Anda di halaman 1dari 25

PENGENDALIAN FISIK DAN MEKANIK

Pengendalian fisik dan mekanik merupakan upaya perlindungan tanaman


dengan merubah lingkungan yang ditujukan hanya untuk menghambat
segala keperluan hama dan tidak menjadi bagian dalam kegiatan
bercocok tanam

Pengendalian Fisik dan Mekanik didasarkan atas pemahaman faktor morfologi


dan biologi serta ekologi hama sasaran terhadap faktor fisik lingkungan

Morfologi Alat indera serangga terdiri atas

• Mata majemuk terdiri sejumlah ommatidia (satu unit


penerima cahaya)
• Ocellius
• Bulu-bulu peraba (terdapat di sepanjang tubuh terutama
pada antena , mulut, cercus di ujung abdomen dan ruas
kaki)
• Alat pencium (terdapat pada antena mengandung respon
kimia (chemoreseptor)
• Alat perasa (terdapat pada palp dan bagian mulut lainnya)
• Alat pendengar (pada organ tympanum dijumpai pada
serangga yang mengeluarkan bunyi seperti belalang,
jangkring, dan tonggeret
Penyebaran serangga dewasa

rangsangan lingkungan cahaya,


angin, suhu kelembaban,
Penemuan habitat inang

Penerimaan habitat inang


rangsangan bau dan
penglihatan

Penemuan tanaman inang

rangsangan bau, Penerimaan tanaman inang


rabaan dan rasa

Ketersediaan nutrisi

serangga tumbuh dan Kesesuaian


berkembang tanaman inang
serangga
mati
Setiap jenis serangga dalam melakukan aktifitasnya memiliki batas toleransi terhadap faktor
fisik lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, ketinggian tempat, dan suara/bunyi

Rangsangan faktor fisik lingkungan berperan mendorong respon serangga dalam mendekati
atau menjauhi lingkungan dan hal ini menjadi dasar perlindungan tanaman secara fisik dan
mekanik

repelent
Pengendalian Fisik

• Merupakan usaha dengan menggunakan atau merubah faktor lingkungan


fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi
hama.
• Faktor fisik meliputi cahaya, suhu, kelembaban, angin dll

Serangga berdasarkan waktu aktivitasnya

• Nokturnal : serangga yang aktif pada malam hari


contoh; ngengat (Lepidoptera)

• Diurnal : serangga yang aktif pada pagi – siang hari


contoh : kupu-kupu (Lepidoptera)

• Krepuskular : serangga yang aktif pada waktu senja hari atau fajar (peralihan sore -
malam atau malam – pagi)
contoh : kumbang Oryctes rhinoceros (Colepotera; Scarabaedaei)
Beberapa tindakan atau perlakuan yang termasuk pengendalian fisik :
• Perlakuan panas/suhu
• Perlakuan cahaya
• Pembakaran
• Pembasahan/pengeringan
• Gelombang suara
• Radiasi sinar infra merah

Pengaruh suhu pada serangga


• Serangga termasuk poikiloterm atau memiliki suhu berdarah dingin
sehingga pertumbuhannya tergantung pada suhu lingkungan
• Mempengaruhi aktifitas, perkembangan dan pembiakan serangga
• Setiap serangga memiliki suhu aktifitas yang terbagi suhu minimum; suhu
optimum dan suhu maksimum
Pemanfaatan suhu dalam Pengendalian Fisik

Unsur-unsur iklim mikro yang sangat berpengaruh pada perkembangan hama


gudang dan hama pasca panen yaitu: temperatur, kelembaban, kadar air dan
aerasi. Unsurunsur ini dapat mengembangkan, melumpuhkan, menghambat
perkembangbiakan atau memusnahkan populasi hama pascapanen.

Kadar air tinggi akan membuat kondisi lingkungan sesuai untuk perkembangan hama
pascapanen, sehingga ketahanan hidupnya pun meningkat. Sebaliknya, ketahanan
hidup hama pascapanen menurun bila kadar air pada biji rendah. Implikasinya,
kalaupun pengendalian hama tidak bisa dilakukan dengan menurunkan suhu
(pendinginan), perlakuan pengeringan dan pemanasan juga dapat dilakukan untuk
pengendalian.

