Anda di halaman 1dari 17

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Menurut Purwono (2007), ubi jalar atau ketela rambat (sweet potato) diduga

berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah

asal ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika Tengah. Ubi jalar mulai

menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropis pada abad ke-

16. Penyebaran ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia

dilakukan oleh masyarakat Spanyol.

Gambar 1. Tanaman Ubi Jalar Gambar 2.Macam-macam


Varietas Ubi Jalar

Menurut Juanda (2000), tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi)

tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas L.Sin.batatas edulis choisy

4
5

Ubi jalar memiliki batang yang tidak berkayu dan bersifat herbaceous. Umbi

ubi jalar berasal dari akar adventif dan akar organ penyimpanan yang membengkak.

Akar yang berfungsi sebagai organ penyimpanan ini sudah mulai membengkak

pada umur satu bulan. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan.

Tanaman ubi jalar yang sudah berumur ±3 minggu setelah tanam biasanya sudah

membentuk ubi. Bentuk ubi nya biasanya berbentuk bulat sampai lonjong dengan

permukaan yang rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak

panjang dengan berat antara 200 g – 250 g per ubi. Kulit ubi berwarna kuning, putih,

ungu, atau ungu kemerah-merahan tergantung varietasnya. Struktur kulit ubi

bervariasi antara tipis sampai dengan tebal, dan biasanya bergetah. Jenis atau

varietas ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah memiliki kecenderungan tahan

terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.). Ubi yang berkadar tepung tinggi rasanya

cenderung manis.

Gambar 3. Ubi jalar berbentuk Gambar 4. Penampilan bentuk ubi


lonjong dan berkulit kemerah- jalar yang bulat dan berkulit merah
merahan muda
Menurut Khalil (2016), umbi ubi jalar bermacam-macam bergantung pada

jenis tau varietasnya. Umbi ubi jalar memiliki mata tunas, sehingga memungkinkan

untuk mendapatkan bahan tanam berupa stek. Kulit umbi dapat berwarna putih atau

ungu, kuning atau bercak berwarna tidak teratur di bagian tengahnya.


6

Gambar 5. Morfologi daun ubi jalar Gambar 6. Sosok morfologi daun dan
bentuk menjari bunga tanaman ubi jalar

Bunga ubi jalar berbentuk mirip “terompet”, tersusun dari lima helai daun

mahkota, lima helai daun bunga , dan satu tangkai putik serta dari ketiak daun akan

tumbuh karangan bunga.. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-

unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00. Bila terjadi

penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah. Buah ubi jalar berbentuk bulat

berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji. Pada skala penelitian, biji-biji hasil

penyerbukan buatan digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif

untuk menghasilkan varietas baru. Daun ubi jalar berbentuk bulat sampai lonjong,

dengan tepi rata atau berlekuk-lekuk dangkal hingga berlekuk dalam, sedangkan

bagian ujung daun nya merunvcing.Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip

bentuk jantung, tetapi ada pula yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua atau

hijau kekuningan (Khalil, 2016).

Gambar 7. Akar dan umbi ubi jalar


7

Akar ubi jalar bersifat adventif, yaitu menunjukkan pertumbuhan sekunder

anomali yang lain macamnya. Akar ubi jalar terdiri dari akar serabut dan akar

tunggang. Akar serabut tumbuh pada ruas dan pangkal batang. Akar serabut tumbuh

jika dibiakkan dengan stek (vegetatif). Ubi jalar berakar tunggang bila dibiakkan

dengan biji (generatif). Akar-akar tersebut akan tumbuh pada pangkal batang atau

stek maupun ruas-ruas batang yang akan tumbuh dan berkembang menjadi umbi

(Khalil, 2016).

Tanaman ubi jalar merupakan salah satu komoditas di Indonesia yang

diusahakan penduduk mulai dari dataran rendah sampai dengan dataran tinggi

(Meriyanto, 2016). Tanaman ubi jalar memiliki warna yang beragam, seperti ungu,

putih, kuning, kuning tua, krem, oranye tua, oranye muda, kombinasi ungu-putih,

dan ungu tua. Menurut Juanda (2000) dalam Padmaningrum dan Regina Tutik

(2007), ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori. Selain itu, ubi

jalar juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk

memenuhi gizi dan menjaga kesehatan masyarakat. Vitamin yang terkandung

dalam ubi jalar adalah vitamin A (β karoten), vitamin C, tiamin (vitamin B1), dan

riboflavin (vitamin B2), sedangkan mineral yang terkandung dalam ubi jalar adalah

zat besi (Fe), fosfor (P), kalsium (Ca), dan Natrium (Na). Kandungan gizi lain nya

yang terdapat dalam ubi jalar adalah protein, lemak, serat kasar, kalori, dan abu.

