Anda di halaman 1dari 25

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN DENGAN METODE

OKULASI T, OKULASI KEPINGAN, DAN OKULASI


TAMPALAN PADA TANAMAN ALPUKAT

LAPORAN

OLEH :

PUTRI ANGEL SINAGA


200301262
AGROTEKNOLOGI-5

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi memang dapat menciptakan suatu yang baru. Dan apabila

teknologi dipadukan dengan seni, hasilnya akan lebih mempesona lagi. Hal ini dapat

dilakukan pada tanaman. Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya.

Mulai yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi,

ada pula yang rendah. Hal tersebut sangat bergantung  pada beberapa faktor, antara

lain cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak,

keterampilan pekerja, dan sebagainya.

Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu

secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif atau seksual

adalah perbanyakan dengan menggunakan biji. Namun demikian,  perbanyakan

secara generatif memiliki kendala, yaitu tidak semua tanaman menghasilkan biji, ada

tanaman menghasilkan biji, tetapi biji tersebut tidak dapat tumbuh menjadi tanaman

baru. Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji terkadang ada yang memiliki

rasa dan hasil yang mengecewakan.

Untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan perbanyakan secara

vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami dan

secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetatif

buatan, salah satunya dengan cara menempel atau okulasi.

Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi

memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan cangkok, karena okulasi
dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan

hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa  buah lezat,

tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Teknik okulasi dapat menciptakan

sesuatu yang baru bila dipadukan dengan seni, sehingga hasilnya akan lebih

mempesona hal tersebut dapat dilakukan pada tanaman misalnya pada tanaman

puring. Puring merupakan tanaman hias yang banyak diminati orang. Selain sebagai

tanaman hias puring juga digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman obat.

Karena banyak manfaat yang dimiliki oleh tanaman ini, maka dari itu dilakukan

perbanyakan dengan cara okulasi.

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan menempel atau okulasi.

2. Untuk mengetahui macam-macam cara okulasi.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi.

4. Untuk mengetahui langkah- langkah mengokulasi

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan

cara okulasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif

dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat

bergabung( kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari

setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip

okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda

adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik

tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari

batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang

atas adalah produksi latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan

dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di

tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai (Simanjuntak, 2010).

Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang

atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi

adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.

Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.

Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan hasil

akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung,pucuk tanaman

dalam keadaan tua (Parto Rahardja dan Wahyu Wiryanta, 2003).

Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan

jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada

awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak
segera menjadi kering, demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan.

Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan

ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang

dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang

sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta

memiliki kulit batang yang mudah dikelupas (Zainal Abidin, 2001).

Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang

dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata

okulasi, yaitu : a) Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling

lambat. Kurang baik untuk okulasi, b) Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak

daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia.

Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi, c) Mata palsu : mata

tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah internodia,

jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh.

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang

tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang

sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara

batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah

memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama

penyakit akar, memiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan

batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan

dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang

cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki
produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap

penyakit .
BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Tempat dan Tanggaal Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi

Google Meet di Desa Sipangan Bolon Mekar, Kec.Girsang Sipangan Bolon,

Kab.Simalungun, Sumatera Utara pada ketinggian ± 1247,7 mdpl pada hari Senin,16

April 2022 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.

III.2 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah handphone memoto

bahan dan prosedur penempelan (okulasi), laptop sebagai media pembelajaran daring

dan membuat laporan, earphone digunakan sebagai alat bantu mendengar penjelasan

dari Dosen Laboratorium, pena digunakan untuk mencatat materi dan buku digunakan

untuk menulis catatan, cutter/pisau untuk memotong batang atas dan bawah, selotip

bening/tali untuk menutup/menyungkup dan merekatkan batang yang sudah

diokulasi.

III.3 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pembelajaran,

literatur sebagai refrensi belajar, 2 batang alpukat yang beda varietas untuk teknik

Okulasi T(T-Budding), Okulasi Kepingan ( chip Budding), dan Okulasi Tampalan

( patch Budding) .
III.4 Prosedur Praktikum

 Teknik Okulasi T(T-Budding)

1. Buat torehan lurus dan melengkung di atas pada batang bawah ,kemudian

lakukan pengangkatan kulit dari kayu menggunakan ujung pisau.

2. Ambil mata tunas dari batamh atas dengan cara memotong dangkal sekitar 1

cm diatas tunas,kemudian pisahkan bagian kuncup dari entres.

