UMBI
Sumber: www.jitunews.com
b. Ragam Umbi
Terdapat empat tipe kimpul yang dibudidayakan di Indonesia yaitu kimpul
hitam (X. nigrum), kimpul hijau (X. sagittifolium schott.), kimpul belitung, dan
kimpul haji atau kimpul putih. Kimpul hitam (X. nigrum) memiliki ciri-ciri
tangkai daunnya ungu, sedangkan daunnya sendiri hijau tua bagian atasnya,
umbinya coklat dengan ujung merah, rasanya agak getar kalau kurang matang
merebusnya. Kimpul hijau (X. sagittifolium schott) memiliki ciri-ciri batang dan
daunnya berwarna hijau tua, rasanya juga getar seperti kimpul hitam. Kimpul
belitung memiliki ciri-ciri daunnya hijau muda sering disebut kimpul belang,
karena tangkai daunnya yang hijau muda mempunyai garis ungu, umbinya
berwarna coklat dan lebih besar dari pada kimpul yang hitam dan hijau, rasanya
enak sekali. Kimpul haji atau kimpul putih memiliki ciri-ciri daunnya berwarna
hijau muda sampai hampir kuning keputih-putihan,bantuk umbinya besar, kira-
kira 15 cm warna dari umbi hitam kecoklatan dan sedikit berambut, teksturnya
padat umbinya lebih enak rasanya.
c. Keberadaan
Kimpul (Xanthosoma nigrum Stellfeld dan X. sagittifolium Schott) adalah
jenis umbi talas-talasan asal Karibia dan Amerika Tengah (Barbados, Guadeloupe,
Jamaica, Martinique, Puerto Rico, St. Lucia, St. Vincent, and Grenadines) dan
Amerika Selatan Tropis (Venezuela, Colombia, Ecuador, dan Peru). Kimpul
kemudian menyebar kedaerah-daerah tropika lainnya. Di Indonesia, kimpul
kimpul terdapat hampir di mana-mana, dari daerah rendah sampai pegununggan
yang tinggi 1300 m dpl dengan pusat produksi di Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Di Nusa
Tenggara Timur terdapat tersebar, terutama sebagai tanaman pekarangan. Kimpul
memiliki nama daerah yang berbeda-beda, di antaranya: taleus hideung, kimpul
bodas, kimpul bejo (Sunda), kimpul linjik (Jawa), tales campa (Madura).
d. Detail Profil Umbi
Umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) merupakan suku aracea, tergolong
tumbuhan berbunga dan buahnya berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping
satu (Monocotylae). Umbi kimpul hanya dapat tumbuh di tempat yang tidak
becek/memerlukan pengairan yang cukup (Lingga, 2010). Pada umumnya petani
menanam kimpul di pekarangan, rumah, tegalan atau sawah sebagai tanaman sela
palawija di musim kemarau. Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) merupakan
tumbuhan menahun yang mempunyai umbi batang maupun batang palsu yang
sebenarnya adalah tangkai daun. Umbinya digunakan sebagai bahan makanan
dengan cara direbus ataupun digoreng. Rata-rata hasil per rumpun berkisar antara
0,25-20 kg. Xanthosoma sagittifolium dapat dibedakan dengan Colocasia
esculenta dari bentuk umbi, bentuk daun, dan letak tangkai daunnya. Tanaman
kimpul mempunyai ukuran yang lebih besar dari talas dan yang dimanfaatkan
adalah umbi anakan yang tumbuh di sekitar umbi induk. Tinggi tanaman kimpul
dapat mencapai dua meter, tangkai daun tegak, ujung daun lebih runcing dan
pada bagian pangkal daun mempunyai belahan yang agak dalam (Lingga, 2010).
Terdapat 4 jenis kimpul yang terkenal dan yaitu kimpul hitam, hijau, belitung dan
kimpul haji. Kimpul haji atau kimpul putih, daunnya berwarna hijau muda
sampai hampir kuning keputihputihan, bentuk umbi besar, panjang ±15 cm,
warna kulit umbi hitam kecoklatan dan sedikit berambut, tekstur padat dengan
rasa umbi yang enak. Jenis kimpul haji atau putih banyak digunakan untuk
pembuatan keripik bumbu balado.
