Anda di halaman 1dari 19

A.

PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN STEK

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetative buatan dengan


menggunakan sebagian akar, batang, dan daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi
tanaman baru.
Persyaratan bahan stek :
1. Batang/cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua, minimal berumur 1 tahun
kecuali untuk stek pucuk.
2. Bebas dari serangan hama dan penyakit
3. Warna batang/pucuk masih segar, berwarna hija
Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar
dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true
to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh factor intern yaitu tanaman itu sendiri
dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi
akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.

Keuntungan :
- caranya sederhana (tidak memerlukan teknik yang rumit)
- Memiliki sifat yang sama dengan induknya

Kerugian :
- memiliki perakaran lemah, karena berakar serabut
- tidak bisa digunakan untuk perbanyakan semua jenis tanaman
- persentasi keberhasilan pertumbuhan rendah

Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya
regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif
untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik,
suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas
dari hama atau penyakit.

B. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN CANGKOK


Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit
sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok.
Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan
(dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai
perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari
tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan
telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam
di lapang.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah:
1. waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan
penyiraman berulang-ulang
2. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak
terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya
3. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media
cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 derajat atau ke
samping dan rajin berbuah.
Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
1. Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.

2. Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilih yang
memiliki sifat baik.

Adapun kelemahannya antara lain :


1. Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.

2. Bentuk pohon induk menjadi rusak.

3. Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam waktu yang cepat.

4. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.

5. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah
pohon induk menjadi terganggu.
Media yang dapat digunakan untuk mencangok :
1. Moss
2. Pupuk kandang
3. Kompos
4. Tanah gembur
5. Sabut kelapa, dll
C. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN GRAFTING/SAMBUNG

Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman


hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang
sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat
digolongkan sebagai metode grafting.
Inkompatibilitas antar jenis tanaman yang disambung dapat dilihat dari kriteria sebagai
berikut:

1. Tingkat keberhasilan sambungan rendah

2. Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh, terlihat daunnya menguning, rontok, dan
mati tunas
3. Mati muda, pada bibit sambungan

4. Terdapat perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dengan batang atas

5. Terjadinya pertumbuhan berlebihan baik batang atas maupun batang bawah

Batang bawah atau rootstock/understam adalah tanaman yang berfungsi sebagai


batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran yang berfungsi
mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya.
Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tan vegetative (klon).
Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak
membawa virus dari pohon induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya
yaitu secara genetik tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi
penampilan tanaman batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan
seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Agar hasil sambungan dapat memuaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Batang atas dan batang bawah harus kompatibel

2. Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan

3. Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat
4. Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk

5. Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah
penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas.

Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah (tongue grafting), sambung


samping (side grafting), sambung celah (cleft grafting), sambung susu (approach
grafting), dan sambung tunjang (inarching).

Persyaratan bibit batang bawah :


1. Mempunyai daya adaptasi yang luas.
2. Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama/penyakit yang
ada dalam tanah, serta dapat tumbuh pada tanah yang kondisinya kurang
menguntungkan.
3. Mempunyai batang yang kuat.

4. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas.

5. Tidak mempunyai pengaruh negatif pada batang atas.

Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau
tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul.
Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi
ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas
pucuk yang digunakan dalam sambungan (grafting).
Persyaratan batang atas :
1. Besar cabang hampir sama dengan besar batang bawah, cabangnya lurus.

2. Umur cabang hampir sama dengan umur batang bawah.

3. Cabang diambil pada waktu pohon induk dalam keadaan dorman

Berikut beberapa teknik Penyambungan antara lain :


1. Penyusuan
Penyusuan adalah cara penyambungan tanaman dimana kedua tanaman baik
batang atas maupun batang bawah masing-masing masih memiliki system
perakarannnya.
Cara penyusuan ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
a. Sambung lengkung
b. Sambung lidah
c. Sambung pelana