3. Masukkan potongan tunas di bawah kulit batang bawah yang sudah dibuat di

atas tadi, dengan sisi tangkai daun dari kuncup menuju pangkal batang bawah

tersebut.

4. Ikat mata tunas mulai dari puncak T dengan memegang salah satu ujung pita

antara ibu jari dan jari telunjuk. Lilitkan pengikat pada mata tunas yang sudah

ditempel secara spiral kemudian ikatkan ujungnya agar tidak mudah terlepas.

 Teknik Okulasi Kepingan ( chip Budding)

1. Pilih batang yang mulus, lurus, dan tanpa tunas.

2. Buat potongan pertama pada batang bawah, serong ke bawah sekitar 30

derajat ke arah pangkal batang dan tekan lebih dalam ke bagian kayu setelah

melewati sekitar seperempat bagian potongan. Potongan batang bawah

tersebut dibuang.

3. Buat potongan pada batang atas serupa dengan pada batang bawah, tetapi

potongan tersebut mengandung tunas di tengahnya.Tempelkan potongan

secepatnya pada batang bawah sehingga kambium batang atas dan batang

bawah menyatu pada satu sisi atau dua sisi.


4. Ikat erat hasil tempelan menggunakan tali seperti yang dijelaskan pada

okulasi T.

 Teknik Okulasi Tampalan ( patch Budding)

1. Potongan kulit batang atas maupun batang bawah harus mudah terkelupas

dari kayunya. Agar kulit mudah terkelupas dari kayu, kayu entres disimpan

dalam lemari pendingin pada 20° C selama 2-3 minggu sebelum bertunas.

Selama pendinginan, pangkal entres direndam dalam air.

2. Pilih bagian lurus batang bawah tanpa tunas, buat dua torehan paralel pada

kulit batang bawah, panjang sekitar 3 cm dan lebar 1-2 cm.Buat torehan

mendatar dan sejajar pada kedua ujung torehan pertama. Selanjutnya, kulit

hasil torehan diangkat. Buat potongan kulit dengan tunas tunggal yang

ukurannya sama dengan potongan pertama.

3. Selipkan potongan mata tunas dengan menekan kedua sisinya.

4. kemudian ikat dengan tali pengikat. Pengikatan dilakukan sedemikian rupa

sehingga lapisan kambium batang atas menyatu secara sempurna dengan

batang bawah, dan kelembapannya terpelihara.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

 Teknik Okulasi T(T-Budding)

No. Gambar Keterangan

1. Buat torehan lurus dan melengkung di atas

pada batang bawah ,kemudian lakukan

pengangkatan kulit dari kayu menggunakan

ujung pisau.

2. Ambil mata tunas dari batamg atas dengan cara

memotong dangkal sekitar 1 cm diatas

tunas,kemudian pisahkan bagian kuncup dari

entres.

3. Masukkan potongan tunas di bawah kulit

batang bawah yang sudah dibuat di atas tadi,

dengan sisi tangkai daun dari kuncup menuju

pangkal batang bawah tersebut.

4. Ikat mata tunas mulai dari puncak T dengan


memegang salah satu ujung pita antara ibu jari

dan jari telunjuk. Lilitkan pengikat pada mata

tunas yang sudah ditempel secara spiral

kemudian ikatkan ujungnya agar tidak mudah

terlepas.

 Teknik Okulasi Kepingan ( chip Budding)

No. Gambar Keterangan

1. Pilih batang yang mulus, lurus, dan tanpa tunas.

2. Buat potongan pertama pada batang bawah,

serong ke bawah sekitar 30 derajat ke arah

pangkal batang dan tekan lebih dalam ke

bagian kayu setelah melewati sekitar

seperempat bagian potongan. Potongan batang

bawah tersebut dibuang.

3. Buat potongan pada batang atas serupa dengan

pada batang bawah, tetapi potongan tersebut


mengandung tunas di tengahnya.Tempelkan

potongan secepatnya pada batang bawah

sehingga kambium batang atas dan batang

bawah menyatu pada satu sisi atau dua sisi.

4. Ikat erat hasil tempelan menggunakan tali

seperti yang dijelaskan pada okulasi T.

 Teknik Okulasi Tampalan ( patch Budding)

No. Gambar Keterangan

1. Potongan kulit batang atas maupun batang

bawah. Agar kulit mudah terkelupas dari kayu,

kayu entres disimpan dalam lemari pendingin

pada 20° C selama 2-3 minggu sebelum

bertunas. Selama pendinginan, pangkal entres

direndam dalam air.