e. Anatomi
Umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) merupakan suku aracea, tergolong
tumbuhan berbunga dan buahnya berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping
satu (Monocotylae). Umbi kimpul hanya dapat tumbuh di tempat yang tidak
becek/memerlukan pengairan yang cukup (Lingga, 2010). Kimpul (Xanthosoma
sagittifolium) merupakan tumbuhan menahun yang mempunyai umbi batang
maupun batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun. Umbinya digunakan
sebagai bahan makanan dengan cara direbus ataupun digoreng. Rata-rata hasil per
rumpun berkisar antara 0,25-20 kg. Tanaman kimpul mempunyai ukuran yang
lebih besar dari talas dan yang dimanfaatkan adalah umbi anakan yang tumbuh di
sekitar umbi induk. Tinggi tanaman kimpul dapat mencapai dua meter, tangkai
daun tegak, ujung daun lebih runcing dan pada bagian pangkal daun mempunyai
belahan yang agak dalam (Lingga, 2010).
f. Produktifitas
Umbi yang dihasilkan dari benjolan yang mengelilingi batang cukup banyak
jumlahnya. Satu batang pokok dengan diameter 12 cm dapat menghasilkan 6-7
kg umbi kimpul di umur tanaman 5-6 bulan. Harga kimpul di pasaran mencapai
Rp 2 ribu per kg. Beberapa varietas kimpul dapat menghasilkan umbi setelah
berumur 3 bulan, sedangkan untuk varietas yang lain menghasilkan umbi setelah
berumur 10 bulan. Di Puerto Rico produksi kimpul mencapai 25-37 ton/ha,
sedangkan rata-rata per hektar 12-20 ton. Berdasarkan survey yang dilakukan
oleh Deptan, produksi umbi kimpul di Indonesia pada tahun 2013 di 6 provinsi, 6
kabupaten/kota dengan luas 55 ha adalah 825 ton.
g. Kandungan Gizi
Tabel 1. Kandungan kimia kimpul dalam 100 gram
Kandungan Gizi Nilai
145,0
Energi (kal)
1,2
Protein (g)
0,4
Lemak (g)
34,2
Hidrat Arang: Total (g)
1,5
Serat (g)
1,0
Abu (g)
26,0
Calsium (mg)
54,0
Phospor (mg)
1,4
Ferrum (mg)
0,10
Vitamin B1 (mg)
2,0
Vitamin C (mg)
63,1
Air (g)
85,0
Berat yang dapat dimakan (%)
c. Keberadaan
Keberadaan ubi jalar digunakan sebagai komoditas tanaman pangan ini
mampu memberikan manfaat yang besar dengan pemanfaatan secara baik. Ubi
jalar dapat ditanam pada semua daerah,sehingga dapat ditanam tanpa batasan atau
syarat hidup yang sukar. Syarat hidup ubi jalar yang mampu bertahan dalam
wilayah pada dataran manapun, membuat masyarakat mampu mengusahakan ubi
jalar pada setiap wilayahnya. Kelebihan dari komoditas ubi jalar yaitu tidak
membutuhkan syarat tumbuh atau syarat khusus tertentu, membuat ubi jalar ini
dapat tumbuh tidak hanya pada satu sentra saja, namun juga dapat diusahakan
pada berbagai wilayah yang ada.
d. Detail profil umbi
Ubi jalar atau ketela rambat adalah tanaman dikotil dan termasuk kedalam
keluarga Convol-vulaceae. Ubi jalar merupakan tumbuhan semak bercabang yang
memiliki daun yang berbentuk segitiga dan berlekuk-lekuk dengan bunga
berbentuk payung ini, memiliki bentuk umbi yang besar, rasanya manis, dan
berakar bongol. Terdapat sekitar 50 genus dan lebih dari 1.000 spesies dari
keluarga Convol-vulaceae ini, di mana ketela rambat dengan nama latin Ipomoea
Batatas ini merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh manusia,
meskipun masih banyak jenis Ipomoea Batatas yang sebenarnya beracun. Ubi
jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan
sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah gandum, beras, jagung
dan singkong. Alasan utama banyak yang membudidayakan adalah karena
tanaman ini relatif mudah tumbuh, tahan hama dan penyakit serta memiliki
produktivitas yang cukup tinggi. Ubi Jalar juga merupakan bahan pangan yang
baik, karena patinya yang terkandung nutrisi dengan kaya karbohidrat.