Keistimewaan ubi jalar terletak dalam kandungan β karotennya yang cukup tinggi,

terutama pada varietas ubi jalar yang warna daging ubi nya jingga yaitu sebesar

7700,00 IU.
8

Produktivitas ubi jalar cukup tinggi jika dibandingkan dengan padi.

Produktivitas ubi jalar lebih dari 30 ton/ha dengan masa panen sekitar 4 bulan,

sedangkan produktivitas padi 5 ton/ha dengan masa panen 3 bulan (Hasyim dan

Yusuf, 2008 dalam Noviyanti, 2018). Balitbangtan (2008) menjelaskan bahwa,

produktivitas ubi jalar cukup tinggi jika dibandingkan dengan beras dan ubi kayu.

Produktivitas tersebut dipengaruhi oleh mutu bibit, sifat tanah, dan

pemeliharaannya. Rata-rata produktivitas nasional ubi jalar mencapai 12 ton/ha,

masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan produktivitas nasional padi sebesar 5

ton/ha.

2.2. Keragaman Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

2.2.1. Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Menurut Juanda (2000), varietas ubi jalar yang termasuk varietas unggul

adalah yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut.

a. Produktivitas nya tinggi yakni memiliki daya hasil di atas 25 ton/ha

b. Daya adaptasi nya luas atau stabil pada berbagai tekanan lingkungan

c. Daya tahan terhadap berbagai hama dan penyakit

d. Masa panen pendek, yakni antara 3-4 bulan

e. Tekstur umbi masir dan memiliki rasa manis

f. Umbi memiliki kandungan serat kasar rendah dan gizi tinggi

g. Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri

Berdasarkan warna umbi, ubi jalar dibedakan menjadi beberapa golongan

sebagai berikut.
9

a. Ubi jalar putih, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna putih.

Misalnya, varietas tembakur putih, varietas tembakur ungu, varietas Taiwan 45,

dan varietas MLG12659-20P.

b. Ubi jalar oranye, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna

oranye. Mialnya, varietas Puertorico, varietas Gedang, varietas Daya, varietas

Borobudur, varietas Prambanan.

Gambar 8. Ubi jalar oranye (kiri) dan


ubi jalar putih (kanan)

c. Ubi jalar kuning, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna

kuning, kuning muda, atau putih kekuning-kuningan. Misalnya, varietas lapis

34, varietas South Queen 27, varietas kawagoya, varietas cicah 16, varietas Tis

5125-27.

d. Ubi jalar jingga, yakni jenis ubi jalar yang memiliki dging umbi berwarna jingga

hingga jingga muda. Misalnya, varietas ciceh 32, varietas mendut, varietas tis

3290-3.

e. Ubi jalar ungu, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi bewarna ungu

hingga ungu muda.


10

Gambar 9. Ubi jalar ungu


2.2.2. Varietas yang Diamati

a. Ubi Jalar Varietas Papua Solossa

Papua Solossa merupakan salah satu varietas ubi jalar yang diminati, terutama

oleh orang Papua. Hal itu karena ubi jalar adalah salah satu makanan pokok mereka

selain sagu. Varietas ubi jalar ini menjadi salah satu menu andalan bagi warga

Papua.

Gambar 10.Ubi Jalar Varietas Papua Solossa


Varietas Papua Solossa memiliki warna kulit cokelat muda dengan warna

daging kuning muda. Bentuk umbi nya beragam, misalnya agak lonjong, oval, dan

bulat. Varietas Papua Solossa ini merupakan persilangan antara varietas Muara

Takus dengan Siate (varietas lokal Papua). Ubi jalar varietas Papua Solossa

memiliki kandungan nutrisi antara lain bahan kering umbi 32,8 % ; abu 0,73 % ;

protein 2,12 % ; serat 4,93 % ; gula total 4,87 % ; dan betakaroten 533,8 µg / 100 g

(Zuraida & Supriati 2001 dalam Samber, 2016).