2. Pilih bagian lurus batang bawah tanpa tunas,

buat dua torehan paralel pada kulit batang


bawah, panjang sekitar 3 cm dan lebar 1-2

cm.Buat torehan mendatar dan sejajar pada

kedua ujung torehan pertama. Selanjutnya,

kulit hasil torehan diangkat. Buat potongan

kulit dengan tunas tunggal yang ukurannya

sama dengan potongan pertama.

3. Selipkan potongan mata tunas dengan

menekan kedua sisinya.

4. kemudian ikat dengan tali pengikat.

Pengikatan dilakukan sedemikian rupa

sehingga lapisan kambium batang atas

menyatu secara sempurna dengan batang

bawah, dan kelembapannya terpelihara.

IV.2 Pembahasan

 Pengertian Menempel atau Okulasi


Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (belanda) atau

budding (Inggris). Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang

berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh

sebagai suatu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada luka sambungan. Cara

memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil yang lebih  baik dibanding

dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan

perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan  penyakit dipadukan

dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran yang

kurang baik. Banyak jenis tanaman yang dapat diokulasi, ada yang mudah dilakukan

dan ada juga yang susah dilakukan. Seperti  pada tanaman puring, jeruk, durian,

adenium, advokat, rambutan, dan tanaman lainnya.

Syarat tanaman dapat di okulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang

tumbuh daun baru), antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang

sama, tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Waktu untuk

melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit  batang bawah maupun

batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Saat ini terjadi  pada waktu pembelahan

sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap  pohon mempunyai waktu

pembelahan yang berbeda, ada yang aktif dimusim kemarau dan ada pula yang aktif

dimusim hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya pelepasan

kulit kayu adalah curah hujan, ketinggian tempat dan sebagainya.

Jika kita melakukan okulasi tanaman pada saat musim hujan, jangan

dilakukan pada waktu hujan sedang turun, karena jika tempelan kemasukan air maka

kemungkinan keberhasilannya sangat kecil. Secara umum pekerjaan okulasi terdiri


atas pengirisan batang bawah, pengambilan, penyisipan mata, pengikatan tempelan,

pelepasan ikatan, pemotongan batang pokok. Pelepasan ikatan dan  pemotongan

batang pokok sering disebut dengan pemeliharaan okulasi.

 Macam-macam Cara Okulasi

Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf

T, cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi Segiempat, okulasi

Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel.

1. Okulasi huruf T

Disebut demikian karena irisan dari batang pokok berbentuk huruf T atau

huruf T terbalik. Adapun caranya sebagai berikut:

 Kita buat irisan melintang kurang lebih 1 cm dari lingkaran batang. Dari

pertengahan irisan melintang ini kita buat irisan vertikal ke bawah (huruf

T) atau ke atas ( huruf T terbalik). Panjang irisan vertikal lebih kurang

3cm. Kulit di kedua belah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.

 Kita ambil mata dengan cara menyayat atau bentuk segiempat. Setelah

kayu dilepaskan dari kulit mata, maka mata ini segera disisipkan ke bawah

kulit  batang pokok yang telah diiris tadi.

2. Okulasi cara Forkert

Okulasi dengan cara Forkert biasanya memberi hasil lebih baik dibanding

dengan okulasi huruf T karena kambium pada cara Forkert tidak rusak tergores
pisau, terutama di bagian tengah yang akan ditempeli mata. Adapun caranya adalah

sebagai berikut:

 Pada batang pokok , kita buat irisan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung

irisan melintang ini kita buat irisan vertikal yang tegak lurus ke arah bawah.

Panjang irisan lebih kurang 3cm.

 Dengan menggunakan sudip pelan-pelan irisan ini kita buka. Cara membuka

irisan ini dimulai dari atas lalu di tarik ke bawah. Agar kambium tidak

mengering maka irisan yang telah kita buka tadi kita tutup kembali. Untuk

menjaga supaya irisan tidak membuka kembali maka perlu diikat seperlunya.

 Mata tunas diambil dengan cara sayatan atau irisan segiempat. Besarnya kulit

mata ini harus lebih kecil daripada irisan yang telah kita buat. Bila ukuran

kulit mata sama atau lebih besar dariada irisan yang telah kita buat maka kita

akan mengalami kesulitan untuk menempelkan kulit mata dan akibatnya

okulasi akan gagal.