e. Anatomi
Pada kelopak daun akan tumbuh bunga. Bunga ubi jalar berbentuk terompet,
tersusun dari lima helaian daun mahkota, lima helaian daun bunga dan satu
tungkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan.Bunga
ubi jalar mekar pada pagi hari pukul 04.00-11.00. Apabila terjadi penyerbukan
buatan bunga akan membentuk buah. buah ubi jalar tersebut akan berbentuk bulat
berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji. Tanaman ubi jalar yang sudah berumur ±
3 minggu setelah ditanam biasanya sudah membentuk ubi.Bentuk ubi biasanya
berbentuk bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata.Bentuk
ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200 – 250 g per
ubi.Kulit ubi berwarna putih, kuning, ungu atau ungu kemerah-merahan,
tergantung jenis atau varietasnya.Struktur kulit ubi bervariasi antara tipis sampai
dengan tebal, dan biasanya bergetah.Daging ubi berwarna putih, kuning, atau
jingga sedikit ungu. Ubi yang berkadar tepung tinggi cenderung manis.
f. Produktifitas
Total luas area tanam produksi ubi jalar dunia pada tahun 2012 mencapai
8.050.002 hektar dengan total produksi 103.770.647 ton. Produktivitas rata- rata
dunia mencapai 12,89 ton/hektar. Wilayah Asia memimpin dengan rata-rata
produktivitas sebesar 19,40 ton/hektar per tahun. Sementara Afrika meskipun
memiliki luas area yang cukup besar mencapai 3.459.279 hektar, namun
produktivitas di Afrika masih jauh di bawah rata-rata produktivitas dunia.Cina
memiliki areal tanam ubi jalar terluas di Asia hingga mencapai 3.482.605 hektar
dan penyumbang terbesar pasokan ubi jalar dunia. Dari lima negara produsen
utama ubi jalar di Asia, produktivitas ubi jalar tertinggi dicapai oleh Jepang
dengan luas area taman sebesar 38.800 hektar mampu menghasilkan 875.900 ton,
dengan rata-rata produktivitas mencapai 22,57 ton/hektar. Sementara Cina
memiliki produktivitas juga masih di atas rata-rata produktivitas Asia, yakni 21,07
ton/hektar. Meskipun produktivitas ubi jalar di Indonesia masih berada di bawah
rata-rata produktivitas Asia namun masih di sedikit di atas produktivitas dari ubi
jalar dunia ( kementrian pertanian, 2012).
g. Kandungan gizi
Kandungan Gizi Jenis ubi jalar
Putih Kuning Ungu
Energi (kkal) 123 114 123
Protein (gr 1,80 0,8 1,80
Lemak (gr) 0,7 0,5 0,7
Karbohidrat (gr) 27,9 26,70 27,9
Kalsium (mg) 30 51 30
Fosfor (mg 49 47 49
Zat besi (mg) 1 0,9 1
Vit A (IU) 60 0 770
Vit B1 (mg) 0,09 0,06 0,09
Vit C (mg) 28,68 29,22 21,43
Betakaroten 260 2900 9900
(mkg)
Antosianin (mg) 0,06 4,56 110,51
Serat kasar (%) 0,90 1,4 1,20
Kadar gula (%) 0,40 0,3 0,40
Air (%) 68,50 78,28 68,50
Bagian yang 86 85 86
dikonsumsi (%)
Sumber: diolah dari berbagai sumber, seperti Dr. Iwan Budiman, dr, MM,
M.Kes
1.4.3 Singkong
a. Definisi
Singkong merupakan tanaman yang sering dikonsumsi sebagai makanan
pokok.Tanaman singkong dapat disebut sebagai ubi kayu dan tergolong kedalam
tanaman perdu. Berikut adalah klasifikasi tanaman singkong :
Kingdom : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus :Manihot
Spesies :Manihot esculenta
Singkong ditemukan di benua amerika, yaitu di daerah Brazil.Tanaman
singkong sudah terkenal di dunia seperti di negara Afrika, India, Tiongkok, dan
Indonesia.Tanaman singkong masuk ke negara Indonesia pada tahun 1852.