Suhu lingkungan dan kadar air bahan simpan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi masa perkembangan hama antara lain
 Sitophillus oryzae L.
 Tribolium confusum Jacquelin du Val disebut Confused flour beetle
menyerang biji kakao, kacang tanah, buncis, ercis dan biji kopi (Dobie et al.,
1991).
 Corcyra cephalonica Stainton ...ngengat beras ,kopra, kacang-kacangan,
tepung, dan bungkil (Jems Ilato, dkk.
Perkembangan S. oryzae umumnya dapat
berlangsung pada temperatur 17° – 34° C dengan
kelembaban relatif 15% - 100%.
Perkembangan optimum terjadi pada suhu 30 ° C
dengan kelembaban relatif 70%.

Jika kelembaban relatif melebih 18 % kumbang


bubuk ini akan berkembang cepat

Sitophilus oryzae (hama gudang)


Hama penggerek beras/gabah

Upaya untuk perlindungan beras terhadap hama gudang dapat dilakukan dengan
mengatur suhu penyimpanan diturunkan sampai di bawah 15°C atau kelembaban
12 %.
• Suhu rendah dapat diperoleh dari sistem pendingin statik atau mobile
Pengaruh Bunyi pada serangga

Bagi serangga yang mengeluarkan bunyi, komunikasi serangga melibatkan


pembuatan sinyal (informasi), transmisi dan resepsi melalui bunyi.
Serangga memiliki sinyal efektif dalam memancarkan bunyi dalam rentang frekuensi
khz (Kilo Hetz)
Efek sinyal bunyi yang direspon oleh indera memberikan
• efek langsung
• efek laten ( membutuhkan waktu lama untuk menanggapi sinyal

Pemahaman / penafsiran serangga terhadap bunyi yang diterima sebagai tanggapan


• daya tarik seks
• pertahanan teritorial/wilayah
• perubahan lintasan terbang untuk mempertahankan kelompoknya
• Tanda adanya bahaya
Gelombang bunyi yang digunakan
untuk komunikasi di antara sesama
belalang kumbara berada pada
rentangan di atas frekuensi gelombang
bunyi pendengaran
manusia yaitu gelombang ultrasonik
(Sales and Pye, 1974).

Gelombang ultrasonik merupakan


gelombang mekanik longitudinal dengan
frekuensi di atas 20 kHz.

Belalang kembara lebih cenderung memilih makanan yang lebih


disukainya terutama dari famili gramineae. Tanaman yang paling
disukai oleh bekakang kembara adalah jagung, padi, sorgum,tebu,
gelagah,alang-alang atau spesies rumput lainnya.
Perilaku makan belalang kembara biasanya pada siang hari
terbang dan sekali-kali turun dan hinggap pada tanaman dan
memakan tanaman yang dihinggapinya.

Pada senja, malam hingga pagi belalang hinggap/ bertengger / tidak


terbang dan memakan tanaman yang dihinggapinya Kelompok nimfa
yang bermigrasi dengan berjalan dapat memakan tumbuhan di lokasi
selama dalam perjalanan. Pertanaman yang dihinggapi pada malam
hari akan dimakan sampai habis
.
Belalang kembara mengalami tiga fase perkembangan dan
pertumbuhan populasi yaitu
• fase soliter,
• fase transien
• fase gregaria
Pada fase “soliter”, ditandai dengan nimfa hijau
kecoklatan .
Pada fase ini belalang hidup sendiri sendiri dan
tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan
tanaman
Pada kondisi menguntungkan perkembangan
belalang kembara menjadi pesat dan membentuk
kelompok-kelompok kecil yang disebut fase
“transien”
Pada fase “gregaria”, ditandai nimfa kuning
kecoklatan
Pada fase ini belalang kembara hidup
bergerombolan dalam kelompok- kelompok
besar, berpindah- pindah tempat dan
menimbulkan terjadi kerusakan tanaman secara
besar- besaran.
Penyebab terjadinya perubahan fase soliter ke fase gregaria dan
sebaliknya kembali ke fase soliter biasanya apabila keadaan
lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupannya, terutama karena
pengaruh curah hujan, tekanan musuh alami dan atau tindakan manusia
melalui usaha pengendalian. Perubahan ini melalui fase transien .
Tanaman Jagung