 Kulit mata yang telah dilepas kayunya, di dalamnya ada kambiumnya dan

diluar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang pokok yang telah kita

buka lebar-lebar.

 Setelah kambium menempel pada kambium batang pokok, maka kulit irisan

batang pokok ditutup kembali.

 Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya masih hijau

berarti ada harapan okulasi akan jadi. Kemudian kulit yang menutup mata

dipotong di bawah mata supaya tunas dapat tumbuh bebas.


3. Okulasi Forkert yang disempurnakan

Dasar okulasi ini seperti okulasi Forkert, tapi mengalami sedikit perubahan,

sehingga bentuk irisinnya seperti huruf H. Oleh sebab itu, cara okulasi forkert yang

disempurnakan sering disebut dengan okulasi H. Okulasi H banyak diterapkan pada

okulasi tanaman buah-buahan di Indonesia karena tingkat keberhasilannya tinggi.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Di bagian batang pokok yang telah kita pilih, dibuat irisan melintang selebar

2,5 cm. Dari ujung- ujung irisan ini maka kita buat irisan tegak lurus ke

bawah maupun ke atas sepanjang 2 cm. Dan jika kita perhatikan, maka

bentuk irisan ini akan menyerupai huruf H. Secara pelan-pelan kulit kayu dari

irisan melintang ini kita sayat ke atas dan ke bawah sehingga terbentuk dua

lidah yang mengarah ke atas dan ke bawah.

 Pada cabang mata kita buat irisan dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm, dan

letak mata diperkirakan di tengah- tengah irisan ini.

 Dua lidah pada batang pokok kita buka, lalu irisan mata kita tempelkan

sehingga kambium melekat.

 Luka ini selanjutnya ditutup dengan lilin, kemudian diikat dengan tali  plastik.

Cara pengikatan dengan sistem genting yaitu dari bawah ke atas.

4. Okulasi Segiempat

Bentuk irisan okulasi segiempat sama dengan cara okulasi Forkert, hanya

lidah dari kulit batang pokok dibuang. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Kita buat irisan yang berbentuk segiempat atau bujur sangkar pada batang

pokok di tempat yang telah kita tentukan. Panjang sisi  –  sisi dari irisan ini

adalah 1,2 –  1,5 cm.

 Dengan menggunakan sudip (pisau), kulit kayu ini kita angkat sampai

terlepas.

 Selanjutnya dibuat irisan segiempat pada kulit sekitar mata. Ukuran irisan

segiempat ini harus lebih kecil dibanding ukuran irisan pada batang pokok

sehingga bisa masuk pada irisan batang pokok.

 Kulit mata ditempelkan pada irisan batang pokok, kemudian diikat dengan

tali plastik.

5. Okulasi Jendela

Pelaksanaan okulasi jendela memerlukan waktu yang agak lama dan rumit.

Pada lidah kulit yang telah dibuat, harus dibuat lubang. Lubang tersebut nantinya

digunakan untuk tempat mata, dengan demikian mata tidak akan tertutup oleh lidah

atau kulit batang pokok. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

 Kita buat lebih dulu irisan pada batang pokok. Untuk membuat irisan ini ada

dua cara. Pertama, pada ketinggian kira-kira 15 cm dari permukaan tanah

dibuat dua buah irisan vertikal yang arahnya ke atas. Jarak antara dua irisan

ini 1,25 cm, kemudian kedua irisan ini bertemu kira-kira pada ketinggian 21

cm dari permukaan tanah. Cara kedua, kira-kira 21 cm dari permukaan tanah

kita buat irisan tegak lurus ke arah bawah sepanjang 5 cm.


 Dengan pelan-pelan kita angkat irisan ini dengan sudip atau pisau, sehingga

terbentuk lidah. Lidah ini isa berbentuk lancip atau rata pada ujungnya

bergantung pada cara yang kita pilih.

 Di tengah-tengah lidah itu kita buat lubang berbentuk segiempat dengan

panjang 0,9 cm dan lebarnya 0,6 cm.

 Kita siapkan kulit pohon yang ada matanya yang panjangnya 4,5 cm dan

lebarnya 1 cm. Mata kita tempelkan pada kayu batang pokok sehingga

kambiumnya bertemu dan diusahakan mata terletak tepat pada lubang lidah

bila nanti ditutupkan. Dengan demikian kulit lidah akan menutupi kulit mata

dan kambium benar-benar menempel rata.

 Luka bekas irisan ditutup dengan lilin atau parafin, kemudian diikat dengan

tali plastik dengan sistem ikatan genting yaitu dari bawah ke atas.