Tanaman singkong memiliki varietas unggul yaitu Valenca, Mangi, Betawi,
Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1,
Malang 2, dan Andira 4 (Prihatman, 2000).
b. Ragam umbi
Ada beberapa jenis varietas pada singkong yaitu singkong manggu,
singkong kuning, singkong gajah, singkong putih, singkong mukibat, dan
singkong emas. Pada Singkong manggu berasal dari Jawa Barat yang telah
dikenal sejak lama dan mempunyai diameter batang 4 - 5 cm. Jenis singkong yang
satu ini bisa dikonsumsi karena mempunyai rasa yang enak, manis, dan dapat
diolah menjadi beragam makanan. Singkong manggu mudah ditanam, mudah
dikupas, dagingnya empuk, dan renyah serta mempunyai kadar pati yang tinggi.
Untuk singkong kuning mempunyai tekstur lebih kenya dan legit serta warna yang
kuning. Masakan yang dibuat menggunakan singkong ini mempunyai warna yang
cantik dan menggugah selera. Singkong kuning sering dibuat menjadi tape
singkong dengan rasa yang manis dan warna kuning yang cantik. Pada singkong
gajah Singkong ini berasal dari Kalimantan Timur dan mempunyai umbi yang
besar dengan diameter 8 cm. Ketela yang satu ini bisa dikonsumsi dan mempunyai
rasa yang gurih seperti mengandung mentega. Singkong ini dijadikan tepung dan
bahan baku bioetanol. Singkong gajah memiliki umbi yang berat, mudah ditanam,
dan bisa langsung dikonsumsi sebagai bahan makanan pengganti beras dengan
rasa ketan.Untuk Singkong putih memiliki tekstur yang lebih keras dan warna
yang putih.Singkong yang satu ini cocok untuk aneka resep yang memakai teknik
rebus atau kukus seperti kolak singkong, sup singkong daging, dan lain
sebagainya.
Pada singkong mukibat berasal dari Jawa Timur yang ditemukan oleh
Mukibat, seorang petani di desa Ngadiluwih, Kediri.Singkong mukibat
merupakan hasil dari okulasi atau penyambungan antarbatang. Mukibat pertama
kali membudidayakan singkong ini dengan cara menyambung singkong biasa
dengan singkong karet. Biasanya, umbi singkong mukibat diambil patinya untuk
diolah sebagai bioetanol.Untuk Jenis singkong ini merupakan rekayasa bibit
singkong dari Thailand yang dikawinkan dengan singkong karet lokal.Umbi ini
pertama kali diperkenalkan di Bengkulu dan ditanam oleh petani Bengkulu. Umbi
singkong emas ini bisa diolah pabrikasi menjadi beragam produk jadi seperti
tepung terigu, minyak kompor, spirtus, bahan pembuat jamu hingga pakan ternak
c. Keberadaan
Singkong merupakan makanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.Terdapat sebagian daerah yang memanfaatkan singkong sebagai makanan
pokok.Singkong dapat tumbuh didaerah dataran rendah.Singkong sangat mudah
untuk dibudidayakan dan sangat mudah untuk ditanam.
d. Detail profil umbi
Singkong termasuk kedalam jenis tanaman perdu tahunan yang tumbuh di
subtropik dan tropic.Singkong memiliki kandungan karbohidrat yang baik
digunakan sebagai bahan pengganti nasi.Tanaman singkong dapat tumbuh tinggi
mencapai 7 meter dengan cabang yang agak jarang.Singkong termasuk kedalam
akar tunggang dengan jumlah akar cabang yang dapat membesar sehingga
menjadi umbi.Ukuran umbi akar 50–80 cm dengan diameter 2-3 cm. Bagian dari
umbinya bewarna putih atau kekuningan.
e. Anatomi
Singkong tergolong kedalam umbi atau akar pohon yang membesar, dengan
fisik rata-rata bergaris tengah 2 – 3 cm dan panjang 50 – 80 cm tergantung dari
jenis singkong yang ditanam.Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan.Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari
pendingin.Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
f. Produktifitas
Produktivitas singkong masih terbilang cukup rendah.Hal ini dikarenkan
peminat makan singkong cukup rendah.Hampir sebagian orang mengkonsumsi
karbohidrat dengan menggunakan nasi.Lahan untuk menanam singkong terbilang
cukup rendah dikarenakan sedikit petani yang ingin menanam singkong.
g. Kandungan gizi
1.4.4 Gadung
a. Definisi
Tanaman Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Gadung (Dioscerea
hispida Dennst., suku gadung-gadungan atau dioscoreaceae) tergolong tanaman
umbi-umbian yang cukup populer walaupun kurang mendapat perhatian. Gadung
menghasilkan umbi yang dapat dimakan, namun mengandung racun yang dapat
mengakibatkan pusing dan muntah apabila kurang benar pengolahannya.Produk
gadung yang paling dikenal adalah dalam bentuk keripik meskipun rebusan
gadung juga dapat dimakan.