11

b. Ubi Jalar Varietas Sawentar

Salah satu varietas ubi jalar yang tak kalah unggul yaitu Varietas Sawentar.

Menurut Zuraida & Supriati (2001) dalam Samber (2016), varietas ini berasal dari

Jawa Barat dan merupakan persilangan antara induk betina Mantang Merah

(varietas lokal Jawa Barat).

Gambar 11.Ubi Jalar Varietas Sawentar

Ciri fisik varietas ini antara lain kulit umbi nya yang berwarna ungu tua

dengan daging umbi nya yang berwarna krem. Sama hal nya seperti Papua Solossa,

varietas Sawentar ini memiliki bentuk umbi yang beragam seperti agak lonjong dan

bulat. Tepatnya di Papua, varietas yang ditanam adalah Papua Salossa dan Varietas

Sawentar. Kedua ubi jalar ini merupakan varietas yang berumur panjang (6 bulan),

dengan tingkat produktivitas rata–rata 24–25 ton/ha.

Samber (2016) menjelaskan bahwa, ubi jalar varietas Sawentar memiliki

kandungan nutrisi antara lain bahan kering 33,5 % ; abu 0,55 % ; protein 1,94 % ;

serat 5,34 % ; gula total 5,23 % ; dan betakaroten 350 µg / 100 g.


12

c. Ubi Jalar Varietas Kidal

Selain Varietas Papua Solossa dan Sawentar, varietas yang satu ini juga

unggul yaitu Varietas Kidal. Varietas ini merupakan hasil persilangan induk 1

Naswang.

Gambar 12.Ubi Jalar Varietas Kidal

Ciri khusus yang dapat ditampakkan oleh Varietas Kidal yaitu kulit umbi nya

yang berwarna ungu tua dengan daging umbi nya berwarna kuning tua. Seperti hal

nya dua varietas sebelumnya, Varietas Kidal ini memiliki bentuk umbi yang cukup

beragam seperti agak lonjong, bulat bergelombang, dan bulat dengan salah satu

bagian nya yang lancip. Ubi jalar varietas Kidal di lepas tahun 2001 umur panen 4-

4,5 bulan, hasil 25-30 ton/ha. Adapun keunggulan ubi jalar varietas kidal yaitu agak

tahan hama boleng dan hama penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan

bercak daun (Suhartina, 2005 dalam Manullang, 2017).

Manullang (2017) menambahkan bahwa, ubi jalar Varietas Kidal memiliki

kandungan nutrisi antara lain bahan kering 31,0 % ; serat 1,07 % ; protein 1,62 % ;

gula 4,82 % ; betakaroten 347,84 µg / 100 g ; dan vitamin C 20,22 mg / 100 g.

Varietas ini agak tahan terhadap hama boleng (Cylas formicarius) dan hama

penggulung daun. Sedangkan, untuk penyakitnya tahan terhadap penyakit kudis (S.

batatas) dan bercak daun (Cercospora sp.).


13

d. Ubi Jalar Varietas Cilembu

Ubi jalar varietas ini paling digemari oleh masyarakat. Hal itu disebabkan

karena rasanya yang manis dan tampilan daging nya yang menggugah selera.

Menurut Onggo (2006) dalam Solihin (2017), salah satu komoditas pertanian yang

populer dan diminati konsumen dalam dan luar negeri adalah ubi jalar Cilembu.

Ubi jalar Cilembu dikenal berasal dari Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang, Jawa

Barat. Ubi jalar varietas Cilembu ini terkenal karena bersifat khas, yaitu memiliki

rasa manis dan mengeluarkan cairan yang mengandung gula.

Gambar 13.Ubi Jalar Varietas Cilembu

Solihin (2017) menambahkan bahwa, ubi jalar Varietas Cilembu tahan

terhadap hama lanas atau penggerek dan tahan terhadap penyakit kudis. Daerah

adaptasi Cilembu adalah pada lahan sawah tadah hujan setelah tanaman padi pada

elevasi 800-1000 mdpl. Keunggulan varietas Cilembu adalah bentuk ubi nya yang

panjang, dan bobot bahan kering atau rendemen umbi nya tinggi.