6. Okulasi Haji Ali atau Stempel

Cara okulasi ini lebih menguntungkan dibanding menggunakan pisau okulasi

karena harga alat lebih murah, bahkan dapat dibuat sendiri. Cara kerjanya lebih cepat,

tingkat keberhasilan lebih tinggi, dan biaya produksi lebih rendah. Adapun caranya

adalah sebagai berikut:

 Pisau ditancapkan pada kulit batang pokok tempat okulasi. Posisi pisau mula-

mula miring, lalu semua mata pisau dirapatkan sambil ditekan. Dengan  pelan-

pelan pisau diangkat, maka kulit batang pokok ini akan terikut dan kulit ini

kita buang.
 Kita ambil mata, caranya sama dengan pengambilan kulit pada batang

pokok. Mata beserta kulitnya yang menempel pada pisau lalu kita angkat

dengan kuku ibu jari dan telunjuk.

 Secara perlahan  –   lahan mata ini kita tempelkan pada lubang bulat yang

telah kita buat tadi, sehingga letaknya bisa tepat benar.

 Kemudian kita ikat dengan tali plastik dari bawah ke atas (sistem genting).

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Okulasi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi

tiga golongan :

1. Faktor lingkungan

 Waktu penempelan

Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak

hujan, dan tidak di bawah terik matahari.

 Temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi  pembentukan

jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan. Temperatur

yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur

kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C

pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan.

Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-300C. Penempelan

memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami


kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan

karena  banyak sel-sel pada sambungan mati.

 Cahaya

Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan

berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu  pagi

atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang

terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat

merusak kambium pada daerah sambungan.

2. Faktor tanaman

 Kompatibilitas dan inkompatibilitas

Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas sama akan

menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil

tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat. Sedangkan

inkompatibilitas, salah satunya adalah terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman

hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).

 Keadaan fisiologi tanaman

Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain,

karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

 Pengelupasan kulit kayu


Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu

mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang

akan diokulasi dapat dihindari.

 Penyatuan cambium

Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak

terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir

sama.

3. Faktor pelaksana

 Keahlian

Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi

penyakit dan kerusakan pada kambium.

 Kesempurnaan alat

Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat

yang tipis dan lentur.

 Kelebihan dan Kelemahan dari Perbanyakan Tanaman dengan Cara

Okulasi

Dari praktek okulasi terhadap tanaman puuring yang saya lakukan dan

menurut sumber yang saya baca dapat ditarik beberapa kelebihan dan kelemahan dari

perbanyakan tanaman dengan cara okulasi.

Beberapa kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu sebagai

berikut:
 Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas

yang tinggi.

 Ada beberapa warna di satu pohon.

 Tanaman memiliki sifat yang baru.

 Pertumbuhan tanaman yang seragam.

 Penyiapan benih relatif singkat.

Beberapa kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi yaitu sebagai

berikut.

 Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena

tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres).

 Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

 Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi

kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh

sangat besar.

BAB V

KESIMPULAN
1. Okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan

sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh

sebagai suatu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada luka sambungan.

2. Banyak cara okulasi yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah okulasi huruf T,

cara Forkert, cara okulasi Forkert yang disempurnakan, okulasi Segiempat,

okulasi Jendela, okulasi Haji Ali atau okulasi Stempel.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga

golongan: 1. Faktor linglungan (waktu penempelan,temperature dan kelembapan,

cahaya), 2. Faktor tanaman (Kompatibilitas dan inkompatibilitas, keadaan

fisiologi tanaman, pengelupasan kulit kayu, penyatuan cambium), 3.Faktor

pelaksanaan ( Keahlian, kesempurnaan alat).

4. kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu sebagai berikut:

Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang

tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki sifat yang baru,

pertumbuhan tanaman yang seragam, dan penyiapan benih relatif singkat.

5. Kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi yaitu sebagai  berikut:

Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena

tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), perlu

menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, bila salah satu syarat dalam

kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal

atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka.
Bandung.

Simanjuntak, F. 2010. Teknik Okulasi Karet. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi


Tanaman Perkebunan Medan.

https://123dok.com/document/download/y8pe4j0z?page=1

https://id.scribd.com/uploaddocument?
archive_doc=87159580&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C
%22platform%22%3A%22web%22%7D

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/pdfcoffee.com_laporan-praktikum-pembiakan-
vegetatif-okulasi-pdf-free.pdf

Anda mungkin juga menyukai