros, mudah merembeskan air dan unsur
hara yang selalu ada (Gusyana, 2019).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Leucaena
Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, dikarenakan akar
tunggangnya menembus kuat ke dalam tanah sehingga pohonnya tidak mudah tumbang
oleh tiupan angina. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat, sehingga tidak mudah
patah. Batang lamtoro memiliki warna coklat kemerahan sehingga menarik untuk
dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai garis tengah
10-15 cm. Daun lamtoro memiliki bentuk simetris, dengan tipe daun majemuk ganda dan
daun berwarna hijau. Buah lamtoro berbentuk polongan dalam tandan. Dalam tiap-tiap
tandan buah dapat mencapai 20-30 biji. Batang tandan berbentuk besar dan agak pendek.
Bijinya berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji tersebut akan berubah menjadi
warna coklat kehitaman ( Rivai, H. 2021)
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Salah satu sumber bahan organik dapat berupa pupuk hijau (Nugroho, 2012). Pupuk
organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk
organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair daun
yang mengandung hara makro dan mikro esensial.
Menurut Supriadi dalam Pringga (2013) pupuk organik cair dapat memberikan
beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkan ke
akar ataupun disemprotkan ke tanaman dan dapat menghemat tenaga, sehingga proses
penyiraman dapat menjaga kelembapan tanah. Pupuk organik cair dalam pemupukannya
dapat dilakukan dengan lebih merata , tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupu
hanya pada satu tempat. Hal ini disebabkan kaena pupuk organik cair 100 % dapat larut.
Sehingga secara cepat dapat mengatasi defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam
pencucian hara, juga mampu menyediakan hara secara cepat (Alex, S. 2015).
Sumber belajar merupakan seluruh hal yang dapat digunakan untuk memudahkan proses
belajar baik berupa data, metode, media, dan tempat berlangsungnya pembelajaran. Sumber
belajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, praktis, efisien, dan mudah
digunakan. Sumber belajar memiliki fungsi antara lain: untuk meningkatkan produktivitas
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, memberikan
dasar yang lebih ilmiah dalam pembelajaran, dan mempermudah peserta didik untuk memahami
materi (Supriadi, 2015). Sumber belajar yang dapat digunakan dapat berupa poster, booklet,
brosur, video pembelajaran, dan modul.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil berupa materi pengayaan pertumbuhan dan
perkembangan, KD 3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dan KD 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan
tentang pengaruh internal dan eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Menurut (Susilo et.al., 2015) terdapat 6 syarat pemanfaatan hasil penelitian sebagai
sumber belajar antara lain :
Tabel 1. Syarat dan deskripsi syarat pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar
4 Kejelasan Informasi yang Diungkap Kejelasan Informasi meliputi dua aspek yaitu proses
dan produk penelitian yang disesuaikan dengan
kurikulum
6 Kejelasan Perolehan yang Diharapkan Kejelasan perolehan berupa proses dan produk
penelitian yang meliputi perolehan kognitif, perolehan
afektif, dan perolehan psikomotorik
1. Terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanam tanaman Stroberi yang
diberi pupuk organik cair dari daun Lamtoro
2. Media tanam yang di beri pupuk organik cair dapat memaksimalkan proses
pertumbuhan dan hasil tanam pada tanaman Stroberi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Eksperimental, dengan
desain penelitian The Post test Only Control Group Design. Sekema desain penelitian The post
Only Control Group Design dapat dilihat di Gambar 3.1
Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian The Post Only Group Design.
Keterangan :
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Stroberi (Fragaria sp) yang
telah diberikan pupuk organik cair dari daun Lamtoro.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Stroberi ( Fragaria sp) yang
telah diberikan pupuk organik cair dari daun Lamtoro.
n=t×r
Keterangan :
n = besar sampel
t = jumlah produk kelompok perlakuan
r = jumlah ulangan
Perhitungan :
n=txr
n=6x4
n = 24 sampel
Banyank ulangan dalam perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus Federer
( Krisnawati, 2010)
(t-1)(r-1) ≥ 15
Keterangan :
r = jumlah ulangan
t = jumlah kelompok perlakuan
Perhitungan :
(t-1)(r-1) ≥ 15
(6-1)(r-1) ≥ 15
5(r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15:5
r-1 ≥ 3
r ≥ 3+1
r≥4
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random
Sampling, yakni pengambilan sampel secara acak.
Variabel bebas dari penelitian ini adalah pupuk organik cair dari daun Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan dan hasil tanam dari
tanaman Stroberi yang telah diberi berbagai konsentrasi pupuk organik cair dari daun
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Variabel kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah pemberian air dan
media tanam yang digunakan.
1. Konsentrasi pupuk organik cair daun lamtoro yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu 0%, 10%,20%,30%, 40%, 50%.
2. Interval waktu pemberian pupuk organik cair daun Lamtoro terdiri dari 3 taraf
perlakuan yaitu : 3 hari sekali, 6 hari sekali, dan 9 hari sekali.
3. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk organik cair dari daun Lamtoro
karena banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhka untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Tanaman stroberi merupakan tanaman yang memilik banyak manfaat dan banyak
disukai oleh masyarakat luas.
5. Media tanam yang digunakan adalah media tanaman kompos yang dibuat dari
fermentasi tanaman atau limbah organik yang dapat menjadi fasilitator dalam
penyerapan nitrogen (N)
3.5 Prosedur Penelitian
Keterangan :
A : Pemberian Kontrol
1 . Ulangan ke 1
2 . Ulangan ke 2
3. Ulangan ke 3
4. Ulangan ke 4
3.5.3 Tahap Persiapan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Sampai dengan
Tabel 3, sedangkan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4. Sampai dengan Tabel 5.