Penggujian Penggunaan gelombang ultra sonik Locusta migratoria


• Frekuensi gelombang dari 40 kHz, 45 kHz, 50 kHz dan 55 kHz,
• jarak sumber dari 100 cm, 200 cm, 300 cm dan 400 cm
• serta lama pemaparan mulai dari 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam

Hasil :
• frekuensi gelombang ultrasonik 50 kHz, dengan jarak sumber 100 cm
dan lama pemaparan 3 jam – 4 jam berpengaruh terhadap perilaku
makan dan gerak (pola perilaku makan pasif dan gerak pasif
belalang kembara)
PENGENDALIAN MEKANIK

Perlindungan tanaman melalui pengendalian mekanik ditujukan untuk


mematikan hama dan mengusir hama dari areal pertanaman

Kegiatan perlindungan tanaman dilakukan bantuan alat/ mesin


pertanian atau secara langsung dengan menggunakan tangan dengan
cara

• Hand picking atau pengutipan atau mengambil dengan tangan


• Gropyokan
• Pengusiran
• Memangsang perangkap

Hand picking diarahkan dengan memahami bagian tanaman yang


diserang (perilaku makan hama ) dan bila intensitas serangan hama
masih kecil.
contoh : Spodoptera litura
Telur diletakkan secara
berkelompok pada permukaan
daun tanaman inang dan
diselumuti oleh bulu-bulu ngengat
betina. Larva yang baru keluar
dari telur tidak segera
meninggalkan kelompoknya tetapi
tetap berkelompok (Indrayani, et,
al 1990).

Hand picking dilakukan pada stadia telur dan larva instar 1 (satu),
sebab apabila ulat instar akhir akan menjadi pupa berada di dalam
tanah dengan kedalaman + 1 cm, dan sering di jumpai pada pangkal
batang, terlindung di bawah daun kering atau di bawah partikel tanah
dan bersembunyi di dalam tanah.
Oryctes rhinoceros
Hama kumbang badak

pengutipan

Stadia telur – larva dan pupa


berlangsung dalam tandan
kosong sawit
Pengaruh aroma pada serangga

Seranga memiliki indera penciuman pada antena dan palp rahang


atas, dan labella yang menghasilkan sinyal listrik khusus bau yang
disebut paku (potensi aksi)

Sinyal aroma sebagai petunjuk untuk beraktifitas dan sumber untuk


• Agregasi
• perkawinan
• bahaya/ adanya musuh
• Pakan (tanaman inang)
• tempat meletakkan telur

Pemanfaatan aroma dapat digunakan dalam upaya perlindungan


tanaman
Leptocorixa acuta (Walang sangit )

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik


nimfa maupun dewasa aktif mencari makan pada
pagi dan sore hari.
Pada siang hari bersembunyi pada tempat-tempat
yang terlindung. Serangga ini menyerang padi
pada stadia generatif dan yang paling disukai
adalah stadia matang susu tanaman padi

Walang sangit  diganggu, serangga akan mengeluarkan bau


mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau.
Fungsi aroma / bau yang dikeluarkan untuk
• mekanisme pertahanan diri,
• menarik walang sangit lain dari spesies yang sama
Pemasangan Perangkap Aroma
Leptocorixa acuata
Pada dasarnya walang sangit (Leptocorixa
acuata) sangat tertarik pada senyawa
volatil dari bau yang membusuk.

bangkai Sumber aroma yang dapat digunakan


sebagai perangkap walang sangit bangkai
• keong mas/bekicot
• kepiting,
• rajungan,
• ikan,
• kotoran ayam
• daging membusuk

Penempatan perangkap di tiap pematang sawah dapat digunakan


sebagai alternatif untuk pengendalian walang sangit.
Pemasangan dilakukan pada saat tanaman padi memasuki fase
berbunga sampai padi matang susu
Pengaruh Cahaya terhadap Serangga

Serangga selalu tertarik pada cahaya, disebabkan cahaya dapat membantu


sebagai penunjuk jalan. Serangga dapat melihat panjang gelombang cahaya
yang lebih panjang dibandingkan dengan manusia..
Panjang gelombang yang dapat dilihat atau direspon serangga (300 – 400 nm
(mendekati ultraviolet ) sampai 600 – 650 nm (orange)
Serangga menyukai warna ultra violet disebabkan cahaya diabsorbsi oleh
alam terutama oleh daun,

