Anda di halaman 1dari 7

Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Buah

Dalam membudidayakan tanaman buah, salah satu aspek terpenting untuk menunjang
keberhasilan budidaya tersebut adalah pemilihan bibit tanaman. Kualitas tanaman buah yang
dihasilkan ditentukan oleh penggunaan bibit yang ditanam. Tentu saja, jika ingin menghasilkan
tanaman yang menghasilkan buah yang berkualitas, sebaiknya menggunakan atau memilih bibit
yang berkaulitas unggul pula.
Dalam dunia pertanian, untuk mendapatkan bibit yang berkualitas unggul kita telah
mengenal teknik perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Teknik perbanyakan generatif
sendiri merupakan salah satu usaha perbanyakan tanaman yang melalui proses perkawinan antara
dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan
benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji
inilah yang kemudian menjadi bakal calon tanaman baru yang dapat ditanam kembali untuk
menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter.
Adapun tujuan perbanyakan generatif ini adalah untuk medapatkan sifat-sifat yang baik
pada tanaman induk, seperti memiliki akar yang kuat, mempunyai daya tahan yang baik terhadap
hama dan penyakit. Namun, perbanyakan secara generatif ini memiliki beberapa kelemahan
diantaranya Tanaman baru yang nantinya dihasilkan belum tentu mempunyai sifat yang sama
dengan induknya, akan lahir varietas baru yang belum tentu lebih baik dari induknya,
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berbuah dan kualitas tanaman baru baru dapat
diketahui setelah tanaman tersebut berbuah.
Jenis Perbanyakan vegetatif
Selain perbanyakan generatif, kita juga telah mengenal perbanyakan vegetatif. Tujuan
perbanyakan vegetatif adalah untuk mendapatkan bibit tanaman yang memiliki kualitas yang
sama dengan induknya. Ingin tahu lebih dalam tentang apa itu perbanyakan vegetatif dan teknik
perbanyakan vegetatif apa saja yang dipakai untuk mendapatkan bibit tanaman yang berkualitas.
Berikut ini adalah pemaparannya:
Pengertian Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif merupakan salah satu proses perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian-bagian vegetatif pada tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif
adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan.
Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif bisa disebut bibit.
Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :
 Masa muda tanaman relatif pendek.
 Tanaman lebih cepat bereproduksi.
 Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji.
 Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan.
 Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem
perakaran yang dangkal.
Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :
 Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang.
 Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.
 Biaya pengadaan bibit mahal.
 Waktu yang dibutuhkan relatif lama.
 Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari satu pohon induk.
Macam-macam Teknik Perbanyakan Vegetatif
Sekarang ini, perbanyakan tanaman dianjurkan adalah perbanyakan secara vegetatif,
seperti okulasi, sambungan dan cangkok. hal ini tidak terlepas dari kualitas yang hasilkan calon
bibit tersebut yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Biji hanya ditanam sebagai
pembentuk populasi dalam perbaikan varietas (pemuliaan) dan sebagai batang pokok dalam
perbanyakan vegetatif.
Dalam teknik perbanyakan vegetatif kita telah mengenal beberapa teknik seperti tunas,
stek dan cangkok. Selain ketiga teknik tersebut, tenyata dalam perbanyakan vegetatif juga
mengenal beberapa teknik dalam pembibitan tanaman yang tidak kalah keren. lalu apa saja sich
jenis-jenis perbanyakan vegetatif dan bagaimana kelebihan dan kelemahan masing-masing teknik
tersebut. berikut ini adalah penjelasannya :
1. Teknik Stek
Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu
bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhkan untuk perbanyakan tanaman antara lain
batang, akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk
membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman
yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan ketahanan
terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu
yang relatif singkat.
Teknik Stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun Jenis tanaman
yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil
memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana
cara penyetekan yang dilakukan. Stek dapat dibedakan menjadi stek batang, seperti tanaman
kangkung, brotowali, ketela. Stek akar, seperti pohon beringin, serta stek daun, seperti tanaman
cocor bebek.
Kelebihan Teknik Stek :
 Tak terkendala musim/waktu
 Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah
 Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya
 Bisa memperbanyak secara kontinyu
Kelemahan Teknik Stek :
 Lebih Rumit dibandingkan dengan biji
 Harus memiliki Pohon Induk
 Lebih mahal dibandingkan biji
 Perakaran lebih lemah dibandingkan biji
2. Teknik Cangkok
Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan
akar sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan
dalam perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki
sifat persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah,
dan keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa
dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh
mutasi gen.
Cara perbanyakan ini memiliki tingkat kegagalannya cukup tinggi. Kegagalan ini dapat
dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk menghindari
kejadian seperti ini perlu diperhatikan bagaimana cara mencangkok dengan benar dan teliti. Cara
ini bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai
jenis jambu, delima, dan belimbing.
Kelebihan Teknik Cangkok:
 Sifat tanaman baru persis dengan induknya
 Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4
tahun
 Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1–3 bulan)
Kelemahan Teknik Cangkok :
 Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran
 Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek
 Tidak memiliki akar tunggang
3. Teknik Okulasi
Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua
tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung.
Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan
okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan
batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu
varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan.
Cara perbanyakan okulasi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan
cangkok. Hasil okulasi memiliki mutu lebih baik dari pada induknya. Itu karena okulasi dilakukan
pada tanaman yang misalnya memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan
dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.
Kelebihan Teknik Okulasi :
 Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
 Pertumbuhan tanaman yang seragam
 Penyiapan benih relatif singkat
Kelemahan Teknik Okulasi :
 Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak
adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
 Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
 Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal
atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
4. Teknik Sambung / Teknik Grafting
Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara
menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga
akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang
atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5–10 cm.
Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu
yang berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang
memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak
dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki
akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang
berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga,
jambu, apel, dll.
Kelebihan Teknik Sambung :
 Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
 Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan
tanah yang tidak menguntungkan.
 Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan
diubah menjadi jenis yang dikehendaki.
 Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.
Kelemahan Teknik Sambung :
 Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup
angin kencang
 Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock
5. Teknik Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan
mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam
jumlah yang tidak terbatas. cara ini memiliki dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk
membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala
besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan
tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus
menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi
secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.),
tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan
menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat
diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas.
Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :
 Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim
 Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat
 Bersifat seragam
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit
juga
 Daya pengangkutan lebih murah dan mudah
 Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya
Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :
 Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium
dan menggunakan bahan kimia
 Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus
 Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil
kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat
yang mempunyai kelembapan udara tinggi
6. Teknik Tunas
Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki
pada tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini
prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil
tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh besar,
dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal tersebut.
Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.

Anda mungkin juga menyukai