b. Ragam umbi
Tidak ada ragam lainnya
c. Keberadaan
Gadung dapat menjadi sumber pangan alternatif selain sebagai sumber
pangan pokok seperti beras, jagung, singkong, gandum, dan lain-lain.Gadung
memang tidak sulit untuk didapatkan, tanaman ini tumbuh liar di hutan-
hutan.Selama masa pertumbuhan gadung ini tidak memerlukan perawatan khusus
atau penanganan khusus.Biasanya masyarakat yang mengkonsumsinya melakukan
pengolahan terhadap umbi gadung ini pada saat musim kemarau panjang tiba.
Ketika kemarau datang masyarakat pergi mencari umbi hutan dan kemudian
mengolahnya menjadi bahan makanan (Ode, 2007), untuk itu tumbuhan gadung
ini dapat ditanam dan ditemui di seluruh indonesia.
d. Detail profil
1.4.5 Uwi
a. Definisi
Uwi merupakan varietas umbi-umbian yang banyak tumbuh di Indonesia,
sebagai pangan pokok berpati yang sangat penting dalam pertanian tropika dan
sub tropika karena tanaman ini menunjukkan siklus pertumbuhan yang kuat.
Sumber: Hendra Wardana
Uwi atau ubi kelapa (Dioscorea alata L. syn. D atropurpurea Roxb)
merupakan jenis umbi-umbian yang banyak kultivarnya yang memiliki umbi
berwarna ungu sehingga dalam bahasa Inggris dikenal sebagai purple yam, dalam
bahasa Melayu dikenal sebagai ubi saja dan bersifat generik, sehingga nama
bahasa Indonesia diambil dari nama bahasa Jawa untuk membedakannya dari
varietas-varietas umbi uwi yang lain.
b. Ragam Keberadaan dan Anatomi Umbi Uwi
Beberapa varietas umbi uwi yang di budidayakan di Jawa adalah ubi aung
(Dioscorea aculeata) panjang batangnya sampai 5 m, berbentuk galah dengan
tebal 03-0.7 cm. Umbi tumbuh berkelompok dan agak tersembul ke atas
permukaan tanah, jumlahnya berkisar antara 20-40 buah; dan huwi tiang (Sunda)
umbinya beberapa buah, ukurannya beragam tidak bertangkai. Biasanya tumbuh
kearah sisi atau bawah.Potongan melintangnya berwarna putih atau putih
kekuningan, ukuran panjangnya 25-150 cm, diameter 10-25 cm (Mirza, 2005).
Uwi Ungu (Dioscorea alata) secara umum memiliki panjang batang 10-25
m, bersayap pendek dan jumlahnya empat buah, berdiameter 1cm. Uwi
(Dioscorea alata) merupakan salah satu varietas umbi-umbian potensial sebagai
sumber bahan pangan karbohidrat non beras. Selain sebagai sumber pangan non
beras, Diosorea alata bermanfaat untuk kesehatan. Varietas lokal yang berwarna
ungu mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk kesehatan dan manfaat lain
yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Dioscorea alata mempunyai umbi
yang berwarna putih kekuningan dan ada yang berwarna biru tua Uwi ini biasa
disebut uwi ireng (Jawa) kulit umbi bagian dalam berwarna ungu tua dagingnya
berwarna ungu muda, terkadang terdapat bercak-bercak ungu tak
beraturan.Terdapat juga uwi dorok (Jawa), uwi memerah atau uwi abang (Jawa)
yang masih termasuk ke dalam kategori ini.Panjang uwi sekitar 80 cm. Daging
bagian tengah berwarna merah daging cerah serta kulit dalamnya berwarna merah
atau coklat kekuningan. Kulitnya kasar berserabut,bentuknya tidak beraturan
berwarna ungu kecoklatan karena warna diikuti warna coklat kayu.