• Mata tunggal berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang diterima


• Mata majemuk berfungsi pembentuk bayangan yang berupa mozaik.
Gerakan makhluk hidup yang bereaksi terhadap cahaya atau warna
disebut phototaksis

Kesesuaian isyarat visual maupun kimia akan menyebabkan serangga


menemukan inang /sumber
Perangkap lampu

Pemasangan Lampu Perangkap, yaitu didasarkan ketertarikan


dengan cahaya terutama serangga dewasa (imago) yang aktif pada
malam hari,  teknik ini dapat menekan populasi hama dewasa. 

Hama Penggerek batang pada


tanaman padi
• Penggerek batang padi kuning
Scirpophaga incertulas Walker
• Penggerek batang padi putih
(Scirpophaga innotata Walker
Penangkapan kumbang (serangga dewasa ) O. rhinoceros dengan
memasang perangkap lampu didasarkan pada waktu aktifitas dari
kumbang dilakukan mulai hari senja menjelan mahgrib sampai malam
(jam 18.00 – 20.00)

Pemahaman waktu aktifitas menjadi dasar


pemasangan lampu perangkap dan
perangkap lainnya untuk menangkap
seranggga hama
Prinsip kerja perangkap cahaya cukup
sederhana yaitu dengan menarik serangga-
serangga yang beterbangan menuju ke arah
sumber cahaya kemudian disaat serangga
tersebut mengerubunginya, mereka akan
berputar-putar kemudian masuk kedalam
perangkap yang telah kita pasang.
Dengan demikian serangga yang telah
terperangkap tersebut akan mati baik
masuk kedalam air maupun menempel
pada pereka
Pengaruh Warna terhadap Serangga

Serangga memiliki mata tunggal dan mata majemuk yang mana merupakan
alat penerimaan rangsangan cahaya untuk membedakan warna.
• Serangga menyukai warna ultra violet disebabkan caha diabsorbsi oleh
alam terutama oleh daun,
• Serangga menyukai warna-warna kontras
• Serangga melihat suatu warna tidak seperti cara manusia melihat. Bagi
serangga warna hujau daun adalah warna kuning dan biru secara terpisah
• (warna hijau merupakan gabungan warna biru dan kuning)

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih) identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang.
Panjang gelombang yang tertangkap oleh mata manusia berkisar antara 380 –
780 nanometer
Penggunaan perangkap warna pada Liriomyza spp
(Hama Penggorok daun)

Liriomyza sp. merupakan hama yang bersifat


polifag yang menyerang tanaman sayuran dari
famili Solanaceae, Cruciferae, Cucurbitaceae,
Leguminoceae, Liliaceae, Umbeliferae,
Chenopodiaceae, Amaranthaceae, dan
Compositae.
Selain sayuran juga menyerang tanaman hias
seperti gerbera, krisan dan berbagai gulma
seperti babadotan, sawi tanah, senggang,
bayam liar dan sejenisnya.

Hama daun lebih suka daun yang masih muda. Bagi mereka kertas/apapun
yang berwarna kuning terlihat seperti kumpulan daun-daun muda
Pemasangan yellow sticky trap dengan
membentangkan kain kuning (lebar 0,9 m x
panjang sesuai kebutuhan atau 7 m, untuk
setiap lima bedengan memanjang
berperekat di atas tajuk tanaman kentang
(Baso et al. 2000).
Goyangkan pada tanaman membuat lalat
dewasa beterbangan dan terperangkap
pada kertas/kain kuning.
Perangkap warna terhadap Bactocera spp.

warna buah mulai


pemasangan perangkap

Bagi serangga hama yang merusak buah..melihat warna kuning menandakan


buah-buahan itu sudah masak, sehingga penggunaan perangkap warna
kuning digunakan untuk menarik serangga sehingga populasi hama menurun
.
Menurut Hasyim dan Hilman (2010) bahwa lalat buah menggunakan
isyarat visual.
Bentuk, ukuran dan warna perangkap yang merupakan stimulus visual serta
memberikan tanggapan tertentu terhadap lalat buah

Anda mungkin juga menyukai