Anda di halaman 1dari 10

BUDIDAYA TANAMAN STRAWBERRY

LAPORAN

Alfin Putra Hawari (170301138)


Kholid Nawawi Salim (200301256)
Rapika Perianti Sitompul (200301259)
Putri Angel Sinaga (200301262)
Dearma Prinanda Riswana (200301278)
Era Bonifasia Sihombing (200301287)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
PENDAHULUAN

Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang

dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern

(komersial) dengan nama ilmiah Fragaria x ananasa var duchesne. Stroberi ini adalah

hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var duschene dari Amerika Utara dengan

Fragaria chiloensis L. var duschene dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan kedua jenis

stroberi tersebut dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut

menghasilkan jenis stroberi dengan buah berukuran besar, harum dan manis

(Budiman dan Desi, 2010).

Tanaman strawberi merupakan salah satu tanaman buah yang bernilai ekonomi

tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dan rasanya manis

segar ataupun kecut. Beberapa petani di Indonesia, khususnya di daerah dataran tinggi

telah melakukan budidaya strawberi secara komersial. Prospek usaha strawberi sangat

menjanjikan. Produksi buah sampai sekarang belum memenuhi permintaan pasar ini

memiliki harga jual yang cukup tinggi (Budiman dan Saraswati, 2005).

Stroberi sangat kaya akan gizi (nutrisi). Pada setiap 100 g stroberi

mengandung protein (0.8 g), lemak (0.5 g), karbohidrat (8.3 g), energi (37 kal), kalsium

(28 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0.8 mg), magnesium (10 mg), potassium (27 mg),

selenium (0.7 mg), vitamin A (60 mg), vitamin B1 (0.03 mg), vitamin B2 (0.07 mg),

vitamin C (60 mg), air (89.9 g), dan asam folat (17.7 mg) (Wijoyo, 2008).

Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji

dan daunya diketahui mengandung ellagic acid. Senyawa ini berperan sebagai anti

karsinogen dan anti mutagen yang sangat penting untuk kesehatan manusia. Ellagic acid

adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker akibat dari

persenyawaan-persenyawaan kimia berbahaya (Budiman dan Saraswati, 2006).


Dewasa ini produksi stroberi dunia cenderung mengalami kenaikan. Negara

produsen stroberi terbesar di dunia saat ini (FAO 2010) adalah Amerika (1.292.780 ton),

Turki (299.940 ton), Spanyol (275.300 ton),Mesir (238.432 ton), dan Korea Selatan

(231.803 ton) sedangkan Negara pengimpor terbesar stroberi adalah Kanada (103.073

ton), Jerman(103.673 ton) dan Prancis (106.831 ton). Pada perkembangan selanjutnya,

baik secara cepat maupun lambat daerah – daerah yang beriklim tropispun menaruh

perhatian besar terhadap agribisnis tanaman stroberi. Dalam beberapa tahun terakhir

budidaya stroberi telah diminati banyak perusahaan – perusahaan pertanian dan para

petani di Indonesia (Budiman ,2010).


PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili,

Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke

berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L,

lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama

kali masuk ke Indonesia.

B. Jenis Tanaman

Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria spp.

Tinggi pohonnya antara 20 cm - 30 cm, batang tanaman stroberi memiliki ruas-ruas-

ruas pendek dan berbuku-buku. buku-buku batang tertutup oleh sisi daun yang memiliki

ketiak, biasanya tubuh stolon(anakan). Stolon ini berupa batang kecil yang tumbuh

menjalar di atas permukaan tanah.

Daunnya berbentuk trifoliate, dengan tepi daun bergerigi (serratus), daging daun

seperti kertas (papyraceus atau chartaceus). Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan

adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika

Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan

hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x ananassa var Duchesne.

Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande,


Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di

Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang

(Bandung) yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan

Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.

C. Manfaat Tanaman

Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya.

Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, selai,

ataupun stup (compote) stroberi, serta memiliki kadar vitamin C yang tinggi, stroberi

juga bisa melancarkan pembuluh darah serta mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

D. Sentra Penanaman

Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati.

Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran

tinggi. Lembang dan Ciwidey (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani

sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini,

kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. Badan Pusat Statistik (2012)

mencatat, impor stroberi segar Indonesia selama tahun 2011 mencapai 210 ton setara

dengan nilai US $ 480.602 atau setara dengan Rp 4.325.418.000,- (1 US $ = Rp9.000,-).