1. Alat
Tabel 2. Alat pembuatan pupuk organik cair
2. Bahan
Tabel 4. Bahan untuk pembuatan pupuk organik cair
Daun Lamtoro
1. Siram polybag berisi bibit stroberi dan keluarkan bersama dengan media tanamnya
dengan hati-hati
2. Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah disekitar pangkal batang.
3. Beri POC daun Lamtoro sesuai dengan dosis yang ditentukan
4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
5. Menghitung jumlah buah yang dihasilkan dalam setiap tanaman Stroberi (Fragaria sp)
8. Analisis perlakuan
0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)
3
6
9
0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)
3
6
9
0
10
20
30
40
50
Interval Waktu ( hari)
3
6
9
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene Test. Uji homogenitas dilakukan
unyuk mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogeny atau tidak
One-way ANOVA atau ANOVA satu jalur adalah uji yang digunakan untuk
menganalisis ada tidaknya perbedaan signifikan rerata diantara dua kelompok atau lebih
yang tidak saling berkaitan.
Uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf 0,05 yang digunakan untuk mengetahui
perlakuan yang paling efektif.
Hasil dari penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun
Lamtoro dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanam Stroberi (Fragaria sp) Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Pemanfaatan sumber belajar biologi berupa materi pengayaan bab
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup. Penerapan hasil penelitian ini sebagai
sumber belajar biologi sesuai dengan 6 syarat yakni, kejelansan potensi, kejelasan sasaran,
kesesuaian dengan tujuan belajar, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan pedoman
eksplorasi, dan kejelasan perolehan ( Susilo et al., 2015). Instrumen analisis pemanfaatan hasil
penelitian sebagai sumber belajar dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 6. Instrumen analisis pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi
DAFTAR PUSTAKA
Ainiya, M., Fadil, M., & Despita, R. (2019). Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis
dengan Pemanfaatan Trichokompos dan POC Daun Lamtoro. Agrotechnology Research
Journal, 3(2), 69–74. https://doi.org/10.20961/agrotechresj.v3i2.31910
Aldiyah, E. (2020). Efektifitas Daun Lamtoro Bagi Pertumbuhan Tunas Daun Tanaman Cabe
Pada Pembelajaran Ipa Kelas Ix. Pendidikan Dan Wawasan Studi Islam, 2(2), 1–7.
Aulia, M. R., & M, M. (2020). Efektivitas Pupuk Organik Cair Fermentasi Extrak Daun
LamtoroGung Terhadap Pertumbuhan Produksi Jagung Lokal Mandar. AGROVITAL :
Jurnal Ilmu Pertanian, 5(2), 55. https://doi.org/10.35329/agrovital.v5i2.1739
Alex, S. (2015). Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta :
Pustaka Baru
Cornelia Pary. (2015). Pengaruh pupuk organik (daun lamtoro) dalam berbagai konsentrasi
terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Fikratuna, 7(2), 247–255.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/FT/article/viewFile/337/269
Daun, D. A. N., Terhadap, L., & Tanaman, P. (2018). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KOMPOS DARI KOTORAN KAMBING DAN DAUN LAMTORO TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.). 1–8.
Febriani, W. P., Viza, R. Y., & Marlina, L. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari
Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Darat (Ipomea reptans Poir.). Biocolony, 3(1), 10–18.
Hutubessy, Jossina I.B., dan Sarwani, V. (2018). Pemanfaatan Daun lamtoro (Leucaena
leucocephala) Sebagai Pupuk Orgnaik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
kacang Tanah ( Arachis hypogaea L .). Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi
Pertanian Indonesia (FKPTPI) 2018 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 205–212.
Indriyani, L., Darini, M. T., & Darnawi, D. (2021). PENGARUH KONSENTRASI PUPUK
ORGANIK CAIR DAUN LAMTORO (Leucaena leuchocephala) DAN TAKARAN
PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.). Jurnal Ilmiah Agroust, 3(2), 90–
100.
Marpaung, A. E., Karo, B., & Tarigan, R. (2016). Pemanfaatan pupuk organik cair dan teknik
penanaman dalam peningkatan pertumbuhan dan hasil kentang. Jurnal Hortikultura, 24(1),
49–55.
Nugroho, P. (2012). Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair
(POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea
mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta. Kultivasi, 15(3), 208–216.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i3.11764
Priangga, R., Suwarno., dan Nur, H. (2013). Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Terhadap
Produksi Bahan dan Imbangan Daun Batang Rumput Gajah Defolisia keempat. Jurnal
Ilmiah Peternakan. Vol 1(1) : 365-373.
Septirosya, T., Putri, R. H., & Aulawi, T. (2019). Aplikasi Pupuk Organik Cair Lamtoro Pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat. AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural
Sciences, 1(1). https://doi.org/10.36423/agroscript.v1i1.185
Susilo, M. J., Studi, P., Biologi, P., Dahlan, U. A., Iii, K., Soepomo, J. P., & Anacardium, L.
(2015). Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Tumbuhan
Tingkat Tinggi di Kebun Binatang Gembira Loka. JUPEMASI, 1(2), 2010–2013.
Sunjono, R. (2016). Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah
Tangga. Bandung : IPB Press.
Tikafebrianti, L., & Anggareni, G. (2021). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Jenis Media
Hidroponik Substrat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Stroberi di Dataran Medium. Agro
Bali : Agricultural Journal, 4(3), 379–390. https://doi.org/10.37637/ab.v4i3.754