2.3. Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

2.3.1. Syarat Tumbuh

Menurut Khalil (2016), dalam pertumbuhan nya tanaman ubi jalar memiliki

syarat tumbuh antara lain :


14

a. Daerah Tanam

Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang

bersuhu 21-27°C dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara

750-1500 mm/tahun.

b. Waktu Tanam

Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk ubi jalar yaitu pada musim

kering (kemarau). Meski demikian, untuk penanaman di musim kemarau tetap

harus tersedia air yang memadai. Tanah yang kering (tegalan) cocok untuk

tanaman ubi jalar pada musim hujan, sedangkan pada tanah sawah waktu tanam

yang baik yaitu sesudah tanaman padi ditanam.

c. Intensitas Cahaya Matahari

Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah

yang disukai ubi jalar.

d. Jenis Tanah

Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi

jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak

mengandung bahan organik, aerasi, dan drainase nya baik. Derajat keasaman

tanah yang ideal yaitu 5,5-7,5 dan sewaktu muda memerlukan kelembaban tanah

yang cukup.

2.3.2. Teknik Budidaya

Menurut Purwono (2007), kegiatan yang dilakukan pada budidaya ubi jalar

harus membantu pembentukan umbi dengan mutu yang baik. Berikut beberapa

kegiatan yang dilakukan dalam penanaman ubi jalar.


15

a. Pemilihan Bibit

Benih tanaman ubi jalar yang terbaik berupa stek pucuk sepanjang 20-25

cm. Jika jumlah stek pucuk tidak cukup, stek batang tengaj dapat digunakan

sebagai benih. Stek sebaiknya tidak berakar. Stek diambil dari tanaman induk

yang berumur lebih dari dua bulan. Penggunaan bahan tanaman berupa stek

sebaiknya 3-5 generasi saja karena akan sangat menurunkan hasil. Pertanaman

selanjutnya dapat menggunakan tunas yang berasal dari semaian umbi sebagai

bahan tanaman. Kebutuhan bibit per hektar sekitar 40.000 stek.

b. Penyiapan Lahan

Pertumbuhan umbi membutuhkan media tumbuh yang gembur, beraerasi

yang baik, dan tidak tergenang. Oleh karena itu, ubi jalar ditanam di atas

guludan. Tanah dibuat guludan dengan jarak antarpusat guludan 70-100 cm.

Tinggi guludan berkisar 30-40 cm dan lebar guludan 60 cm. Menurut Khalil

(2016) menambahkan bahwa, penyiapan lahan bagi tanaman ubi jalar sebaiknya

dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar

strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras.

c. Cara Tanam

Sebelum ditanam, jumlah daun stek dikurangi untuk menekan penguapan.

Stek ditanam sedikit miring di atas guludan dengan 1/3 bagian bibit terbenam

dalam tanah. Jarak antarstek sekitar 20-25 cm/ Setelah stek ditanam, tanah

disekitarnya dipadatkan.
16

d. Pemupukan

Dosis pemupukan untuk ubi jalar berkisar 100 kg urea/ha, 100 kg SP36/ha,

dan 100 kg KCl/ha. Dosis pemupukan ini dibagi tiga. Sepertiga dosis diberikan

sat tanaman berumur 2 MST, sedangkan sisanya diberikan berselang satu bulan

kemudian. Ubi jalar di Indonesia umumnya dipupuk dengan pupuk organik. Jika

menggunakan pupuk buatan, sebaiknya dosisnya menyesuaikan dengan kondisi

setempat. Khalil (2016) menambahkan bahwa, pemupukan dapat dilakukan

dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.

e. Pemeliharaan

Khalil (2016) menjelaskan bahwa, kegiatan pemeliharaan tanaman ubi

jalar ada penyulaman, penyiangan, pembumbunan, dan pengairan. Penyulaman

sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat sinar matahari tidak terlalu

terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (stek) untuk penyulaman pun

sebelumnya harus dipersiapkan atau ditanam di tempat yang teduh. Sedangkan

penyiangan dan pembumbunan tanah biasanya dilakukan pada umur satu bulan

setelah tanam, kemudian diulang saat berumur dua bulan. Kegiatan pengairan

pada tempat pertanaman ubi jalar dilakukan setelah tanam selama 15-30 menit

hingga tanah cukup basah dan tidak menggenang. Pengairan berikutnya masih

doperlukan secara berkelanjutan hingga tanaman berumur 1-2 bulan, dan pada

saat berumur 2-3 minggu sebelum panen pengairan harus dikurangi atau

dihentikan.

