LAPORAN
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
teknologi dipadukan dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat
Mulai yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi,
ada pula yang rendah. Hal tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, antara
lain cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak,
Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif atau seksual
secara generatif memiliki kendala, yaitu tidak semua tanaman menghasilkan biji, ada
tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat tumbuh menjadi tanaman
baru. Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji terkadang ada yang memiliki
vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami dan
memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan cangkok, karena okulasi
dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan
hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat,
tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Teknik okulasi dapat menciptakan
sesuatu yang baru bila dipadukan dengan seni, sehingga hasilnya akan lebih
mempesona hal tersebut dapat dilakukan pada tanaman misalnya pada tanaman
puring. Puring merupakan tanaman hias yang banyak diminati orang. Selain sebagai
tanaman hias puring juga digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman obat.
Karena banyak manfaat yang dimiliki oleh tanaman ini, maka dari itu dilakukan
Tujuan Praktikum
cara okulasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip
okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda
adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik
batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang
atas adalah produksi latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan
Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang
atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi
adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.
Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.
Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan hasil
akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung,pucuk tanaman
Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan
jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada
awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak
segera menjadi kering, demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan.
Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan
ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang
dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang
sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang
okulasi, yaitu : a) Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling
lambat. Kurang baik untuk okulasi, b) Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak
daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia.
Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi, c) Mata palsu : mata
tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah internodia,
jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang
sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara
batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah
penyakit akar, memiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan
batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan
dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang
cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki
produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap
penyakit .
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kab.Simalungun, Sumatera Utara pada ketinggian ± 1247,7 mdpl pada hari Senin,16
III.2 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah handphone memoto
bahan dan prosedur penempelan (okulasi), laptop sebagai media pembelajaran daring
dan membuat laporan, earphone digunakan sebagai alat bantu mendengar penjelasan
dari Dosen Laboratorium, pena digunakan untuk mencatat materi dan buku digunakan
untuk menulis catatan, cutter/pisau untuk memotong batang atas dan bawah, selotip
diokulasi.
III.3 Bahan
literatur sebagai refrensi belajar, 2 batang alpukat yang beda varietas untuk teknik
( patch Budding) .
III.4 Prosedur Praktikum
1. Buat torehan lurus dan melengkung di atas pada batang bawah ,kemudian
2. Ambil mata tunas dari batamh atas dengan cara memotong dangkal sekitar 1
3. Masukkan potongan tunas di bawah kulit batang bawah yang sudah dibuat di
atas tadi, dengan sisi tangkai daun dari kuncup menuju pangkal batang bawah
tersebut.
4. Ikat mata tunas mulai dari puncak T dengan memegang salah satu ujung pita
antara ibu jari dan jari telunjuk. Lilitkan pengikat pada mata tunas yang sudah
ditempel secara spiral kemudian ikatkan ujungnya agar tidak mudah terlepas.
derajat ke arah pangkal batang dan tekan lebih dalam ke bagian kayu setelah
tersebut dibuang.
3. Buat potongan pada batang atas serupa dengan pada batang bawah, tetapi
secepatnya pada batang bawah sehingga kambium batang atas dan batang
okulasi T.
1. Potongan kulit batang atas maupun batang bawah harus mudah terkelupas
dari kayunya. Agar kulit mudah terkelupas dari kayu, kayu entres disimpan
dalam lemari pendingin pada 20° C selama 2-3 minggu sebelum bertunas.
2. Pilih bagian lurus batang bawah tanpa tunas, buat dua torehan paralel pada
kulit batang bawah, panjang sekitar 3 cm dan lebar 1-2 cm.Buat torehan
mendatar dan sejajar pada kedua ujung torehan pertama. Selanjutnya, kulit
hasil torehan diangkat. Buat potongan kulit dengan tunas tunggal yang
IV.1 Hasil
ujung pisau.
entres.
terlepas.
IV.2 Pembahasan
budding (Inggris). Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang
berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh
sebagai suatu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada luka sambungan. Cara
memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding
dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan
perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan
dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang
kurang baik. Banyak jenis tanaman yang dapat diokulasi, ada yang mudah dilakukan
dan ada juga yang susah dilakukan. Seperti pada tanaman puring, jeruk, durian,
Syarat tanaman dapat di okulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru), antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang
sama, tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Waktu untuk
melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit batang bawah maupun
batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Saat ini terjadi pada waktu pembelahan
sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap pohon mempunyai waktu
pembelahan yang berbeda, ada yang aktif dimusim kemarau dan ada pula yang aktif
Jika kita melakukan okulasi tanaman pada saat musim hujan, jangan
dilakukan pada waktu hujan sedang turun, karena jika tempelan kemasukan air maka
Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf
T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi Segiempat, okulasi
1. Okulasi huruf T
Disebut demikian karena irisan dari batang pokok berbentuk huruf T atau
Kita buat irisan melintang kurang lebih 1 cm dari lingkaran batang. Dari
pertengahan irisan melintang ini kita buat irisan vertikal ke bawah (huruf
3cm. Kulit di kedua belah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.
Kita ambil mata dengan cara menyayat atau bentuk segiempat. Setelah
kayu dilepaskan dari kulit mata, maka mata ini segera disisipkan ke bawah
Okulasi dengan cara Forkert biasanya memberi hasil lebih baik dibanding
dengan okulasi huruf T karena kambium pada cara Forkert tidak rusak tergores
pisau, terutama di bagian tengah yang akan ditempeli mata. Adapun caranya adalah
sebagai berikut:
Pada batang pokok , kita buat irisan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung
irisan melintang ini kita buat irisan vertikal yang tegak lurus ke arah bawah.