Daerah Sumatera Utara yang cocok diusahakan tanaman stroberi adalah didaerah

tanah Karo diantaranya ada di desa Tongkoh kecamatan Tiga Panah Berasatagi dan desa

Korpri. Sedangkan produksi stroberi di desa Tongkoh sebesar 13,874 ton/Ha dan 15,305

ton/ha di desa Korpri . Masih jauh lebih rendah dari produktivitas stroberi nasional yaitu

57,142 ton/ha (Aswita, 2007).

Pengolahan usahatani stroberi di daerah Tongkoh sudah lama dilaksanakan, namun

dari pengamat peneliti minat petani terhadap usahatani stroberi ini masih rendah. Hal ini

terbukti masih sedikit jumlah petani yang mengusahakan tanaman stroberi. Sementara
harga jual stroberi cukup tinggi dimana pada saat survei dilaksanakan harga jual stroberi

Rp. 40.000/kg hingga Rp. 80.000/ kg.

E. Syarat Pertumbuhan

1. Iklim

a. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700

mm/tahun. b. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam

pertumbuhan adalah 8– 10 jam setiap harinya. c. Stroberi adalah tanaman subtropis yang

dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20

derajat C. d. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara

80-90%.

2.Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.

F. Pemeliharaan Tanaman

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang

disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.

2. Penyiangan

Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama

pemupukan susulan. Penyiangan biasa dilakukan secara fisik yaitu dengan mencabuti

gulma dengan tangan secara langsung.

3. Perempelan/Pemangkasan

Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan

dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi

diremajakan setiap 2 tahun.


4. Pemupukan

Pemupukan stroberi di lalukan dengan cara pengecoran, dimana bahan coran itu sendiri

terdiri dari campuran air, pupuk kandang, dan NPK yang di permentasi selama 1 minggu.

Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan cara membuat lubang di

tengah polybag, setiap polybag diberi coran sebanyak 500 ml dengan interval pemupukan

setiap 1 minggu. 5. Pengairan dan Penyiraman Sampai tanaman berumur 2 minggu,

penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur

dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan disiram.

G. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil

(1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala : pucuk/daun keriput,

keriting, pembentukan bunga/buah terhambat. Pengendalian : dengan insektisida Fastac

15 EC dan Confidor 200 LC.

b. Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.) Tungau berukuran sangat kecil, betina

berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala : daun

berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian : dengan

insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.

c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar

(Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus). Gejala : di

bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian : dengan insektisida Decis

2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.

d. Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala : bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan

menjadi abnormal. Pengendalian : kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau

Decis 2,5 EC.


e. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi) Hidup di pangkal batang

bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala : tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan

kurang berbulu. Pengendalian : dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau

Nemacur 10 G.

2. Penyakit

a. Kapang kelabu (Botrytis cinerea) Gejala : bagian buah membusuk dan berwarna coklat

lalu mengering. Pengendalian : dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.

b. Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks) Gejala : bah masak menjadi

kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah

jambu. Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS,

Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.

c. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer). Gejala : (1) buah busuk, berair, berwarna coklat

muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah

yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam.

Pengendalian : membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan

mulsa plastik.

Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga

kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup),

menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh

sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan

memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan stroberi

dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk

penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.


H.Panen

Tanaman stroberi asal stolon mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah

tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga

dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung

selama 2 tahun tanpa henti.

Ciri dan Umur Panen

1. Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.

2. Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.

3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan

buah.

I. Pascapanen

1. Pengumpulan Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar,

simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan

buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di

atas rak-rak penyimpanan.

2. Penyortiran dan Penggolongan Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik.

Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3

kelas kualitas buah yaitu: a) Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung

spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam. b) Kelas I: (1) buah berukuran 15-25

mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi. c) Kelas II: (1) tidak

ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam

keadaan baik.

3. Pengemasan dan Penyimpanan Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau

putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan

dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C


DAFTAR PUSTAKA

Aswita, A. 2007. Analisis Usahatani Stroberi (Studi Kasus: Desa Tongkoh Kecamatan Tiga
Panah, dan Desa Korpri Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo). Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Budiman, D., & K., Sutedjo. (2010). Mencegah dan mengobati wasir : Segala sesuatu yang
harus anda ketahui tentang wasir. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiman, S. dan Saraswati, D., 2005, Berkebun Stroberi Secara Komersial, 12-15, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Supriatin Budiman dan Desi Saraswati. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Wijoyo, M. Padmiarso. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Bee Media Indonesia

Anda mungkin juga menyukai