Purwono (2007) menambahkan, pembalikan batang atau pemangkasan

termasuk kegiatan pemeliharaan ubi jalar. Pembalikan batang atau pemangkasan


17

ini dilakukan setiap satu bulan sekali yang dimulai pada umur dua bulan.

Tujuannya agar bibit dapat tumbuh dengan baik.

f. Panen

Menurut Khalil (2016), tanaman ubi jalar dipanen apabila ubi nya sudah

tua (matang fisiologis). Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur tiga bulan

dengan penundaan paling lambat sampai umur empat bulan. Ciri fisik ubi jalar

siap panen antara lain, bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai

dengan kadar serat yang rendah dan bila drebus atau dikukus rasanya enak serta

tidak berair.

2.3.3. Hasil Tanaman Umbi

Khalil (2016) menjelaskan, pengelolaan produk ubi jalar yang mampu

menopang ekonomi perlu memerhatikan beberapa upaya sebagai berikut.

a. Meningkatkan cara penyajian dan mutu baik fisik, gizi, cita rasa, dan sanitasi

higiene.

b. Meningkatkan nilai sosial ekonomi dengan cara memasyarakatkan melalui

pemanfaatan media komunikasi dengan bentuk menarik agar cakupan konsumen

lebih luas.

c. Meningkatkan usaha memasyarakatkan dan memerluas cakupan konsumen

dengan membentuk atau mendirikan sentra penjualan yang menarik dan dikelola

serta diawasi secara serius.

d. Meningkatkan kemampuan modal dan pemasaran.

Penggunaan tepung ubi jalar di Indonesia memang belum sebanyak di luar

negeri. Namun, kondisi ini justru menjadi peluang bagi para pemain baru sebab
18

pasar yang bisa dikembangkan masih besar. Salah satu perusahaan yang

memproduksi tepung ubi jalar mampu menjual 2-3 ton per bulan. Indonesia

termasuk lima besar negara penghasil ubi jalar terbesar di dunia dengan produksi

2 juta ton per tahun.

2.4. Pemangkasan Tanaman Ubi Jalar

Pemangkasan merupakan kegiatan untuk meningkatkan dan

mengoptimalkanbagian organ tumbuhan dengan cara menghilangkan atau

mengurangi bagian organtumbuhan lain. Kegiatan pemangkasan diharapkan akan

meningkatkan hasilfotosintesis sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan dan

produksi (Panggabean, 2014). Tujuan dari pemangkasan yaitu untuk

membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau mengarahkan

pertumbuhan tanaman, untuk menjaga kesehatantanaman, atau untuk

meningkatkan hasil atau kualitas buah atau bunga yang dihasilkan.

Menurut Srirejeki (2015) dalam Novianti (2018), pemangkasan pucuk

menyebabkan dominansi apikal terhenti sehingga pertumbuhan tunas dan cabang

makin banyak karena akumulasi auksin pada daerah pucuk dialirkan ke tunas-tunas

lateral. Menurut Irawati dan Setiari (2006) dalam Novianti (2016), pemangkasan

pucuk akan merangsang pertumbuhan tunas-tunas lateral yangkemudian

berkembang menjadi cabang tanaman. Peningkatan pertumbuhan panjang cabang

menyebabkan jumlah tunas baru yang terbentuk akan semakin banyak sehingga

tanaman yang diberi perlakuan pemangkasan pucuk memungkinkan memiliki tunas

lebih banyak.
19

Pemangkasan dapat dilakukan di periode-periode tertentu. Menurut

Suminarti (2016) dalam jurnal penelitian nya menjelaskan bahwa, ia menggunakan

4 perlakuan yaitu tanpa pemangkasan, pemangkasan pada umur 35 HST (satu kali),

pemangkasan pada umur 35 dan 63 HST (dua kali), dan pemangkasan pada umur

35, 63, dan 91 HST (tiga kali). Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut,

pemangkasan pada umur 35 HST menghasilkan bobot umbi yang lebih tinggi

dibandingkan perlakuan yang lainnya. Sedangkan pemangkasan dua kali (35 dan

63 HST) dan tiga kali (35, 63, dan 91 HST) menghasilkan bobot umbi yang rendah.
20

Anda mungkin juga menyukai