Teknik perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
diantara melalui okulasi tanaman. Okulasi tanaman atau lebih dikenal dengan penempelan mata
tunas merupakan teknik perbanyakan yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat karena
dapat meningkatkan kualitas tanaman menjadi lebih baik. Berikut merupakan penjelasan
mengenai okulasi
1. Pengertian okulasi
Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara menempelkan
sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain
dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru. Okulasi merupakan
teknik pembiakan tanaman secara vegetatif dengan cara menempelkan mata tunas dari suatu
tanaman kepada tanaman. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat yang baik dari masing-
masing tanaman yang diokulasi sehingga mendapatkan varietas tumbuhan yang baik.
Prinsip dasar dari okulasi adalah penempelan atau penggabungan batang bawah dengan
batang bagian atas. Okulasi memerlukan teknik tersendiri supaya tujuan okulasi dapat berhasil.
Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah biasanya sistem perakarannya yang baik,
sedangkan batang bagian atas biasanya diharapkan adalah produknya. Apabila bibit hasil okulasi
ditanam di lapangan maka biasanya disebut tanaman okulasi dan bila yang ditanam berasal dari
biji biasanya disebut tanaman semai.
2. Proses Okulasi
Adapun untuk mekanisme dalam teknik okulasi ini sendiri, antara lain adalah sebagai berikut;
Letak jendela okulasi harus berada disisi yang berlawanan dengan arah matahari.
memperhatiakan arah matahari Hal ini dikarenakan untuk mencegah tempelan tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku pada bibit batang bawah yang
dibudidayakan dalam bedengan, namun jika batang bawah ditumbuhkan dalam polybag
atau pot maka letak jendela okulasi tidak menjadi masalah karena letak bibit lebih mudah
diatur posisinya.
Tahap okulasi yang kedua adalah pengambilan mata tempel yang dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu bentuk pengambilan sehi empat, sayatan dan bulat. Dengan adanya
macam mata tempel dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi
yang digunakan.
Tahapan selanjutnya adalah penempelan mata tunas. Mata tunas yang telah
diperoleh kemudian disisipkan atau ditempelkan pada jendela okulasi yang telah dibuat
pada batang bawah. Penempelan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak sampai
merusak kambium. Hal yang perlu diperhatikan pada saat penempelan mata tunas adalah
menjaga kebersihan pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan
Mengikat Tempelan
Pengikatan tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida dengan ukuran
tali pengikat kira-kira memiliki panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 1,5 cm serta
tebalnya 0,1 mm. Pengikatan tempelan biasanya dilakukan dengan sistem genteng yang
diikatkan dari bagian bawah ke atas. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengikatan adalah mata tunas jangan diikat terlalu erat karena dapat mengakibatkan
kerusakan pada mata tunas.
Membuka Ikatan
Ikatan okulasi dibuka setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan untuk
dilihat mata tempelnya. Jika mata temple masih menunjukkan warna hijau segar dan
sudah melekat dengan batang bawah berarti okulasi berhasil dilakukan, namun jika mata
tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi yang dilakukan gagal.
3. Syarat Okulasi
Syarat tanaman yang dapat dikembangbiakan dalam teknik okulasi ini, antara lain yaitu;
Dikarenakan pada saat tanaman masih memproduksi daun baru akan berpengaruh
pada kulit yang digunakan sebagai jendela okulasi sehingga kulit yang telah disayat
menjadi cepat kering dan dapat berpengaruh dalam keberhasilan proses okulasi.
2. Batang Atas dan Bawah Harus Memiliki Umur yang Sama
Hal ini untuk mendukung keberhasilan proses okulasi. Umur batang sangat
berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya tunas sehingga perlu adanya
keselarasan umur antar kedua tanaman induk agar dihasilkan sinergi yang baik dalam
memunculkan tunas baru.
Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah sebaiknya berasal dari biji karena
akan memiliki perakaran yang lebih kuat dan relative tahan terhadap kekeringan.
Selain itu batang bawah yang digunakan untuk menyambungkan harus mampu
menjalin pertautan yang baik dan mampu mendukung pertumbuhan batang atasnya
tanpa menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan sehingga diperlukan usia
batang yang sama.
Kedua tanaman induk yang diokulasi harus dari satu family atau genus tanaman agar
okulasi dapat berhasil. Okulasi jarang dilakukan pada tanaman dengan genus berbeda
Karen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah akibat perbedaan fisiologis tanaman
yang dapat terjadi sehingga untuk menghindari kegagalan tersebut kedua tanaman
harus dari genus yang sama.
Kedua tanaman yang dijadikan sebagai tanman induk harus terbebas dari serangan
hama maupun infeksi penyakit. Hal ini dikarenakan untuk menghindari resiko
kegagalan dalam okulasi karena terganggunya proses okulasi akibat serangan hama
dan penyakit. Selain itu tanaman yang terserang hama dan penyakit justru dapat
menjadi sumber penularan kepada tanaman hasil okulasi nantinya.
Tanaman induk harus memiliki sifat yang unggul dikarenakan tujuan utama dari
okulasi adalah meningkatkan kualitas hasil tanaman yang lebih baik dan unggul
sehingga kedua bibit tanaman okulasi juga harus memiliki sifat yang unggul. Salah
satu sifat unggul yang sebaiknya dimiliki oleh tanaman induk adalah mempunyai
produksi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman hasil
okulasi.
4. Tujuan Okulasi
1. Mendapatkan jenis tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti tahan
penyakit serta sifat unggul lainnya yang diperoleh
2. Bisa mendapatkan hasil penggabungan dari dua sifat berbagai jeis tanaman di
induknya.
5. Manfaat Okulasi
Adapun untuk kegunaan dalam okulasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;
Hasil tanaman yang diperbanyak dengan okulasi memiliki sifat yang seragam. Hal ini
dikarenakan okulasi merupakan perkembangbiakan secara vegetatif tanpa melalui
proses peleburan dua gamet yang berarti satu induk tumbuhan dapat memperbanyak
diri dan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Hal
tersebut yang menjadikan hasil tanamannya menjadi seragam.
Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak
adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas [entres]