Dengan menggunakan sudip pelan-pelan irisan ini kita buka. Cara membuka
irisan ini dimulai dari atas lalu di tarik ke bawah. Agar kambium tidak
mengering maka irisan yang telah kita buka tadi kita tutup kembali. Untuk
menjaga supaya irisan tidak membuka kembali maka perlu diikat seperlunya.
Mata tunas diambil dengan cara sayatan atau irisan segiempat. Besarnya kulit
mata ini harus lebih kecil daripada irisan yang telah kita buat. Bila ukuran
kulit mata sama atau lebih besar dariada irisan yang telah kita buat maka kita
Kulit mata yang telah dilepas kayunya, di dalamnya ada kambiumnya dan
diluar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang pokok yang telah kita
buka lebar-lebar.
Setelah kambium menempel pada kambium batang pokok, maka kulit irisan
Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya masih hijau
berarti ada harapan okulasi akan jadi. Kemudian kulit yang menutup mata
Dasar okulasi ini seperti okulasi Forkert, tapi mengalami sedikit perubahan,
sehingga bentuk irisinnya seperti huruf H. Oleh sebab itu, cara okulasi forkert yang
Di bagian batang pokok yang telah kita pilih, dibuat irisan melintang selebar
2,5 cm. Dari ujung- ujung irisan ini maka kita buat irisan tegak lurus ke
bawah maupun ke atas sepanjang 2 cm. Dan jika kita perhatikan, maka
bentuk irisan ini akan menyerupai huruf H. Secara pelan-pelan kulit kayu dari
irisan melintang ini kita sayat ke atas dan ke bawah sehingga terbentuk dua
Pada cabang mata kita buat irisan dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm, dan
Dua lidah pada batang pokok kita buka, lalu irisan mata kita tempelkan
Luka ini selanjutnya ditutup dengan lilin, kemudian diikat dengan tali plastik.
4. Okulasi Segiempat
Bentuk irisan okulasi segiempat sama dengan cara okulasi Forkert, hanya
lidah dari kulit batang pokok dibuang. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
Kita buat irisan yang berbentuk segiempat atau bujur sangkar pada batang
pokok di tempat yang telah kita tentukan. Panjang sisi – sisi dari irisan ini
Dengan menggunakan sudip (pisau), kulit kayu ini kita angkat sampai
terlepas.
Selanjutnya dibuat irisan segiempat pada kulit sekitar mata. Ukuran irisan
segiempat ini harus lebih kecil dibanding ukuran irisan pada batang pokok
Kulit mata ditempelkan pada irisan batang pokok, kemudian diikat dengan
tali plastik.
5. Okulasi Jendela
Pelaksanaan okulasi jendela memerlukan waktu yang agak lama dan rumit.
Pada lidah kulit yang telah dibuat, harus dibuat lubang. Lubang tersebut nantinya
digunakan untuk tempat mata, dengan demikian mata tidak akan tertutup oleh lidah
Kita buat lebih dulu irisan pada batang pokok. Untuk membuat irisan ini ada
dibuat dua buah irisan vertikal yang arahnya ke atas. Jarak antara dua irisan
ini 1,25 cm, kemudian kedua irisan ini bertemu kira-kira pada ketinggian 21
terbentuk lidah. Lidah ini isa berbentuk lancip atau rata pada ujungnya
Kita siapkan kulit pohon yang ada matanya yang panjangnya 4,5 cm dan
lebarnya 1 cm. Mata kita tempelkan pada kayu batang pokok sehingga
kambiumnya bertemu dan diusahakan mata terletak tepat pada lubang lidah
bila nanti ditutupkan. Dengan demikian kulit lidah akan menutupi kulit mata
Luka bekas irisan ditutup dengan lilin atau parafin, kemudian diikat dengan
tali plastik dengan sistem ikatan genting yaitu dari bawah ke atas.
karena harga alat lebih murah, bahkan dapat dibuat sendiri. Cara kerjanya lebih cepat,
tingkat keberhasilan lebih tinggi, dan biaya produksi lebih rendah. Adapun caranya
Pisau ditancapkan pada kulit batang pokok tempat okulasi. Posisi pisau mula-
mula miring, lalu semua mata pisau dirapatkan sambil ditekan. Dengan pelan-
pelan pisau diangkat, maka kulit batang pokok ini akan terikut dan kulit ini
kita buang.
Kita ambil mata, caranya sama dengan pengambilan kulit pada batang
pokok. Mata beserta kulitnya yang menempel pada pisau lalu kita angkat
Secara perlahan – lahan mata ini kita tempelkan pada lubang bulat yang
Kemudian kita ikat dengan tali plastik dari bawah ke atas (sistem genting).
tiga golongan :
1. Faktor lingkungan
Waktu penempelan
Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak
jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan. Temperatur
yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur
kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C
pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan.
Cahaya
berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi
atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang
terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat
2. Faktor tanaman
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas sama akan
tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat. Sedangkan
mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang
Penyatuan cambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak
terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir
sama.
3. Faktor pelaksana
Keahlian
Kesempurnaan alat
Okulasi
Dari praktek okulasi terhadap tanaman puuring yang saya lakukan dan
menurut sumber yang saya baca dapat ditarik beberapa kelebihan dan kelemahan dari
berikut:
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas
yang tinggi.
berikut.
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres).
kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar.
BAB V
KESIMPULAN
1. Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh
sebagai suatu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada luka sambungan.
2. Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf T,
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang
tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki sifat yang baru,
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), perlu
menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, bila salah satu syarat dalam
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka.
Bandung.
https://123dok.com/document/download/y8pe4j0z?page=1
https://id.scribd.com/uploaddocument?
archive_doc=87159580&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C
%22platform%22%3A%22web%22%7D
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/pdfcoffee.com_laporan-praktikum-pembiakan-
vegetatif-okulasi-pdf-free.pdf