2) Uwi Kuning (Dioscorea alata)
Uwi ini termasuk salah satu varietas uwi yang termasuk dalam varietas
Dioscorea alata.Umbinya biasa disebut dengan Uwi Menjangan, bercabang-
cabang dengan panjang 35-60, tebal 7-10.Daging berwarna kuning kecoklatan
atau kuning jeruk kemerahan.Bentuk uwinya yang besar tak beraturan
danbercabang-cabang menyerupai tanduk menjangan oleh karena tu dinamakan
uwi menjangan.Umbi melebar seperti kipas ujungnya berlekuk dalam, sampai
berbagi dan ukurannya besar sekali.Uwi kuning yang memiliki berat 20-30 ton
umbi basah memiliki umur panen sekitar 6-8 bulan. Uwi kuning di kalangan
masyarakat belum memiliki nilai ekonomis sama sekali. Salah satu penyebabnya
karena kadar air uwi ini relatif tinggi namun ada beberapa sub tipe Dioscorea alata
yang kadar airnya rendah sementara kadar patinya tinggi.
c. Produktifitas Uwi
Sumber: playingwithfoodchemistry.blogspot.com
Bentuk umbi gembili pada umumnya bulat sampai lonjong, tetapi ada juga
bentuk bercabang atau lobar.Permukaan umbi licin, waena umbi krem sampai
coklat muda, warna korteks kuning kehijauan dan warna daging umbi putih
bening sampai putih keruh.Umbi gembili berdiameter sekitar 4 cm, panjang 4-10
cm dengan bentuk bulat atau lonjong. Tebal kulit umbi sekitar 0,04 cm. kulit umbi
mudah dikupas karena cukup tipis. Berat umbi sekitar 100-200 gram.
c. Produktifitas Uwi
Budi daya tanaman Gembili, ''ubiaung'' sebutan untuk di Bali tidak begitu
sulit.Curah hujan yang dibutuhkan adalah 875- 1750 mm/tahun dengan distribusi
yang merata sepanjang tahun. Suhu minimal yang diperlukan adalah tidak lebih
rendah dari 22.7°C, sedangkan suhu lebih dari 35°C akan menyebabkan
penurunan pembentukan dan jumlah umbi. Tanaman ini biasanya diusahakan pada
dataran rendah, akan tetapi masih dapat tumbuh pada ketinggian 900 m dpl.
Pembentukan umbi ditunjang oleh kondisi hari yang pendek, yaitu hari pada saat
matahari bersinar kurang dari 12 jam.Kondisi tanah yang diinginkan adalah tanah
yang gembur dengan tekstur ringan (berpasir), berdrainase baik banyak
mengandung bahan organik, dan memiliki pH 5.5 – 6.5, tanaman gembili dapat
menghasilkan 24.6 ton/ha di Malasyia, 20-30 ton/ha di Filipina, 70 ton/ha di Irian
Jaya, dan 10-20 ton/ha di Papua Nugini.Sedangkan berat tiap umbinya mencapai
0.1-1 kg.Tanaman gembili memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan baik di
daerah tropis dengan tanah yang gembur, tekstur tanah ringan, drainase baik, dan
mengandung banyak bahan organik.
Umbi tanaman gembili biasanya digunakan sebagai sumber karbohidrat
setelah dimasak atau dibakar.Selain itu juga dimanfaatkan sebagai bahan
campuran sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng. Sementara itu di
Indonesia umbinya dipergunakan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras
dengan nilai tambahnya berupa rasa yang manis sehingga disukai orang. Umbi
gembili mentah yang dipotong atau diparut halus dapat digunakan sebagai obat
oles diatas luka memar atau bengkak, terutama di bagian leher.
Beberapa varietas Gembili ada yang mengandung racun dan dapat
menimbulkan peradangan dikerongkongan jika umbi dimakan tanpa melalui
proses pengolahan yang sempurna. Kandungan diosgenin (sejenis senyawa
beracun yang khas dalam genus Dioscorea) umbigembili dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan pil KB.Tanaman biasanya diperbanyak dengan menggunakan
umbi beruntas minimal dua mata yang mempunyai waktu dominasi yang
pendek.Berat umbi adalah 56-84 g.