2. Sambung pucuk

Sambung pucuk dapat dilakukan dengan cara ::::

a. Sambung baji

b. Sambung baji terbalik


c. Sambung cemeti

d. Sambung lidah
e. Sambung Sisip

f. Sambung Susu
g. Sambung mahkota

h. Sambung Keji
D. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN BUDDING/OKULASI

Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran
batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann et al, 1997).
Tanaman sebelah atas disebut entries atau batang atas (scion), sedangkan tanaman
batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock) (Ashari, 1995). Batang
atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang
akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi
sistem perakaran (Hartmann et al, 1997).
Teknik ini dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang
sukar/tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, perundukan, pemisahan, atau dengan
cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar/tidak
dapat diperbanyak dengan cara-cara tersebut, tetapi mudah dilakukan penyambungan,
misalnya pada manggis, mangga, belimbing, jeruk dan durian.
Syarat batang bawah untuk okulasi :
1. Tanaman berasal dari biji

2. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan


3. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya
aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel
ke batang bawah.
4. Batang sudah berkayu dan tumbuh subur, dan rimbun.

5. Tidak terserang hama atau penyakit

6. Perakarannya baik.

Syarat batang atas untuk okulasi :


1. Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan juga
tidak terlalu muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau
abu-abu muda. Entres yanng diambil dari cabang yang terlalu tua pertumbuhannya
lambat dan persentase keberhasilannya rendah. Besar diameter cabang untuk entres
ini harus sebanding dengan besarnya batang bawahnya.
2. Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah rontok).
Pada tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih ada daun melekat
pada tangkai batangnya. Untuk itu perompesan daun harus dilakukan dua minggu
sebelum pengambilan cabang entres. Dalam waktu dua minggu ini, tangkai daun
akan luruh dan pada bekas tempat melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus
penutup luka yang bisa mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit
(patogen).
3. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah
kesuburan dan kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan pohon
induk, biasanya tiga minggu sebelum pengambilan batang atas dilakukan
pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan pohon induk ini penting karena dalam
kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali ditularkan pada bibit.
4. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan dari
kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair,
ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera
diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang bawah.
Bentuk pengambilan entres (mata tunas) :
1. Segiempat

2. Sayatan

3. Bulatan/temple.

Peralatan yang digunakan antara lain :

pisau okulasi gunting


stek gergaji stek

STEK
Macam teknik penyetekan :
 Stek datar
 Stek miring
 Stek bermartil/bertumit

a. STEK DAUN

Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa
lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol.
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau
meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari
meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada tanaman
Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan
tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan.
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5
– 10 cm (Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada
media (Hartmann et al, 1997). Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang
umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.

b. STEK UMBI
Bahan utama pada stek ini adalah umbi yaitu umbi batang, umbi akar, dll. Sebagai
bahan perbanyakan dapat digunakan umbi secara utuh atau dipotong-potong asalkan
setiap potongan memiliki caon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk pada
potongan umbi, maka umbi dapat direndam pada larutan fungisida dan bakterisida.
Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum
tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lainlain.

c. STEK BATANG

Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi
empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni:

1. berkayu keras; contoh apel, cemara

2. semi berkayu; contoh jeruk

3. Lunak; contoh tanaman Magnolia

4. Herbaceous; contoh Dieffenbachia, Chrysanthemum, Ipomoea batatas

Factor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan dengan


perbanyakan tanaman secara stek antara lain :

1. Pemotongan bahan stek (halus, kasar)

2. Panjang dari potongan bahan stek (20-30 cm)

3. Jumlah mata tunas (3-5 mata tunas)

4. Kelembaban udara pada waktu memotong

5. Tempat untuk menanam bahan stek (struktur tanahnya remah/subur)

6. Tidak kena sinar matahari secara langsung (dibuatkan naungan)

7. Jumlah daun yang masih terbawa pada bahan stek, sebaiknya dikurangi, untuk
mengurangi penguapan
8. Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) contohnya Rootone F yang berbentuk
tepung.
CANGKOK
Syarat tanaman/pohon induk untuk dicangkok minimal sudah berbunga untuk
tanaman hias dan sudah berbuah minimal 3 kali untuk tanaman buah.
Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yakni :
1. Cabang kecil

Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil.


Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena
disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabang
bisa dibuat satu atau lebih sayatan (cangkok berantai).
2. Cabang besar

Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih 2 cm.
Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai
untuk memasok air dan zat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan
ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil
sering kurang memadai. Oleh karena itulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar
bidang yang nantinya ditumbuhi akar menjadi luas.
Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat
hanya pada tanaman dikotil ini kmerupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan
floem. Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk
menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar tidak
terganggu, kambium harus dihilangkan.

Macam-macam pembungkus cangkokan :


1. Sabut kelapa

2. Tabung bambu

3. Kaleng bekas

4. Plastik bening
5. Pot tanah atau plastik
SAMBUNG(GRAFTING)
Tahapan sambung pucuk secara umum :

1) Pemotongan batang bawah


2) Pembelahan batang bawah

3) Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas


4) Batang atas siap disambungkan
5) Batang atas disambungkan dengan batang bawah
6) Pengikatan dengan tali plastik
7) Sambungan telah diikat
8) Sambungan diselubungi
9) Sambungan telah jadi dan bertaut
10) dengan kantong plastic ditandai keluarnya kuncup daun

OKULASI
Tahapan Okulasi :

1. Okulasi dengan menggunakan bibit


2. Pembuatan 2-3 sayatan di batang bawah berdiameter 3-5 mm, berumur 3-4 bulan
3. Pengambilan mata entres dari batang atas
4. Mata entres terpisah dengan batang atas
5. Mata entres terlepas dengan kayunya
6. Mata entres terlepas tanpa kayunya dan siap ditempel
7. Menempelkan mata
8. Pengikatan dengan tali plastic
9. Arah ikatan dari bawah ke entres ke sayatan batang atas
10. Setelah 2-3 minggu okulasi
11. Mata tunas tumbuh hasil okulasi sudah dapat dibuka
Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan
Penyambungan (Perbanyakan vegetative)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbanyakan vegetatif dapat dibagi


menjadi tiga golongan:

a). Faktor lingkungan


1. Waktu penyambungan

Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak
hujan, dan tidak di bawah terik matahari. Waktu terbaik pelaksanaan okulasi
adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi, karena saat tersebut
tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam
kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai layu.Tetapi ini
bisa diatasi dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar
matahari langsung.

2. Temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan


jaringan kalus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu sambungan.
Temperatur yang diperlukan dalam penyambungan berkisar antara 7,2°C-32°C,
bila temperatur kurang dari 7,2°C pembentukan kalus akan lambat, dan bila
lebih dari 32°C pembentukan kalus menjadi lambat dan dapat mematikan sel-
sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 25°C-
30°C. Penyambungan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila
kelembabannnya rendah akan mengalami kekeringan, dan
menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena banyak
sel-sel pada sambungan mati.
3. Cahaya

Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penyambungan


berlangsung, oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu
pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancarkan sinarnya.
Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap
kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.
b). Faktor tanaman

1. Kompatibilitas dan inkompatibilitas


Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan
menghasilkan sambungan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil
sambungan akan hidup lama, produktif dan kuat.

Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang disambung antara lain :


1) Gabungan antara species, varietas atau klon-klon yang tidak pernah membentuk
sambungan.
2) Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan
sangat kecil.
3) Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.

4) Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan
vegetatif pada permulaan atau akhir musim.
5) Adanya pertumbuhan yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.

6) Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman


menjadi kerdil).

2. Keadaan fisiologi tanaman


Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk disambungkan ke tanaman
lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

3. Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi,
maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir sama.

c). Faktor pelaksanaan


a. Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi
penyakit dan kerusakan pada kambium
b. Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat
yang tipis dan lentur.

c. Keserasian bentuk potongan


Keserasian bentuk potongan antara batang atas dan batang bawah perlu
diperhatikan untuk mendapatkan kesesuaian letak penyatuan kambium batang atas dan
batang bawah yang serasi.

Anda mungkin juga menyukai