LAPORAN
Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang
dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern
(komersial) dengan nama ilmiah Fragaria x ananasa var duchesne. Stroberi ini adalah
hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var duschene dari Amerika Utara dengan
Fragaria chiloensis L. var duschene dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan kedua jenis
menghasilkan jenis stroberi dengan buah berukuran besar, harum dan manis
Tanaman strawberi merupakan salah satu tanaman buah yang bernilai ekonomi
tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dan rasanya manis
segar ataupun kecut. Beberapa petani di Indonesia, khususnya di daerah dataran tinggi
telah melakukan budidaya strawberi secara komersial. Prospek usaha strawberi sangat
menjanjikan. Produksi buah sampai sekarang belum memenuhi permintaan pasar ini
memiliki harga jual yang cukup tinggi (Budiman dan Saraswati, 2005).
Stroberi sangat kaya akan gizi (nutrisi). Pada setiap 100 g stroberi
mengandung protein (0.8 g), lemak (0.5 g), karbohidrat (8.3 g), energi (37 kal), kalsium
(28 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0.8 mg), magnesium (10 mg), potassium (27 mg),
selenium (0.7 mg), vitamin A (60 mg), vitamin B1 (0.03 mg), vitamin B2 (0.07 mg),
vitamin C (60 mg), air (89.9 g), dan asam folat (17.7 mg) (Wijoyo, 2008).
Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji
dan daunya diketahui mengandung ellagic acid. Senyawa ini berperan sebagai anti
karsinogen dan anti mutagen yang sangat penting untuk kesehatan manusia. Ellagic acid
adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker akibat dari
produsen stroberi terbesar di dunia saat ini (FAO 2010) adalah Amerika (1.292.780 ton),
Turki (299.940 ton), Spanyol (275.300 ton),Mesir (238.432 ton), dan Korea Selatan
(231.803 ton) sedangkan Negara pengimpor terbesar stroberi adalah Kanada (103.073
ton), Jerman(103.673 ton) dan Prancis (106.831 ton). Pada perkembangan selanjutnya,
baik secara cepat maupun lambat daerah – daerah yang beriklim tropispun menaruh
perhatian besar terhadap agribisnis tanaman stroberi. Dalam beberapa tahun terakhir
budidaya stroberi telah diminati banyak perusahaan – perusahaan pertanian dan para
A. Sejarah Singkat
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili,
Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke
berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L,
lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama
B. Jenis Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
ruas pendek dan berbuku-buku. buku-buku batang tertutup oleh sisi daun yang memiliki
ketiak, biasanya tubuh stolon(anakan). Stolon ini berupa batang kecil yang tumbuh
Daunnya berbentuk trifoliate, dengan tepi daun bergerigi (serratus), daging daun
seperti kertas (papyraceus atau chartaceus). Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan
adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika
Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan
hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x ananassa var Duchesne.
Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang
(Bandung) yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan
Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.
C. Manfaat Tanaman
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya.
Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, selai,
ataupun stup (compote) stroberi, serta memiliki kadar vitamin C yang tinggi, stroberi
juga bisa melancarkan pembuluh darah serta mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
D. Sentra Penanaman
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati.
tinggi. Lembang dan Ciwidey (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani
sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini,
kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. Badan Pusat Statistik (2012)
mencatat, impor stroberi segar Indonesia selama tahun 2011 mencapai 210 ton setara
Daerah Sumatera Utara yang cocok diusahakan tanaman stroberi adalah didaerah
tanah Karo diantaranya ada di desa Tongkoh kecamatan Tiga Panah Berasatagi dan desa
Korpri. Sedangkan produksi stroberi di desa Tongkoh sebesar 13,874 ton/Ha dan 15,305
ton/ha di desa Korpri . Masih jauh lebih rendah dari produktivitas stroberi nasional yaitu
dari pengamat peneliti minat petani terhadap usahatani stroberi ini masih rendah. Hal ini
terbukti masih sedikit jumlah petani yang mengusahakan tanaman stroberi. Sementara
harga jual stroberi cukup tinggi dimana pada saat survei dilaksanakan harga jual stroberi
E. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
a. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700
pertumbuhan adalah 8– 10 jam setiap harinya. c. Stroberi adalah tanaman subtropis yang
dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20
derajat C. d. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara
80-90%.
2.Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.
F. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang
2. Penyiangan
pemupukan susulan. Penyiangan biasa dilakukan secara fisik yaitu dengan mencabuti
3. Perempelan/Pemangkasan
Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan
Pemupukan stroberi di lalukan dengan cara pengecoran, dimana bahan coran itu sendiri
terdiri dari campuran air, pupuk kandang, dan NPK yang di permentasi selama 1 minggu.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan cara membuat lubang di
tengah polybag, setiap polybag diberi coran sebanyak 500 ml dengan interval pemupukan
1. Hama
(1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala : pucuk/daun keriput,
b. Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.) Tungau berukuran sangat kecil, betina
berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala : daun
berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian : dengan
bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian : dengan insektisida Decis
2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
d. Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala : bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan
bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala : tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan
kurang berbulu. Pengendalian : dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau
Nemacur 10 G.
2. Penyakit
a. Kapang kelabu (Botrytis cinerea) Gejala : bagian buah membusuk dan berwarna coklat
b. Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks) Gejala : bah masak menjadi
kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah
jambu. Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS,
c. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer). Gejala : (1) buah busuk, berair, berwarna coklat
muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah
yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam.
Pengendalian : membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan
mulsa plastik.
menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh
sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan
dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk
Tanaman stroberi asal stolon mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah
tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga
dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung
2. Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan
buah.
I. Pascapanen
1. Pengumpulan Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar,
simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan
buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di
2. Penyortiran dan Penggolongan Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik.
Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3
kelas kualitas buah yaitu: a) Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung
spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam. b) Kelas I: (1) buah berukuran 15-25
mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi. c) Kelas II: (1) tidak
ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam
keadaan baik.
3. Pengemasan dan Penyimpanan Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau
putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan
Aswita, A. 2007. Analisis Usahatani Stroberi (Studi Kasus: Desa Tongkoh Kecamatan Tiga
Panah, dan Desa Korpri Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo). Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Budiman, D., & K., Sutedjo. (2010). Mencegah dan mengobati wasir : Segala sesuatu yang
harus anda ketahui tentang wasir. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiman, S. dan Saraswati, D., 2005, Berkebun Stroberi Secara Komersial, 12-15, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Supriatin Budiman dan Desi Saraswati. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Wijoyo, M. Padmiarso. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Bee Media Indonesia