d. Kandungan Gizi Gembili
Tabel Kandungan Gizi dalam 100 gram Umbi Gembili
Zat Gizi Satuan Jumlah
Energi kkal 131
Protein gr 1,1
Lemak gr 0,2
Karbohidrat gr 31,3
Kalsium mg 14
Fosfor mg 56
Zat besi mg 0,6
Abu gr 1,0
Karoten total mg -
Serat gr 6,3
Air gr 66,4
Vitamin A UI -
Vitamin B1 mg 0,08
Vitamin C mg 4
Bdd % 85
Sumber Informasi Gizi: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
1.4.7 Talas
a. Definisi
Talas (Colocasia esculenta (L) Schot),termasuk genus Colocasia
monokotiledondengan famili Araceae. Talas dibudidayakan secara luas di
kawasan Asia, Pasifik, Amerika Tengah, dan Afrika. Di kepulauan Pasifik Selatan
(Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Fiji, Samoa, dan sebagainya) talas
merupakan salah satu tanaman pangan penting, sementara di Indonesia dan negara
–negara Asia lainnya, talas umumnya lebih dikenal sebagai bahan pangan untuk
kudapan atau bahan sayuran.Perannyasebagai makanan pokok kini hanya
dijumpai di beberapa daerah saja seperti Kepulauan Mentawai dan Papua
(Richana, 2012)
b. Ragam talas
Jenis tanaman talas di Indonesia dibagi menjadi tigayaitu talas Bogor
(Colocasia esculenta), talas Belitung/Kimpul (Xanthosoma sagitifolium), dan talas
Padang (Colocasia gigantean).Namun, penggunaan talas yang baik untuk
mengolah industri makanan yaitu talas Belitung dan talas Bogor
c. Keberadaan
Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke
China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke
beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia
talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai
sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.
d. Detail profil
Talas diklasifikasikan dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dengan biji
tertutup (Angiospermae) berkeping satu (Monocotyledonae). Talas merupakan
tumbuhan asli daerah tropis yang bersifat perennial herbaceous, yaitu tanaman
yang dapat tumbuh bertahun-tahun dan banyak mengandung air (Rukmana, 1998).
Tanaman talas bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan anakan, sulur, umbi
anak, atau pangkal umbi serta sebagian pelepahnya. Karena itulah tanaman ini
memiliki kecendrungan untuk membentuk kultivar dengan ciri–ciri serta syarat
tumbuh yang berbeda – beda. Bentuk dan ukuran tanaman talas bervariasi,
umumnya memiliki tinggi sekitar 50–150 cm. Tanaman talas umumnya memiliki
jumlah bunga 2-5 buah yang muncul secara bersama–sama, dan tumbuh di antara
sudut daun (leaf axil ) dengan panjang 15 – 30 cm. Bunga jantan biasanya
memiliki benang sari sebanyak 2–3 buah, sedangkan bunga betina jarang terdapat
pada tanaman.
Sumber ; gsianturi 2oo3
e. Produktifitas
Salah satu pusat terbesar budidaya tanaman talas di Indonesia adalah kota
Bogor. Saat kondisi optimal, produktivitas talas dapat mencapai 30 ton/ha.Jenis
talas yang biasa dibudidayakan dikedua kotatersebutadalah talas sutera, talas
bentul, talas ketan dantalas mentega. Namun, yang sering ditanam adalah jenis
talas bentul karena memiliki produktivitas tinggi serta memiliki rasa umbi yang
enak, aroma yang khasdan pulen . Selain itu di indonesia umunnya gadung di
gunakan sebagai kripik gadung, dengan menambahkan bahan tambahan pangan
lainya gadung sangat di sukai masyarakat indonesia sebagai keripik , biasanya
gadung ditambahkan rasa asin,gurih dan semacamnya.
f. Nilai gizi talas
Aman, La Ode. 2007. Efektifitas Penjemuran dan Perendaman dalam Air Tawar
Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian BPTP Bali tahun 2015, Volume 13,
Nomor 40.
Marinih, 2005. Pembuatan Keripik Kimpul Bumbu Balado Dengan Tingkat Pedas
Yang Berbeda. Skripsi. Semarang: Universitas Semarang.
Mirza MS. 2005. Pengujian beberapa taraf tinggi lanjaran terhadap pertumbuhan
dan produktivitas Dioscorea esculenta (Lour.) Burk. (Combilium)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sediaoetama, Ahmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi II. Jakarta: Dian Rakyat.
Sediaoetama, Ahmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi II. Jakarta: Dian Rakyat.
Sibuea SM, Kardhinata EH, Ilyas S. 2014. Identifikasi dan inventarisasi jenis
tanaman umbi-umbian yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat
alternatif di kabupaten Serdang Bedagai.Jurnal Online Agroteknologi.
2(4): 1408-1418.
Team Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, (1992). Komposisi Ubi Kayu,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.